Bahan Renungan untuk Misa Hari Minggu 14 Oktober 2012
Hari Minggu Biasa XXVIII; Kebijaksanaan 7:7-11, Ibrani 4:12-13 dan Markus 10:17-30
Gereja Sebagai Komunitas Berbagi Pangan
“Wujud Membangun Hidup Kekal”
“Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”, satu pertanyaan yang mendasar dan substansial diajukan oleh seseorang kepada Yesus. Yesus menjawab, “Pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”
Hidup kekal adalah hidup dalam keabadian bersama Yesus. Hal-hal duniawi seperti hartabenda, kedudukan, status, kepandaian, dan sebagainya bisa menjadi hambatan manusia untuk masuk ke dalam Surga. Menjual dan melepaskan hal-hal duniawi tidak berarti tidak boleh memilikinya. Manusia memerlukan hal-hal duniawi juga, namun jangan sampai terkekang pada itu semua. Jangan sampai seluruh hidupnya kebanyakan hanya mengejar hal-hal duniawi. Diperlukan sikap lepas bebas untuk mencapai Surga.
Hal-hal duniawi adalah sarana menjumpai yang Ilahim yang ada dalam diri orang miskin dan kecil, yang oleh Yesus disebut sebagai saudara dan saudari-Nya. Namun disini hendaknya kita juga ingat bahwa kesalehan pribadi harus mengarah pada kesalehan social sebagai bentuk dan wujud tanggung jawab social. Kesalehan social tercermin dalam keterlibatan dengan perjuangan dan pergulatan hidup orang miskin, yang kerap kali “Menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang KAYA!” (Luk 16:21).
Setiap tanggal 16 Oktober dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) yang bertepatan dengan tanggal berdirinya FAO. Sejak tahun 1982, Konferensi Wali Gereja Indonesia (dahulu masih bernama Majelis Agung Wali Gereja Indonesia) ikut berperan dalam peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS), baik ditingkat nasional maupun di tingkat Keuskupan.
Melalui peringatan HPS, Gereja Katolik mengemban amanat guna membangun kesadaran iman yang membentuk perilaku manusia untuk menghargai kehidupan. Cara yang ditempuh adalah dengan mengupayakan kecukupan dan ketahanan tersedianya makanan sehat. Tugas dan perutusan akan amanat HPS perlu dikomunikasikan agar ada pola baru dalam mengembangkan HPS sebagai gerakan kehidupan.
Dan sejak tahun 2003, Gereja Keuskupan Agung Jakarta juga mulai ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan HPS tersebut. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain adalah pengumpulan dana paroki dan sekolah-sekolah Katolik yang selanjutnya disetorkan ke Kom.PSE KAJ dan dari hasil tersebut 30% nya disetorkan ke Komisi PSE KWI.
Hingga tahun 2011 sudah 57 paroki mengadakan pengumpulan dana HPS dan kurang lebih 200 sekolah. Selain itu juga diadakan kegiatan Aksi Peduli Sesama dan kegiatan lain dalam rangka HPS, seperti pengolahan pangan organik, membagian bantuan pangan untuk keluarga miskin, seminar atau penyuluhan tentang makanan sehat, pengenalan dunia petani dan pertanian.
.
SELENGKAPNYA, JIKA INGIN MENDOWNLOAD BAHAN RENUNGAN HPS 2012
UNTUK MISA HARI MINGGU 14 OKTOBER 2012
SILAHKAN MENGKLIK LINK BERIKUT: