Home Blog Page 6

RENUNGAN MINGGU BIASA KE-29, 20 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Yes 53:10-11

Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Tetapi apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban silih, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana karena dia. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas. Sebab Tuhan berfirman: Hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.”

Bacaan Kedua, Ibr 4:14-16

Saudara-saudara, kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah. Maka baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya Ia sama dengan kita. Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
‭‭

Bacaan Injil, Mrk 10:35-45

Sekali peristiwa, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: ”Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!”

Jawab-Nya kepada mereka: ”Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?”

Lalu kata mereka: ”Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.”

Tetapi kata Yesus kepada mereka: ”Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: ”Kami dapat.”

Yesus berkata kepada mereka: ”Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”

Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: ”Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Renungan Singkat

Jalan yang disediakan Yesus bagi kita untuk mencapai kemuliaan adalah jalan yang juga Yesus lakukan semasa hidup-Nya di dunia. Jalan itu adalah jalan pemberian diri sehabis-habisnya atas dasar kasih. Jalan ini mencapai puncak penyelesaiannya pada wafat-Nya di kayu salib. Itulah kemuliaan yang Yesus tawarkan. 

Yang Yesus tawarkan, Ia tunjukkan, Ia pula lakukan itu dengan setia akhir. Surat kepada orang Ibrani menegaskan pula Yesus sebagai Imam Agung. Imam yang juga turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Termasuk pula kematian. Dia pun turut dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 

Yesus mengajari murid-murid-Nya juga demikian. Agar mereka tumbuh sebagai komunitas yang didasar oleh semangat Kristus sendiri. Ia yang datang bukan untuk dilayani, tapi untuk melayani dan menjadi tebusan bagi banyak orang. Maka, Gereja juga wajib terus berusaha untuk terus tumbuh sebagai Gereja yang melayani. Di dalamnya adalah orang-orang – siapapun dia – yang juga mau hidup seperti Yesus sebagai pelayan. Yang turut merasakan kelemahan sesamanya, ikut aktif dalam mencari jalan keluar bagi kesulitan dan penderitaan saudaranya. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN MINGGU BIASA Ke-28, 13 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Keb 7:7-11

Aku berdoa, dan akupun diberi pengertian, aku bermohon dan roh kebijaksanaan pun datang kepadaku. 

Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta; dibandingkan dengannya, kekayaan kuanggap bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya, dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. 

Kebijaksanaan kukasihi lebih daripada kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia daripada cahaya, sebab kemilaunya tak kunjung henti. Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya. 
‭‭

Bacaan Kedua, Ibr 4:12-13

Saudara-saudara, firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun.

Firman itu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum.

Firman itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggung-jawab.

Bacaan Injil, Mrk 10:17-30

Pada suatu hari Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya.

Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya: ”Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus: ”Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”

Lalu kata orang itu kepada-Nya: ”Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ”Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: ”Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: ”Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Berkatalah Petrus kepada Yesus: ”Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!”

Jawab Yesus: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.”

Renungan singkat

Harta di surga atau di dunia?


‭‭Firman Allah itu hidup, kuat dan tajam dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun. Sabda Yesus pun demikian. Sabda-Nya tajam dan memisahkan jiwa-jiwa dari segala keterikatan. 

Orang muda yang malang – kalau boleh saya katakan demikian. Ia datang kepada Yesus – bukan untuk mengikutinya pertama-tama. Tapi ia bertanya, “bagaimana caranya memperoleh kehidupan kekal”. Sangkanya, kehidupan kekal bisa diperoleh, bisa dibeli atau ditukar dengan apapun di dunia ini. 

Yesus menuntut lebih. Segala hal keterikatan yang menghalangi dan memberatkan untuk mengikuti Yesus itulah yang harus dilepaskan. Baginya, melaksanakan segala perintah Allah bukan hal yang sulit. Tapi rupanya, perintah Yesus untuk menjual segala miliknya itu yang membuatnya sedih bukan kepalang. Melepaskan diri dari harta di dunia, untuk memperoleh dan mengikatkan diri kepada harta di surga. Itu tawaran Yesus, yang rupanya sulit untuk dilakukan. 

Memang tidak mudah. Mungkin karena kita melihat apa yang di depan mata. Kita menaruh harapan dan jaminan hari depan pada apa yang sudah pasti dan jelas. Sementara itu, terkadang bagi kita jaminan keselamatan Yesus masih terlalu jauh, tidak bisa dihitung secara matematis, sehingga mengandalkan iman saja. Tapi saya kira, kita tidak boleh menelan kisah ini mentah-mentah, sehingga kita menjual semuanya, benar-benar jadi miskin – sementara masih ada tanggung jawab keluarga yang wajib dipenuhi. 

Kisah Injil di atas memang tulis dengan gaya Injil Markus yang lugas, tegas, keras dan apa adanya. Lewat Injil yang ditujukan para katekumen ini seolah-olah Markus mau menantang kepada siapapun pembacanya. Jalan untuk sampai kehidupan kekal hanya ada pada Kristus. Segalanya atau tidak sama sekali. 

RA

Sabtu, 19 Oktober 2024, API KARUNIA TUHAN, BAPA KARDINAL MENGAJAR

*API KARUNIA TUHAN*
*BAPA KARDINAL MENGAJAR*
Tema:

AKU INI HAMBA TUHAN

Renungan awal oleh:
Tempat : AULA SMA SANTA URSULA JAKARTA
Jl.Lap Banteng No 10A, Jakarta Pusat
Hari/Tanggal : Sabtu/ 19 Oktober 2024
Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.00
Biaya pendaftaran ditransfer ke:
*BCA 4552988888*
a.n SUSANNA/ LUCIANA
*Biaya : Rp. 50.000/ orang*
**Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer
*Link Pendaftaran :*
Dibuka untuk UMUM
_(kuota terbatas)_
Pendaftaran akan ditutup tanggal 10 OKTOBER 2024 atau *jika kuota sudah PENUH terlebih dahulu*
*Informasi (WA ONLY):*

RENUNGAN MINGGU BIASA XXVII, 6 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Kej 2:18-24

Beginilah Firman Tuhan Allah: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Lalu berkatalah manusia itu: ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”

Bacaan Kedua, Ibr 2:9-11

Saudara-saudari, untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya ia telah  dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah – yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan –, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,”
‭‭Ibrani‬ ‭2‬:‭9‬-‭11‬ ‭TB‬‬

Bacaan Injil, Mrk 10:2-16

Sekali peristiwa,  datanglah orang-orang Farisi untuk mencobai Yesus. Mereka bertanya kepada-Nya: ”Bolehkah seorang suami menceraikan isterinya?”

Tetapi jawab-Nya kepada mereka: ”Apa perintah Musa kepada kamu?” Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.”

Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu.

Lalu kata-Nya kepada mereka: ”Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”

Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: ”Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.”

Renungan Singkat

Anda tau, ada satu sifat orang yang kadang mengesalkan hati saya. Sifat Ignorance. Tak peduli. Mementingkan kepentingan diri sendiri sehingga keras kepala. Mengapa bikin kesal? Ya karena sifat seperti itu menyusahkan yang lain. Kalau mau bikin susah, cukup bikin susah diri sendiri aja, jangan ajak orang lain. 

Seperti pertanyaan yang dilontarkan orang Farisi hari ini kepada Yesus, “Bolehkah seorang suami menceraikan istrinya?”. Ini pertanyaan aneh, karena memang seharusnya tidak perlu ditanyakan lagi. Ini seperti ada jalan ditutup/ferboden karena ada perbaikan, lalu ada orang yang bertanya, “Pak, bolehkah saya lewat jalan ini?”. Jelas tidak bisa lewat. Kalau lantas ada orang memaksa untuk bisa terobos, apa alasannya kalau tidak lain demi kepentingan diri sendiri? Biar cepat, malas mutar balik dan sebagainya. 

Karena kehendak Allah sudah jelas. Ia menghendaki persatuan Suami dan Istri. Mereka yang terpanggil menjalankan kehendak itu ya lakukan seperti yang diminta. Karena Allah menghendaki persatuan, bukannya perpisahan/perceraian. Dia tahu bahwa manusia tidak bisa hidup seorang dari. Setiap manusia butuh penolong yang sepadan. 

RA

5 Oktober 2024, MISA HARI ANAK KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA dan PERAYAAN 5 TAHUN BAPAK KARDINAL IGNATIUS SUHARYO

Perayaan Ekaristi TVRI NASIONAL Minggu, 29 SEPTEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER bersama RM. F. KRISTI ADI, PR (Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI)

✝ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline (Tanpa Perlu Daftar) dalam: ✝

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 29 SEPTEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

⛪🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. F. KRISTI ADI, PR (Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI)🙏⛪

🎦 🎥 📺 NB: Misa juga akan disiarkan Live di *TVRI Nasional dan Vidio.com serta Youtube KAJ 🎦 🎥 📺

RENUNGAN MINGGU BIASA XXVI, 29 September 2024

Bacaan Pertama, Bil 11:25-29

Sekali peristiwa  turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa. Kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, penuhlah mereka dengan Roh seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.

Pada waktu itu masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah. Ketika Roh itu hinggap pada mereka, maka penuhlah mereka itu dengan Roh seperti nabi di tempat perkemahan.

Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: ”Eldad dan Medad penuh Roh seperti nabi di tempat perkemahan.”

Maka menyahutlah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: ”Tuanku Musa, cegahlah mereka!” Tetapi Musa berkata kepadanya: ”Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!””

Bacaan Kedua, Yak 5:1-6

Hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api.

Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.”

Bacaan Injil, Mrk 9:38-43.45.47-48

Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus: ”Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”

Tetapi kata Yesus: ”Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.” 

Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan. Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.”

Renungan Singkat

Perjalanan menjadi murid Yesus tidak mudah. Minggu lalu kita mendengar para murid yang gagal paham. Sementara Yesus sedang memberitakan tentang pemberian diri-Nya melalui penderitaan dan wafat-Nya, murid-murid malah mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Kita bisa bayangkan, saat mereka meributkan hal itu mereka saling menyombong peran dan jasa mereka masing-masing di komunitas, siapa yang paling dan terhebat. 

Minggu ini pun para murid masih gagal paham. Mereka mengadu, karena ada orang luar ikut mengusir setan demi nama Yesus – meski bukan dari pengikut mereka. Para murid rupanya menyimpan sikap narsistik kelompok  dalam diri mereka. Sikap justru menghalangi keadilan Kasih Allah bagi semua orang. 

Ada banyak lagi sikap-sikap yang dapat menyesatkan, membatasi menghalangi keadilan kasih Allah. Yesus dengan tegas mengatakan, penggalah, buanglah, cungkillah semua itu. 

RA

HARI ANAK KAJ – 5 OKTOBER 2024

             https://youtu.be/1kcb7DZKBPw           

Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) meneladani kepedulian Paus Fransiskus terhadap nasib anak-anak di seluruh dunia.

Paus Fransiskus bersama dengan 50 ribu anak perwakilan dari seluruh dunia menyerukan perdamaian dalam acara World Children’s Day (WCD) pada 25-26 Mei 2024 di Stadion Olimpic, Roma, Italia. Paus Fransiskus mendesak masyarakat global untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi dunia anak-anak, dunia tanpa perang dan konflik.

“Saya ingin agar anak-anak di seluruh dunia mendapatkan haknya secara penuh untuk hidup, mendapatkan makan, bermain, pergi ke sekolah. Segala sesuatu tentang anak-anak adalah kehidupan, harapan, dan masa depan yang lebih baik,” – Paus Fransiskus.

Dengan semangat yang sama, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) didukung oleh 5P Kids akan mengadakan:
Hari Anak KAJ
Jakarta, 5 Oktober 2024.

Mengangkat tema “Sehat, Bersahabat, Jadi Berkat”, 1.000 anak dari berbagai latar belakang akan saling menyapa, bermain dan belajar bersama saudara-saudaranya; merayakan anak-anak Indonesia yang riang, ramah, dan membawa berkat bagi sesama.

#HariAnakKAJ
#SehatBersahabatJadiBerkat
#5PKids

Lomba LOGO ARDAS APP 2025, Buruan Langsung Kirim Sebelum 20 Oktober 2024

LOMBA DESAIN LOGO ARDAS/APP TAHUN 2025

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

tema:

“KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN”

 

 PENGANTAR TAHUN ARDAS/APP 2025

 Tema Ardas/APP KAJ 2025 adalah ” KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN ”  merupakan aspek keberlanjutan dari tema sebelumnya yaitu:

“SUBSIDIARITAS DAN SOLIDARITAS” (2024), “KESEJAHTERAAN BERSAMA” (2023) dan “PENGHORMATAN MARTABAT MANUSIA” (2022).

Disadari dalam berbagai refleksi dan evaluasi karya, bahwa kerap kali kita belum maksimal mewujudkan apa yang diharapkan dalam gerakan pasti setiap tahunnya. Kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendalami dan mengembangkan apa yang sudah dicanangkan karena kita sudah sibuk beralih ke tema atau gerakan berikutnya.

GERAKAN KAJ 2025

Fokus pada aksi nyata oleh paroki dan komunitas untuk menolong yang lemah dan miskin, dengan prinsip “Non Multa Sed Multum” (lebih sedikit program, namun efektif).

Gereja terlibat dalam memerangi perdagangan manusia dan perlindungan korban.

Memperkuat solidaritas dan subsidiaritas: mendukung kesejahteraan bersama.

Aksi nyata: edukasi kesehatan, pencegahan stunting, dan pemberian bantuan bagi yang membutuhkan.

PEMBERDAYAAN YANG LEMAH DAN MISKIN

Pemberdayaan menuju kemandirian melalui pendidikan, ekonomi, dan politik.

Menggalang dana sebagai bentuk pewartaan dan pelayanan.

Memperluas Kerajaan Allah dengan mencintai dan melayani orang miskin.

HARAPAN DAN AJAKAN

Kutipan Matius 25:35-36 tentang kepedulian kepada yang lemah. Ajakan memperkuat solidaritas dan subsidiaritas melalui kreativitas, inovasi, dan kolaborasi.

Gerakan pastoral evangelisasi berbasis data untuk mendukung umat prasejahtera.

Contoh inisiatif: pencegahan stunting dan pemberdayaan lingkungan.

Kemiskinan adalah Realitas Kompleks: Mencakup kemiskinan materi, sosial, dan struktural.

Peran Gereja: Gereja diharapkan menjadi komunitas pengharapan yang aktif melayani dan membantu kaum miskin dan lemah, mengikuti spiritualitas inkarnasi dan teologi belarasa.

LOGO HARUS MENCERMINKAN:

 Semangat yang MENGGERAKKAN orang untuk semakin bersikap Lebih Peduli Kepada Sesama Saudara Yang Lemah Dan Miskin .

Logo Menampilkan cita-cita umat Katolik KAJ yang menunjukkan AKSI NYATA UNTUK MENOLONG YANG LEMAH DAN MISKIN.

Untuk itu LOGO yang dibuat HARUS mengandung MAKNA dan juga TULISAN Tema KEPEDULIAN LEBIH KEPADA SAUDARA YANG LEMAH DAN MISKIN”.

Inspirasi LOGO dapat mengambil dari Kisah Orang Samaria Yang Baik Hati, Luk 10:25-37

KETENTUAN SELENGKAPNYA BISA DI DOWNLOAD DI BAWAH INI:

RENUNGAN MINGGU BIASA XXV, 22 September 2024

Bacaan Pertama, Keb 2:12.17-20

Orang-orang fasik berkata satu sama lain, “Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita.

Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang.

Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya.

Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya.

Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan.”

Bacaan Kedua, Yak 3:16-4:3

Saudara-saudara yang terkasih,  di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.

Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?

Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.

Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Bacaan Injil, Mrk 9:30-37

Setelah Yesus dimuliakan di atas gunung, Ia dan murid-murid-Nya melintas di Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya.

Ia berkata kepada mereka: ”Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.”

Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: ”Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?”

Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.

Kata-Nya kepada mereka: ”Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: ”Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.””

Renungan Singkat

MENJADI RENDAH

Dalam perjalanan dari pastoran ke kantor saya sudah jarang sekali memakai kendaraan bermotor pribadi. Pilihan saya, antara gowes sepeda atau naik angkutan bis umum plus jalan kaki sedikit. Alasan utamanya, membawa kendaraan bermotor pribadi sudah tidak masuk akal bagi saya sekarang ini. Jalanan Jakarta sangat padat dan macet serta banyak pengendara lain yang tidak bisa dipercaya. Kondisi itu menyebabkan saya – mungkin kita juga – lebih cepat stres pikiran dan batin. Akibatnya kita bisa menyikapi apa yang terjadi di jalan dengan lebih emosional. Tak jarang kita temukan perkelahian di tengah jalan hanya karena kendaraannya berserempetan. Anehnya, kendaraannya lecet sementara pengemudinya yang baik-baik saja malahan berkelahi. 

Ada alasan lain juga mengapa saya lebih memilih angkutan umum atau sepeda. Tidak perlu pikir bayar pajak kendaraan, servis berkala atau isi bahan bakar. Tidak pusing juga untuk mencari parkir saat mengunjungi satu tempat. Ini lebih damai buat saya. Damai seperti ini lebih mudah kita lakukan, karena hal-hal yang mengganggu itu datang dari luar. Kita lebih mudah dengan tidak memilih apa yang mengganggu itu.

Rasul Yakobus dalam bacaan kedua tidak bicara soal gangguan dari luar. Tapi godaan yang datang justru dari dalam hati setiap orang. Iri hati dan mementingkan diri sendiri. Godaan ini yang menyebabkan kita jatuh dalam kekacauan dan segala perbuatan jahat. Kata Yakobus, “kamu mengingini sesuatu tapi tak bisa mendapat lalu membunuh. Kamu iri hati, namun tak mencapai tujuanmu lalu bertengkar dan berkelahi”. 

Hikmat yang datang dari Allah – apapun jenisnya akan selalu berbuah damai.

Dalam Injil murid-murid digambarkan gagal paham atas pengajaran yang baru saja diberikan oleh Yesus. Sementara Yesus menyatakan diri-Nya akan memberikan diri dalam penderitaan dan wafat, murid-murid-Nya malah sibuk memperdebatkan siapa yang terhebat dan terbesar di antara mereka. 

Sekali lagi, kita bisa memilih, untuk jatuh pada godaan iri hati dan mementingkan diri sendiri atau sebaliknya. 

Tapi susah romo, gimana caranya?

Yesus mengajari kita murid-murid-Nya dalam bacaan Injil. Menjadi rendah seperti pelayan menjadi cara untuk melawan iri hati dan mementingkan diri sendiri. Menjadi pelayan bagi semuanya. Mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Bersyukur atas keberhasilan orang lain daripada menginginkan yang sama. Rela tidak terlihat dan tidak menjadi pusat perhatian.

Mau menjadi rendah.. itu kuncinya. Bagi dunia, menjadi rendah itu kebodohan. Tapi bagi Allah, itu hal yang terbesar. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?