Im 19:1-2.17-18
Kor 3:16-23
Matius 5:38-48
“HARUSLAH KAMU SEMPURNA”
Pernah punya pengalaman seperti ini?
Seringkali manusia itu dalam pengalaman sehari-sehari mendambakan kesempurnaan.
Ingin hidupnya sempurna, keluarganya, punya pekerjaan, pasangan yang sempurna.
Ingin hasil pekerjaannya sempurna.
Apa yang dimaksud dengan “sempurna” dalam hal-hal semacam itu?
Tapi ironis, kadang yang terjadi justru sebaliknya – ketidaksempurnaan.
—
Darimana datangnya dambaan kita akan kesempurnaan?
Bisa jadi, seperti itulah gambaran keadaan kita pada awal mulanya. Kita sempurna, hidup bersama Allah – tanpa cacat.
Namun dosa menjadikan manusia tidak sempurna. Ada aja salahnya, ada aja kurangnya.
—
Tuhan mengajarkan, “haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.” – Menjadi sempurna adalah keharusan. Ini perintah Tuhan. Supaya kita tidak lagi hidup di bawah perbudakan dosa yang serba salah dan kurang. Namun perlahan kembali ke awal mulanya.
Kristus datang membantu kita. Dia hadir memberi teladan, seperti apa manusia sempurna itu.
—
Bagaimana caranya menjadi sempurna? Atau paling tidak bilamana kita berjalan menuju ke arah kesempurnaan?
Bertumbuh. Lebih baik dari hari kemarin. Lebih baik dari versi diriku sebelumnya.
—
Kalau sebelumnya…
aku hanya tidak bisa mengampuni. Hari ini aku ingin bisa mengampuni.
aku hanya mengasihi teman, hari ini aku juga mau bisa mengasihi musuh dan mereka yang menganiaya aku, bahkan mendoakannya.
aku sulit meminjamkan sesuatu, hari ini aku mau memberikan bahkan apa yang tidak mereka minta.
aku malas-malasan dalam bekerja, hari ini aku mau mencurahkan energiku sepenuhnya untuk pekerjaanku.
—
Jadi, kamu gimana?
RA