Home Blog Page 71

Baksos KKMK St.Kristoforus 9 Februari 2019

Berbagai kegiatan bisa dilakukan di akhir pekan. Bagi teman-teman KKMK St.Kristoforus, kegiatan akhir pekan kali ini, memiliki kesan yang sangat mendalam.
Karena pada Sabtu, 9 Februari 2019 lalu, KKMK St.Kristoforus mengadakan kunjungan ke Yayasan Tri Asih.
Beragam kegiatan telah dirancang. Mulai dari sambutan, pemberian bantuan, dan permainan lapangan. Semuanya dikemas dalam kegiatan bersama. Sehingga kegiatan ini terasa begitu padat dan menyenangkan.
Kunjungan kali ini pun memberikan manfaat tersendiri. Dedikasi para pengurus Yayasan Tri Asih dalam melayani para anak berkebutuhan khusus di tempat ini, menjadi motivasi bagi KKMK St.Kristoforus untuk terus melayani sepenuh hati.
.Komsos.

Surat Keluarga Februari 2019: “KASIH MEMBUTUHKAN INSPIRASI”

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”(Mat.19:6)
mengasihi itu tidak pernah berpura-pura
sebab keluarga bukanlah sandirawa
yang sedang dimainkan
oleh orang-orang yang berjanji setia
Keluarga Katolik yang terkasih, Februari selalu menjadi bulan keluarga bagi kita semua. Ada acara Valentine’s day, ada acara Imlek, yang semuanya mempunyai tema sama: keluarga sebagai tempat persemaian kasih. Membayangkan valentine’s day selalu dengan nostalgia percintaan dan kasih-kasihan yang menentramkan mimpi. Tetapi perjuangan pada saat berkeluarga adalah tantangan yang tak akan pernah berhenti dibahas.
Selamat Hari Raya Imlek untuk Anda yang merayakan dan selamat Hari Kasih Sayang untuk kita semua! Saya merasa senang menyapa Anda dengan berita kasih, karena di sana saya membagikan apa yang selalu menjadi impian saya bagi seluruh keluarga di Keuskupan Agung Jakarta ini. Rukun dan saling mencintai di dalam keluarga adalah mimpi yang bisa diwujudkan.

Kadang saya berpikir bahwa kesetiaan pada satu orang itu suatu bakat. Saya benar-benar bertanya, mengapa orang sulit untuk setia kepada pasangannya, sedangkan yang lain bisa setia sampai di usia perkawinan yang sangat panjang? Apakah ada orang-orang tertentu yang tidak berbakat menikah dan artinya dia tidak cocok menikah dengan seorang saja di dunia ini? Saya ikut bahagia menyaksikan mereka yang bisa setia kendati hidup tidak selalu mudah dilalui berdua.
Keluarga-keluarga Katolik terkasih, Gereja tidak pernah salah membuat peraturan dan hukum yang menjabarkan bagaimana kasih harus dilakukan. Gereja ingin kasih itu tampak jelas melalui kesetiaan. Orang yang kita pilih adalah manusia biasa, tidak pernah sempurna. Kalau kita menjalankan hukum kasih dengan sadar dan tulus, maka kekuatan untuk setia dan tidak terbagi lebih mudah dilakukan.
Hanya memang kebanyakan pasangan tidak selalu dapat menjalankan prinsip-prinsip hidup bersama dengan damai sejahtera. Mereka sering tidak mengerti bagaimana menjalani hidup berdua dengan saling mencintai, pengertian tak terbatas, pengampunan tak terbatas, penguasaan diri tak terbatas, penerimaan tak terbatas, dengan kelembutan, kemurahan hati, kebaikan, dan kemauan untuk terus melakukan komunikasi satu sama lain. Sebenarnya, ketidakmengertian itu tidak harus menjadi halangan.
Mengikuti retret dan rekoleksi bagi pasangan katolik belum menjadi habit. Pasangan banyak yang lebih memilih menjalani nasib sebagai orang yang awam, tak punya pengetahuan hidup bersama dan komunikasi yang sepadan dan penuh kasih. Mereka lebih suka disembuhkan oleh waktu, sementara waktu itu sulit dating karena satu sama lain kurang terbuka dank eras hati. Masalah jadi berlanjut menjadi kekeringan. Seandainya mereka tahu bahwa masalah tidak harus terjadi jika mereka mendapat kesempatan untuk mendapatkan inspirasi, tentu mengasihi dan hidup bersama tidak lagi menjadi kesulitan yang memakan energy teramat banyak.
Banyak masalah telah dilalui oleh para ahli, diteliti, dicoba, diterapkan, dan akhirnya dirumuskan untuk menjadi pedoman sehari-hari. Semuanya itu bisa dilakukan dengan senang hati melalui latihan-latihan rohani dan ”latihan hidup” yang diajarkan dan diinspirasikan dalam rekoleksi atau retret. Tetapi siapa yang mau menekuni prosesnya? Masih banyakkah orang yang peduli pada perkawinannya? Masih maukah mereka menerima kiat-kiat dan bahkan usaha penyembuhan pada hidup perkawinan mereka?
Saya menghimbau agar Anda bersama pasangan, dan bahkan kalau perlu bersama anak-anak, menyediakan waktu untuk mengikuti rekoleksi atau retret atau seminar keluarga setahun minimal sekali. Keikutsertaan ini adalah sebuah investasi dan tindakan preventif sebelum masalah terjadi. Dalam program-program itu, Anda berdua akan memperoleh cara baru untuk mengatasi kesulitan bicara, memaafkan, memahami, menerima kekurangan, dan membangun intimitas yang seharusnya bagi pasangan menikah.
Mengapa Anda belum terbuka hatinya? Saya masih berpikir positif bahwa Anda sibuk. Saya ingin menerima suatu kenyataan bahwa Anda sangat kekurangan waktu dengan pekerjaan dan profesi Anda dalam hidup sehari-hari. Saya ingin mengerti bahwa untuk acara-acara seperti ini ada dana yang harus Anda sediakan. Tetapi saya juga ingin Anda jauh dari masalah yang membawa Anda pada budaya kematian, seperti perceraian, perpisahan, pemukulan, perselingkuhan, atau perawatan yang buruk pada pasangan dan anak-anak Anda. Sungguh Anda membutuhkan itu semua. Setiap tahun, sekurang-kurangnya, Anda berdua mengikuti rekoleksi atau retret bersama.
Hati saya sangat sedih melihat Anda berdua-dua, kadang sendirian juga, dating kepada saya maupun kepada para imam di paroki Anda untuk mendapatkan inspirasi ketika masalah sudah begitu sulit diperbaiki. Saya melihat banyak masalah bisa dipangkas, jika kita mempunyai waktu untuk belajar menangani keluarga kita. Sungguh, saya masih percaya bahwa ajaran Gereja adalah ajaran yang masuk akal dan benar: kita setia pada orang yang kita pilih untuk menjadi pasangan kita seumur hidup.
Keluarga-keluarga terkasih, semoga Anda tetap teringat akan perlunya menjaga cinta bagi Anda berdua. Anda tidak lupa menyertakan sentuhan, pelukan, belaian pada orang-orang terkasih Anda, kan? Anda juga masih suka memuji pasangan, kan? Anda masih memberi waktu berkualitas bagi pasangan dan anak-anak, kan? Anda juga masih suka memberi orang-orang tercinta hadiah, kan? Dan anda masih setia melayani keluarga tanpa keluhan dan kata-kata kesal, bukan? Jika ini Anda lakukan dengan disiplin dan penuh ketulusan, barangkali Anda sudah dapat melanjutkan relasi Anda dalam situasi rukun dan damai.
Selamat menjalani hidup berkeluarga! Jalanilah hidup yang baik, setia, tekun berdoa, dan mengusahakan hidup bersama yang saling membuat rasa nyaman. Tuhan tidak tidur melihat umat-Nya yang tekun berharapan baik. Tuhan melihat hati! (I Sam.16:7). Lanjutkan hidup keluarga Anda dengan tetap memegang iman: Allah memberkati dan melindungi keluarga Anda. Jangan takut, sebab janji Tuhan selalu digenapi dengan damai sejahtera.(Yos.23:14).
Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

Baptisan Anak, Gereja St.Kristoforus

Salah satu tujuan perkawinan adalah melahirkan dan mendidik anak – anak pada Iman yang akan menghantar mereka menuju keselamatan. Untuk itu Suami dan Istri adalah pendidik Iman yang pertama dan utama sehingga anak – anak mengasihi Allah dan sesama.
Demikian pesan Pastor Serfi MSC kepada para orang tua 11 anak yang pada hari Sabtu, 25 Januari 2019, menerima Sakramen Baptis di gereja Santo Kristoforus.

Selain itu, beliau juga berpesan kepada Para Wali Baptis untuk membantu orang tua mengupayakan anak – anak ini dapat berkembang menjadi seorang Kristiani sejati.
Liputan : Komsos | Alberto, Benny HS

Misa Syukur Imlek 2019

Selasa, 5 Pebruari 2019, gereja Santo Kristoforus dipenuhi dengan warna merah. Ini bukanlah hal yang tidak disengaja, melainkan karena hari ini memang diadakan Perayaan Ekaristi syukur atas peringatan Imlek. Dominasi warna merah ini tampak pada dekorasi gereja yang memasang lampion merah, khas imlek serta Kasula Pastor yang juga berwarna merah.
Selain itu, sebagian besar umat yang hadir juga menggunakan pakaian warna merah. Walaupun perayaan imlek adalah perayaan masyarakat Tionghoa, namun bagi umat Paroki Grogol, perayaan imlek adalah perayaan syukur bersama sebagai satu keluarga besar walau umat berasal dari latar belakang yang berbeda – beda. Maka, umat yang menghadiri Perayaan Ekaristi bukan saja yang bersuku Tionghoa, tetapi juga dihadiri oleh umat dari beragam suku, diantaranya Jawa, Nias, NTT, Toraja dan lainnya. Kebersamaan sebagai satu keluarga besar juga terasa dengan hadirnya umat dari yang masih bayi, anak – anak, dewasa sampai senior.

Mereka semua berperan aktif memeriahkan Perayaan Ekaristi ini. Anak – anak dengan riang gembira menampilkan kebolehan mereka menari. Kaum remaja dan dewasa muda menyumbangkan suaranya sebagai koor. Para senior pun berperan besar mempersiapkan dan mengatur terselenggaranya misa ini dengan baik. Secara khusus, kami memberi ucapan terima kasih dan hormat kepada senior kami, Ibu Laurentia Adrianta, atas peran besar beliau pada perayaan Ekaristi ini.
Kebersamaan sebagai satu keluarga dan menjadi sesama bagi orang lain memang menjadi inti dari Perayaan Imlek, demikian dikatakan Pst Serfi Fangohoi MSC dalam kotbahnya yang didampingi oleh Pst Piet Mogie MSC dan Pst Aloysius Tamnge MSC. Perayaan Ekaristi ditutup dengan pembagian angpao dan kue keranjang untuk seluruh umat dari para Pastor yang juga ingin berbagi suka cita kepada keluarga besar yang sangat mereka kasihi. – Liputan : Komsos ? Benny HS, Hanny, Alberto Video liputan : https://youtu.be/5Y7nRNxGY6o

Misa Mendoakan Orang Sakit

Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) ditetapkan Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992, dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993 yang bertepatan dengan Pesta Bunda Maria dari Lourdes. Pesta Bunda Maria dari Lourdes dipilih menjadi HOSS karena banyak peziarah dan pengunjung ke Lourdes yang telah disembuhkan melalui doa-doa Bunda Perawan.
Paroki-paroki diundang untuk merayakan Hari Orang Sakit Sedunia secara konkret dengan mengadakan Misa Mendoakan Orang Sakit. Wanita Katolik RI Cabang St Kristoforus berupaya membawa saudara-saudara seiman yang sakit untuk mengikuti Misa yang dipimpin oleh RD Yos Somar. Sejumlah orang sakit, bahkan yang harus dibawa dengan kursi roda, diajak mengikuti rangkaian doa untuk mohon jamahan Tuhan dan menyatukan sakit mereka dengan penderitaan Yesus.

Rangkaian doa dimulai dengan Doa Koronka dan dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi serta penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan Adorasi Sakramen Mahakudus. Semoga rangkaian doa yang diselenggarakan hari ini, dapat meringankan dan memberi ketabahan bagi umat yang sakit dan terus menyalakan semangat kasih dan pelayanan di tengah seluruh umat Paroki Grogol. Harapan dan Iman kepada Tuhan Yesus, yang dapat menyembuhkan kita. Amin
Liputan : Komsos ~ Benny HS

Senam Warga Usia Lanjut di Paroki Cikarang

Suara gelak tawa riang muncul di area Sekolah Trinitas Lippo Cikarang, Bekasi, Jawab Barat. saat warga lanjut usia (wulan) bergoyang dengan semangat saat menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri. Tak kalah semangatnya dengan manusia dewasa yang masih memiliki tingkat kebugaran tinggi. Semangat empat lima ala lansia itu terlihat di kegiatan Senam Sehat Wulan.
Meski tak muda lagi, para wulan sangat antusias mengikuti kegiatan senam yang digagas oleh Paguyuban Lansia Simeon Hanna dari Gereja Ibu Teresa, Paroki Cikarang, pada Sabtu pagi, 2 Februari 2019.
Cucuran keringat dan nafas cepat para wulan pagi itu, ikut menambah semarak senam yang diiringi antara lain musik Maumere dari Indonesia Timur. sekitar 150 wulan dari area Cikarang sudah berkumpul di lokasi senam sejak pukul 06.30 WIB.

Tak seperti senam aerobik pada umumnya, senam wulan memiliki gerakan dan kecepatan yang lebih lambat. Sasaran senam lansia biasanya mengarah pada kesehatan dan stabilitas jantung. Melalui senam wulan, diharapkan jantung dapat memompa oksigen lebih maksimal, potensi penyakit serangan jantung dapat diminimalisir. Manfaat lainnya, dengan melakukan senam, dapat mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
Senam Sehat Wulan bertujuan agar para lansia dapat menikmati hidup di usia senja dengan penuh keriangan, serta dapat menghadirkan kenyamanan jasmani dan rohani. Setelah mengikuti senam tersebut, diharapkan para lansia menjadi lebih rileks dan bahagia bersama hari-harinya.
“Saya merasa senang dan bahagia hari ini, bisa tertawa lepas bertemu teman-teman seusia Saya,” ucap Oma Sutinah yang berusia 87 tahun asal Palembang yang sudah berdomisili di perumahan Lembah Hijau Lipo Cikarang.
Ucapan lain dikatakan oleh Oma Josephine Usia 68 tahun “Saya gembira sekali hari ini, bisa bertemu dengan teman-teman dan dapat teman banyak”.
Dengan senam ini akan membantu melepaskan hormon bahagia, salah satunya adalah hormon dopamin. Bila dilaksanakan secara rutin, senam lansia akan mampu meningkatkan energi para wulan. Selain untuk menyehatkan badan dan pikiran, olahraga senam bersama ini dapat merekatkan hubungan antar lansia.
Peneliti dari British Journal of Sports Medicine tahun 2014, mengatakan lansia yang sering berolah raga akan terbukti lebih sehat serta memiliki resiko yang lebih kecil terhadap penyakit yang kronis. Juga lebih sedikit menderita gangguan kognitif, fungsi fisik dan mentalnya akan lebih baik ketimbang dari lansia yang jarang berolahraga.
Jenis senam lansia bisa dipilih berdasarkan kesukaan, senam aerobik, senam salsa dan bahkan ada senam aerobik di bangku untuk lansia yang tidak bisa berdiri lama.
Setelah senam bersama seluruh peserta disediakan hidangan makanan bubur kacang ijo, sambil mencoba beberapa games yang disediakan oleh panitia.
Acara ditutup dengan undian doorprize.
Salam Sehat!

Talkshow Plus Games “Jodoh.. Kamu Dimana?”

Menyambut Hari Valentine, KEP OMK berkolaborasi dengan BL KEP mengadakan acara Talkshow Plus Games bertema “Jodoh.. Kamu Dimana?”. Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 9 Pebruari 2019, di aula gereja Kristoforus Grogol dengan mengundang Pasutri Immanuel Budianto – Felisia Yoshie sebagai pembicara. Pasutri yang aktif sebagai pewarta di BPK KAJ ini banyak memberi tips bagaimana mencari pasangan yang sesuai dengan pilihan hati, dan bagaimana para laki – laki dan perempuan dapat saling mengerti dan memahami satu dengan yang lain sebagai pribadi yang saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Mereka juga banyak menceritakan awal perjalanan cinta mereka, hingga menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Sampai saat ini mereka berdua berkomitmen bersama menjadi pewarta Sabda Tuhan. Acara yg sangat meriah ini dihadiri oleh para kaum muda, yang kebanyakan masih “jomblo” alias belum punya pasangan dan berharap mendapat pasangan dalam acara ini.
Selain talkshow juga diadakan Games seru dimana dalam games tersebut semua peserta baik Perempuan dan Laki laki saling berbaur sehingga mereka dapat saling bekerja sama dan berkenalan satu sama lain. Panitia berharap acara ini dapat membuat kaum muda saling berkenalan, bertegur sapa, saling memberi semangat dan dukungan sebagai sesama OMK, Semoga lebih banyak lagi OMK yg aktif, dan yang masih Jomblo bisa mendapat pasangan. – – Liputan : Komsos ? Wandy, Cavin, Mellisa

Rapat Dewan Pleno Paroki Alam Sutera di Aula Paroki Alam Sutera

Rapat Dewan Pleno Paroki Alam Sutera di Aula Paroki Alam Sutera diisi dengan kesadaran untuk memilih dalam Pemilu mendatang bersama Bpk Eko Kuntadhi (10/2/2019). Informasinya sungguh memberi masukan yg berarti. 100% Katolik 100% Indonesia… Jangan Golput. Golput itu haram!

Kisah Nyata Berbela Rasa Gereja Philipus Rasul pada Orang yang Miskin dan Berbeda Keyakinan

Bpk Sugiardi yang Cacat karena Kecelakaan Motor (2016)

Ini adalah foto Bpk Sugiardi, yang kecelakaan tahun 2016 sehingga patah kaki. Ia tidak bisa berjalan dan mencari nafkah lagi untuk keluarganya. Istrinya hanyalah guru PAUD. Mereka dikaruniai 2 anak yang masih kecil.
Maret tahun 2017, pada waktu Gereja Philipus Rasul mengadakan baksos yang melayani sekitar 1400 warga sekitar (600 pasien umum , 400 pasien gigi, 400 pembagian kaca mata), kami panitia bertemu dengan bpk Sugiardi (yang sudah cacat) sebagai pengumpul peserta baksos dari RT 3/RW 13 Kel Pejagalan, Kec Penjaringan, Jakarta Utara.
Menurut Pak Ayatulah, ketua RW 13, Pak Sugiardi cacat dan tidak bisa berobat karena ketiadaan biaya untuk melunasi BPJS yang jumlahnya 1,3 juta. Setelah berkoordinasi dengan teman-teman di Seksi PSE Gereja, disepakati biaya BPJS akan dibantu Gereja.
Bantuan yang kita berikan menimbulkan semangat Pak Sugiardi untuk berobat. Dengan 2 kali operasi di RSUD TARAKAN, lalu mendapat dukungan rekan-rekan di RW 13 dan kami yang selalu memberi semangat dan pendampingan pengobatan terus-menerus akhirnya awal tahun 2018 ia sudah bisa mencari nafkah sebagai driver GrabBike (motor).
Ada suka cita tersendiri, yang kami Seksi PSE Gereja Philipus Rasul peroleh saat bisa menerapkan ajaran Cinta Kasih Gereja:
1.Lakukan hal-hal kecil yang kita bisa kit alakukan, dengan Kasih yang besar.
2.Jika lihat sesama menderita timbulkan pertanyaan, “apa yang kita bisa buat untuk menolong sesama?”.
Akhir kata, ucap terima kasih untuk semua yg membaikkan.
Salam peduli.
Tuhan memberkati.
Senyum ceria mu adalah bahagia kami
(Yogi Tanuwijaya)

Bpk Sugiardi yang Cacat karena Kecelakaan Motor (2016)

Bpk Sugiardi sebelum Kecelakaan Motor dan Cacat

Gereja St Aloysius Gonzaga Cijantung mengadakan Sex Education dan Sosialisasi Tahun Berhikmat bagi Siswa/i SMU Sekolah Katolik dan Negeri

Panitia Penggerak Tahun Berhikmat 2019 KAJ Gereja St Aloysius Gonzaga Cijantung mengadakan kegiatan:

1. Misa Kudus
2. Sosialisasi Tahun Berhikmat
3. Sex Edukasi
Kepada siswa siswi SMP dan SMA Negri dan Swasta. Diikuti 200an Siswa dan guru pendamping sekolah masing masing.

Hadir juga siswa lintas Agama
Sebagai PIC adalah seksi Pendidikan dan Seksi katekese. Peserta aktif dan semua berjalan lancar.

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?