Renungan akan misteri kelahiran Sang Juruselamat telah menghantar umat Kristiani bukan hanya untuk mengenali Santa Perawan sebagai Bunda Yesus, melainkan juga sebagai Bunda Allah. Kebenaran ini sudah ditegaskan dan diterima sebagai harta warisan iman Gereja sejak dari abad-abad awal kekristenan, dan akhirnya secara resmi dimaklumkan dalam Konsili Efesus pada tahun 431.
Dalam komunitas Kristiani awal, sementara para murid semakin menyadari bahwa Yesus adalah Putra Allah, menjadi semakin nyatalah bahwa Maria adalah Bunda Allah. Gelar ini tidak muncul dalam Kitab Suci. Yang ditegaskan adalah bahwa Yesus “menyamakan diri dengan Allah” (Yoh 5:18; 10:33). Ia menyatakan “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30). Ia diakui sebagai “Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:18).
Sejak abad ketiga umat Kristiani Mesir sudah mendaraskan doa ini kepada Bunda Maria : “Kami bergegas datang untuk mohon kepadamu, ya Bunda Allah yang kudus, janganlah kiranya engkau mengabaikan permohonan dalam kesesakan kami, tetapi bebaskanlah kami dari segala yang jahat, ya Santa Perawan yang mulia”. Dalam doa kuno ini sebutan Bunda Allah muncul untuk pertama kalinya.
Mengikuti teladan umat Kristiani awal dari Mesir, kiranya kita pun dapat mempercayakan diri kita kepada dia yang sebagai Bunda Allah, dapat memperoleh dari Putra Ilahinya rahmat pembebasan dari yang jahat dan keselamatan sejati. Salam dan Berkat Tuhan bagi Anda, keluarga dan komunitas Anda. (Mgr. + I. Suharyo)