RENUNGAN MINGGU BIASA XVI, 21 Juli 2024

1938

Bacaan Pertama, Yeremia 23:1-6

Beginilah Firman Tuhan, ”Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku: ”Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman Tuhan.

Dan Aku sendiri akan mengumpulkan sisa-sisa kambing domba-Ku dari segala negeri ke mana Aku mencerai-beraikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke padang mereka: mereka akan berkembang biak dan bertambah banyak. Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman Tuhan.

Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman Tuhan, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: Tuhan-keadilan kita.
‭‭

Bacaan Kedua, Efesus 2:13-18

Saudara-saudara, di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ”jauh”, sudah menjadi ”dekat” oleh darah Kristus. Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan wafat-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya.

Dengan demikian, Ia mengadakan damai sejahtera. Dalam satu tubuh Ia mendamaikan keduanya dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ”jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang ”dekat”. Sebab oleh Dia kita, kedua pihak beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh.

Bacaan Injil, Markus 6:30-34

Sekali peristiwa Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan perutusannya, mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.

Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.

Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.

Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.

Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.”
‭‭

Renungan Singkat

“Beristirahatlah Seketika”

Dalam Injil hari ini kita menemukan suatu hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang zaman sekarang. Biasanya, kalau seorang berhasil dalam pekerjaan, pantang baginya untuk berhenti. Kalau bisa terus merencanakan apa yang bisa dikembangkan.

Dikisahkan Yesus hari ini berjumpa dengan kedua belas murid yang telah Ia utus. Para murid menceritakan apa yang mereka ajarkan dan kerjakan. Mereka cerita tentang keberhasilan dan kegagalan mereka. Anehnya Yesus tidak mengutus mereka lebih lanjut. Mumpung masih panas mungkin. Tapi cukuplah perutusan itu bagi mereka. Yesus malah mengajak mereka untuk pergi ke tempat sunyi dan beristirahat seketika. Tidak selalu kerja keras yang berlebihan itu baik untuk diri sendiri. Murid-murid juga butuh digembalakan. Kristus melakukan itu kepada murid-murid-Nya.

Karya perutusan para murid baik untuk dilakukan. Tapi lebih penting dari itu adalah berani ambil waktu menyingkir, sendirian, beristirahat. Menjadi sungguh melegakkan ketika istirahat itu diambil bersama Kristus. Hadir dalam doa dan dalam penerimaan Sakramen, mendengarkan Dia dan menerima Tubuh-Nya sebagai sumber energi rohani bagi kita.

Allah sendiri yang akan menjadi Gembala bagi para domba. Sebab gembala-gembala dari pihak manusia mengecewakan. Mereka bukannya merawat dan menjaga, tetapi malah membuat domba-domba itu tercerai-berai. Begitulah Sabda Tuhan yang disampaikan lewat kritik Yeremia.

Dengan demikian, para gembala manusia harus memiliki roh Allah sendiri, yang sifatnya menjaga, merawat dan menumbuhkan. Roh Allah itu mempersatukan, yang lain menceraiberaikan.

Lihat bagaimana Kristus menghimpun kembali para rasul – calon-calon gembala itu – sepulang karya dan perutusan mereka. Mereka dihimpun, disegarkan kembali, diistirahatkan, diperhatikan. Pun ketika Yesus melihat banyak orang, ia berbelaskasih – karena melihat mereka seperti domba tak mempunyai gembala.

Mari kita mohon Roh Allah selalu memimpin kita. Sebab dimana pun dan bagaimana pun kita, pada akhirnya kita dituntut untuk menjadi gembala. Pertama mulai dari menggembalakan diri kita sendiri sebelum menggembalakan sesama. Menggembala bersama Roh Allah – menjaga, merawat dan menumbuhkembangkan menuju kesempurnaan.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here