Dialog Islam-Katolik selalu di kembangkan. Beberapa tokoh dari ke-2 agama berkumpul mengulas beragam kemungkinan bentuk hubungan kerja untuk melayani sesama. Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama (Pontifical Council) bekerja bersama dengan gerakan Common Word (Kalimatun Sawa) berpusat di Amman, Jordania, memotori terselenggaranya aktivitas Komunitas Catholic- Muslim. Aktivitas dua tahunan ini adalah dialog komunitas beberapa tokoh Katolik serta Muslim didunia.
Pada Selasa-Kamis, 11-13/11, The Third Catholic-Muslim Community diadakan di Vatikan. Sekitar 13 tokoh Katolik serta Muslim ambillah bagian dalam komunitas ini. Pihak Katolik diwakili, diantaranya Ketua PCID Kardinal Jean- Louis Tauran, Sekretaris PCID Pastor Miguel Ángel Ayuso Guixot MCCI, Ketua untuk Rekanan dengan Islam PCID Mgr Khaled Akasheh, serta Guru Besar dari Kampus Kepausan Lateran Roma, Vincenzo Buonomo.
Sementara dari pihak Islam, ada diantaranya Prof S. Abdallah Schleifer (Senior Fellow of the Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought and Editor-in-Chief of the Muslim 500), Prof Mustafa Ceric (Former Grand Mufti of Bosnia and Herzegovina), Imam Yahya Sergio Yahe Pallavicini (Vice President Islamic Religious Community, Italia) serta Prof M. Din Syamsuddin (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia).
Dalam komunitas dialog Islam-Katolik, beberapa peserta mengelaborasi tema“Working Together to Serve Others”, seperti ditulis Vatican Information Service (13/11). Topik itu terdiri dari tiga subtema sebagai gosip utama serta bahan bahasan dalam komunitas ini. Yaitu, bagaimanakah bekerja bersama untuk memberi pelayanan untuk golongan muda, serta meningkatkan dialog antaragama, dan melayani orang-orang.
Tema topik itu dibicarakan dengan mendatangkan narasumber dari pihak Islam ataupun Katolik. Din Syamsuddin jadi salah satu pembicara dalam The Third Catholic-Muslim Komunitas ini. Din mewakili pihak Muslim pada session ketiga perihal kerja sama melayani orang-orang. Ia menuturkan tentang perspektif teologis kerja sama antarumat beragama serta argumen sosiologis tentang pentingnya hubungan kerja itu di kembangkan.
Beberapa narasumber memberi banyak pandangan dari semua belahan dunia perihal bagaimanakah umat Islam serta Katolik bekerjasama di beragam bagian, seperti pendidikan, sosial kemasyarakatan, serta budaya.
Selesai presentasi makalah dari narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi dalam situasi kebersamaan serta persaudaraan. Beberapa peserta lalu merumuskan perjanjian berbarengan dalam rencana wujudkan kerja sama. Beberapa delegasi setuju untuk berbarengan berupaya meredam perseteruan serta membuat perdamaian, juga mengajak semakin banyak pihak untuk hentikan perseteruan. Diluar itu mereka juga setuju untuk memberi pendidikan untuk beberapa golongan muda bakal utamanya perdamaian serta bangun kerja sama, dan dialog antaragama.
Pada Rabu, 12/11, Paus Fransiskus kemudian terima beberapa peserta dalam audiensi. Bapa Suci mensupport usaha serta prinsip mereka untuk bekerja bersama serta melayani orang-orang. Bapa Suci juga mengapresiasi buah-buah yang dihasilkan dari pertemuan itu, dan mengharapkan supaya prinsip itu dapat diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Harapannya, kerja sama antaragama dapat selalu dipupuk serta di kembangkan. Ia juga mengharapkan pertemuan-pertemuan seperti itu selalu diselenggarakan. (HidupKatolik.com)