Yesaya 52:13-53:12
Ibr 4:14-16;5:7-9
Yoh 18:1-19:42
Consummatum est ; “Sudahlah selesai”.
Pada saat penghormatan salib, kita akan melihat pengorbanan Kristus yang amat mencintai kita. Kristus yang mau menyerahkan hidup-Nya demi keselamatan kita. Kristus yang juga hadir dalam diri pribadi-pribadi yang mengasihi kita secara tulus: keluarga, pasangan, orang tua, anak, saudara/i kita. Mereka yang juga mau memberikan tenaga, waktu, pikiran, perasaan, harta benda, bahkan segala yang ada pada diri mereka. Sudahkah kita menyadari pengorbanan mereka dan sungguh-sungguh menghormati mereka? Tidak sedikit dari kita yang berubah menjadi pribadi yang lebih baik, pada saat kita mau mengemban tanggung jawab sebagai seorang suami/istri/orang tua/ dan anak.
Maka pada saat prosesi penyembahan salib, saya mengajak anda untuk bukan sekedar menghormati salib Tuhan, tetapi juga mengungkapkan rasa syukur atas pengorbanan anggota keluarga anda. Peluklah mereka, ucapkanlah rasa terima kasih, rasa cinta, rasa syukur anda atas jerih-payah mereka selama ini, atas kedewasaan dan perkembangan diri yang anda terima karena kasih dan kesabaran mereka. Peluklah mereka sebagaimana anda memeluk Kristus sendiri. Jangan sampai anda menyesal dan baru menyadarinya pada saat mereka meninggalkan anda, sebagaimana prajurit yang mengungkapkan, “Sungguh orang ini adalah orang benar!”
Keluarga anda adalah “Salib” yang dianugerahkan Tuhan. Salib yang membentuk anda untuk semakin memiliki iman yang mendalam; harapan yang membebaskan; dan kasih yang mendewasakan. Melalui keluarga, iman kita akan penyertaan Allah menjadi semakin konkret; harapan kita akan sesuatu yang fana/semu tentang kekuasaan/harta benda/kenikmatan duniawi semakin dibebaskan; dan kitapun semakin berani mengorbankan keseluruhan diri kita demi mereka yang kita cintai.
Salib bukan sekedar jalan penderitaan dan kematian, tidak ada dari kita yang mau menderita dan mati. Tetapi Salib menjadi jalan kekudusan dan keselamatan. Kita diajak untuk berani mengikuti Kristus, dengan menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia. Bukan mencari-cari masalah dan kesulitan, tetapi juga tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang mesti diemban. Justru melalui salib kita semua diselamatkan. Dalam setiap tahapan hidup kita pasti memiliki salib, berupa tanggung jawab yang mesti kita pikul. Bagaimana kita berani mengambil tugas tersebut dengan sukacita bukan melemparkannya kepada orang lain?
AY