.
Untuk merayaan pembukaanTahun Iman yang dicanangkan oleh Paus Benedictus XVI sekaligus sebagai peringatan 50 tahun dimulainya Konsili Vatikan II, kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengadakan seminar yang diselenggarakan pada 11/10 di Kantor KWI –Jln.Cutmutiah 10- Jakarta Pusat.
Para narasumber yang memberikan masukan-masukan inspiratif adalah P.Wim Van Der Weiden, MSF yang menyajikan cerita (panorama) di sekitar Konsili Vatikan II. Pada saat Konsili Vatikan II berlangsung (1962-1965) , Romo Wim , demikian panggilan akrabnya, sedang belajar di Roma yang sekaligus diundang untuk mendampingi para Uskup yang lagi bersidang. Tema utama dalam diskusi Konsiliar adalah pembaruan gereja katolik agar lebih menjaman (aggiornamento). “Hanya 20% para bapa Konsiliar yang terbuka terhadap pembaruan Gereja dan mau berjuang untuk itu. Sebagian besar mereka berasal dari Eropa Tengah dan Utara, Kanada dan para Uskup dari daerah misi. Sedangkan yang menolak pembaruan gereja dan tetap berpegang pada pola menggereja tradisional juga berjumlah 20% dari total para Uskup yang hadir. 60% memandang bahwa diperlukan pembaruan yang terbatas tetapi tidak bersedia memperjuangkannya,” ungkap Romo Wim. Walaupun pada akhirnya lewat proses diskusi, perlahan-lahan terjadi pertobatan dari pandangan konservatif kepada pandangan yang progresif yang hasilnya dapat kita rasakan sekarang ini, demikian lanjut mantan Superior General MSF ini.
Narasumber yang kedua adalah Romo Eddy Kristiyanto, OFM yang memberikan gambaran sejarah (aspek historis Konsili Vatikan II) dan Rm.Martin Chen Pr, tentang proyeksi eklesiologi Konsili Vatikan II untuk Gereja Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh Para Staf Kantor Waligereja Indonesia, anggota Badan Pengurus (BP) Komisi, Lembaga, Sekretariat, Departemen KWI, para Biarawan-wati, para awam Katolik dan undangan. Acara seminar dibuka dengan misa konselebrasi yang dipimpin oleh Mgr. J.Pujasumarta (Sekretaris Jendral KWI sekaligus Uskup Agung Semarang) didampingi oleh Mgr. Agustinus Agus (Uskup Sintang), Mgr.Hilarius Moa Nurak (Uskup Pangkalpinang), Mgr. Yos Suwatan (Uskup Manado), Mgr. Sunarko (Uskup Purwokerto) dan yang kemudian bergabung juga Mgr. Michael Angkur (Uskup Bogor).
Dalam kotbahnya, Mgr.Pujasumarta menekankan pentingnya memperkokoh iman kita seperti nasehat Yesus kepada wanita Samaria di Sumur Yakub: sudah tiba waktunya, kita harus menyembah Allah bukan di gunung ini atau di tempat itu, tetapi di dalam Roh dan Kebenaran yang adalah Yesus sendiri karena Dia adalah sumber air hidup setiap umat kristiani. Diharapkan kegiatan ini menjadi ilham bagi setiap peserta untuk mendalami dan menghidupi spirit Konsili Vatikan II dalam kehidupan nyata (www.mirifica.net)