KAJ.or.id – Kehadiran Vikjen Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Rm.Samuel Pangestu, Pr di tengah para peserta Rapat Komisi-komisi KAJ menghebohkan apalagi Rm. Samuel menyapa peserta sebagai para jomblo. “Salam jomblo teman-teman yang malam mingguan di Wisma Samadi ini,” ujarnya sambil tersenyum. Tentu saja salam ini disambut riuh oleh para romo, suster, bapa, ibu dan para Orang Muda Katolik yang ikut Rapat Karya di Wisma Samadi 10-11 September 2016.
Rm Samuel menganjurkan agar seluruh Program karya yang dirancang fokus pada upaya mewujudnyatakan tema Pastoral Evangelisasi “Mewujudkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab di Era Digital.” Karya-karya itu harus disusun lebih tajam dan menukik sesuai kebutuhan umat. Hal tersebut bisa terlaksana kalau kita menyusun program kita berdasarkan segmentasi umat, berdasarkan data dari paroki-paroki yang terkini. “Hanya dengan demikian program karya yang kita susun akan laku dan dibeli oleh paroki-paroki se-KAJ. Kalau hasil Raker Komisi ini semakin mampu menjawab kebutuhan umat berarti kelas kita pun semakin naik. Kalau dulu kelas elementary sekarang naik menjadi intermediate,” harapnya.
Rm. Samuel juga menegaskan pentingnya program karya makin menukik dan sistimatis. Karena kondisi di lapangan hanya 10% dari umat yang aktif di paroki. Mereka inilah yang mencari 90% lain yang kurang memberi perhatian kepada gereja. Kehadiran Program karya yang disusun komisi diharapkan bisa membantu mereka mengatasi beban perencanaan dan penyusunan program karya. Jadi Rm. Samuel menginginkan program karya tidak terlalu banyak tetapi benar-benar bisa menjawab sebagian dari kebutuhan yang mengemuka di kalangan umat sesuai dengan tema pastoral tahun 2017. Romo Vikjen kembali mengingatkan para pegiat di Komisi-komisi agar selalu berpegang pada spiritualitas KAJ yaitu Gembala Baik yang Murah Hati.
Raker ini dihadiri ke-12 komisi yang ada di KAJ. Masing-masing komisi telah mempersiapkan program karya berdasarkan Form 2 yang kemudian dipaparkan di rapat karya dan ditanggapi. Salah satu upaya yang ditekankan adalah kerja sinergi antar komisi. “Karena semakin banyak yang memberi perhatian akan sebuah program karya maka semakin memudahkan dalam meujudnyatakan dan terhindar dari tumpang tindih program. Hasilnya pun akan lebih besar dengan syarat dilaksanakan dengan komitmen penuh oleh komisi yang bersinergi. Ini yang disebut many to many oleh room Vikjen,” ungkap Didiek Dwinarmiyadi, Ketua Dewan Karya Pastoral (DKP) KAJ.
Didiek Juga menegaskan agar seluruh program karya yang dibuat jangan mempersulit tetapi harus mempermudah umat untuk mendapat keselamatan. “Kita juga berharap agar di paroki pun jangan terlalu menyulitkan lingkungan dalam mengemban seluruh program karya yang dibuat,” ungkap Didiek yang mengacu pada kotbah minggu pagi dalam raker oleh Rm. Erwin Santoso, MSF ketua Komisi Kerasulan Keluarga.
Setelah seluruh komisi memaparkan program karya mereka untuk 2017 akhirnya oleh DKP disimpulkan ada beberapa program karya yang dapat disinergikan antar komisi. Komisi-komisi yang memiliki kesamaan program banyak yang bersedia untuk bersinergi. Hasil ini kemudian akan disempurnakan oleh masing-masing komisi dan komisi-komisi yang bersinergi untuk dibawa dalam raker para ketua komisi pada 23-24 September di Wisma Samadi sekaligus membicarakan anggaranya. Program yang disusun akan dibuat lebih mendetil seperti menetapkan kapan dan dimana dilaksanakan.
Hal lain yang dimintakan oleh DKP kepada komisi-komisi adalah memperbaharui SK Pengangkatan para pengurusnya. “Kalau boleh seluruh pengurus komisi diperpanjang masa kerjanya hingga akhir masa berlakukanya Arah Dasar 2016-2020. Tujuannya agar semua pengurus komisi itu bisa mengikuti masa berlakunya Ardas hingga akhir dengan mendalam,” ungkap Didiek.
Himbauan inipun sesuai dengan pernyataan Vikjen Rm. Samuel. “Kita jangan bekerja ala poco-poco. Memang bergerak tetapi tetap di tempat tidak maju-maju,” ungkapnya.
Sonar Sihombing - Anggota Komisi KOMSOS