“Jalan Hidup”
Kisah dari Papua
Selama berjalan menuju ke stasi di atas gunung (Stasi Amaikebo), saya ditemani dengan seerang mama yang suka sekali berjalan kaki. Saya bertanya, “Mama, tidak lelahkah jalan kaki jauh sekali, naik turn gunung pula?” “Ah, tidak pater, ini jalan-jalan to. Sa su (baca: saya sudah) biasa jalan sendiri dan tidak pernah takut karena ada Tuhan yang menemani to, Pater.”
Dua murid yang juga berjalan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, mereka sempat terkejut dan takut. “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hatimu?”
Ketakutan kita untuk menapaki “jalan hidup” seringkali muncul karena kita tidak tahu apa yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Pengalaman kebangkitan Yesus bukanlah pengalaman yang terjadi 2000 tahun yang lalu saja. Pengalaman kebangkitan Yesus juga terjadi saat ini sampai dengan masa yang akan datang. Kebangkitan Yesus telah membuka hati kita para murid Yesus untuk tidak ragu dalam menjalani hidup ini.
Seperti kedua murid yang tengah berjalan ke Emaus dan mama tadi berkobar-kobar hatinya karena berjumpa dan merasakan Yesus yang bangkit, kita pun diajak untuk mengobarkan semangat yang tak pernah padam ketika sedang mengalami ketakutan dan kecemasan.
Kristus sungguh ada bersama dengan kita, la sungguh hadir memberi kita semangat lagi. Kita yang sekarang ini sedang loyo dan tidak bergairah untuk berdoa, bekeria, dan belajar, berjumpalah dengan Kristus yang telah bangkit. Kita pun diutus untuk membagikan sukacita Kebangkitan Kristus.
JBM