Saksikanlah Film Keluarga Katolik: “Miracle Jatuh dari Surga”. Menyentuh hati mulai 3 Desember 2015 di bioskop-bioskop kesayangan Anda. Ajaklah anggota keluarga.
Teaser
POSTER
Saksikanlah Film Keluarga Katolik: “Miracle Jatuh dari Surga”. Menyentuh hati mulai 3 Desember 2015 di bioskop-bioskop kesayangan Anda. Ajaklah anggota keluarga.
Teaser
POSTER
Pada tanggal 2 – 6 November 2015 telah berlangsung dengan tema “Keluarga Katolik: Sukacita Injil. Panggilan dan Perutusan Keluarga dalam Gereja dan Masyarakat Indonesia yang Majemuk”. Peserta terdiri dari wakil-wakil umat, imam, biarawan/biarawati dan para uskup dari seluruh Indonesia. Syukur bahwa sidang itu berlangsung dengan sangat baik, menjadi kesempatan untuk berdoa bersama, bersyukur, saling meneguhkan dan memperkaya kehidupan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta yang telah mendukung pertemuan ini dengan doa, derma, tenaga dan pikiran, keterlibatan sehingga pertemuan ini sungguh bermakna.
Tema mengenai keluarga diambil, karena Gereja Katolik Indonesia ingin sehati seperasaan dengan Gereja seluruh dunia. Selama dua tahun berturut-turut (2014 dan 2015) tema sinode adalah keluarga. Keluarga adalah sel masyarakat. Sehat atau tidak sehatnya masyarakat ditentukan sebagian besar oleh keluarga, karena keluarga adalah “sekolah kemanusiaan yang pertama dan utama”.
Di dalam keluarga, seharusnya semua anggotanya berkembang menjadi pribadi yang dewasa, matang, utuh, berwatak mulia. Sengaja digunakan kata “pribadi”. Kata “pribadi” menerjemahkan kata bahasa Latin “persona” yang terdiri dari dua kata “per” (sarana, melalui) dan “sonus” (suara, gema, “Sang Sabda”). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa pribadi manusia adalah dia yang menggemakan Sang Sabda, citra Allah. Oleh karena itu St. Ireneus dapat mengatakan bahwa kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup.
Di tengah-tengah berbagai tantangan baru yang semakin beragam, semoga keluarga-keluarga tetap bertekun dalam panggilan dan perutusan untuk menjadikan keluarga sebagai jalan menuju kesempurnaan kasih dan kepenuhan hidup kristiani. Salam dan berkat Tuhan untuk Anda, keluarga dan komunitas Anda.
+ I. Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta. (*)
KERJASAMA PEMIKAT KAJ – BPK PKK-KAJ – KOMISI LITURGI – KOMISI KEPEMUDAAN KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
Pada hari Selasa, tanggal 29 bulan September tahun duaribu limabelas di Gedung Karya Pastoral Keuskupan Agung Jakarta telah diputuskan pemenang Lomba Cipta Lagu Liturgi oleh para juri dengan kesepakatan hasil akhir sebagai berikut :
PEMENANG KATEGORI LAGU PEMBUKA:
1. ELDO KURNIAWAN, Judul Lagu “MEGAHKAN NAMA TUHAN” dari Paroki Alfonsus Rodrigues
2. IR. CB.HARDJOWIYONO, Judul Lagu “MARI KAWAN BERGEGAS KE PESTA” dari Paroki St. Matius Penginjil Bintaro
3. FA. WISNU WIRAWAN , Judul Lagu “SORAKKAN NAMA-MU” dari Paroki Kelg. Kudus Rawamangun
PEMENANG KATEGORI LAGU PERSEMBAHAN:
1. IR. CB.HARDJOWIYONOKUDUSKAN, Judul Lagu “PERSEMBAHAN INI” dari Paroki St. Matius Penginjil Bintaro
2. YUDHI EKAPUTRA KURNIAWAN, Judul Lagu “(PERSEMBAHAN) YANG TULUS” dari Paroki Maria Bunda Perantara
3. FA. WISNU WIRAWAN, Judul Lagu “TERIMALAH BAPA PERSEMBAHAN UMATMU” dari Paroki Keluarga Kudus Rawamangun
PEMENANG KATEGORI LAGU KOMUNI
1. A. JUNIANTO TANIJAYA, Judul Lagu “E K A R I S T I”, dari Paroki Maria Bunda Karmel
2. ELIZABETH LISA KOMARJADI, Judul Lagu “TINGGALLAH DIDALAM HATI KAMI” dari Paroki Maria Bunda Karmel
3. YUDHI EKAPUTRA KURNIAWAN, Judul Lagu “TINGGALLAH TUHAN DALAM HATI KAMI” dari Paroki Maria Bunda Perantara
CATATAN: JUDUL LAGU SEMULA UNTUK NO. URUT 2 ADALAH : SATUKANLAH DENGANMU
PEMENANG KATEGORI LAGU PENUTUP
1. FA. WISNU WIRAWAN, Judul Lagu “WARTAKAN SUKACITA”, dari Paroki Keluarga Kudus Rawamangun
2. ELDO KURNIAWAN, Judul Lagu “SAKSI FIRMAN-NYA”, dari Paroki Alfonsus Rodriques
3. STEFANI LEONI, Judul Lagu “KITA DIUTUS”, dari Paroki Stella Maris Pluit
A. Yang berhak dipilih sebagai lagu favorit adalah lagu-lagu atas usulan dewan juri yaitu :
B. Lagu diatas sedang disosialisasikan kepada masyarakat luas, untuk perolehan suara baik melalui unduhan ‘youtube’ dan perolehan suara pada acara :
07 November 2015 Misa Ekaristi Penutupan Tahun Syukur
21-22 November 2015 Youth day
Cat:
Jakarta, 18 November 2015
Yang menyatakan,
Hieronimus Sridanto Aribowo
Ketua Dewan Juri
Anggota team juri :
“…untuk semua puji Nama-Nya
untuk semua cinta sesama…”
Demikian salah satu baris syair lagu
“PANCASILA RUMAH KITA”
yang akan dinyanyikan EDO KONDOLOGIT bersama KUA ETNIKA – DJADUK FERIANTO dalam DRAMA MUSIKAL:
PUNCAK PERAYAAN SYUKUR
ARAH DASAR KAJ
SABTU, 7 NOVEMBER 2015
PK.09.00 -18.00
di HALL A JI EXPO KEMAYORAN
PERAYAAN EKARISTI KONSELEBRASI BERSAMA MGR. I SUHARYO, PARA USKUP, PARA IMAM KAJ
diiringi ORKESTRA AVIP PRIYATNA
SAKSIKAN SIARAN LANGSUNG
DENGAN KLIK:
http://livetv.kaj.or.id
Terimakasih untuk broadcast info ini. Tuhan memberkati Anda sekekuarga. Amin.
Find Out Your Destiny!
Anda Katolik, lelaki tulen, lajang, mahasiswa atau karyawan muda?
Find Out Your Destiny! dalam retret ini! Retret Panggilan ini diadakan pada Jumat-Minggu, 30 Otk – 1 Nov 2015 di Seminari Menengah Wacana Bhakti, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Pendaftaran hingga 29 Oktober 2015 dengan biaya Rp. 150.000,-. Info: Fr. Wahyu (021-420-3374; WA: 0857-1467-9984), email: prompangkaj@gmail.com.
Retret ini merupakan kerjasama UNIO KAJ dengan Seminari Tinggi Santo Yohanes Paulus II dan Seminari Menengah Wacana Bhakti. (*)
Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-9/Thn4/2015
[gview file=”https://www.kaj.or.id/wp-content/uploads/2015/10/FINAL-PDF-INFO-GEMBALA-BAIK-eds-09_2015.pdf” height=”700px” width=”480px” save=”1″]
Keluarga Katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih,
Memasuki Bulan Oktober, Bulan Rosario, pasti disertai dengan suatu devosi khusus kepada Bunda Maria, Sang Ratu Rosario. Kita diajak untuk bertekun dalam doa, terutama untuk memohon agar Tuhan selalu menyertai kita dan seluruh keluarga kita. Bulan Rosario mempunyai nuansa doa sendiri, khususnya berkaitan dengan pribadi Bunda Maria yang merebut hati jutaan sebagian besar orang Katolik untuk meneladan hidup beriman seperti dia.
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Bdk Luk. 1:38). Kalimat terkenal ini bahkan telah menginspirasi banyak orang untuk menembus batas kemanusiawian dan keterbatasan kehendak orang agar sampai ke kehendak Allah dalam hidupnya. Jika Maria bisa, maka kita juga bisa, jika beriman seperti dia. Tetapi bagaimana beriman seperti itu?
Dunia di sekitar keluarga kita, termasuk pergaulan dan media masa mengajak kita untuk semakin manusiawi. Kita diajak untuk sadar diri sebagai manusia saja. Semua seminar dan majalan motivasi mengarahkan orang pada kehendak sendiri dan melepaskan diri dari beban yang di luar kemampuan kita. Bahkan, orang terbatas pada kehendak dan kesenangannya sendiri saja. Orang berhenti pada keterbatasan yang belum optimal; mandeg ketangguhan dan ketabahannya; berhenti berusaha menjadi suci, menjadi baik, hanya karena ia “manusia biasa”.
Begitu mudah kita mengatakan, “Namanya juga manusia…” atau “Maklumlah, manusia kan ada batasnya..”. mengapa kita melupakan suatu kenyataan lain bahwa kita juga adalah makhluk spiritual. Kita dapat menemukan dunia yang lain di luar yang serba terbatas ini. Kita bisa bermimpi dan mewujudkannya! Kita dapat membayangkan sesuatu yang sebelumnya hanyalah sesuatu yang mustahil. Sekarang semua yang kita peroleh adalah dari orang-orang yang tidak berhenti pada kekurangan dan keterbatasannya.
Dalam hal hidup rohani, Maria telah menjadi suatu cara hidup alternatif. Dalam pengalaman hidupnya, Maria penuh dengan masalah, penuh dengan situasi berat, penuh tanggungjawab yang dia sendiri tidak memahaminya. Tetapi perkataan Maria adalah suatu iman yang mengatasi keterbatasan. Ia percaya Allah menyertai. Ia menghidupkan kemanusiaannya justru dari keyakinannya bahwa ia bisa melakukan dan mengatasi karena Allah menyertainya.
Betapa agung pikiran seperti ini. Manusia yang tangguh menyadari bahwa ia juga ciptaan yang rohani. “kamu bukan dari dunia ini..” (bdk. Yoh.15:19). Kalimat ini jelas bahwa kita dapat melampaui batas, jika kita mengandalkan Tuhan. Kita dapat mengandalkan Allah, karena kekuatan-Nya tanpa batas. Kita tidak perlu dihantui batas, karena kita mempunyai Allah yang mahakuat. Maria sanggup melampaui kekuatannya sebagai manusia biasa, karena ia mengembangkan kenyataan dirinya sebagai manusia rohani juga.
Kita dapat menjadi frustasi mengatasi masalah kita. Kita juga bisa menjadi takut menghadapi masa depan, karena kita merasa tidak sanggup lagi dan penuh dengan kekecewaan. Kita merasa harapan jadi begitu sulit. Hidup yang tanpa harapan menjadi beban dan tidak menyenangkan. Kita jadi seperti menghadapi masalah sendirian. Maka kadang kita dilanda keputusasaan dan menyalahkan Tuhan yang dianggap menjadi penyebab kegagalan.
Keluarga keluarga Kristiani yang dipanggil untuk saling memberkati, tidak jatuh dalam keputusasaan. Mereka tidak akan berhenti dikuatkan. Para suami tidak putus asa menghadapi beban pekerjaan dan kesulitan berelasi lalu berhenti berusaha. Mereka yang percaya akan terus mengusahakan, meskipun merasa lelah, berat, tetapi baginya “pintu terasa selalu dibukakan”. Seorang pengikut Kristus tidak dibatasi oleh kekurangan dan kemanusiaannya, melainkan dikuatkan untuk menghadapi dengan penuh kesanggupan dan iman.
Saya juga berdoa, semoga para ibu dan isteri menghormati kemanusiaannya dengan menguasahakan hidup rohani yang lebih kuat, sehingga ia dapat menjadi terang bagi seluruh keluarga. Seorang perempuan beriman akan lebih mudah menangkap kehendak Tuhan dan dengan tekun melaksanakannya.
Kerapuhan rumah tangga juga diakibatkan kurangnya perhatian pada hidup rohani. Tips dan lifestyle masa kini tidak mengarahkan orang pada kekuatan rohani, melainkan pada kekuatan kehendak sendiri. Kehendak Tuhan diabaikan, padahal hanya itu yang dapat membuat manusia mengalami kebahagiaan yang sejati. Kita sering menyebut “mengikuti kehendak Tuhan” dalam doa-doa kita, tetapi sebenarnya yang kita ikuti hanyalah kehendak kita sendiri.
Mari bersukaria bersama Maria. Mari mengingat teladannya. Ia tidak putus asa dan tangguh luar biasa. Ia manusia seperti kita, tetapi sangat menghormati Tuhan, sehingga Tuhan “jatuh hati” kepadanya. Mari kita merayu diri sendiri ketika kita malas berdoa, malas ke Gereja, atau malas berkumpul bersama teman dan sahabat kita yang hidupnya baik dan penuh iman. Mari kita bangun suatu hidup yang berkembang secara jasmani dan rohani.
Katakan tidak untuk godaan meninggalkan pasangan, menceraikan pasangan, menyakiti anak-anak, atau putus asa. Katakan bahwa “Aku anak Tuhan” yang paling dikasihi oleh Tuhan. Aku tidak mau kalah dengan dunia ini. Aku mau mengalahkan diriku dan dunia sekitarku, menjadi teladan bagi banyak orang yang kehilangan harapan, dan mengajak siapapun menjadi akrab dengan Allah dalam hidup sehari-hari. Semoga keakraban dengan Tuhan ini membuat kita tabah dan kuat menghadapi segala peristiwa hidup yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Amin.
Alexander Erwin Santoso MSF
Kepada:
Yth. Romo Kepala Paroki
dan Ketua Seksi Panggilan Paroki, serta pihak terkait lainnya…
Dengan hormat,
Bersama ini, kami dari Serikat Panggilan – Karya Kepausan Indonesia Keuskupan Agung Jakarta
akan mengadakan Live In Panggilan khusus putra yang akan diselenggarakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu – Minggu, 17-18 Oktober 2015
Waktu : Sabtu (pkl 16.00) – Minggu (pkl 14.00)
Tempat : Seminari Menengah Wacana Bhakti
Jl. Pejaten Barat 10 A, PAsar Minggu, Jakarta
Syarat Peserta:
1. Putra
2. SMP Klas 1 s/d SMP Klas 3
3. Diutamakan peserta yang memiliki ketertarikan menjadi Imam
Jumlah peserta : Setiap aroki paling banyak mengirimkan 2 anak
Kontribusi peserta: @ Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah)
Transfer pembayaran ke Bank Mandiri, No Rek: 1190-006567372 atas nama: Keuskupan Agung Jakarta
Paling lambat tanggal 7 Oktober 2015
Kami mohon untuk konfirmasi kehadirannya paling lambat tanggal 7 Oktober 2015 pada Sekretaris Serikat Panggilan, dengan Ancela (081380139777)/ ancela.djapri@yahoo.com atau Ani Darmanto (08161364830)/ ani_darmanto@yahoo.com
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atas perhatian Romo Paroki dan Seksi Panggilan Paroki kami ucapkan terimakasih
Hormat kami,
RD Yohanes Radityo Wisnu
Direktur Diosesan KKI KAJ