KAJ.or.id – Kaum Profesional Muda ditantang Seminari Tinggi St. Yohanes Paulus II. Seminari Tinggi St. Yohanes Paulus II KAJ ‘menantang’ laki-laki Katolik, para profesional muda, dan teman-teman mahasiswa tingkat akhir untuk ikut serta dalam “Retret Panggilan Calon Imam Diosesan KAJ”.
Acara diadakan di Wisma Samadi, Klender pada tanggal 24-26 Juni 2016. CP: fr. Wahyu-085714679984 (WA), fr. Bernard-085891453010, fr.Bondi-(021)4203374. (Rk)
Kaum Profesional Muda ditantang Seminari Tinggi
Indahnya Toleransi Beragama: “Musik Qosidah menyambut Uskup Suharyo pada HUT Paroki Kranji ke-25”
KAJ.or.id – Saat berkunjung ke Paroki Kranji, Bekasi yang merayakan HUT Minggu, 22 Mei 2016, Uskup Ignatius Suharyo disambut Ibu-ibu berhijab orange yang bermain musik qosidah. Peristiwa ini terasa istimewa di tengah situasi yang acapkali perbedaan mudah menimbulkan gesekan.

Di Kranji, segenap umat paroki dan masyarakat juga telah sejak lama mermbangun kebersamaan dan toleransi bersama masyarakat sekitar gereja. Perlahan-lahan bersama warga masyarakat RW. 08 kami telah bergerak bersama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasilla.
Kebersamaan itu kami saksikan saat Ibu – Ibu grup musik Qasidah ini menyambut kehadiran Bapa Uskup serta para Romo dari Pastoran menuju panggung acara. Melalui Ketua RW. 08 Bapak Supriono dan Ketua RT. 04 yang keduanya terlibat dlm kepanitiaan, para Ibu ini turut berpartisipasi tampil menyemarakkan panggung acara Perayaan HUT Paroki Kranji ke 25 Thn.
(Hutomo - Pengurus Komisi Komunikasi Sosial KAJ)
Novena Besar St. Antonius dari Padua 2016
Novena Besar St. Antonius dari Padua
9 Hari Selasa berturut-turut
14 Juni – 9 Agustus 2016
Paroki Kramat – Gereja Hati Kudus
Pukul 14.00, 17.00, dan 19.30
Paroki Cempaka Putih – Gereja St. Paskalis
Pukul 17.30 dan 19.30
Paroki Bidaracina – Gereja St. Antonius Padua
Pukul 17.30 dan 19.30
Tema :
“Kerahiman Allah Memerdekakan”
Sub Tema :
Selasa, 14 Juni 2016 (Novena I)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk mengasihi semua orang termasuk musuh-musuh kita.
Selasa, 21 Juni 2016 (Novena II)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk memilih berjalan di jalan kebenaran.
Selasa, 28 Juni 2016 (Novena III)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk percaya dan mengandalkan kuasa Yesus.
Selasa, 5 Juli 2016 (Novena IV)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk disembuhkan dan menyembuhkan.
Selasa, 12 Juli 2016 (Novena V)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk membangun sikap pertobatan.
Selasa, 19 Juli 2016 (Novena VI)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk menjadi saudara bagi sesama.
Selasa, 26 Juli 2016 (Novena VII)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk membangun kepekaan dengan melihat dan mendengar.
Selasa, 2 Agustus 2016 (Novena VIII)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk menyambut Tangan Tuhan yang menyelamatkan.
Selasa, 9 Agustus 2016 (Novena IX)
Kerahiman Allah memerdekakan kita untuk menjadi yang terbesar dalam kerendahanhati, ketaatan dan pelayanan.
Paus Fransiskus bertemu Tokoh Islam Sunni Mesir, Imam Besar dari Al-Azhar


KAJ.or.id – Paus Fransiskus melakukan pertemuan bersejarah dengan imam besar dari Al-Azhar, Kairo, Mesir, hari ini Senin, 23 Mei 2016, di Vatikan. Itu dianggap bersejarah karena sebelumnya belum pernah terjadi pertemuan antara pemimpin umat Katolik di dunia dan otoritas tertinggi dalam Islam Sunni.
Sheikh Ahmed al-Tayeb adalah pemimpin masjid dan lembaga pendidikan utama Islam yang paling bergengsi di dunia. Sedangkan Paus Fransiskus merupakan pemimpin dari 1,2 miliar warga Katolik di dunia.
“Pertemuan ini sudah disiapkan dan dijadwalkan digelar pada Senin 23 Mei. Ini adalah pertemuan pertama kedua pemimpin,” kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 20 Mei 2016.
Kunjungan ini sangat simbolis dan berlatar belakang peningkatan dalam hubungan di antara kedua tokoh agama setelah terjadi ketegangan cukup serius akibat pidato Paus Benediktus XVI, pendahulu Paus Fransiskus.
Hubungan memburuk ini diawali oleh pidato Paus Benediktus pada 2006 yang menganggap Islam terkait dengan kekerasan. Pernyataan ini memicu protes di beberapa negara dan penyerangan terhadap umat Katolik.
Dialog perdamaian dimulai tahun 2009, tapi dihentikan Al-Azhar pada 2011, ketika Benediktus menyerukan perlindungan terhadap minoritas umat Kristiani seusai serangan bom di sebuah gereja di Alexandria, Mesir. Seruan tersebut dianggap mengintervensi dan mencampuri urusan dalam negeri Mesir.
Hubungan ini terus meningkat sejak Fransiskus menjadi paus pada 2013 dengan dialog antariman kepercayaan dijadikan agenda awal kepemimpinannya. Dialog pun dilakukan saat penutupan bulan suci Ramadan pertama pada masa kepausannya.
Hubungan semakin baik dan menjurus ke perbincangan kerja sama sehingga terjadi pertemuan bersejarah ini setelah beberapa kali Paus memberikan komentar yang membela umat Islam.
Bahkan paus berusia 79 tahun tersebut menjadi berita utama pada April lalu ketika ia kembali dari perjalanan ke pulau penampungan imigran Timur Tengah dan membawa serta tiga keluarga muslim Suriah yang sedang disiapkan Vatikan untuk mengajukan permohonan suaka di Italia. (tempo.co & channelnewsasia.com)
‘TIMOTIUS’ oleh Uskup Suharyo


http://fwdioc.org/parish-finder-item?r=ZQG7UKWSA6
KAJ.or.id – ‘Timotius’ yang secara harafiah berarti pribadi yang menghormati Allah – dikenal sebagai rekan kerja dan pendamping terpercaya Rasul Paulus dalam perjalanan-perjalanan misinya. Mengenai hal ini Rasul Paulus menulis, “Dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu … Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya …” (Flp 2:19-22).
Timotius lahir di Listra dalam keluarga yang orangtuanya tidak seiman. Ayahnya orang bukan Yahudi, ibunya seorang Yahudi. Bersama ibunya, Eunike dan neneknya Lois, ia menjadi pengikut Kristus (2 Tim 1:5). Semenjak masa mudanya, Timotius sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari ibunya (2 Tim 3:15). Namun sebagai orang yang tumbuh dalam keluarga nikah campur, kiranya Timotius bukan orang yang dengan ketat dengan aturan-aturan agama Yahudi. Ini jelas dalam Kis 16:2-3, baru ketika ia diajak ikut menemani Paulus dalam perjalanan misinya Timotius diminta untuk sunat. Ini dilakukan untuk menghindari atau menghilangkan pertentangan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Yahudi Kristiani. Pada waktu itu ia sudah dikenal sebagai pribadi yang baik, bukan hanya di Listra tempat kelahirannya, tetapi juga di Ikonium. Selanjutnya ia menemani Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua (tahun 40-52) sampai ke Berea (Kis 17:14). Di sana ia tinggal bersama Silas, sementara Paulus melanjutkan perjalanannya. Kemudian, ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus (Kis 18:5), lalu menemani Paulus ke Yerusalem (Kis 20:4).

Timotius sungguh dicintai dan disayang oleh Paulus. Bukan karena apa-apa, tetapi karena Timotius telah mewarisi (seluruh) kekayaan pribadi Paulus:” Engkau mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokia dan di Ikonium dan di Listra” (2Tim 3:10-11). Ini pula kiranya yang dapat menjelaskan bahwa ada enam surat Paulus yang juga “ditandatangani” oleh Timotius (1Tes 1:1; 2 Tes 1:1; 2 Kor1:1; Flp 1:1; Kol 1:1; Fil 1).
Kita dapat belajar dari pribadi Timotius : pribadi yang masih muda (1 Tim 4:12), lahir dalam keluarga yang orangtuanya tidak seiman (Kis 16:1; 2 Tim 3:15) dengan kesehatan yang tidak prima (1 Tim 5:23), mampu dengan unggul menjadi “pembantu” Rasul (Kis 19:22), “kawan seperjalanan” (Kis 20:4), “rekan sekerja” (Rom 16:21), “saudara” (2 Kor 1:1). Semoga keluarga-keluarga kita – dan komunitas kita juga – menjadi tempat yang subur untuk lahir dan bertumbuhnya pribadi-pribadi seperti Timotius. Salam dan Berkat Tuhan.
+ I. Suharyo (Uskup Keuskupan Agung Jakarta).
Kerahiman yang Memerdekakan dalam Allah Tritunggal

Setiap kali berdoa, “Kemuliaan” seringkali didoakan sebagai bentuk keyakinan kita akan tiga pribadi Allah yang maharahim yakni sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mengapa Allah mau hadir dalam tiga pribadi ini yang cukup rumit untuk dijelaskan? Pertanyaan ini memang dapat dijawab oleh pengalaman iman kita akan Allah yang hidup.
Sebuah keluarga biasanya memiliki anggota keluarga yakni seorang ayah, kemudian ada ibu, serta anak-anaknya. Setiap anggota keluarga ini tentu memiliki peran khusus masing-masing. Peran yang berbeda ini berfungsi untuk saling melengkapi dan tidak untuk saling menggantikan atau bertukar peran. Contohnya, ayah tidak mungkin menggantikan peran ibu dalam mengandung dan melahirkan anak, atau anak menggantikan ayah untuk bekerja tanpa bekal pengetahuan yang cukup. Hal ini sama dengan kedudukan Allah sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Allah dapat sebagai Bapa, tetapi Bapa tidak dapat sebagai Putra atau Roh Kudus. Allah yang Tritunggal ini saling melengkapi sehingga memperlihatkan kerahiman yang memerdekakan.
Peran Allah sebagai Putra yakni Yesus Kristus ditunjukkan Yohanes 5:31, “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar.” dan didukung oleh Yohanes 8:17, “Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah.”. Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk mewartakan kesaksian tentang kerajaan Sorga. Yesus yang menjadi manusia di dunia pun tidak sendiri dan melibatkan Allah Bapa yang melihat dari Sorga. Nah, apa jadinya apabila peran ini Yesus ditukar dengan Bapa? Tentu, pengalaman seorang ayah yang lebih banyak dari pengalaman seorang anak saling melengkapi, sehingga kesaksian Yesus menjadi kurang kalau tidak dilengkapi oleh Allah BapaNya. Dalam Yohanes 4:10, Yesus mempertegas, “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya.”. Allah Putra juga rela wafat di salib untuk dikorbankan bagi para sahabatnya dan peran ini tidak mungkin digantikan oleh Allah Bapa atau Allah Roh Kudus.
Sebuah paket dikirimkan melalui perantaraan kurir untuk mengantarkan paket itu sampai tujuan. Jika hal-hal tentang kerajaan Sorga ingin disampaikan ke dunia oleh Allah Bapa, maka Allah Roh Kudus yang berperan. Dalam Lukas 3:22, “Dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”. Roh Kudus memiliki peran yang cukup penting, yakni menghubungkan kerajaan Sorga yang nan jauh dimata dengan dunia kita. Maka, dalam pribadi Allah Putra, Yesus juga dibantu oleh Allah Roh Kudus untuk menyampaikan warta dari Sorga yang disampaikan Allah Bapa untuk diwartakan kembali oleh Yesus. Roh Kudus juga memiliki keunikan karena sebagai pembawa pesan baik, Dia juga memiliki hadiah bagi kita, yakni tujuh karunia Roh Kudus. Kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, takut akan Allah, dan kesalehan adalah karunia Roh Kudus. Jika memang kita percaya Allah Roh Kudus tinggal di dalam kita dan kita mau mengembangkan dan menuai karunia Roh Kudus pada lahan atau kemapuan yang kita punya, pasti kita akan memetik sembilan buah roh kudus, yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Sebagai Bapa yang mengasihi anak-anaknya, tentunya Allah ingin mewujudkan kerahimannya kepada kita semua. Putranya yang terkasih telah dikurbankan karena besarnya kerahiman Allah demi memerdekakan kita semua dari perbudakkan dosa. Terlebih, pada hari Pentakosta, Allah juga turun ke dunia dalam wujud roh kudus setelah 10 hari, Sang Putra kembali naik ke Surga. Allah kita memang Maharahim, tetapi apakah kita masih mewujudnyatakan hal ini di dunia yang semakin tak terarah? Apakah kita sadar juga kerahiman Allah ini perlu diwujudnyatakan agar kemerdekaan ini juga semakin dirasakan? Apakah kita benar-benar merdeka dari dosa-dosa yang membelenggu kita? Pada intinya, kita seharusnya memang mengimani dan mendukung Allah Tritunggal yang bekerjasama untuk mewujudkan kerahiman demi memerdekakan manusia dari dosa yang membelenggu dan lebih peka lagi terhadap panggilan Allah entah dalam wujud Bapa, Putra, atau Roh Kudus.
Octavianus Bima Archa Wibowo
@patungbw27
Misa & Adorasi PDKK St Fransiskus Asisi
PDKK St Fransiskus Asisi Taman Anggek mengundang umat untuk menghadiri dan merasakan Kuasa Penyembuhan Allah melalui Misa & Adorasi bersama Rm. Patrisius de Yesus, CSE & Tim Lembah Karmel, Cikanyere pada hari Kamis, 2 Juni 2016 Jam 19.00 WIB (Tepat).
Kegiatan ini memiliki tema sesuai kutipan injil ” Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. ~ Mat 11:28 ” dan diadakan di Ruang Anggrek 1 Mall Taman Anggrek, naik ke L7 melalui lift di belakang Mango/samping Gramedia/Metro.
Marilah hadir bersama-sama dan berpartisipasi. Tuhan memberkati Anda dan Keluarga.
Informasi lebih lanjut: https://www.fb.com/StasiStFransiskusAsisi/
Terima kasih.
Demi AYD, KWI Percepat IYD Ke-2
KAJ.or.id – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) akan menyelenggarakan Indonesian Youth Day (IYD) ke-2 di Manado Sulawesi Utara pada 1-6 Oktober 2016. Perhelatan kaum muda yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali ini seharusnya dilaksanakan 2017 setelah yang pertama 2012 di Kalimantan Barat.
“Percepatan ini diadakan karena Indonesia terpilih menjadi penyelenggara dan tuan rumah Asian Youth Day (AYD) yang akan diselenggarakan 2017 mendatang,” jelas Mgr. Pius Riana Prapdi, ketua Komisi Kepemudaan KWI kepada pers di Jakarta 19 Mei 2016.
Hari orang muda katolik Indonesia di Manado ini akan diikuti oleh 3.000 orang muda dari 37 keuskupan seluruh Indonesia. “Pertemuan para kaum muda ini akan menjadi ajang berbagi pengalaman dan berdiskusi serta mensyukuri keberagaman Indonesia. Kesempatan ini juga akan menjadi ajang membangun komitmen kaum muda mengenai kebangsaan dan mencari jalan mengatasi berbagai tantangan zaman yang makin modern dan majemuk,” tandas Mgr. Pius Riana Prapdi.
Panitia juga telah menetapkan tema IYD 2016 yaitu OMK: Sukacita di Tengah Masyakarat Indonesia yang Majemuk. Harapan KWI para Orang Muda Katolik Indonesia makin mampu beradaptasi dengan lingkungannya dan menjadi corong dalam menyebarluaskan nilai-nilai toleransi antar perbedaan. “Kita berharap orang muda makin mampu menjadi panutan dalam memahami dan mengemban nilai moral positif di tengah kemajemukan Indonesia,” lanjut Mgr. Pius Riana Prapdi.
Temu wartawan ini juga dihadiri oleh Ketua Umum IYD Rm. Johan Montolalu, RD Antonius Haryanto, sekretaris eksekutif Komisi Kepemudaan KWI serta Daniel Mananta, host dan founder DAMN! I love Indonesia.
Sonar Sihombing (Pengurus Komisi Komunikasi Sosial KAJ)
Hadirilah “Church as HOPE” !
KAJ.or.id – Church as HOPE merupakan acara khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus usia 7-20 tahun. Acara dengan sub-tema “Gereja Menyambut Keluarga Anda” akan membantu orang tua dan keluarga dalam mendampingi anggota keluarga yang ‘berkebutuhan khusus’.
Diadakan pada 25 Juni 2016 di Auditorium PTIK, Jl. Tirtayasa Raya No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan narasumber Vikep KAJ, Rm. Andang L. Binawan SJ dan Heidi Awuy.
Registrasi ditutup 3 Juni 2016. Info: Sasa (0816.136.2235) dan Sandra (0818.820.427). (*)
Memperjuangkan Humanisme dan Perdamaian Dunia, Paus Fransiskus Terima Penghargaan Charlemagne 2016
KAJ.or.id – Paus Fransiskus menerima penghargaan Charlemagne 2016 sebagai pengakuan atas perannya dalam mempromosikan perdamaian dunia.
Pemimpin umat Katolik dunia itu juga dianggap berjasa dalam mengupayakan pemahaman lintas budaya dan persatuan Eropa.
Upacara penyerahan hadiah berlangsung di Vatikan, Jumat (6/5/2016), dipimpin oleh Presiden Parlemen Eropa, Martin Schultz, dengan dihadiri sejumlah pejabat tinggi Eropa lain, seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Schultz mengatakan, Paus Fransiskus layak mendapat penghargaan internasional karena membantu mengingatkan nilai-nilai tradisional Eropa, seperti solidaritas, perhatian, dan toleransi.
Dalam pidatonya saat penerimaan hadiah, Paus mendesak Eropa untuk merobohkan dinding penolakan terhadap pendatang dari luar serta perlunya sosial ekonomi baru yang radikal untuk melayani banyak orang.
“Apa yang telah terjadi dengan kalian, dengan humanisme Eropa, pejuang hak asasi, demokrasi, dan kebebasan?” ungkapnya.
Paus menambahkan bahwa Eropa membutuhkan “transfusi kenangan” agar bisa membebaskan diri dari godaan hasil politik yang instan untuk jangka pendek.
Charlemagne merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada orang yang bekerja untuk persatuan Eropa. (Sumber: Kompas.com – Rk)