Pada tanggal 2 – 6 November 2015 telah berlangsung dengan tema “Keluarga Katolik: Sukacita Injil. Panggilan dan Perutusan Keluarga dalam Gereja dan Masyarakat Indonesia yang Majemuk”. Peserta terdiri dari wakil-wakil umat, imam, biarawan/biarawati dan para uskup dari seluruh Indonesia. Syukur bahwa sidang itu berlangsung dengan sangat baik, menjadi kesempatan untuk berdoa bersama, bersyukur, saling meneguhkan dan memperkaya kehidupan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta yang telah mendukung pertemuan ini dengan doa, derma, tenaga dan pikiran, keterlibatan sehingga pertemuan ini sungguh bermakna.
Tema mengenai keluarga diambil, karena Gereja Katolik Indonesia ingin sehati seperasaan dengan Gereja seluruh dunia. Selama dua tahun berturut-turut (2014 dan 2015) tema sinode adalah keluarga. Keluarga adalah sel masyarakat. Sehat atau tidak sehatnya masyarakat ditentukan sebagian besar oleh keluarga, karena keluarga adalah “sekolah kemanusiaan yang pertama dan utama”.
Di dalam keluarga, seharusnya semua anggotanya berkembang menjadi pribadi yang dewasa, matang, utuh, berwatak mulia. Sengaja digunakan kata “pribadi”. Kata “pribadi” menerjemahkan kata bahasa Latin “persona” yang terdiri dari dua kata “per” (sarana, melalui) dan “sonus” (suara, gema, “Sang Sabda”). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa pribadi manusia adalah dia yang menggemakan Sang Sabda, citra Allah. Oleh karena itu St. Ireneus dapat mengatakan bahwa kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup.
Di tengah-tengah berbagai tantangan baru yang semakin beragam, semoga keluarga-keluarga tetap bertekun dalam panggilan dan perutusan untuk menjadikan keluarga sebagai jalan menuju kesempurnaan kasih dan kepenuhan hidup kristiani. Salam dan berkat Tuhan untuk Anda, keluarga dan komunitas Anda.
+ I. Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta. (*)