Sebanyak 55 orang perwakilan dari lingkungan yang berada di Paroki Cikarang, dengan berpakaian adat Nusantara sambil membawa vandel berlogo/lambang santo-santa pelindung lingkungannya, mengawali perarakan dalam misa Perayaan Nama Pelindung Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa, yang dirayakan setiap 5 September (Peringatan meninggalnya Santa Teresa dari Kalkuta). Tahun ini genap berusia 15 tahun perjalanan karya pelayanan Paroki Cikarang yang dilaksanakan pada hari Minggu 8 September 2019.
Sebagai tuan rumah Paroki Cikarang, Rm. Antonius Suhardi Antara Pr, yang sering disapa Romo Aan dan Rm Vinsensius Rosihan Arifin Pr, menyambut para tamu undangan. Turut hadir Vikjen Keuskupan Agung Jakarta Rm Samuel Pangestu Pr, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Bekasi KH. Moh. Athoillah Mursjid, SE, MSi, Tokoh Perbauran Bekasi Kyai Haji Ahmad Gufron, Perwakilan Agama Hindu Adi Chandra, Ketua Yayasan Pesantren Nurul Huda Setu KH. Atok Romli, Msi, Pimpinan Pondok Pesantren Motivasi Indonesia Kyai Ahmad Nurul Huda Haem, Perwakilan Lesbumi Gus Rofik, Ketua Padepokan Galuh Surya Wisesa, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) Haji Mumu, Tokoh Agama Villa Mutiara Cikarang Habieb Nauval, Perwakilan Ansor Gus Toto, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fachriyah Habib Salim Ahmad bin Jindan, Ketua Padepokan Galuh Surawisesa Ki Sura, serta santri dari beberapa pesantren dan ribuan umat Katolik Cikarang.
Dalam sambutannya Ketua FKUB Bekasi, mengucapkan selamat kepada umat katolik yang berada di daerah Cikarang atas ulang tahun Perayaan Nama Pelindung Paroki Ibu Teresa yang ke-15. Diharapkannya acara ini terus berlanjut dengan mengundang teman-teman yang berbeda agama, sehingga kerukunan beragama di Kabupaten Bekasi bisa berjalan baik selamanya.
PNPP Ibu Teresa, direalisasikan dalam bentuk mewujudkan rasa syukur kita dalam kebersamaan seluruh umat dan warga masyarakat yang berada di daerah Cikarang dan sekitarnya. “Kita mengundang tokoh-tokoh agama dan masyarakat, supaya berkat yang kita terima dari Tuhan, juga menjadi berkat bagi semua orang. Hal ini seturut dengan teladan dan semangat Ibu Teresa, melihat sesamanya adalah Tuhan Yesus baginya,” ucap Rm. Aan.
Rangkaian karya dalam PNPP merupakan ungkapan kasih sayang pada sesama, bakti bagi sesama juga memperdalam spiritualitas yang dimiliki oleh Ibu Teresa dan ajang silaturahmi umat dan masyarakat Cikarang. “Harapan saya dalam rangkaian acara PNPP, umat Paroki Cikarang semakin menjadi manusia berkat baik bagi keluarga, umat Paroki maupun masyarakat Cikarang dengan meneladani spritualitas Ibu Teresa,” ujar Sherafina Reni Cahayanti dari lingkungan Damianus yang menggunakan pakaian adat Palembang.
Rangkaian acara PNPP 2019 diisi dengan berbagai kegiatan lomba diantaranya, lomba menghias altar, lomba family bible, festival musik, dan lomba untuk umat berpakaian daerah nusantara pada saat puncak perayaan PNPP. “Umat diharapkan dan Dewan Paroki serta Panitia PNPP wajib memakai pakaian daerah Nusantara, karena Umat Paroki Cikarang juga dari berbagai daerah di Nusantara,” ucap Rm. Aan.
“Perbedaan suku dan budaya yang ada di paroki, bukan menjadi penghalang dalam hidup bersama di lingkungan atau masyarakat, namun justru menjadi kekayaan yang menyatukan kita semua. Inilah Gereja kita yang berbhineka Tunggal Ika sesuai dengan tujuan Bangsa kita Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Rm. Aan mengakhiri.
(Lourentius EP)