Beberapa tokoh lintas agama – Buddha, Hindu, Islam, Katolik, Protestan- menekan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak bermain politik dalam mengatasi masalah korupsi.
Beberapa tokoh lintas agama terbagi dalam Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo YR Edy Purwanto, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Hendriette Lebang, perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Malik Madani, Ketua Walubi Suhadi, serta Ketua Bagian Hukum Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Yanto Jaya dan beberapa pegiat demokrasi termasuk juga Romo Antoinus Benny Susetyo, Ray Rangkuti bersua dengan pimpinan KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, awal minggu ini.
Beberapa tokoh lintas agama itu mendatangi kantor KPK mempunyai tujuan untuk menekan KPK agar berkonsentrasi dalam pemberantasan korupsi serta menggerakkan tugasnya dengan cara baik serta berdiri sendiri tanpa ada desakan dari grup manapun apalagi bermain Politik!
Pertemuan itu didorong oleh masalah di mana ada petinggi negara yang diseleksi meskipun telah diputuskan juga sebagai tersangka oleh KPK.
Menurut Ketua PGI Hendriette Lebang, tiap-tiap petinggi negara yang dicalonkan mesti bersih apabila butuh dapat ditanyakan terlebih dulu pada KPK agar masyarakat tahu apakah pemimpin yang diambil tersandung dengan masalah, seperti korupsi, atau tak.
Disamping itu perwakilan PBNU KH Malik Madani mengemukakan pesan agar KPK tak bermain politik, serta konsentrasi pada kemampuannya dalam memberantas korupsi di Indonesia.
PBNU, lanjutnya, mensupport langkah KPK yang sampai kini dinilai baik menggerakkan tugasnya dalam memberantas korupsi. (satuharapan. com)