Home Blog Page 9

RENUNGAN HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS, 2 Juni 2024

Bacaan Pertama – Kel 24:3-8

Ketika Musa turun dari Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman Tuhan dan segala peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami lakukan.

Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada Tuhan.

Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.

Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: ”Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.”

Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: ”Inilah darah perjanjian yang diadakan Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”

Bacaan Kedua – Ibr 9:11-15

Saudara-saudari terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, – artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, – dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.

Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.”

Bacaan Injil – Mrk 14:12-16.22-26

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: ”Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: ”Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!”

Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ”Ambillah, inilah tubuh-Ku.”

Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: ”Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.”

DARAH PERJANJIAN

Kita biasa membuat perjanjian. Pakta perjanjian dibuat oleh kedua belah pihak yang bersepakatan untuk melakukan sesuatu. Untuk melindungi kesepakatan itu dan agar pihak yang terkait taat pada isi perjanjian lazimnya perjanjian itu dinyatakan hitam di atas putih, ditandatangani di atas materai sehingga berkekuatan hukum. Siapapun yang melanggar kesepakatan akan dikenai sanksi hukum. 

Pada zaman Perjanjian Lama, belum ada materai 10.000. Tapi yang digunakan yang menjadi materai adalah darah lembu jantan. Di hadapan bangsa Israel, Musa menjadi perantara pakta perjanjian antara Allah dengan bangsa itu. Isi perjanjian dari pihak Allah adalah firman dan perintah Tuhan yang harus ditaati. Dari pihak Israel – “Segala Firman Tuhan itu akan kami dengarkan dan laksanakan”, dengan merdeka dan tanpa paksaan apapun. Darah lembu jantan yang menjadi materai perjanjian disiram ke mezbah persembahan dan juga disiram ke kepada bangsa itu. Seluruh bangsa terikat akan perjanjian itu. 

Dalam Perjanjian Baru seluruh komponen perjanjian itu diperbaharui. Isi perjanjiannya tetap sama – tapi perantara dan korbannya baru. Bukan lagi Musa dan darah lembu jantan. Perantara sekaligus imam yang mempersembahkan dan yang menjadi korban – yang mencurahkan darah sebagai materai perjanjian damai itu adalah Kristus! Kristus adalah Imam sekaligus juga adalah korban, yang darah-Nya menjadi Darah Perjanjian yang baru. Dan setiap orang yang disiram dengan Darah Kristus kini meluas, tidak terbatas hanya untuk bangsa Israel saja. Darah Kristus ditumpahkan sebagai undangan untuk banyak/semua orang, tanpa terkecuali, masuk dalam perjanjian ini. Kapan kita disiram oleh wafat dan Kematian Kristus dan membuat perjanjian dengan Allah? Persis saat kita menerima Sakramen Baptis. 

Pertanyaannya, mengapa Darah? 

Jawabannya, karna ikatan darah kekal tak terhapuskan. Setiap anak memiliki ikatan darah dengan orangtuanya. Ikatan itu tak terhapus oleh apapun juga, tak bisa dibatalkan. Mau seorang anak tinggal di Papua, dan Ibunya jauh di Sumatra. Ibu itu tetap orangtua dari anak itu. 

Oleh karena itu, 

Setiap kali kita merayakan Ekaristi, Makan Tubuh dan Minum darah Tuhan, kita terus memperbarui perjanjian kita dengan Tuhan. Semakin erat semakin kuat. Kita menjadi milik-Nya dan menjadi kepunyaan-Nya. Apa yang kurang daripada itu? Ekaristi menjadi sarana kita untuk memperbarui ikatan kesetiaan kita kepada Tuhan, sampai akhirnya kelak kita akan makan minum bersama Tuhan lagi dalam Kerajaan Allah. 

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.

Jadi, kamu gimana?

RA

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 2 JUNI 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 🙏Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX🙏

✝ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 2 JUNI 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX🙏
🎼🎻Koor dipersembahkan oleh Siswa/I SMP Kristoforus 1 Jakarta🎻🎼

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional

RENUNGAN HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS, Minggu 26 Mei 2024

Bacaan Pertama-Ul 4:32-34.39-40

Dalam perjalanan di padang gurun, Musa berkata kepada bangsa Israel, “Cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk selamanya.”
‭‭
Bacaan Kedua – Roma 8:14-17

Saudara-saudari terkasih, semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Bacaan Injil-Matius 28:16-20

Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Renungan Singkat

 Satu Allah, Tiga Pribadi

Memahami eksistensi Allah dapat terbantu ketika kita juga memahami dengan baik eksistensi manusia. Kita dapat terbantu memahami Allah jika kita sendiri memahami siapa kita sebagai manusia.

Maksudnya gimana?

Manusia terdiri dari Tubuh, Jiwa dan Roh. Manusia adalah mahkluk tiga dimensi. Kita dapat menyadari kehadiran manusia lain karna adanya kehadiran fisik, bahkan ketika mereka diam tak bersuara. Respon kita terhadap kehadiran yang lain, pun bisa beragam. Kalau dia yang hadir itu seseorang yang dekat, kita percaya, kita tau dia baik maka kita akan merasa aman. Kita akan merasa terancam kalau yang hadir itu tidak dekat dan tidak memberi rasa aman. Singkatnya, Pengetahuan kita akan kehadiran manusia lain terbantu karena tubuh jasmaninya. 

Lalu, bagaimana kita tahu akan kehadiran Allah? Dia tak bertubuh, dia bukan mahkluk tiga dimensi. Bagaimana kita bisa tau Dia ada, kalau Dia diam saja? Kita tidak bisa menggapai dan mengenal-Nya, kalau Dia sebagai pribadi hanya diam.

Oleh karena itu, Dia bersuara. Dia bersuara dengan berfirman. Lalu kita bisa mengenali keberadaan-Nya lewat Firman-Nya. Meski kita tidak melihat-Nya, kita mendengar suara-Nya. Itulah bukti bahwa Dia ada. Firman-Nya baik. Dan kita merasa aman akan kehadiran-Nya, karna Dia bukan jahat.

Musa berkata kepada umatnya dalam bacaan pertama hari ini, “Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah?” Musa mau mengatakan hanya Allah yang ini yang memperdengarkan suara-Nya. 

Demikianlah Allah memiliki Firman. Firman sudah ada bersama dengan Allah sejak awal mula (Yoh 1) sebelum Firman itu keluar dari Allah. Bahkan seluruh alam semesta dijadikan oleh Firman Allah (Kej 1:3).

Firman itu pada akhirnya, menjadi daging – bukan menjadi tulisan dan buku – menjadi manusia sama seperti kita. Firman Allah itu menjadi manusia, hidup dan tinggal di tengah-tengah kita. Emanuel. Dialah Yesus, orang Nazaret – yang seterusnya kita akui dalam Syahadat Para Rasul.

Allah kita bukan patung-patung buatan manusia. Yang diam saja. Yang harus diberi sesembahan dan korban. Yang patungnya bisa rusak karena waktu. 

Tetapi, Dia Allah yang hidup, kekal melampaui ruang dan waktu. Karna Dia hidup dan kekal Dia memiliki Roh. Roh yang kekal. Roh yang sudah ada sebelum segala yang ada dijadikan (Kej 1:2). Roh yang menyertai orang-orang pilihan Allah sepanjang sejarah. Roh yang sama lahir menjadi manusia melalui rahim Maria. Roh yang sama menjadikan kita anak-anak Allah, menjadikan Allah sebagai Bapa kita dan Kristus adalah saudara kita – sebab kita lahir dari Roh yang sama – yang berasal dr Allah yang sama. Paulus menegaskan itu dalam bacaan kedua.


Maka kita hari ini menghormati ketiga pribadi itu dalam satu keilahian. Allah sebagai Pribadi, Firman-Nya, dan Roh-Nya. Kita memuliakan ketiga-tiganya. Kita taat pada ketiganya, bukan salah satu.

Dengan kita menghormati ketiga-ketiganya kita memuliakan Allah sepenuhnya. Sebab Dia adalah pribadi (Bapa), Firman (Putra) dan Roh Kudus dalam Tritunggal Mahakudus.

Mengatakan Allah hanya sebagai satu pribadi, kita menyingkirkan Firman dan Roh-Nya. Padahal Firman dan Roh-Nya adalah Dia juga.

Jadi, kamu gimana?

RA

 

‭‭

RENUNGAN HARI RAYA PENTAKOSTA, Minggu 19 Mei 2024

Bacaan Pertama Kis 2:1-11

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.

Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: ”Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: ”Apakah artinya ini?”

‭Bacaan Kedua Gal 5:16-25

Saudara-saudara, hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging – karena keduanya bertentangan – sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
‭‭

Bacaan Injil Yoh 15:26-27; 16:12-15

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.

Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”

Renungan Singkat.

Hidup Oleh Roh

Hari ini kita memperingati hari lahirnya Gereja. Gereja – jemaat Tuhan yang terdiri atas anggota-anggota manusiawi kini dilahirkan kembali dari Roh Kudus yang dikaruniakan Allah. Peristiwa ini ditandai dengan tiupan angin keras dan tampak seperti lidah-lidah api yang hinggap di atas mereka – orang yang percaya. Sejak itu Gereja melanjutkan karya dan misi Kristus – sepeninggal-Nya naik ke surga – dipimpin oleh Roh. Sepanjang Kitab Kisah Para Rasul kita dapat menemukan bagaimana Gereja – umat Allah yang percaya – dipimpin oleh Roh Tuhan sendiri, dalam setiap keputusan, pemilihan dan persatuan di antara mereka.

Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus juga mengingatkan akan karunia Roh yang telah diberikan kepada kita. Karunia Roh Kudus adalah senjata rohani, yang dapat mendatangkan buah jika kita dengan cermat memanfaatkannya dengan baik. Semblan buah roh itu adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, pengendalian diri. Buah-buah ini yang akan nampak dalam hidup seseorang yang membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh Kudus.

Jadi kamu gimana?

RA

 

 

[UNDANGAN] SERIAL API KARUNIA TUHAN DALAM PENGAJARAN BERSAMA BAPAK KARDINAL: “Belajar dari Paus Fransiskus”

API KARUNIA TUHAN

BAPAK KARDINAL MENGAJAR:
Belajar dari Paus Fransiskus

Renungan:
Rm. Thomas Ulun Ismoyo, Pr

⛪ Tempat : Ballroom Vitra (Vincentius Putra) – Paroki Kramat
Jl. Kramat Raya No. 134, Jakarta Pusat
📆 Hari/Tanggal : Sabtu/ 8 Juni 2024
⏰ Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.00

Biaya pendaftaran ditransfer ke:
BCA – 4552988888
a.n SUSANNA/ LUCIANA

Biaya: Rp. 50.000 / orang
(Pengganti konsumsi)
**Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer

Link Pendaftaran :
https://akt.kaj.or.id/

Dibuka untuk UMUM
(kuota terbatas)
Pendaftaran akan ditutup tanggal 3 Juni 2024 atau jika kuota sudah terpenuhi.

Informasi (WA ONLY):
wa.me/+6287877890393 (Jeanette)

RENUNGAN MINGGU PASKAH VII TAHUN B, 12 MEI 2024

Bacaan Pertama Kis 1:15-17.20a.20c-26

Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya.

Ia berkata: ”Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.”

Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua berdoa dan berkata: ”Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul.
‭‭

Bacaan Kedua 1Yoh 4:11-16

Saudara-saudaraku yang kekasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.”

Yoh 17:11b-19

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.

Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.”

Renungan Singkat: 

Doa yang sangat indah diucapkan Yesus bagi semua murid-Nya, kita semua. Ia berdoa agar Bapa memelihara kita dan menjadi satu dalam nama-Nya. Kristus telah melaksanakan tugasnya. Ia telah menjaga para murid, supaya tidak satu pun binasa. Pada saatnya Yesus meninggalkan kita naik ke surga, Ia berdoa agar Bapa melindungi dari yang jahat dan terpelihara dalam kekudusan. 

Inilah panggilan dan tujuan Gereja – umat Tuhan. Gereja menjadi komunitas di mana tiap orang di dalamnya saling menjaga. Dengan bantuan Allah, berusaha terus dalam pengudusan tiap-tiap umatnya.

Jemaat perdana mengusahakan hidup dalam bimbingan Tuhan, termasuk ketika mereka mau menentukan siapa yang akan dipilih untuk menggantikan Yudas dalam susunan 12 Rasul. Yang terpilih adalah Matias. 

Mari kita tumbuh sebagai Gereja umat Allah yang bersatu, saling melindungi satu sama lain, menjaga satu sama lain dari segala yang jahat. 

Jadi, kamu gimana?

RA
‭‭

RENUNGAN MINGGU PASKAH VI TAHUN B, 5 MEI 2024

Bacaan Pertama Kis 10:25-26.34-35.44-48

Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea Petrus masuk ke rumah Kornelius. Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ”Bangunlah, aku hanya manusia saja.” Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ”Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: ”Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan mereka.“

Bacaan Kedua 1Yoh 4:7-10

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Bacaan Pertama Yoh 15:9-17

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”“


RENUNGAN SINGKAT

Tinggallah dalam kasih Tuhan

Kalau kita perhatikan, bacaan Injil pada hari-hari menjelang kenaikan Tuhan berasal dari Injil Yohanes. Tepatnya diambil dari amanat perpisahan Yesus kepada murid-murid-Nya. Amanat ini disampaikan pada perjamuan malam terakhir. Yesus memberi perintah agung: KASIHILAH SEORANG AKAN YANG LAIN. 

Kasih bukan sembarang kasih. Kasih yang Yesus maksud adalah Kasih Allah Tritunggal. Sebagaimana Bapa mengasihi Yesus, dan Yesus mengasihi kita murid-murid-Nya, hendaknya kita – murid-murid-Nya tinggal di dalam kasih yang sama. Lalu, kasih yang seperti apa yang diberikan Allah Tritunggal kepada kita. Yaitu, kasih seorang yang memberikan nyawa untuk sahabat-sahabatnya. Kasih tanpa syarat, kasih yang melulu memberi tanpa balas apa-apa. Kasih yang sempurna. 

Saudara-saudara terkasih. Hidup dan tinggal dalam kasih seperti itulah yang menjadi tujuan kehidupan kita. Tujuan Bapa memilih kita sebagai anak-anak-Nya. Tujuan Yesus memilih kita menjadi sahabat-sahabat-Nya. Kita berjuang ke arah sana. Seluruh sarana disediakan Kristus melalui Gereja-Nya, terutama dalam sakramen-sakramen. Di antaranya, sakramen perkawinan dan imamat – anugerah Allah bagi kita untuk menjadikannya sarana agar kita bertumbuh ke arah kasih yang sempurna itu. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU PASKAH V TAHUN B, 28 April 2024

BACAAN PERTAMA Kis 9:26-31

Setelah dibaptis dalam nama Yesus, Saulus pergi ke Yerusalem. Di sana ia mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara kepadanya dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Saulus tinggal bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan berani mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka berusaha membunuh dia. Ketika hal itu diketahui oleh saudara-saudara seiman, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ mengirim dia ke Tarsus. Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan dan jumlahnya bertambah besar oleh pertolongan Roh Kudus

BACAAN KEDUA 1Yoh 3:18-24

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran dan boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, bilamana hati kita menuduh kita. Sebab Allah lebih besar daripada hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari Dia, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya: Supaya kita percaya kepada nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Siapa yang menuruti segala perintah-Nya, ia ada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dengan inilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dengan Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

BACAAN INJIL Yoh 15:1-8

Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Siapa saja yang tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” 

RENUNGAN SINGKAT

Tinggalah di dalam Aku

Kata “tinggal” menjadi kata kunci yang dapat kita renungkan pada Minggu Paskah V ini. Tinggal berarti berdiam, tidak kemana-mana dan menjalani hidup di tempat itu. Tinggal (stay) artinya juga tidak pergi, tidak berpisah. Tapi uniknya, ketika kata “tinggal” diberi imbuhan me-kan, artinya jadi lain. “Meninggalkan” – artinya pergi, lawan kata dari tinggal. Begitu pula jika diberi imbuhan Di-Kan, jadi “ditinggalkan”. Maknanya jadi negatif. Betapa kuat arti tinggal sehingga Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya supaya tetap tinggal bersama dengan diri-Nya. Hanya dengan tinggal bersama Yesus – dan tidak pergi – kita akan berbuah.

Kita tau, sepeninggal Yesus naik surga, Roh-Nya hidup dan tinggal di dalam Gereja/Jemaat. Maka ketika Yesus bersabda agar kita tinggal bersama-Nya, bisa juga diartikan tinggal bersama dengan komunitas orang-orang yang percaya. Kita tinggal bersama dalam satu Roh yang sama.

— 

Saulus, yang baru saja bertobat dan dibaptis berusaha tinggal bersama para murid. Padahal sebelumnya mereka ini hendak ia tangkap dan bunuh. Wajar, jika mereka takut dan sulit percaya. Bagaimana mungkin seorang yang sangat ganas sebelumnya, kini berbalik dan hendak bergabung dengan orang-orang yang pernah ia benci. Di sinilah muncul seorang tokoh hebat yang sangat baik. Namanya Barnabas. Barnabas percaya akan kesaksian Saulus. Dia menjadi pembela Saulus dan meyakinkan murid-murid yang lain untuk menerima Saulus. Betul akhirnya Saulus tinggal bersama dengan mereka di Yerusalem. 

Tapi rupanya apa yang dilakukan Saulus selanjutnya di Yerusalem menjadi batu sandungan. Saulus yang baru dibaptis, sudah berani mengajar dan berdebat dengan orang-orang Yahudi. Ia terancam dibunuh. Jemaat sadar akan hal ini dan segera “mengamankan” Saulus. Ia “dipulangkan” ke kampung halamannya di Tarsus. Sampai kapan? Tidak tahu sampai kapan. Tapi yang jelas, Saulus taat kepada keputusan jemaat di Yerusalem. Hingga nanti suatu saat, ketika Barnabas diutus untuk mengunjungi umat di Antiokhia, ia lebih dulu menjemput Saulus di Tarsus untuk pergi bersamanya ke Antiokhia. Dan Barnabas menjadi mentor bagi Saulus dalam karya mendampingi umat. Mulai saat itulah, Saulus dibentuk dan tumbuh hingga berbuah menjadi rasul Paulus yang kita kenal sekarang.

Semua itu terjadi karena Saulus mau taat, tetap tinggal di Gereja. Ia tidak emosional dan tinggi hati, bahkan tidak memilih pergi keluar dari jemaat Kristus. Ya dia mau kemana lagi? Sudah tidak punya siapa-siapa, selain dirinya, Yesus yang ia percaya dan para murid lain yang kini menjadi saudaranya. 

Apa yang dialami Saulus menjadi bukti nyata Sabda Tuhan dalam Bacaan Injil hari ini. “Tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Kamu tidak berbuah jika tidak tinggal di dalam Aku”. Saulus tinggal di dalam jemaat yang mengajarnya untuk bertumbuh dalam kasih. Saulus menjadi sabar dan menunggu, sambil mempersiapkan diri kapan pun jemaat di Yerusalem akhirnya membutuhkan tenaganya. 

Berapa banyak dari kita punya diuji kesabarannya saat menjadi anggota Gereja? Ketika apa yang ada di dalam Gereja tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Lalu kita memutuskan untuk keluar, pergi meninggalkan dan memilih gereja lain yang sesuai dengan mauku, minatku dan kesukaanku. Beranikah kita bersabar, setia menunggu untuk tetap tinggal pada pokok anggur yang benar – kristus dalam diri Gereja-Nya?

Jadi, kamu gimana? 

RA

Download Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-58 Tahun 2024

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-58

KECERDASAN ARTIFISIAL DAN KEBIJAKSANAAN HATI:

Menuju Komunikasi yang Sunggu Manusiawi

 

RENUNGAN MINGGU PASKAH IV TAHUN B, 21 APRIL 2024

Kis 4:8-12
Tatkala dihadapkan kepada Mahkamah Agama Yahudi karena telah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus, penuh dengan Roh Kudus berkata, ”Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati – bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri –, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.

1Yoh 3:1-2
Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.“
‭‭
Yoh 10:11-18
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”

Renungan Singkat

Kristus, Gembala yang baik

Hari Minggu Paskah IV ini Gereja Katolik di seluruh dunia menaruh dedikasi untuk Hari Minggu Panggilan Sedunia. Biasanya, di banyak paroki diadakan promosi panggilan untuk menjadi Imam/Biarawan – Biarawati. Para suster dan frater diutus dari biara dan seminari masing-masing untuk datang ke paroki. Mereka hadir melayani sebagai petugas liturgi, sharing panggilan, dan mungkin juga membuat acara seru bersama dengan orang-orang muda katolik. 

Panggilan Tuhan – apapun bentuknya – adalah sebuah misteri sekaligus pengalaman pribadi. Kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang akhirnya merasa terpanggil untuk melayani Tuhan dengan menjadi Imam, Biarawan dan Biarawati. Pun juga ketika seseorang terpanggil untuk menikah dengan orang pilihannya. Semua terjadi karena proses hidup, pengenalan dan pengalaman bersama Dia yang memanggil. 

Pada Minggu ini kita mendengarkan Bacaan Injil dari Yohanes. Di hadapan orang Farisi, Kristus menyebut dirinya sebagai Gembala yang baik. Ada beberapa kriteria mengapa Yesus disebut Gembala yang baik. 

Gembala yang baik adalah Gembala yang:

1. Memberikan nyawa/hidup untuk domba-dombanya. 

2. Mengenal domba-dombanya dan domba-dombanya mengenal dia. Antara Gembala dan domba saling mengenal dengan baik. 

3. Juga terbuka untuk menuntun domba-domba lain, yang bukan dari kandang yang sama. 

Singkatnya, Gembala yang baik membawa keselamatan kepada domba-dombanya, dan bukan menjerumuskan atau menghancurkan. Gembala yang baik terbuka kepada siapapun yang mau datang kepadanya untuk memperoleh keselamatan. 

Anda tentu dapat mengerti alasan mengapa Yesus mengatakan ini di depan orang-orang Farisi. 

Maka jelas sekali, ketika Yesus menyebut diri-Nya Gembala yang baik seperti di atas berarti keselamatan diperoleh hanya melalui Dia. Hal ini ditegaskan oleh Rasul Petrus pada bacaan pertama, keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia. Keselamatan hanya ada melalui Kristus, Gereja adalah tanda dan sarana untuk mencapai keselamatan itu (bdk, LG art. 1). Maka, tidak dibenarkan jika para pelayan melayani domba demi kepentingan dan kehormatan dirinya sendiri. 

Oleh karena itu, setiap anak-anak Allah dipanggil untuk membawa setiap jiwa-jiwa kepada Sang Sumber Keselamatan, Sang Gembala Baik, Kristus Yesus. Dipanggil juga untuk membawa jiwa-jiwa untuk semakin mengalami pengenalan yang benar dan utuh akan Kristus Sang Gembala Utama. 

Dengan demikian, semua Gereja, baik katolik roma, ortodoks, protestan denominasi apapun, semua Gereja Kristus dipanggil untuk membawa sebanyak mungkin jiwa-jiwa kepada Kristus. Semakin mengenal dan bersatu dengan Dia secara utuh dan tak terbagi. 

Supaya semua menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Oleh karena itu, anda berhak memilih Gereja manapun, selama komunitas/jemaat itu membawamu dalam persatuan untuk lebih erat, utuh dan penuh dengan Kristus yang juga utuh dan tak terbagi. 

Jadi, kamu gimana?

RA 

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?