Home Blog Page 92

Video Surat Gembala Hari Lingkungan Hidup Sedunia 4-5 Juni 2016

KAJ.or.id – Dalam rangka hari Lingkungan Hidup Se-Dunia (5 Juni), Uskup Agung Jakarta, telah menetapkan bahwa hari Sabtu-Minggu, 4-5 Juni di paroki-paroki dan stasi-stasi di Keuskupan Agung Jakarta dijadikan sebagai hari ‘Minggu Hijau’ (Green Sunday).
Harapannya seluruh umat di paroki berfokus pada upaya meningkatkan kesadaran pada kepedulian Lingkungan Hidup.

DVD SURAT GEMBALA BAPAK USKUP TENTANG “LINGKUNGAN HIDUP” lengkap dengan ilustrasi film/foto yang menarik sesuai isi, TELAH TERSEDIA. DVD untuk ditayangkan di LCD proyektor gereja menggantikan cara pembacaan Surat Gembala pada Misa hari Sabtu/Minggu, 4/5 Juni 2016.

Bagi paroki yang memerlukannya silakan mengambilnya di receptionis GKP-KAJ. Terimakasih. (Rk)

Sarasehan Pancasila: “Perlunya Kegelisahan”

Bambang Ismawan, Setia Budiantoro , J. Kristiadi, sarasehan pancasila, uskup suharyo,
Para Narasumber dan moderator mendapatkan kenang-kenangan dari panitia sarasehan.

KAJ.or.id – Mgr. Ign. Suharyo, Pr Uskup Agung Jakarta tampil sebagai pembicara dalam serasehan mengenai Pancasila. Sarasehan ini digagas oleh para alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jogyakarta, St. Thomas Aquinas ke-69 di Gedung Nusantara V Komplek DPR-RI 25 Mei 2016. Bapa uskup mengajurkan agar anak bangsa ini dan para alumni PMKRI tidak bedoa kepada Tuhan hanya untuk memohon berkat, bersyukur dan mohon kesembuhan serta keselamatan dan kesejahteraan.

“Saya kira tidak cukup hanya beriman dan berdoa seperti itu. Kita juga perlu memohon kegelisahan. Sehingga akibat kegelisahan itu kita bisa keluar dari zona aman dan nyaman kita dan melihat realita lingkungan yang lebih luas,” ungkapnya yang disambut tawa para alumni PMKRI dari seluruh Indonesia yang menghadiri serasehan ini.

Bapa Uskup menandaskan bahwa tugas kita adalah membuat lingkungan kita semakin lebih bermartabat, lebih manusiawi dan semakin kristiani. Apa yang harus kita buat untuk mencapai tujuan itu? “Kita butuh kompetensi etis atau belarasa atau compassion. Sebab tanpa belarasa kita akan cuek bebek dan berkata itu bukan urusanku,” ungkap Mgr. Suharyo.

Setia Budiantoro , J. Kristiadi, sarasehan pancasila, uskup suharyo,
Mgr. Ign. Suharyo dan J. Kristiadi (kanan) sebagai narasumber dan Setia Budiantoro sebagai moderator.

Untuk melakukan itu dibutuhkan kebersamaan (kerjasama) semua pihak agar kemampuan kita lebih besar dan lebih tahan lama. “Selain itu kita butuhkan analisa iman untuk membaca realitas yang ada dalam iman. Hal ini akan menimbulkan kegelisahan dan keinginan serta dorongan untuk berbuat sesuatu untuk mengatasinya melalui analisa ilmiah. Inilah yang kita sebut gerakan. Gerakan yang kita canang tidak harus besar-bear tetapi mulailah dari yang kecil-kecil,” ungkapnya.

Bapa Uskup memberi contoh wilayah Tangerang yang banyak dihuni oleh para buruh pekerja dan keluarganya. Pertanyaan kita, siapa yang akan memelihara anak-anak mereka saat mereka harus bekerja? “Ini memunculkan kegelisahan untuk ingin segera menghasilkan jalan keluar. Maka dilakukanlah riset lapangan dan analisa mendalam. Akhirnya kita temukan jawabannya yaitu perlu didirikan rumah penitipan anak,” ungkapnya.

Demikian juga LSM. Apa yang harus dilakukan agar APBD benar-benar termanfaatkan dengan baik bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Ini harus benar-benar menjadi kegelisahan batin sehingga akan muncul ide mengadakan pengawalan yang ketat terhadap pemanfaatan APBD.

Berkaitan dengan Pancasila, Para uskup yang tergabung dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mencemaskan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. “Para uskup melihat perujudan sila ke-5 Pancasila ini makin jauh dari harapan. Karena itu selama tiga tahun berturut-turut sejak 2003, 2004 hingga 2005 para uskup membicarakan topic ini. Dari kegelisahan ini para uskup sepakat untuk terus mengembangkan Credit Union (CU) yang terbuka untuk umum. Paling tidak dengan gerakan ini para anggota CU semakin bisa memanfaatkan dana mereka secara tepat guna dan tepat sasaran sehingga keadaan ekonomi mereka semakin baik. Karena itu sekarang di semua keuskupan tumbeuh berkembang CU,” tambah Mgr. Suharyo.

Setia Budiantoro , J. Kristiadi, sarasehan pancasila, uskup suharyo,
Para Narasumber dan moderator mendapatkan kenang-kenangan dari panitia sarasehan.

Di lain pihak J. Kristiadi, dari peneliti CSIS mengemukakan pembicaraan mengenai Pancasila sudah sangat banyak. Tujuan Pancasila adalah pencapaian kebahagiaan rakyat bangsa ini. “Semua pembicaraan menjadi sangat abstrak. Karena itu kadang sudah membosankan. Bagi saya yang penting adalah bagaimana kita merasakan arti nilai-nilai Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana istri dan anak-anak merasakan secara kongkrit cinta saya kepada mereka. Karena itu saya usulkan mulailah dari keluarga masing-masing menerapkan nilai-nilai Pancasila itu,” anjuran J. Kristiadi.

Secara politik, menurut Kristiadi saat ini jumlah anggota DPR dan DPD yang beragama katolik sudah sangat besar bila dibandingkan dengan jumlah umat katolik di negri ini. “Sekarang sebagai umat katolik bagaimana mereka berjuang untuk kepentingan rakyat. Bagaimana sentuhan kritianitas yang mereka miliki dalam perjalanan bangsa ini. Bisakah diharapkan akan lebih baik? Ini yang penting,” tandas Kristiadi. Kita, lanjutnya, tidak boleh lagi mengandalkan orang-orang katolik KTP. “Setiap hari kita harus bisa merasakan mukjizat terjadi karena merasakan adanya sentuhan Tuhan dalam aktivitas kita. Untuk bisa merasakan sentuhan itu tiap hari kita juga harus baca Kitab Suci. Karena disanalah sumber inspirasi,” ujar Kristiadi.

Bambang Ismawan, Setia Budiantoro , J. Kristiadi, sarasehan pancasila, uskup suharyo,
Usai sarasehan para peserta (alumni PMKRI Cab. Jogya) masih mengerubungi Mgr. Suharyo dan J Kristiadi.

Selain kedua pembicara ini, dalam sambutannya Bambang Ismawan, mewakili para mantan ketua DPC PMKRI Jogyakarta menyambut hangat pembahasan topik Pancasila ini. Ia topic ini telah mengingatkannya kembali akan Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) pada 27-29 Desember 1957. Inilah kongres keagamaan pertama yang bersifat nasional sejak 1945. KUKSI merupakan pendorong utama akan lahirnya gerakan Pancasila. “Gerakan ini digagas oleh Pater John Dijkstra, SJ. Maka lahirlah serikat-serikat yang sifatnya umum dan tidak terafiliasi dengan Partai Katolik. Bahkan sering dikatakan Geralam Ikhlas. Sehingga lahirlah Ikatan Buruh Pancasila, Ikatan Petani Pancasila, Ikatan Nelayan Pancasila,” tandas Ismawan yang juga pengelola LSM Bina Swadaya. Dari pengalaman ini dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah pemberi peluang yang terbuka bagi setiap warga negara Indonesia. “Sekarang bagaimana kita memanfaatkannya untuk membangun bangsa ini dengan sebaik-baiknya,” tandas Ismawan.

Sonar Sihombing, Anggota Komisi Komsos KAJ

Tarekat Suster Kontemplatif OCD hadir di KAJ

Vikjen KAJ, Rm Samuel Pangestu, menerima 8 Suster OCD. suster ocd di jakarta, kaj, keuskupan agung jakarta
Selasa, 31 Mei 2016, delapan orang Suster kontemplatif dari Biara OCD Lembang datang mengawali pendirian Biara Kontemplatif OCD di kompleks Samadi, Klender. (foto-foto: Rm Antara, Rm Samuel dan Rm Ulun)


KAJ.or.id – Menjelang peringatan 210 tahun, Tuhan melengkapi Gereja KAJ dengan kehadiran Biara Pertapaan OCD (Ordo Carmelitarum Discalceatorum) di Komplek Samadi Klender. Pada 31 Mei 2016, 8 suster kontemplatif dari Biara OCD Lembang mengawali pendiriannya.
Gereja Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) telah diberkati dan diperkaya dengan kehadiran para Imam , Biarawan serta Biarawati dari aneka Tarekat Religius serta pertumbuhan umat yang  menggembirakan.
Mari kita haturkan syukur dan sukacita kepada Allah Maharahim dengan doa agar kehadiran Biara Pertapa OCD semakin menyuburkan Gereja KAJ. (Rk)

Download File Cetak: GARUDA PANCASILA & 5 SILA

KAJ.or.id – Dalam rangka ikut memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2016 sekaligus menggelorakan tema besar implementasi Ardas KAJ 2016-2020 “Amalkan Pancasila”, kami menghimbau para Pastor, Dewan Paroki dan umat di KAJ untuk untuk mendukung Gerakan #PasangGarudaPancasila, #PasangGP.
CONTOH FRAME 1

Berikut ini kami berikan link Download File Cetak: GARUDA PANCASILA & 5 SILA. File ini bisa kita cetak/print lalu diberi bingkai untuk dipasang di Kantor, Rumah, Komunitas, Biara dsb.

DOWNLOAD GAMBAR GARUDA PANCASILA & 5 SILA

KAJ download
 

Rombongan Umat Lansia KAJ Kunjungi Masjid Istiqlal

lansia kaj
Abu Hurairah (paling kiri, berpeci) memberikan penjelasan tentang bedug raksasa kepada rombongan umat lansia KAJ yang mengunjungi Masjid Istiqlal. [HIDUP/Yanuari Marwanto]
lansia kaj
Abu Hurairah (paling kiri, berpeci) memberikan penjelasan tentang bedug raksasa kepada rombongan umat lansia KAJ yang mengunjungi Masjid Istiqlal. [HIDUP/Yanuari Marwanto]

KAJ.or.id – Sekitar 140 umat lansia dari berbagai paroki se-KAJ berkunjung ke Masjid Istiglal Jakarta Pusat (Jumat, 12/5).Tiba di pintu masuk masjid, rombongan umat lansia ini disambut pengurus masjid. Mereka mendapat berbagai informasi tentang sejarah dan arsitektur masjid dari Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Abu Hurairah.

Para lansia juga diajak berkeliling dan melihat sejumlah daya tarik masjid, seperti “Kubah Silaban” dari lantai dua dan bedug raksasa dengan berat sekitar 2,3 ton. Sebagai kenangan, rombongan umat lansia ini memberikan cenderamata berupa sepuluh tempat sampah yang diserahkan kepada Kepala Ri’ayah (Pemeliharaan), Syamsudin.

Perjumpaan ini merupakan bentuk dialog dengan umat agama lain demi memperkokoh kehidupan iman. Rombongan ini ditemani oleh Romo Moderator Umat Lansia KAJ, Rm. Martinus Hadiwijoyo Pr. (HidupKatolik.com)

Surat Himbauan Resmi: “Memperingati Hari Lahir PANCASILA 1 Juni 2016”

Hal: Imbauan tentang Peringatan Lahirnya Pancasila 1 Juni 2016

Hal: Imbauan tentang Peringatan Lahirnya Pancasila 1 Juni 2016
Hal: Imbauan tentang Peringatan Lahirnya Pancasila 1 Juni 2016

Dalam rangka ikut memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2016 sekaligus menggelorakan tema besar implementasi Ardas KAJ 2016-2020 “Amalkan Pancasila”, kami menghimbau para Pastor, Dewan Paroki dan umat di KAJ untuk:

  1. Menyelenggarakan Misa Perayaan Hari Lahir Pancasila pada Rabu, 1 Juni 2016 di Gereja Paroki masing-masing dan mengumumkan kepada umat pada hari Sabtu/Minggu 28-29 Mei 2016 agar menghadirinya; atau memohonkan intensi Misa Harian pada Rabu, 1 Juni 2016 secara khusus untuk pengamalan Pancasila baik dalam Gereja maupun di tengah masyarakat Indonesia.
  2. Memasang Lambang Negara Garuda Pancasila di kantor pelayanan Paroki bersama kantor-kantor pelayanan unit karya seluruh KAJ.
  3. Menggerakkan seluruh umat paroki untuk memasang Lambang Negara Garuda Pancasila di rumah masing-masing sebagai penanda/pengingat komitmen kita bersama dalam mengamalkan Pancasila.

Kami juga mengimbau para Pimpinan Biara Tarekat Religius yang ada di KAJ untuk mendukung gerakan tersebut, yakni berpartisipasi dalam Misa Perayaan Hari Lahir Pancasila di Gereja Paroki atau Kapel komunitas dan turut serta memasang Lambang Garuda Pancasila di rumah biara masing-masing.
Hormat Kami,
Rm. Samuel Pangestu, Pr
VIKJEN KAJ

Adorasi, Rekoleksi, Novena & Amal Kasih

Mengalami Belas Kasih Allah Yang Maha Rahim

Mengalami Belas Kasih Allah Yang Maha Rahim
Mengalami Belas Kasih Allah Yang Maha Rahim

KAJ.or.id – Gerakan Jumat, Sabtu & Minggu Pekan I. Pekan Pertama dalam bulan dipilih sebagai momen gerakan ini karena umat sudah terbiasa melakukan kegiatan rohani pada saat itu. Dilaksanakan selama 9 bulan (Feb-Okt 2016).
Sasarannya: 1. Mendorong umat untuk mengikuti Adorasi Jumat Pertama (dalam Misa Jum-Per). 2. Rekoleksi/Sarasehan/Sharing iman 9 kali berturut-turut pada Sabtu Pertama (pagi hari) dengan tema “Mengalami Belas Kasih Allah yang Maha Rahim”.
Ourselves, others and God
Ourselves, others and God

3. Misa Sabtu Sore Pekan I setiap bulan akan diisi dengan tema-tema khusus sebagai novena 9 kali. 4. Pada hari Minggu, umat didorong melakukan amal kasih sebagai buah dari olah rohani, keluarga ataupun komunitas/lingkungan.
Ada pun beberapa usulan tema-tema Rekoleksi/Sarasehan/Sharing Iman adalah sebagai berikut (tema ini boleh ditambahkan sendiri):

“MENGALAMI BELAS KASIH ALLAH YANG MAHA RAHIM DALAM…”

1. Dunia Kerja (Februari). 2. Relasi Suami-Istri (Maret). 3. Hidup Membiara (April). 4. Pengabdian Guru (Mei). 5. Lingkungan Hidup (Juni). 6. Karya Penggerak Sosial Politik (Juli). 7. Orang Muda Katolik (Agustus). 8. Anak Sekolah/Remaja (Sept). 9. Menjalani Usia Emas/Lansia (Okt).
Secara kreatif, bisa dipikirkan juga suatu gerakan rohani yang dilakukan secara serempak di lingkungan, komunitas, sekolah tanpa perlu memakan biaya. Misalnya: Doa Rosario Merah Putih. (Rk)

Ziarah Rohani 9 Gereja

Lukisan "Yesus Menyambut Segala Suku Bangsa" di Gereja Lauzerte Prancis

Lukisan "Yesus Menyambut Segala Suku Bangsa" di Gereja Lauzerte Prancis
Lukisan “Yesus Menyambut Segala Suku Bangsa” di Gereja Lauzerte Prancis

KAJ.or.id – Selama Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah yang penuh rahmat ini, ziarah menjadi salah satu rangkaian kegiatan rohani utama yang dianjurkan; diharapkan umat mengarahkan batin kepada Belas Kasih Allah yang Maharahim dan terdorong untuk bertobat, memperbaiki diri dan tergerak peduli mengasihi sesama.
Memberkati Pintu Kerahiman Allah
Memberkati Pintu Kerahiman Allah

‘Wajah Allah yang Maharahim Penuh Belas Kasih’ selalu hadir disana, di tengah Gereja manapun. Namun biasanya ‘Wajah’ itu terlihat lebih mudah dan nyata di tengah Gereja yang sedang berjuang.
Peziarahan ke Gereja-Gereja yang sedang berjuang akan membantu kita semakin memahami Belas KasihNya yang Maharahim dan doa-doa seluruh umat akan menguatkan perjuangan mereka.
Saat ini sudah banyak lingkungan, komunitas dan paroki yang bersama-sama melakukan ziarah ini. Tentu ini bukan semata perjalanan rekreasi, melainkan menjadi perjalanan rohani bagi para peserta ziarah.
Panduan Ziarah Rohani 9 Gereja:
1. Tempat ziarah WAJIB adalah Gereja Katedral Jakarta. 2. Semua Gereja di KAJ dapat menjadi tempat ziarah. Namun, dalam Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah ini, kita direkomendasikan untuk mengunjungi dan mendoakan Gereja yang sedang berjuang. 3. Selain Gereja (Paroki) dapat juga memilih tempat ziarah lain seperti Gua Maria Gembala Baik-Jatinegara; Wisma Samadi-Klender dan kapel-kapel yang ada di KAJ. (*)

Adorasi Ekaristi Pribadi

Bagaimana kita melakukan Adorasi Ekaristi Pribadi?

Bagaimana kita melakukan Adorasi Ekaristi Pribadi?
Bagaimana kita melakukan Adorasi Ekaristi Pribadi?

KAJ.or.id – Di luar Perayaan Ekaristi kita dapat mengunjungi dan menyembah Sakramen Mahakudus yang disimpan dalam Tabernakel atau yang ditahtakan. Beberapa paroki di KAJ telah menyediakan ruangan khusus untuk adorasi. Adorasi memerlukan keheningan batin. Batin yang hening memerlukan kerendahan hati. Hati yang terbuka siap mendengarkan, dengan kelembutan kasih.
Bagaimana kita melakukan Adorasi Ekaristi Pribadi?
PERSIAPAN: 1. Lapangkanlah ruang hati, bersih dan sunyi dari suara-suara terutama suara pikiran yang mengganggu. 2. Duduk bersama-Nya dalam percakapan batin. 3. Memohon ampun atas segala dosa yang telah diperbuat.
PELAKSANAAN. 4. Mendoakan Mazmur (Mis. Mz. 70, 103, 136,146, dll). 5. Membaca dan merenungkan Kitab Suci. Carilah perikoptentang Belas Kasih Allah yang Maharahim. Bila ada ayat yang menarik perhatian, mintalah kepada Tuhan mengajarkan apa yang ingin disampaikan-Nya. 6. Mencurahkan isi hati. Curahkanlah isi hatimu pada-Nya. Jangan lupa mohon bimbingan-Nya agar semakin memahami dan dimampukan hidup dalam semangat Belas Kasih Allah yang Maharahim. 7. Bersyukur dan Berdoa. Doakanlah keluarga, teman-teman atau sesama, dan juga mereka yang telah mendahului kita menghadap- Nya.
PENUTUP. 8. Berdiam diri dan menikmati kehadiran Allah. Nikmatilah momen perjumpaan dalam keheningan dan rasakan kehadiran Yesus bersamamu. 9. Mohon berkat bagi perjalan hidupmu. (*)

Keluarga: Sekolah Kemanusiaan Utama dan Pertama

http://holyfamilyche.blogspot.com/p/registration-information-2015-2016.html
http://holyfamilyche.blogspot.com/p/registration-information-2015-2016.html
http://holyfamilyche.blogspot.com/p/registration-information-2015-2016.html

Judul catatan ini adalah kalimat pertama dari Konstitusi Pastoral Tentang Gereja Di Dunia Dewasa Ini, no. 52. Judul itu memberi kesan besar, dalam arti sangat bagus tetapi sekaligus tidak terlalu jelas maksudnya. Di dalam ajaran itu antara lain dikatakan, “Melalui pendidikan hendaknya anak-anak dibina sedemikian rupa, sehingga bila nanti sudah dewasa mereka mampu penuh tanggung jawab mengikuti panggilan mereka, juga panggilan religius, serta memilih status hidup mereka”. Tentu judul itu dapat ditafsirkan atau dimaknai secara kreatif.

Salah satu yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah dengan mengajar anak-anak sejak kecil untuk menggunakan tiga kata bermakna ini : terima kasih, tolong, maaf.

Tiga kata itu sudah banyak diulas dengan berbagai macam cara oleh para ahli ilmu jiwa, para motivator, bahkan Paus Fransiskus juga menggunakan tiga kata itu dalam salah satu wejangan yang diberikannya. Pada tanggal 14 Februari 2014 beliau mengajak keluarga-keluarga untuk menjaga keutuhan keluarga antara lain dengan mempribadikan tiga kata itu.

Catholic Family Ilustration - http://www.catholicdadsonline.org/
Catholic Family Ilustration – http://www.catholicdadsonline.org/

Kemampuan berterima kasih adalah salah satu tanda kedewasaan pribadi seseorang. Seorang anak yang diberi permen dan tidak mengucapkan terima kasih, akan diajari oleh ibu, bapak atau kakaknya untuk mengucapkan terima kasih. Terus seperti itu, sampai anak itu tanpa disuruh dapat mengucapkan terima kasih. Artinya, dia sudah berkembang menjadi pribadi yang semakin matang.

Kata “tolong” dapat dimengerti sebagai ungkapan penghargaan terhadap martabat pribadi orang yang kita ajak bicara. Seorang pembesar dapat saja menyuruh pegawainya dengan kasar untuk melalukan sesuatu, bahkan mungkin dengan ancaman. Dengan cara itu mungkin ia ingin menunjukkan kuasanya; tetapi pasti bukan martabatnya. Lain halnya kalau ia mengatakan maksudnya mulai dengan kata “tolong”. Yang dimintai tolong pasti akan merasa dihormati dan dihargai martabatnya.

Sementara itu tidak sedikit orang yang merasa bahwa minta “maaf” berarti merendahkan diri, kalah. Maka tidak jarang kita mendengar orang mengatakan, “saya tidak sudi minta maaf”. Padahal keutuhan pribadi seseorang antara lain ditentukan oleh kemampuannya minta maaf.

Salam dan Berkat Tuhan untuk Anda, keluarga dan komunitas Anda.

+ I. Suharyo (Uskup Keuskupan Agung Jakarta). (*)

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?