2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16
Rom 16:25-27
Lukas 1:26-38
KERAJAAN-NYA KOKOH SELAMA-LAMANYA
Bacaan pertama dari Kitab Kedua Samuel ini menarik untuk dicermati. Kondisi ironi dialami oleh Raja Daud. Sang Raja ini telah memperoleh semuanya. Kerajaannya jaya sentosa dan aman dari semua musuh. Tapi batinnya terusik terus akan satu hal. Tabut Tuhan tidak punya tempat yang layak, sebagaimana yang dimiliki Daud sekarang.
Ini seperti ada orang yang kaya raya, keluarganya baik, rezeki lancar, semuanya ada. Ia pikir ia telah mendapat segalanya dari Tuhan. Tetapi masih ada yang mengganjal dalam hatinya – Dia belum melakukan sesuatu apapun untuk Tuhan dalam hidupnya.
Ternyata Tuhan berkehendak lain. Allah tidak butuh apa-apa dari Daud. Daud sudah selesai melakukan tugasnya dan hidupnya akan berakhir. Namun rencana dan kehendak Tuhan belum.Â
Tuhan punya rencana. Ia berjanji akan membentuk satu kerajaan baru, yang akan kokoh selama-lamanya. Kerajaan itu akan diperintah oleh keturunan Daud, sehingga Tahta Daud akan berlangsung selamanya.Â
Sepintas, mungkin yang dimaksud anak Daud itu adalah Salomo, karena memang kerajaannya akan besar dan damai. Rakyatnya hidup dengan tentram. (lih 1Raj 4:21). Bait suci Allah didirikan. Juga istana megah dan mahal.Â
Suatu kali Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dan menaruh perjanjian-Nya atasnya. “Jika engkau hidup seperti ayahmu, Daud, dengan tulus hati dan benar dan berbuat sesuai yang Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan meneguhkan tahta kerajaanmu untuk selama-lamanya” (1Raj 9:4-5).Â
Apakah Salomo berhasil memegang janji Tuhan itu? Tidak. Sebab Salomo jatuh pada penyembahan berhala dan kawin dengan perempuan-perempuan bangsa asing (1Raj 11).
Akhirnya sepeninggal Salomo, dua anaknya Rehabeam dan Yerobam akan menyebabkan kerajaan Israel terpecah, dan akhirnya hancur. Kerajaan hancur. Kehendak Allah dalam nubuat nabi Natan tidak tergenapi, sebab mereka mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.
Nubuat Natan hanya menjadi angan-angan selama ratusan Tahun. Banyak raja dibangkitkan untuk memimpin Israel, tapi banyak dari mereka melakukan yang jahat di hadapan Allah. (lih. 1Raj 16:30).Â
Orang masih menanti-nanti kapan nubuat itu akan tergenapi. Kapan hadirnya raja dari garis keturunan Daud, yang kerajaannya diberkati Allah dan akan kokoh selama-lamanya. Raja yang sungguh hidup benar di hadapan Allah. Allah akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi Anak-Nya.Â
—
Sampai akhirnya penggenapan itu datang di sebuah desa kecil bernama Nazaret, atas seorang perawan bernama Maria yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Lukas sengaja menampilkan keterangan di atas untuk menarik garis sejarah panjang janji Allah kepada Daud.
Terjadi dialog intim antara Malaikat Gabriel dan Maria. Kita tau isi dialognya apa. Tapi intinya adalah Maukah engkau dilibatkan dalam penggenapan karya Tuhan ini? Dan mendahulukan kehendak Allah daripada kehendakmu sendiri?
Tanggapan Maria tidak menyatakan keberatannya, tetapi mempertanyakan bagaimana Maria bisa mengandung sementara dia belum bersuami – belum berhubungan badan. Malaikat menegaskan ini adalah karya Roh Kudus yang turun atas diri Maria. Maria menerima hadirnya Tuhan atas dirinya. ” Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, Terjadilah kepadaku menurut perkataanmu”.Â
Melalui kesediaan dan ketaatan Maria kita memperoleh Yesus Kristus. Dialah yang menjadi penggenapan Nubuat Natan. Sebab Hidup-Nya adalah demi kemuliaan Allah. Ia akan disebut kudus, Anak Allah.Â
—
Karya keselamatan Tuhan akan hadir di dunia, kalau memang ada orang-orang yang mau bekerja sama dengan Roh Kudus. Mereka yang mau ikut terlibat, membiarkan kehendak Allah terjadi melalui dirinya daripada kehendak dirinya sendiri.
—
Jadi, kamu gimana?
RA