*Pesta St Yusuf*
Ada kisah kecil dari seorang anak. Di kelasnya, akan ada sebuah drama musikal. Ibu gurunya bertanya tentang peran yang dimainkan oleh tiap anak. Semua temannya berkata ingin jadi ini dan itu sementara anak itu hanya diam saja. Lalu, ia ditanya oleh gurunya, “engkau ingin peran apa?” Jawab anak itu, “Saya ingin jadi penonton yang bertepuk tangan”. Gurunya merasa kaget dan bertanya, “mengapa?”. Katanya, “jika semuanya jadi pemain, siapa yang akan menonton dan bertepuk tangan di drama musikal ini”.
Sepotong kisah ini disampaikan oleh Bapa Uskup Suharyo ketika misa syukur ARDAS 2015. Dan, masih teringat pesan rohani dari kisah ini tentang betapa setiap dari kita itu memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan kita ini. Semuanya ambil bagiannya masing-masing sesuai dengan peran dan tugasnya. Tidak semuanya akan kelihatan perannya. Namun, tanpa mereka, ‘proyek’ kehidupan ini tidak akan berjalan dengan baik.
Santo Yusuf adalah figur yang tak banyak dikisahkan di dalam Kitab Suci. Namun, St Yusuf memiliki peran besar dalam sejarah keselamatan umat manusia. Ia hadir sebagai pribadi yang tulus hati. Ia hadir sebagai suami yang setia untuk Maria dan ayah bagi Yesus. Kita tidak pernah tahu bagaimana kisah hidupnya. Namun, satu hal yang paling kita tahu bahwa ia mengambil bagian terbaik dalam sejarah keselamatan kita semua.
Ia tidak mencari popularitas, tetapi ia tahu misi hidupnya. Ia bekerja dengan tenang dan tahu mesti ke mana ia melangkah.
Semoga kita bisa seperti St Yusuf yang setia dan tulus hati dalam karya kita untuk ambil bagian terbaik bagi kebaikan bersama. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman.
Thank God It’s Monday!
RAB