Pekan Biasa XXXIV; Dan 1:1-6.8-20; MT Dan 3:52,53,54,55,56;Luk 21:1-4
Kitab Daniel merupakan kitab pengajaran dan dalam rangka mengajar itulah kitab ini menampilkan kisah-kisah menarik, lagi dramatis (Dan 1-6). Di perkirakan disusun pada 169-164 SM, Kitab Daniel muncul ketika orang Yahudi sedang menderita akibat ditindas Raja Antiokhus IV Epifanes.
Raja Antiokhus berusaha menghapus tradisi Yahudi. Orang Yahudi diminta meninggalkan Taurat. Sunat dilarang, hari Sabat tak boleh lagi dirayakan, mereka juga dipaksa menajiskan diri dengan makan makanan haram. Hukuman bagi orang yang melanggar ketetapan itu sangat berat, yakni hukuman mati.
Dalam situasi seperti itu, layakkah seseorang mempertaruhkan hidupnya dengan terus menaati Taurat? Menurut Kitab Daniel, sangat layak. Sebuah kisah menyangkut makanan pun disajikan sebagai pembuka, bercerita tentang Daniel dan rekan-rekannya, kaum buangan yang dipekerjakan di istana raja Babel. Meski hidup di negeri asing, mereka tetap menjaga yang mereka makan dan minum. Hasilnya, Tuhan melindungi mereka, menjadikan mereka lebih baik dari yang lain. Ia pun menganugerahi mereka pengetahuan, kepandaian, dan hikmat.
Bagi kita, ketetapan Taurat perihal makanan yang halal dan haram tidak lagi relevan. Walaupun demikian kisah ini tetap bermakna, sebab mengajarkan kepada kita untuk meletakkan kehendak Tuhan di atas segala sesuatu. Meskipun berat, kehendak Tuhan pada akhirnya senantiasa berbuah manis bagi mereka yang rela menaati.
Johannes Jarot Hadianto
(www.hidupkatolik.com)