Lomba HIDUP AWARD & INMI AWARD 2019: PAROKI & KEUSKUPAN SELURUH INDONESIA
Lomba HIDUP AWARD & INMI AWARD 2019
Masih ditunggu para peserta untuk memenangkan HIDUP AWARD dalam:
LOMBA MAJALAH CETAK PAROKI & KEUSKUPAN SELURUH INDONESIA.
Juga ditunggu para peserta untuk memenangkan INMI AWARD dalam:
1. LOMBA WEBSITE PAROKI SE-KAJ
2. LOMBA FOTOGRAFI SE-INDONESIA
3. LOMBA FILM PENDEK SE-INDONESIA
(Khusus Pemenang Film Pendek, selain mendapatkan uang tunai, tropi, dan piagam penghargaan, juga akan mendapat pembiayaan 1 produksi film pendek max. hingga IDR 15 Juta – sesuai ketentuan yang berlaku di Komsos KAJ)
LINK PENDAFTARAN LOMBA MEDIA CETAK DAN WEBSITE:
INMI AWARDS 2019: LOMBA MAJALAH/TABLOID/BULETIN & WARTA serta WEBSITE PAROKI
LINK PENDAFTARAN LOMBA FILM PENDEK:
LINK PENDAFTARAN LOMBA FOTOGRAFI:
Ditunggu paling lambat 19 Juni 2019 dan Pengumuman Minggu, 30 Juni 2019 pk.19.00 di Aula Atas Katedral, Jakarta.
Keterangan lebih lanjut hub wa Raka 0812-8926-7548
SD Ricci I Mengikuti Misa Hari Minggu Panggilan
Misa pukul 07.30 di Gereja Santa Maria de Fatima hari ini terasa berbeda. Anak-anak dari kelas komuni pertama Sekolah SD Ricci I dibawah bimbingan Ibu Ina Sumarto dan Suster Agnesa, mengenakan kostum layaknya Pastor dan Suster. Mereka mengikuti perarakan masuk dan duduk di bangku depan.
Misa dipimpin oleh Pastor Salvador Cruz Rojo SX dengan konselebran Pastor Rodolfo Ciroi SX. Dalam homilinya, Pastor Ciroi yang berasal dari Italia dan berkarya di Indonesia, berbagi kisah perjalanan panggilan hidupnya hingga menjadi seorang imam.
Sejak tahun 1963, Gereja merayakan Hari Minggu Panggilan Sedunia yang tiap tahunnya jatuh pada Hari Minggu Paskah IV (hari Minggu Gembala Yang Baik). Hari Minggu Panggilan merupakan hari doa untuk mohon pertumbuhan panggilan khusus untuk menjadi biarawan dan biarawati yang akan menjadi generasi penerus Gereja di masa depan.
Hari Minggu Panggilan merupakan hari doa untuk mohon pertumbuhan panggilan khusus untuk menjadi imam, bruder dan suster.
Setelah misa usai, anak-anak Bina Iman, calon penerima komuni pertama, dan OMK paroki Toasebio mengikuti kegiatan keakraban Minggu Panggilan dengan tema “Berani Ambil Risiko bagi Janji Tuhan”
Acara yang berlangsung penuh keakraban tersebut dipandu oleh Bruder, Frater dan Suster dari tarekat-tarekat yang berbeda-beda. Selain mengajak bermain dan makan eskrim bersama, anak-anak juga berkesempatan untuk mendengarkan cerita tentang pengalaman hidup membiara. Dengan harapan semakin banyak kaum muda yang tergerak hatinya untuk mempersembahkan diri bagi Tuhan dan sesama dengan menjadi Imam, Bruder atau Suster.
Selamat Merayakan Hari Minggu Panggilan
Karena Engkau Adalah Saudara Bagiku
“Pendidikan merupakan tugas dan tanggung jawab utama orang tua, dibantu guru dan dikembangkan lebih lanjut dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian pula dalam hal pendidikan iman anak dimulai dari keluarga, ” ucap Rufina Ginting, guru agama Khatolik Sekolah Sariputra, Cikarang Utara.
Hal ini yang melandasi Rufina mengajak anak didiknya tingkat taman kanak-kanak sampai jenjang sekolah menengah umum (SMU) untuk terlibat dalam kunjungan Bakti Sosial (baksos) Kasih ke Wisma Asuh Anak dan Orang tua “KASIH ABBA” di Parung, Bogor . Minggu, 5 Mei 2019. Wisma Kasih ABBA merupakan sekolah, bagi orang yang berkebutuhan khusus dari usia 2 tahun sampai lanjut usia yang dikelola Yayasan Bakti Luhur. Wisma dihuni enam puluh sembilan orang yang berkebutuhan khusus. Dua puluh lima pengasuh dan lima suster yang harus berjaga 24 jam.
“Setiap orang disini memerlukan perlakuan khusus sesuai dengan keterbelakangan yang mereka alami, kami melayaninya dengan kasih dan cinta, karena mereka adalah tuan dan majikan kita dan para Suster ALMA adalah pelayannya. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan bagi sesama saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku ” kata Suster Cicilia, penanggung jawab Yayasan.
Acara baksos diikuti 31 siswa, sebagai rangkaian kegiatan Paskah tahun ini. Kegiatan diisi dengan lagu, tarian, permainan dan penyerahan bantuan dari kedua pihak.
Tawa dan canda bergantian mengiringi kebersamaan mereka. “Pada awalnya kami takut ketika berjumpa dengan mereka, seiring berjalannya waktu kami bisa bermain dan banyak belajar dari mereka, Tuhan menciptakan segala sesuatu indah adanya” ujar Susan, siswi SMU Sariputra yang kebetulan menjadi pembawa acara.
“Semoga banyak anak-anak yang terbuang terselamatkan dan semakin banyak orang yang terketuk hatinya untuk membantu mau melayani tanpa memandang suku, ras maupun agama, karena engkau adalah saudara bagiku,” sahut Wowor, orang tua siswa yang turut menemani anaknya.
(FX Sales Widodo/Lourentius EP)
BERBAGI KASIH DALAM KATA DAN AKSI BERSAMA ROMO EKO WAHYU OSC
Pemimpin gereja Katolik Roma Paus Fransiskus pernah menyampaikan bahwa umat Katolik jangan seperti “burung beo”, hanya rajin beribadah, rajin mengikuti kegiatan kategorial, rajin memanjatkan doa. Tapi tidak melakukan melakukan perbuatan baik.
Begitu pula umat Lingkungan St.Bartolomeus, melalui sharing iman bertema” Berbagi Kasih Dalam Kata dan Aksi” ingin mengajak kita untuk mengingat kembali mengenai hukum yang paling utama, yaitu KASIH.
Ruang aula Gereja St. Kristoforus Jakarta Barat, pada tanggal 1 Mei seakan mau meledak karena suara tawa yang membahana. Dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang para peserta dibuat tertawa lepas lewat kalimat yang diucapkan oleh Romo Constantius Eko Wahyu, OSC. Lengkap dengan ekspresi dan mimik wajah yang lucu.
Dihadiri oleh para peserta yang berasal dari sekitar 31 paroki se Jabodetabek, sharing ini menjadi penguat dan pengingat kita untuk mengalirkan berkat yang sudah kita terima dari Allah. Sudah sepatutnya kita membagikan berkat itu kepada semua orang melalui perbuatan kasih yang nyata. Agar kasih tidak hanya menjadi sebuah slogan.
Karena Tuhan Yesus pun pernah menjadi manusia dan menunjukan kasihNya kepada manusia lewat perbuatan nyata. Bukan kasih yang hanya digaungkan. Bukan kasih yang hanya disuarakan. Tetapi kasih yang diwujudkan. Karena nilai penting dari kasih bukanlah hanya lewat kata-kata.
Kasih yang keluar tidak hanya melalui perkataan namun juga aksi nyata yang sesuai, menjadi point penting wujud iman kita. Karena kesaksian iman membutuhkan tiga hal yakni kata, hati dan tangan untuk melakukan pekerjaan Tuhan.
Semoga semangat berbagi kasih lewat kata dan aksi nyata benar2 terwujud dalam langkah laku kita sehari2. Mari kita berbuat kasih, di mana pun, kapan pun, dan dalam situasi apa pun.
Liputan : Komsos
Sentuhan Keluarga Berhikmat
KAJ.or.id – Retret pasangan suami istri (Pasutri), sebagai salah satu prioritas program karya Paroki Cikarang. Merupakan aktualisasi dari sasaran prioritas Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) 2016-2020, yaitu meningkatkan keluarga yang utuh dan terpadu. Kegiatan ini sekaligus menjadi implementasi salah satu dari tujuh fokus gerakan di Tahun Berhikmat yaitu sentuhan keluarga berhikmat.
Bertempat di PGAK Samadi Klender, yang diikuti puluhan pasutri, bertemakan “Masihkah Engkau Mencintaiku?”. Diharapkan dapat kembali menumbuhkan dan menempatkan cinta sebagai dasar perkawinan dan kekuatan yang menyatukan dalam menghadapi tantangan hidup perkawinan.
Dengan meneladan Keluarga Kudus, pasutri diajak untuk menggali dan menghayati nilai-nilai hidup berkeluarga seperti keterbukaan, ketaatan pada kehendak Allah, kesetiaan, pengampunan sebagai energi yang menghidupkan, doa sebagai pilar perkawinan, kesederhanaan dalam hidup, komunikasi yang sederhana namun penuh dengan sikap kedewasaan, kasih dan perhatian di antara mereka untuk menciptakan Keluarga Katolik Sejati.
Retret pasutri yang dilaksanakan pada 26 sampai 28 April 2019, melibatkan juga pendamping BIA untuk mendampingi anak-anak saat orang tua mereka mengikuti retret.
“Pasutri peserta retret dapat menjadi keluarga terberkati dan tetap saling setia dalam suka dan duka,” ucap Romo Antonius Suhardi Antara Pr, saat memberikan pembekalan diacara tersebut.
(Sherafina RC/Lourentius EP)
Jalan Santai Lintas Agama
Dalam rangka memperingati Ulang Tahun yang ke-212 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ),
mengadakan kegiatan, “Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan Lintas Agama”. Sabtu 4 Mei 2019. Sekitar 3.000 orang hadir, diikuti perwakilan dari semua agama. Berjalan santai sepanjang 3.5 km, dengan rute Gereja Katedral – Hotel Borobudur – lapangan Banteng Timur – Kementerian Keuangan – Kantor POS – Gereja Katedral.
Hadir diantaranya Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Agama Lukman Hakim dan Imam Besar Mesjid Istiqlal KH Nazarudin Umar Imam.
Kegiatan dikoordinir oleh Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) bersama perwakilan
Komisi yang lain. Sesuai Arah Dasar (Ard?s) KAJ 2016 – 2020 melaksanakan hal yang mendasar yaitu, AMALKAN PANCASILA.
KAJ menetapkan tahun 2019 sebagai Tahun Berhikmat dengan tema “Amalkan Pancasila, Kita Berhikmat Bangsa Bermartabat”. Hakikat Gereja sebagai persekutuan, tidak hanya dipahami sebagai kumpulan Umat Allah yang hanya memikirkan kepentingan internalnya, namun juga berciri inklusif yang bersama-sama
menciptakan masyarakat yang lebih baik dalam kebersamaan sebagai bangsa Indonesia, khususnya warga Jakarta, yang hidup dalam lingkungan heterogen perbedaan suku, ras, budaya dan agama.
Semua didorong untuk semakin hadir dan terlibat dalam
kehidupan bermasyarakat dan menjalin relasi dengan masyarakat lain tanpa memandang sekat-sekat perbedaan, sehingga toleransi dan kerukunan tersebut menjadi kata kunci dalam
membangun relasi dan merekatkan tali persaudaraan kita demi persatuan bangsa Indonesia.
Acara dimeriahkan oleh drumband, kasida/marawis,
barongsai, ondel-ondel, reog, Kesenian Pencak Silat THS-THM, kesenian daerah
Jathilan, organ tunggal dan sebagainya. Dengan maksud melestarikan kesenian dan
kebudayaan yang ada di Indonesia.
(Lourentius EP)