Berita Majalah HIDUP: Setelah berproses selama 11 tahun, Stasi St Gregorius Kota Bumi, yang masuk dalam wilayah Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Tangerang, secara resmi menjadi Paroki baru.
Gereja St Gregorius terletak di perumahan Puri Agung Permai, Gelam Jaya, Pasar Kemis, Tangerang, Banten. Paroki baru ini merupakan Paroki ke-63 di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), dan paroki ke-12 di Dekanat Tangerang. Peresmian Paroki ditandai dengan Misa Konselebrasi dengan selebran utama Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo, bersama dengan 16 imam konselebran.
Prosesi peresmian pada Minggu, 23/9, diawali pembacaan Surat Penegasan dari Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengenai status Stasi St Gregorius yang ditingkatkan menjadi Paroki per tanggal 3 September 2012 dibacakan oleh Vikaris Jenderal (Vikjen) KAJ Pastor Yohanes Subagyo Pr.
Kepala Paroki HSPMTB Tangerang Ignasius Swasono SJ menjelaskan, upaya pengukuhan stasi menjadi paroki salah satunya didasari oleh pertumbuhan umat Katolik yang begitu pesat di wilayah itu. “Terjadi perubahan drastis di wilayah ini. Ada sedikitnya 38 lokasi perumahan baru bermunculan. Misalnya, jika dalam satu lokasi saja terdapat 1.000 unit rumah dan 10 persennya orang Katolik, bisa dibayangkan sudah berapa banyak umat Katolik di wilayah ini,” urai mantan Direktur Lembaga Daya Dharma ini.
Lebih lanjut, Pastor Swasono menjelaskan alasan lain Stasi St Gregorius ditingkatkan statusnya menjadi Paroki. Umat di wilayah tersebut terlihat jelas sekali memiliki semangat dan potensi yang luar biasa. “Maka sudah saatnya stasi ini berdiri mandiri dan tidak perlu lagi bernaung di bawah yurisdiksi Paroki HSPMTB,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Peresmian Paroki St Gregorius Soter Vitalyanus Mbaly menceritakan, Gereja St Gregorius adalah “Gereja Perantauan”. Gereja itu tidak dibangun oleh warga setempat, tetapi oleh masyarakat pendatang, yakni umat Katolik yang menjadi penduduk baru di perumahan-perumahan yang belakangan ini bermunculan. “Hampir seluruh umat Katolik di sini adalah masyarakat pendatang, dengan mayoritas guru dan karyawan. Tahun demi tahun umat datang memenuhi wilayah ini. Kemudian mereka membangun komunitas kecil hingga lahirlah stasi ini,” tutur Soter.
Seusai Ekaristi, diadakan pemberkatan patung St Gregorius dan penandatanganan prasasti oleh Mgr Suharyo di halaman gereja. Acara dilanjutkan dengan pentas seni yang dibawakan anak-anak Bina Iman Anak (BIA) dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St Gregorius. (HidupKatolik.com).