Dalam pandangan Gereja Katolik terkait dengan aborsi yaitu kita menolak tegas dilakukannya aborsi. Sudah banyak dokumen Gereja yang berbicara tentang penghargaan atas kehidupan dan bahkan yang secara khusus dan tegas mengatakan menolak aborsi.
Katekismus Gereja Katolik yang dipromulgasikan dalam rangka memperingati 30 tahun pembukaan Konsili Vatikan II (11 Oktober 1992) oleh Paus Yohanes Paulus II meringkas secara padat ajaran Gereja Katolik mengenai aborsi pada nomor 2270-2279. Pertama-tama disampaikan masalah perlindungan terhadap janin, “Hidup manusia haruslah dihormati dan dilindungi secara absolut sejak dari saat pembuahan. Sejak saat pertama keberadaannya, seorang manusia haruslah diakui bahwa dia mempunyai hak sebagai seorang pribadi-diantaranya adalah hak untuk hidup yang merupakan hak yang tidak bisa diganggu gugat bagi orang yang tak bersalah.”
Berikut adalah kisah sikap penolakan Paus Fransiskus terhadap aborsi dengan merencanakan akan mengunjungi kuburan para bayi korban aborsi di Korea Selatan. Selama perjalanannya ke Korea Selatan, Paus Fransiskus mengunjungi dan berdoa di Pemakaman untuk Bayi-bayi yang di aborsi” sebagai bagian dari kunjungan ke Wisma Kkottoghnae untuk orang sakit.
Juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi juga menyampaikan dalam konferensi pers belum lama ini bahwa Bapa Suci akan memberikan pidato dalam bahasa Inggris dan akan mengikuti adat istiadat setempat seperti melepas sepatu sebelum memasuki tempat-tempat tertentu.
Wisma Kkottongnae terletak di Keuskupan Cheongju, Korea Selatan, yang didirikan tahun 1976 oleh Pastor John Oh, pendiri Saudara-Saudari Yesus Kkottongnae.
Imam itu mendirikan wisma itu terinspirasi oleh seorang pengemis jalanan bernama Choi Dong Gwi yang memberi makan kepada 18 pengemis yang sakit meskipun ia sendiri mengalami cacat fisik.
Wisma ini memberikan bantuan kepada para tunawisma, orang cacat, dan pecandu alkohol. Saat ini ia melayani sekitar 5.000 orang.
Pemakaman untuk bayi-bayi aborsi tersebut terletak di belakang wisma itu dan termasuk sebuah patung Keluarga Kudus yang dikelilingi oleh salib-salib yang dipasang di makam-makam para bayi aborsi.
Diumumkan oleh Vatikan pada Maret, Paus akan mengunjungi Korea dari tanggal 13 hingga 18 Agustus menyusul undangan dari Presiden Republik Korea Selatan, Park Geun-hye, dan para uskup dari Korea.
Bertajuk “Rise Korea, clothe yourself in light, the Lord’s glory shines upon you,” kunjungan Paus itu dimulai dengan keberangkatannya dari Roma pada malam Rabu (13/8). (ucanews.com)