Pesta Kelahiran Bunda Maria (P)
Jumat, 08 September 2023.
Bacaan:
Bacaan I: Mikha 5:1-4a/Rom 8:28-30;
Mzm 13:6ab,6cd;
Bacaan Injil: Mat. 1:1-16 18-23 atau Mat. 1:18-23
Ecce virgo in utero habebit, et pariet filium: et vocabunt nomen ejus Emmanuel, quod est interpretatum Nobiscum Deus ; “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Immanuel” yang berarti: Allah menyertai kita.
Hari ini kita merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Maria memainkan peranan penting dalam sejarah keselamatan manusia karena melalui dirinya harapan akan keselamatan menjadi hidup Kembali. Harapan yang bukan saja diungkapkan oleh manusia dan seluruh ciptaan, tetapi juga oleh Allah sendiri.
Agar karya keselamatan yang telah dirancang dapat berhasil, “Allah berharap pada tangan-tangan manusia yang rapuh”, inilah yang diungkapkan oleh Richard of Saint-Victor. Karya keselamatan membutuhkan tanggapan positif dari manusia.
Allah tidak bisa memaksa manusia untuk menerima rahmat keselamatan, Dia sungguh mengasihi kita, bahkan telah memberikan kita kebebasan yang mungkin dapat dipakai oleh manusia untuk menolak Kasih Allah sendiri. Pada saat manusia menolak Kasih Allah, mereka jatuh dalam dosa.
Meski manusia, termasuk nenek moyang Yesus, kerap jatuh dalam dosa, namun Allah tetap setia mengasihi dan menyertainya. Melalui silsilah Yesus, kita dapat melihat bagaimana penyertaan Allah nyata dalam sejarah perjalanan hidup manusia. Penyertaan ini berpuncak pada pribadi Kristus, Sang Imanuel. Karya keselamatan tersebut diawali dengan tanggapan positif dari Bunda Maria yang menyatakan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma menyatakan, sejak awal kita sudah dipanggil untuk mengikuti rencana keselamatan Allah. Kita diajak untuk meneladan Kristus, Putera-Nya, saudara sulung kita. Pada saat kita berani menerima panggilan Allah dalam menanggapi rencana keselamatan-Nya, hidup kitapun akan diperkembangkan secara benar sehingga boleh memancarkan kemuliaan Allah.
Karya keselamatan inilah yang dihidupi oleh Maria dalam dirinya. Maria menjadi “Hawa baru”, yang melahirkan generasi manusia yang ditebus oleh darah Putranya. Kita perlu meneladan Santa Maria yang mengandung dan melahirkan juru selamat dunia. Kita diajak untuk melahirkan sesuatu yang baik dan berguna bagi sesama bahkan melahirkan keselamatan bagi orang lain. Semoga kehadiran kita sungguh melahirkan suka cita dan harapan bagi banyak orang. (AY)