PIJAR VATIKAN II DI TAHUN IMAN (16)
Menebak Paus mendatang : imam Praja atau Ordo, Eropa atau bukan ?
Setelah menggelar Sidang Umum Pra-Conclave selama 8 hari, para Kardinal akhirnya memutuskan bahwa pemilihan Paus baru akan dimulai besok Selasa 12 Maret 2013, beberapa jam setelah kita di Indonesia merayakan hari raya Nyepi. Sebelum Conclave dimulai sore hari, paginya para Kardinal akan mempersembahkan misa “Pro Eligendo Pontefice” (misa dengan ujub khusus pemilihan Paus) di Basilika Santo Petrus.
Mata dunia akan tertuju ke Vatikan. Conclave kali ini, akan menjadi pemilihan Paus yang paling banyak diliput media. “Press Office” Vatikan sangat sibuk. Sekretariat Conclave, praktis ada di kantor ini. Semua pernyataan resmi Vatikan, diumumkan kepada media dan dunia melalui kantor ini.
Pastor Lombardi, Direktur Press Office Vatikan, menjadi orang yang paling banyak dicari. Nama imam Jesuit ini pasti muncul setiap hari, karena ia juga ditugaskan menjadi juru bicara kepausan. Majalah Perancis “La Croix” secara bergurau bahkan menyebut Lombardi pantas dipromosikan sebagai Paus. Bagi insan pers, setidaknya imam Jesuit ini sudah menjadi “Paus” mereka.
Dalam memperkuat team yang menjadi garda depan komunikasi “Panitia Conclave”, Pater Lombardi dibantu oleh Pastor Ciro Benedettini, seorang Imam Passionis, sebagai Wakil Direktur. Dalam team ini, juga diangkat 2 staff baru yaitu Pastor Tom Rosica dari Canada untuk media berbahasa Inggris dan Pastor Gil Tamayo untuk media berbahasa Spanyol. Sampai hari ini, sekretariat pers ini sudah menerbitkan akreditasi peliputan kepada 3641 jurnalis dari 968 koran, majalah, web dari 61 negara dan 24 bahasa.
Sejak Paus Benedictus XVI mengumumkan pengunduran dirinya 11 Februari lalu, sudah hampir sebulan ini, kota Roma kebanjiran pengunjung. Asosiasi Perhotelan kota Roma melaporkan, pengunjung yang datang ke Roma meningkat 20-30 persen. Permintaan tiket penerbangan ke Roma meningkat 5 kali lipat. Menurut beberapa agen perjalanan, permintaan tiket penerbangan yang paling banyak adalah dari Amerika, Canada dan negara-negara Amerika Latin, seperti Argentina dan Brasil.
Dari Itali, pengunjung yang terbanyak adalah pengunjung dari kota-kota di Itali Utara seperti Milano, Bergamo, Venezia, Firenze, Genoa, Udine. Yang mencengangkan, permintaan tiket terbanyak pada hari-hari terakhir Paus Benedictus XVI di Vatikan yang lalu, adalah dari Israel. Dari Amerika dan Negara-negara Eropa, selain para peziarah dan turis Katolik, yang sudah mulai berdatangan adalah crew televisi, radio, media cetak dan elektronik. Crew stasiun televisi CNN, ABC, NBC, dan BBC bahkan sudah membentuk team khusus berikut “markas” mereka di Roma, untuk meliput Conclave 2013 yang bakal heboh ini. Diperkirakan, dalam sebulan ini sejuta orang akan membanjiri kota Roma. Lapangan Santo Petrus pasti akan menjadi lautan manusia pada saat Paus baru nanti diumumkan.
Siapa Paus baru nanti ?
Menjelang diselenggarakannya pemilihan Paus yang baru ini, semua orang bertanya : siapa kira-kira yang akan menjadi Paus baru nanti. Media cetak dan elektronik di seantero dunia sibuk membuat analisa, perkiraan, survey, wawancara tentang sosok Paus baru pengganti Benedictus XVI. Beberapa nama sudah “dijagokan” dan dianggap punya kans besar menjadi Paus, seperti : Kardinal Angelo Scola (Itali), Jorge Mario Bergoglio (Argentina), Christoph Schönborn (Austria), Marc Quellet (Canada), Timothy Dolan (AS), Odilo Pedro Scherer (Brasil), Peter Turkson (Ghana), Luis Antonio Tagle (Filipina), Angelo Bagnasco (Itali), Gianfranco Ravasi (Itali) dll. Bursa taruhan juga menjagokan mereka sebagai calon Paus favorit (papabile). Seperti banyak media lain, BBC Online juga memberikan profil cukup lengkap para Kardinal “papabile” itu (http://www.bbc.co.uk/news/world-21657407). Selain melalui “dunia maya”, mempromosikan Kardinal favorit juga ditempuh dengan cara lain, layaknya promosi bakal calon legislative partai. Koran Itali “La Stampa” memuat foto poster-poster di beberapa tembok kota Roma yang meminta dukungan untuk Kardinal kulit hitam dari Ghana : Peter Turkson.
Diam-diam, rupanya ada kelompok yang merasa diri menjadi “team sukses” Kardinal tertentu. Kendati banyak nama beredar sebagai favorit, tetapi sebenarnya tidak pernah ada yang bisa memastikan siapa yang akan terpilih. Di Itali, tentang pemilihan Paus ada guyonan terkenal : “Chi entra Papa esce Cardinale”, yang artinya : “siapa masuk (conclave) sebagai (favorit) Paus, (biasanya) ke luar sebagai Kardinal” ! Nama almarhum Kardinal Siri dari Genoa misalnya, sangat favorit pada Conclave 1978. Yang terpilih ternyata Kardinal Karol Józef Wojty?a dari Polandia. Pada Conclave 2005, nama Kardinal Martini difavoritkan di mana-mana. Yang terpilih ternyata Ratzinger. Siapa yang akan terpilih kali ini ?
Yang pasti, salah seorang dari 115 Kardinal yang punya hak pilih pada Conclave nanti, pasti akan menjadi Paus baru menggantikan Benedictus XVI. Inilah profil 115 Kardinal yang salah satu di antaranya pasti jadi Paus baru nanti :
Dari negara asal :
Negara asal untuk Kardinal yang lebih dari 1 orang adalah : Italia 28, Amerika 11, Jerman 6, Spanyol 5, India 5, Brasilia 5, Perancis 4, Polandia 4, Mexico 3, Canada 3, Portugal 2, Nigeria 2, Argentina 2. Negara yang hanya diwakili 1 orang Kardinal adalah : Australia, Austria, Belgia, Bolivia, Bosnia dan Herzegovina, Chili, China, Congo, Colombia, Croatia, Cuba, Republik Czech, Republik Dominika, Ecuador, Mesir, Ghana, Guinea, Honduras, Hungaria, Irlandia, Kenya, Lebanon, Lithuania, Belanda, Peru, Philippina, Senegal, Slovenia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Sudan, Swiss, Tanzania, Venezuela, dan Vietnam.
Semua benua ada wakilnya. Dari 115 Kardinal yang pada Conclave ini punya hak pilih dan dipilih, ternyata 60 orang berasal dari benua Eropa. Benua Amerika diwakili 33 orang (Amerika Latin 19 orang dan Amerika Utara 14 orang). Benua Afrika diwakili 11 orang, sementara benua Asia 10 orang. Benua Australia diwakili 1 orang : Kardinal George Pell.
Dari usia :
Usia rata-rata Kardinal pemilih adalah 71-72 tahun. Ada 8 Kardinal yang pada tahun ini berusia 80 tahun. Kardinal Walter Kasper dari Jerman, pada tanggal 5 Maret yang lalu tepat berusia 80 tahun. Walter Kasper adalah pemilih tertua. Beliau masih punya hak pilih karena ketika “sede vacante” dimulai pada 28 Februari lalu, beliau belum genap berusia 80 tahun. Kardinal Severino Poletto and Juan Sandoval Iniguez juga berusia 80 tahun pada bulan Maret ini. Kardinal paling muda adalah Baselio Cleemis Thottunkal dari India.
Umurnya 54 tahun pada bulan Juni nanti. Yang termasuk golongan Kardinal muda di bawah 60 tahun adalah : Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle (56 tahun), Kardinal Rainer Woelki (57 tahun) dan Kardinal Reinhard Marx (60 tahun) keduanya dari Jerman serta Kardinal Win Eijk (60 tahun) dari Belanda.
Dari yang mengangkatnya :
67 orang Kardinal diangkat oleh Paus Emeritus Benedictus XVI, sementara 48 orang diangkat oleh almarhum Paus Yohanes Paulus II. Dari 115 Kardinal yang punya hak suara, berarti 58% pemilih adalah Kardinal “ciptaan” Benedictus XVI. Sementara itu, ada 2 orang Kardinal yang diangkat oleh Paus Paulus VI. Karena usia mereka sudah lebih 80 tahun, mereka tidak bisa memilih dalam Conclave kali ini.
Dari kategori praja, tarekat atau ordo.
Dari 115 Kardinal yang punya hak pilih, 96 di antaranya adalah Kardinal dari imam Keuskupan atau imam Praja. Jadi mayoritas Kardinal adalah para imam Praja. Hanya 19 orang yang berasal dari tarekat atau ordo. Ordo Fransiskan dan Salesian (Don Bosco) diwakili 4 Kardinal. Kardinal dari Ordo Fransiskan adalah : Claudio Hummes dari Brasil, Carlos Amigo Vallejo dari Spanyol, Wilfrid Fox Napier dari Afrika Selatan, dan Sean Patrick O’Malley, Kardinal dari Boston Amerika, seorang Fransiskan Kapusin.
Kardinal dari Ordo Salesian pengikut Don Bosco adalah : Tarcisio Bertone, Angelo Amato, Raffaele Farina (semua dari Itali) dan Oscar Maradiaga dari Honduras. Dari Ordo Dominican, juga ada 2 Kardinal, yaitu : Christoph Schönborn (Uskup Agung Vienna Austria) dan Dominik Duka (Uskup Agung Praha).
Dari Ordo Jesuit ada 2 Kardinal yang memiliki hak pilih, yaitu : Jorge Mario Bergoglio dari Keuskupan Agung Buenos Aires Argentina dan Julius Darmaatmadja dari Indonesia. Sayang Bapak Kardinal kita tidak bisa hadir pada Conclave kali ini, karena gangguan penglihatan yang sangat serius. Pada waktu Conclave tahun 2005 sesudah wafatnya Paus Yohanes Paulus II, Bapak Kardinal kita oleh beberapa media difavoritkan sebagai Kardinal yang “papabile”.
Selain Borgoglio dan Darmaatmadja, Jesuit sebenarnya masih memiliki beberapa Kardinal lain : yaitu Kardinal Ján Chryzostom Cardinal Korec (89 tahun) dari Slovakia, Uskup emeritus Nitra ; Kardinal Roberto Tucci (91 tahun) dan Kardinal Albert Vanhoye (89 tahun). Tucci dan Vanhoye diangkat Kardinal karena jasanya yang luar biasa sebagai teolog dan exeget. Karena usia, ketiganya tidak punya hak untuk mengikuti Conclave 2013 ini.
Catatan sejarah masa lalu
Gereja Katolik memiliki sejarah hidup dan perjalanan selama lebih dari 2000 tahun. Tentu selama itu, ada begitu banyak catatan mengenai Paus, sebagai pimpinan tertingginya. Dari 265 Paus yang pernah ada sampai sekarang ini (Paus Benedictus XVI adalah Paus yang ke-265), benua Eropa adalah benua yang paling banyak “menyumbang” Paus.
Sejarah mencatat, Eropa pernah memiliki 254 Paus. Italia, menjadi satu-satunya negara yang pernah memiliki 212 Paus. Rekor yang tak akan pernah tertandingi negara manapun ! Selain Itali, negara Eropa lain yang pernah memiliki Paus adalah Perancis.
Ada 15 Paus yang berasal dari Perancis, yaitu : Paus Silvester II, Niccolas II, Urbanus II, Callistus II, Urbanus IV, Clement IV, Innocenzius V, Martinus IV, Clement V, Yohanes XXII, Benedictus XII, Clement VI, Innocenzius VI, Urbano V, dan Gregorius XI.
Yunani juga pernah “menyumbang” Paus bagi gereja Katolik, yaitu : Paus Anacletus, Telesforus, Iginius, Eleuterius, Anterus, Sixtus II, Dionisius, Eusebius, dan Yohanes VI. Sementara dalam sejarahnya, Jerman pernah menyumbang 7 orang Paus, yaitu : Paus Gregorius V, Clemens II, Damascenus II, Victor II, Leo IX, Stefanus IX, dan tentu saja Paus “Ratzinger” Benedictus XVI. Dari Spanyol, pernah ada Paus Damascenus I, Callistus III dan Alexander VI. Dari Portugal : Paus Yohanes XXI. Dari Dalmazia (kini masuk wilayah bekas negara Yugoslavia) adalah Paus Yohanes IV. Dari Inggris : Paus Adrianus IV.
Dari Belanda : Paus Adrianus VI. Dari Polandia : Paus Yohanes Paulus II. Dari Tracia (kini masuk wilayah Eropa tenggara) : Paus Cononius. Dari tempat di Eropa yang tidak tercatat dan terdokumentasikan adalah Paus Callistus I dan Paus Caius. Dari kawasan Timur Tengah, juga pernah ada Paus yang memimpin gereja Katolik, yaitu Paus Anicetus, Yohanes V, Sisinnius, Constantinus dan Gregorius III dari Siria.
Dari Tanah Suci, tentu saja ada Petrus sebagai Paus pertama, Paus Evaristus dan Teodorus I. Dari Afrika Romana (wilayah Afrika yang masuk wilayah kekuasaan Roma), adalah Paus Victor I, Milziadius, dan Gelasius I.
Para Paus, selama ini biasanya dipilih di antara para Kardinal atau para Uskup yang berasal dari imam Keuskupan atau imam Praja. Walau begitu, sejarah pernah mencatat ada 34 Paus yang berasal dari Ordo atau Tarekat religius. Ordo Benedectin menyumbang paling banyak Paus, yaitu 17 orang.
Para Paus dari Ordo ini adalah : Paus Gregorius I, Bonifacius IV, Adeodatus II, Leon IV, Yohanes IX, Leo VII, Stefanus IX, Gregorius VII, Victor III, Urbano II, Pasquale II, Gelasius II, Celestinus V, Clemens VI, Urbano V, Pius VII dan Gregorius XVI. Dari Ordo Santo Agustinus ada 6 Paus, yaitu : Paus Eugenius IV, Onorius II, Innocentius II, Lucius II, Gregorius VIII dan Adrianus IV. Pernah ada 4 Paus dari Ordo Domenican yaitu : Paus Innocentius V, Benedictus XI, Pius V, dan Benedictus XIII.
Ordo Fransiskan pernah “menyumbang” 4 Paus, yaitu Paus Nikolas IV dan Paus Sixtus IV (keduanya dari Ordo Fransiskan Saudara Dina) dan Paus Sixtus V dan Clemens XIV dari Fransiskan Conventual. Ada 2 Paus dari Ordo Trapis (Cistercensis), yaitu : Paus Eugneius III dan Benedictus XII.
Sejarah belum mencatat ada Paus yang berasal dari Ordo Jesuit. Kalau pada Conclave kali ini, Kardinal Jorge Mario Bergoglio terpilih, ia bakal menjadi Jesuit pertama yang menjadi Paus. Menurut koran La Repubblica, Borgoglio bersaing ketat dengan Ratzinger pada pemungutan suara pemilihan Paus tahun 2005 yang lalu. Banyak media, menjagokan kembali Kardinal Jesuit dari Argentina keturunan Italia ini. Wait and see !
Jadi..siapa yang akan terpilih ?
Sejarah pernah mencatat, ada imam Praja atau imam Ordo, dari Eropa maupun di luar Eropa, yang pernah menjadi Paus. Kali ini ? Pada sebuah wawancara dengan Koran La Stampa, Kardinal José Saraiva Martins berpendapat : “Nei conclavi si deve solo scegliere un papa che abbia chiara la situazione attuale della Chiesa.
Non importa se bianco, nero o giallo: la Chiesa non ha colore !” (Pada Conclave, mesti dipilih seorang Paus yang memiliki pandangan jelas tentang keadaan Gereja sekarang ini. Tidak penting apakah dia itu putih, hitam atau kuning. Gereja tidak punya warna kulit !”). Kardinal Saraiva Martins, tidak ikut Conclave 2013, karena sekarang usianya sudah 82 tahun, melewati ambang batas 80 tahun, hak memilih Paus.
Sebagai teolog dengan jiwa missionaris, Saraiva pernah menjadi Rektor Universitas Kepausan Urbaniana. Kemudian Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Kardinal, dan pernah memimpin Departemen Pemberian Gelar Santo-Santa.
Di bawah kepemimpinannya, gereja memberi gelar para suci yang menjadi contoh pewartaan Injil di daerah misi seperti : Bakhita dari Afrika, para martir Cina, Padre Pio (yang sangat populer di Itali), Paus Yohanes XIII, para gembala yang mendapat penampakan di Fatima dan salah satu korban Auschwitz : Edith Stein.
Sebagai mantan mahasiswanya, saya sangat menyetujui pendapat Kardinal Saraiva itu. Perkaranya : keadaan gereja sekarang yang harus dipandang jelas oleh Paus baru nanti itu persisnya apa ? Menjelang pemilihan Paus ini, banyak pendapat, masukan, pemikiran, opini, yang bisa kita simak dari ribuan artikel dan peliputan.
“Keadaan senyatanya” yang sekarang ini dihadapi Gereja Katolik, adalah keadaan yang sungguh besar, berat, komplek dan rumit. Kalau dinalar pakai benak manusia yang terbatas ini, siapapun yang akan terpilih menjadi Paus nanti, akan dituntut menjadi seorang “superman”.
Bagaimana mungkin ia memimpin 1.2 milyard orang Katolik di seluruh dunia dengan aneka persoalan dan problemanya yang begitu besar ? Kolumnis senior Pastor Thomas Reese dari majalah National Catholic Reporter mengatakan, jangan-jangan yang sebenarnya kita cari dari sosok seorang Paus baru adalah : “Jesus Christ with an MBA.” Paus sekarang, menurut pastor Reese, tidak cukup hanya menjalankan fungsi : “imam, raja dan nabi” seperti Kristus di jaman dulu. Sekarang mutlak ada tambahan fungsi : menjadi seorang manager mumpuni dengan gelar MBA ! Anda setuju ?
Kalaupun mengenai pendapat Reese ini Anda mungkin tidak setuju, tetapi mengenai yang satu ini pasti Anda setuju : “If Jesus preached the gospel today, he would also use print media, radio, TV, the Internet and Twitter. Give Him a chance!” Ini diakatakan oleh Kardinal Scherer, Uskup Agung Sao Paolo Brasil yang menjadi salah satu Kardinal “papabile”.
Kardinal Scherer menuliskan pendapat yang menarik ini pada Twitter-nya tahun 2011. Scherer memimpin 5 juta umat Katolik di Sao Paolo. Ia praktis menjadi Gembala di sebuah Keuskupan dengan pengikut umat Katolik terbesar di dunia. Kardinal hebat ini sangat giat mengusahakan agar umatNya mengenal dan mencintai Kristus dengan cara dan semangat baru. Ini pula yang kiranya diharapkan banyak orang pada sosok Paus yang baru.
Banyak yang berdoa, semoga yang terpilih nanti adalah seorang Paus yang : “berotak Benedictus XVI, berjiwa Yohanes Paulus II, dan berhati Yohanes XXIII”. Ada pula yang bilang : “cukup sudah teolog, filsuf, jago Kitab Suci yang menjadi Paus. Sekarang ini kita butuh seorang jendral !”. Yang paling banyak adalah harapan semoga Paus nanti benar-benar seorang gembala yang baik, gembala yang mengerti persoalan jaman ini !
Selasa 12 Maret 2013 pukul 6 sore waktu Itali, para Kardinal akan masuk Kapel Sistina. Entah kapan, asap putih mengepul dari cerobongnya, tanda terpilihnya Paus yang baru. Yang pasti, pada jam itu, Conclave yang paling mendebarkan akan dimulai.
Begitu semua Kardinal sudah masuk Kapel Sistina, Maestro atau Pimpinan Upacara Liturgi Conclave akan berseru : “Extra omnes !” – semua dipersilahkanke luar ! Hanya para Kardinal pemilih yang tinggal di ruangan Kapel Sistina. Ornamen dan lukisan indah Michael Angelo di atap Kapel Sistina itu akan menjadi saksi bisu pemilihan Paus. Dan kapelpun dikunci. Ini pula asal kata “conclave”, yaitu con clavis : dengan kunci !
Kita semua hanya bisa menundukan kepala dan mempersatukan diri dengan para Kardinal, sembari berdoa “Veni creator” (Datanglah Roh Maha Kudus). Doa kepada Roh Kudus ini juga menjadi doa dan harapan para Kardinal pada pembukaan Conclave. Semoga Roh Kudus membimbing dan mengaruniakan kepada kita, seorang Paus yang sesuai dengan kehendakNya. Amin !
Saya bersama klg. besar ,berdoa padaNya agar segera terpilih Bapa Suci kita Sri Paus yg.lebih acuh pada bangsa Indonesia yg. majemuk ini dan kita yg.minoritas tertindas oleh bangsa sendiri yg.mengaku mayoritas, Tuhan Yesus Kristus lindungilah,bimbinglah dan berkatilah kami dan saudara2 kami yg.tinggal di bumi ini, amin.