“Sketsa-sketsa yang saya buat adalah hasil dari perjalanan saya. Sketsa adalah garis-garis hitam dan putih yang menggantikan kata-kata puisi dan prosa. Sketsa adalah garis-garis dan warna yang dimaknai dan diberi arti. Sketsa ini kadang saya buat langsung di tempat tetapi ada juga yang saya buat setelah tiba di kamar,” ungkap Rm. Prof. Dr. Musdji Sutrisno, SJ dalam sambutannya ketika membuka pameran dan peluncuran bukunya.
Dosen Filsafat dan Sosiologi STF Driyarkara dan Pasca Sarjana UI ini tadi malam (2/10) mulai memamerkan ratusan sketsa hasil karyanya dan sekaligus meluncurkan buku “Ranah-ranah Sketsa dan Puisi” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pameran itu akan berlangsung dan terbuka untuk umum mulai 2 – 15 Oktober 2012.
Karena sketsa adalah garis-garis dan warna yang diberi arti dan dimaknai, maka Rm. Mudji mengajak pengunjung untuk menikmatinya dalam hening. Sketsa yang dipamerkan itu adalah ujud perjalanan hidup Rm. Mudji yang juga bisa jadi menjadi cermin perjalanan hidup bersama menuju Tuhan. “Karena itu untuk menikmati sketsa-sketsa itu butuh hening, ruang sunyi senyap dan mata batin yang terbuka. Saya harap pengunjung terajak ikut menuju olah batin dan dialog batin untuk melanjutkan perjalanan kita bersama Dia. Di ruang kotak sketsa itu banyak ruang kosong silahkan Anda isi sendiri dalam batin Anda,” lanjut Rm. Mudji.
Sketsa-sketsa renungan Rm. Mudji adalah sketsa yang ditemui dalam perjalanannya mulai dari Indonesia, Jerman, Italia, Cina, Jepang, Prancis dan berbagai belahan Negara dunia lainnya.
Sedangkan mengenai puisi Rm. Mudji mengatakan : Sunyi adalah puisi doa. Sedangkan doa adalah kata jadi sapa dalam Dia.
Untuk membuka resmi pameran ini, Rm. Mudji mengundang sastrawan Remisilado. “Karena romo yang mengundang ini berarti perintah. Saya harus angkat bicara,” begitu Remi membuka sambutannya. Dasar seniman, Remi justru memberikan sambutannya bukan mengenai sketsa dan puisi Rm. Mudji. “Saya justru sangat tertarik dengan tanda tangan romo di setiap hasil goresan itu. Tanda tangan beliau merupakan singkatan namanya MS. Tetapi MS itu hadir dalam bentuk burung merpati,” jelas Remi.
Merpati adalah perlambang yang sangat agung bagi umat Katolik. Lalu Remi menjelaskan ketika Abraham hendak memastikan apakah air bah sudah surut dia melepas merpati. Merpati itu berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Demikian juga ketika Yesus dibaptis oleh Yohannes di Sungai Yordan, merpati turun di atas kepalaNya. “Merpati ini menunjukkan keagungan. Semoga juga Rm. Mudji sebagai merpati gereja dan SJ akan berhasil membawa keangungan Tuhan melalui karya-karyanya,” ujar Remi.
Dengan menyanyikan doa Bapakami dalam Bahasa Inggris, Remi pun membuka resmi pameran sketsa Rm. Mudji.
Semoga!
Sonar Sihombing
[kkstarratings]