Keluarga Katolik yang terkasih, peringatan hari Kartini telah berlalu pada bulan lalu, tetapi kali ini saya masih ingin membahas mengenai peran perempuan pada hidup keluarga kita semua. Saya melihat bahwa dalam kehidupan menggereja, peran para perempuan dan para ibu sangat besar untuk pengembangan hidup beriman dalam keluarga. Jika dalam keluarga, ada seorang perempuan yang sangat beriman, baik dalam hidup doa, maupun dalam hidup sehari-hari, maka hidup seluruh keluarga akan dipengaruhi oleh cara hidup perempuan itu.
Seorang ibu yang baik akan melihat bahwa kehidupan beriman suami maupun anak-anaknya, adalah sesuatu yang sangat penting dan harus diperhatikannya. Jika kita melihat sebuah keluarga baik, maka hampir pasti di sana ada peran besar seorang perempuan atau ibu. Cara dan gaya hidup seorang perempuan menentukan gaya hidup keluarganya, juga seandainya dalam keluarga itu kehidupan beriman tidak terlalu baik. Inspirasi dapat diperoleh oleh seluruh keluarga, jika seorang perempuan mampu dengan konsisten mempertahankan gaya hidup berimannya, gaya hidup doanya, tutur katanya, dan terutama tindakan-tindakannya yang dapat dicontoh bagi orang-orang serumah yang hidup bersamanya.
Dengan gaya yang khas, kadang melalui keluwesan, melalui ketegasan, atau melalui kelembutan, seorang ibu dapat menginspirasi anaknya untuk hidup lebih baik dalam semangat hidup maupun dalam keyakinan imannya. Meskipun kadang-kadang dipandang sebagai sesuatu yang berlebihan oleh orang orang serumah, karena gaya hidup yang dipandang “terlalu” suci, tetapi bagaimanapun juga karena ibu tersebut terus melakukannya dan terbukti dapat lebih kuat bertahan dan tangguh dalam hidupnya, maka seluruh keluarga mau tidak mau, bersama waktu, akan ikut dipengaruhi oleh cara hidup sang ibu.
Menanggapi situasi yang akhir-akhir ini melanda banyak keluarga, terutama anak-anak dan permasalahannya, maka baik jika kita sekalian memperkuat, dan memperteguh diri dalam mendidik anak-anak dan bahkan seluruh keluarga melalui cara hidup kita. Kepandaian dan kecerdasan seorang ibu dalam mengurus rumah tangganya, sangat penting dan bahkan sangat esensial untuk membentuk sebuah keluarga yang penuh kasih, disiplin dan beriman. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi, atau seorang ibu yang pandai, tidak perlu berkecil hati jika anda menjadi seorang Ibu biasa. Dengan kesederhanaan atau keugaharian, anda dapat menjadi seorang ibu yang lebih baik tanpa harus merasa bahwa ilmu dan kepandaian anda sia-sia.
Menghadapi situasi era digital, serbuan informasi yang tanpa batas; gaya hidup millennial dengan kemudahan dan dengan segala sesuatu yang instan perlu ditanggapi secara lebih serius oleh para ibu. Para ibu Katolik yang terkasih, iklaskan hidupmu dengan menjadi seorang ibu sejati bagi anak-anak dan menjadi istri yang tangguh bagi suami seperti bunda Maria yang sejak panggilannya menjadi bunda yang perkasa dan bahkan sekarang menjadi panutan semua umat beriman kepada Kristus, Putranya.
Tetaplah bertahan dalam mendidik anak-anak mencintaii proses; tetaplah bertahan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan mereka, kendati tidak selalu mudah berbicara dengan anak-anak, remaja atau anak dewasa. Bunda Maria tahu apa artinya menjadi ibu, mendidik, menyimpan di dalam hati, merenungkan, memutuskan dengan bijaksana, dan selalu bersikap sebagai ibu sejati.
Keluarga-keluarga Katolik terkasih, dalam bulan Mei ini marilah kita belajar dari peran Maria di dalam hidup beriman dan hidup berkeluarga. Yesus sebagai Putra Maria diberi kesempatan untuk belajar dengan seorang perempuan sederhana seperti Maria yang berhati luar biasa. Banyaklah belajar melalui kitab Suci apa yang dikatakan mengenai bunda Maria. Melalui teladan hidupnya, kita dapat melihat betapa besar karya Allah dalam diri seorang perempuan, seorang ibu, seorang beriman, yang mempunyai hati seluas samudra untuk menerima perutusan dengan ikhlas dan gembira.
Maria menerima panggilannya dengan ikhlas (Luk. 1:38); Ia seorang yang pandai mengatasi emosi dan perasaannya (Luk. 2:19); ia menaruh perhatian pada Putranya (Luk. 2:48); dan sebagai ibu, Maria mencintai Putranya sampai wafat-Nya di salib (Yoh. 19:25-27). Betapa agung jalan hidup perempuan yang luar biasa sederhana dan sekaligus perkasa ini. Seharusnya, setiap ibu meneladan cara Maria menjalani hidup dan panggilannya dalam keluarga.
Bersikaplah lembut, berpikirlah bijaksana. Lanjutkan sikap konsisten dalam hidup menggereja dan beriman. Bertekunlah dalam doa dan doakanlah suami dan anak-anak kepada Yesus. Jangan menyerah dan teruslah berharap akan yang baik. Tuhan akan selalu menyertai seluruh keluarga Anda.
Salam, Maria penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau di antara wanita dan Terpujilah Buah Tubuhmu, Yesus. Santa Maria Bunda Allah, doakan lah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.
Salam Keluarga Kudus,
Romo A. Erwin Santoso, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga
Keuskupan Agung Jakarta