Home Blog Page 5

Download Bahan BULAN KELUARGA ADVEN 2025

Keluarga-keluarga Katolik di Keuskupan Agung Jakarta, Bulan Keluarga dilaksanakan untuk mengisi masa Adven di Keuskupan kita seperti tahun-tahun sebelumnya. Masa Adven adalah permulaan Tahun Liturgi yang baru, sehingga tema Bulan Keluarga pada tahun 2024 ini searah dengan Arah Dasar (ArDas) KAJ tahun 2025, yakni “Kepedulian Lebih Pada Yang Lemah dan Miskin”.

Tema ini hendak mengajak kita merenungkan dan mewujudkan nilai-nilai keadilan dan cinta kasih sebagaimana yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Bahan untuk merenungkan nilai-nilai tersebut telah disusun oleh Komisi Kerasulan Keluarga KAJ dalam sebuah modul. Modul tersebut berisi 4 bahan permenungan untuk 4 pertemuan.

Pada pertemuan pertama, kita diajak untuk merenungkan tentang Ajaran Sosial Gereja (ASG). Salah satu pokok ajaran yang ada dalam Ajaran Sosial Gereja adalah memberikan perhatian lebih kepada saudara-saudari kita yang kurang beruntung. Pada pertemuan kedua, kita merenungkan dan meneladan Yesus Kristus, Tuhan kita yang memiliki kepedulian yang besar terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan. Pada pertemuan ketiga kita diajak untuk melihat pentingnya solidaritas terhadap sesama dan panggilan bagi keluarga-keluarga Katolik untuk membantu sesama. Setelah itu, pada pertemuan keempat, kita didorong untuk mewujudkan solidaritas tersebut melalui doa dan tindakan nyata. Setiap tindakan nyata kita, sekecil apapun, tentu akan membangkitkan harapan baru dan meringankan beban bagi sesama kita yang membutuhkan. Sebagai anggota Gereja, kita mempunyai tanggung jawab moral untuk ambil bagian dalam pelayanan dan kepedulian kepada sesama kita.

Saya berharap Bulan Keluarga ini menjadi momentum bagi setiap keluarga di Keuskupan Agung Jakarta untuk memperkuat solidaritas satu sama lain. Mari kita bersama-sama berjuang untuk berbagi kasih sehingga kehadiran kita benar-benar menjadi berkat tidak hanya bagi keluarga kita, tetapi lebih-lebih untuk sesama dan masyarakat sekitar kita. Selamat memasuki masa Adven, selamat melaksanakan Bulan Keluarga 2024. Semoga Allah memberkati keluarga, pekerjaan, dan usaha kita untuk bersolidaritas kepada sesama.

ROMO F.A. BUDIYONO, MSF
KETUA KOMKK KAJ

LINK Download Bahan BULAN KELUARGA ADVEN 2025

RENUNGAN MINGGU, 24 November 2024, HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM

Bacaan pertama, Dan 7:13-14

 Aku, Daniel, melihat dalam penglihatan malam itu, nampak seperti seorang anak manusia datang  dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan dihantar ke hadapan-Nya. 

Kepada yang serupa anak manusia itu diserahka kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan binasa.

Bacaan Kedua, Why 1:5-8

Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini.

Dia yang mengasihi kita dan berkat darah-Nya Ia  telah melepaskan kita dari dosa kita.

Dia  telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, – bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. ”Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”

Bacaan Injil, Yoh 18:33b-37

Ketika Yesus dihadapkan ke pengadilan, bertanyalah Pilatus kepada-Nya: ”Engkau inikah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus: ”Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?” Kata Pilatus: ”Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?”

Jawab Yesus: ”Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.”

Maka kata Pilatus kepada-Nya: ”Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: ”Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”

Renungan Singkat

Kita sampai pada Minggu terakhir di Tahun Liturgi ini. Dengan demikian minggu depan kita sudah memsauki masa adven dalam tahun liturgi yang baru. Perayaan tutup tahun liturgi selalu dirayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. 

Sabda Tuhan pada minggu Hari Raya ini menunjukkan Yesus sebagai Raja. Ia adalah Raja yang kekuasaan dan kemuliaan-Nya diberikan oleh Bapa-Nya sendiri. Itu semua diungkapkan dalam Nubuat penglihatan Daniel dalam bacaan pertama. 

Lalu kalau kita sungguh percaya dan mengimani Yesus adalah raja, konsekuensinya apa bagi kita? Jelas, pertama kita harus menyadari bahwa diri kita bukan raja. Ya kadang-kadang kita berlaku seperti raja. Memerintah dan memperalat orang lain demi kemakmuran diri kita sendiri. 

Kedua, kita perlu menyadari siapa diri kita di hadapan Allah. Kita adalah hamba yang dipanggil untuk mengabdi dan melayani sang Raja. Hanya dengan menyadari dan melaksanakanya hidup kita mempunyai makna. 

Tapi Yesus bukanlah seperti Raja dunia ini, sebab Kerajaan-Nya bukan datang dari dunia ini (Bacaan Injil). Raja dunia ini mengambil keuntungan dan sumber daya rakyat untuk kemakmuran dan kebutuhan-Nya. Sementara Yesus memberikan diri-Nya sampai wafat di kayu salib untuk keselamatan kita yang dicintai-Nya. Kita diselamatkannya dari maut dan dosa agar pada saat-Nya berkumpul kembali dalam Kerajaan-Nya (bacaan kedua). 

Maka kalau ditanya, kamu mau melayani dan mengabdi Raja seperti Yesus itu?

..

Dengan senang hati!

Jadi, kamu gimana?

 

 

 

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 24 NOVEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX 🙏

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 24 NOVEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX 🙏

✝ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline (Tanpa Perlu Daftar) dalam: ✝

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 24 NOVEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX 🙏

🎼🎻 Koor dan petugas liturgi dari SD STRADA Van Lith 1 Gunung Sahari. 🎻🎼

NB: Misa juga akan disiarkan Live di *TVRI Nasional dan Vidio.com serta Youtube KAJ

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 24 NOVEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX 🙏

Proficiat Untuk Komsos Paroki Kalvari Pemenang Festival Film Ardas KAJ 2024

Komsos Paroki Kalvari Lubang Buaya memenangi festival FILM ARDAS

Halo anak muda kreatif! Festival Film Ardas KAJ 2024 udah sukses digelar di Gereja Santo Nikodemus, Paroki Ciputat, tanggal 16 November 2024.

Ajang ini nggak cuma jadi kompetisi film pendek, tapi juga wadah seru buat para sineas muda nunjukin bakat dan eksplorasi ide kreatif mereka. Tema tahun ini? Solidaritas dan Subsidiaritas! Keren banget, kan?

Solidaritas itu soal saling bantu, peduli, dan jalan bareng-bareng menghadapi tantangan. Sementara subsidiaritas ngajarin kita buat aktif ambil peran dalam komunitas, ngatasin masalah langsung dari akarnya.

Nah, lewat tema ini, para peserta diajak buat bikin film yang nggak cuma keren, tapi juga penuh makna.

Selamat untuk Para Juara!

Tahun ini, juaranya adalah Komsos Paroki Kalvari Lubang Buaya lewat film berjudul “Dara”. Meski cuma 5 menit, film ini berhasil menyentuh hati juri. Keren banget, kan? Salut buat tim Komsos Kalvari!

Cerita yang Beragam, Pesan yang Kuat

Film-film yang ditayangin di festival ini emang beda banget! Ada yang bahas kisah inspiratif tokoh agama, isu sosial terkini, sampai refleksi soal makna hidup. Nggak cuma jadi hiburan, film-film ini juga nyentuh isu penting, kayak perjuangan kaum difabel, pengungsi, bahkan waria. Lewat film, Gereja ngajak kita buat lebih peduli sama mereka yang sering dilupakan.

Para Juri Hebat

Juri-jurinya juga nggak kalah keren, lho! Ada Bene Dion Rajagukguk, Ernest Prakasa, Frederica, dan masih banyak lagi. Mereka bilang, kualitas film tahun ini jauh lebih bagus dibanding tahun lalu. Bahkan, Dimas sebagai Ketua Panitia cerita kalau pemilihan Pemeran Pria Terbaik aja sampai bikin bingung, saking semua aktornya keren-keren!

Peserta dan Kategori Kompetisi

Tahun ini, ada peningkatan peserta dari 30 jadi 32 film. Nggak cuma jumlahnya yang naik, tapi kualitas produksinya juga makin matang. Kategorinya lengkap banget, mulai dari Poster, Trailer, Soundtrack, sampai Aktor dan Aktris Terbaik. Piala Ignatius Kardinal Suharyo jadi penghargaan tertinggi buat Film Pendek Terbaik.

Wadah Kreativitas Anak Muda Katolik

Festival Film Ardas KAJ 2024 ini bener-bener jadi platform buat anak muda Katolik. Lewat karya mereka, tema-tema keagamaan, sosial, dan kemanusiaan diangkat jadi tontonan yang relevan dan inspiratif. Tahun ini, panitia dari Dekanat Tangerang Dua sukses bikin festival ini jadi ajang bergengsi yang nggak cuma berfaedah, tapi juga seru abis!

So, buat kalian yang punya jiwa kreatif dan mau eksplorasi ide lewat film, jangan ragu buat ikutan tahun depan, ya. Siapa tahu, giliran kamu yang jadi juara!

REVISI DOWNLOAD Logo TAHUN YUBILEUM 2025 “Peziarah Pengharapan”

Logo tersebut memperlihatkan empat figur bergaya, yang mewakili seluruh umat manusia, yang datang dari empat penjuru bumi. Mereka saling berpelukan untuk menunjukkan solidaritas dan persaudaraan yang seharusnya menyatukan semua orang. Sosok di bagian depan sedang memegang salib.

Salib bukan hanya lambang keimanan yang dianut oleh figur utama ini, tetapi juga lambang harapan, yang tidak boleh ditinggalkan, karena kita selalu membutuhkan harapan, terutama di saat-saat yang paling membutuhkan.

Ada ombak besar di bawah figur-figur tersebut, yang melambangkan kenyataan bahwa ziarah kehidupan tidak selalu berjalan mulus di perairan yang tenang. Sering kali keadaan kehidupan sehari-hari dan peristiwa di dunia yang lebih luas menuntut panggilan yang lebih besar untuk berharap.

Itulah sebabnya kita harus memberi perhatian khusus pada bagian bawah salib yang telah memanjang dan berubah menjadi bentuk jangkar yang diturunkan ke ombak. Jangkar dikenal sebagai lambang harapan. Dalam jargon maritim, ‘jangkar harapan’ mengacu pada jangkar cadangan yang digunakan oleh kapal-kapal yang terlibat dalam manuver darurat untuk menstabilkan kapal selama badai.

Perlu dicatat bahwa gambar tersebut menggambarkan perjalanan peziarah bukan sebagai perjalanan individu, melainkan sebagai sesuatu yang bersifat komunal, ditandai dengan dinamika yang semakin meningkat yang menuntun seseorang semakin dekat ke salib.

Salib dalam logo tersebut sama sekali tidak statis, tetapi juga dinamis. Salib tersebut membungkuk ke arah manusia, tidak meninggalkan manusia sendirian, tetapi mengulurkan tangan kepada mereka untuk menawarkan kepastian kehadirannya dan keamanan harapan. Di bagian bawah logo terdapat motto Tahun Yubelium 2025: Peregrinantes in Spem (Peziarah dalam harapan), yang diwakili dengan huruf hijau.

Revisi LINK DOWNLOAD LOGO TAHUN YUBILEUM 2025

SUMBER: Logo for the 2025 Jubilee

RENUNGAN MINGGU BIASA KE-33, 17 November 2024

Bacaan Pertama, Dan 12:1-3

Aku, Daniel, mendengar malaikat Tuhan berkata, ”Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.

Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.


Bacaan Kedua, Ibr 10:11-14.18

Saudara-saudara setiap imam melakukan pelayanannya tiap hari-hari, dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu korban saja karena dosa, sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.

Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.”
‭‭
Bacaan Injil, Mrk 13:24-32

Sekali peristiwa , dalam kotbah-Nya tentang akhir zaman, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Pada akhir zaman, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang.

Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit.

Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa yang tahu.” 

Renungan Singkat

Tahun liturgi kita mendekati garis akhir. Maka, Sabda-sabda Tuhan mengenai kedatangan Anak Manusia tampil. 

Yesus menggambarkan akhir zaman dengan keadaan yang suram. Matahari jadi gelap, bulan tak bercahaya dan bintang jatuh dari langit. Semua itu akan terjadi sebelum akhirnya Ia datang, yang kita tidak tahu kapan waktunya. 

Bayangkan, kalau kita tahu pasti kapan waktu akhir zaman itu. Pasti respon dan tanggapan akan beragam. Banyak orang sudah pernah membuat prediksi itu, tapi semuanya keliru. Prediksi-prediksi itu hanya membuat heboh dan sensasi sesaat saja. 
‭‭

Namun Yesus menegaskan sekali lagi tidak ada yang tahu kapan waktunya, hanya Bapa yang tahu kehendak-Nya soal kepenuhan waktu itu. 

RENUNGAN MINGGU BIASA KE- 32, 10 November 2024

Bacaan Pertama, 1Raj 17:10-16

Sekali peristiwa Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat  gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: ”Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.” Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: ”Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.”

Perempuan itu menjawab: ”Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.”

Tetapi Elia berkata kepadanya: ”Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.

Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi.”

Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”
‭‭

Bacaan Kedua, Ibr 9:24-28

Saudara-saudara, Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus yang bukan buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.

Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
‭‭

Bacaan Injil, Mrk 12:38-44

Pada suatu hari, dalam pengajaran-Nya, Yesus berkata kepada orang banyak: ”Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat! Mereka suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Pada suatu hari lain, sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan,  Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.

Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.
‭‭

RENUNGAN SINGKAT

Pada Minggu lalu kita telah merenungkan makna jauh dan dekat. Ternyata kalau dirasa, jauh dan dekat itu bukan soal jarak, tapi bagaimana kita tau arah yang kita tuju dan jalan yang akan kita lalui. Kalau kita tau arah tujuan dan kenal jalan yang kita lalui – perjalanan jarak berapapun – akan terasa dekat dan tidak jauh. Itulah mengapa Yesus berkata kepada Ahli Taurat, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah”. Bukan karena jarak Kerajaan Allah tidak jauh, tapi menjadi tidak jauh  karena Ahli Taurat itu mengetahui arah dan jalan hidupnya seturut perintah utama Taurat. Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hati dan kekuatanmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 

Minggu ini, Yesus tidak bicara soal jauh dan dekat, tapi soal banyak dan sedikit. Apa yang di mata dunia banyak, di mata Tuhan itu sedikit. Apa yang di mata dunia sedikit, tapi bagi Tuhan itu sudah sangat banyak. 

Tuhan memuji persembahan seorang janda miskin yang hanya dua peser, satu duit. Jauh lebih sedikit dari persembahan orang kaya yang juga datang pada waktu itu. Janda itu memberi dari kekurangannya, seluruh nafkahnya untuk Tuhan. Sedang yang lain, mungkin hanya sedikit presentase kekayaannya – meski jumlahnya lebih banyak dari janda itu.

Tuhan memandang apa yang tidak dilihat manusia. Ia melihat apa yang ada dalam hati. Bukan soal jumlah – tapi kesungguhan hati dan pemberian diri yang utuh. Itulah yang berkenan di hadapan-Nya. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 10 NOVEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔 🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX 🙏

✝ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline (Tanpa Perlu Daftar) dalam: ✝

🔔⛪ Perayaan Ekaristi Minggu, 10 NOVEMBER 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI KLENDER ⛪🔔

🙏 Misa dipersembahkan oleh RM. YAKOBUS SRIYATMOKO, SX 🙏

🎼🎻 Koor dan petugas liturgi dari SMP KATOLIK SANG TIMUR JAKARTA 🎻🎼

NB: Misa juga akan disiarkan Live di *TVRI Nasional dan Vidio.com serta Youtube KAJ

RENUNGAN MINGGU BIASA KE-31, 3 November 2024

Bacaan Pertama, Ul 6:2-6

Sekali peristiwa Musa berkata kepada bangsanya, “Seumur hidup hendaknya engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah ketetapan dan perintah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan Tuhan, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan,”
‭‭Ulangan‬ ‭6‬:‭2‬-‭6‬ ‭TB‬‬

Bacaan Kedua, Ibr 7:23-28

Saudara-saudara, dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.

Sebab Ia hidup lestari untuk menjadi Pengantara mereka. Sebab Imam Agung yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya.

Hal itu sudah dilakukan Yesus untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Agung.

Tetapi sesudah hukum Taurat itu, diucapkanlah sumpah, yang menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya menjadi Imam Agung. 


Bacaan Injil, Mrk 12:28b-34
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya: ”Perintah manakah yang paling utama?”

Jawab Yesus: ”Perintah yang paling utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan yang esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Dan perintah yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua perintah ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ”Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada Allah yang lain kecuali Dia.

Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: ”Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.”
‭‭

Renungan Singkat

Perintah utama dalam Kitab Suci adalah perintah kasih! Kasihilah. 

Kasih adalah anugrah yang diberikan Allah – hanya kepada manusia. Jika disadari, hanya manusia yang mampu mengasihi. Sementara – mungkin – mahkluk hidup lain bertindak atas dasar nalurinya. 

Pertanyaannya, kepada siapa kita perlu mengasihi. 

Kepada Allah, dengan segala akal budi, kehendak dan kekuatanmu. Allah menganugerahkan akal budi, kehendak dan kekuatan agar dengan segala itu kita mencari Dia, berusaha mengenal Dia dan akhirnya mencintai Dia. Bukan dengan paksaan atau ketakutan. Tetapi dengan keputusan sadar dan bebas mau mencintai Dia. Sadar akan kebaikan dan cinta-Nya, maka kita dengan sadar pula mencintai-Nya lebih dari pada yang lain. 

Kepada sesama – sebagaimana kita juga mencintai diri sendiri. 

Sudahkah kamu mencintai dirimu sendiri? Menyayangi, mencari yang terbaik untuk pertumbuhan tubuh, jiwa dan rohani mu sendiri? Atau jangan-jangan kamu lupa mencintai dirimu, karena saking sibuknya mencintai sesamamu. 

Perintah utama inilah yang menjadi orientasi dan tujuan hidup kita. Kalau kita kehilangan kesadaran akan perintah-perintah ini jadinya hidup kita bisa kehilangan arah. Tidak lagi mencintai Allah dan sesama, tapi jatuh pada cinta terhadap uang, kehormatan dan kekuasaan. Kita semakin jauh pada Kerajaan Allah, semakin dekat pada kematian. 

Perintah ini adalah tujuan sekaligus arah dan dasar kita. Bahwa kita diciptakan oleh Allah untuk meluhurkan dan memuliakan Dia dengan menggunakan segala sarana yang tersedia. 

RA 

 

RENUNGAN MINGGU BIASA KE-30, 27 Oktober 2024

Bacaan Pertama, Yer 31:7-9

Beginilah firman Tuhan “Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel! Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!

Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.”

Bacaan Kedua, Ibr 5:1-6

Saudara-saudara, setiap imam agung, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan, yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.

Demikian pula Kristus! Ia tidak mengangkat diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Agung, tetapi diangkat oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: ”Anak-Ku Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan”, atau seperti firman-Nya dalam suatu nas lain: ”Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.””

Bacaan Injil, Mrk 10:46-52

Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerikho. Ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, duduklah di pinggir jalan seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus.

Ketika didengarnya bahwa yang lewat itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: ”Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: ”Anak Daud, kasihanilah aku!”

Maka Yesus berhenti dan berkata: ”Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: ”Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Yesus bertanya kepadanya: ”Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: ”Rabuni, supaya aku dapat melihat!”

Yesus lalu berkata kepadanya: ”Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”

Renungan Singkat

Saudara-saudari, kisah tentang Bartimeus buta yang disembuhkan Yesus dapat kita lihat sebagai proses perjalanan seseorang disembuhkan oleh iman. Kita semua orang buta pada awalnya. Bukan buta dalam arti fisik, tetapi buta dalam mata batin dan kemampuan kita melihat dengan kacamata iman. 

Seperti Bartimeus, tahap pertama dalam langkah pertumbuhan iman adalah MENDENGAR. Iman memang lahir dari pendengaran. Itulah yang membuat Bartimeus berdiri dan bergerak memanggil Yesus. Bartimeus lebih dahulu mendengar bahwa yang lewat di depannya dia adalah Yesus. 

Bartimeus menanggalkan jubahnya. Jubah itu adalah pakaian yang selama ini membuat dirinya nyaman duduk di pinggir jalan. Mungkin satu-satunya baju perlindungan yang ia kenakan. Perjumpaan dengan Yesus membuat dia meninggalkan apa yang selama ini menjadi perlindungannya. Bartimeus sadar, hanya Yesus andalannya untuk memperoleh kesembuhan. 

Di hadapan Yesus, Bartimeus tidak minta kekayaan atau kebutuhan lainnya. Namun,  ia meminta satu hal yang menjadi kerinduannya selama ia hidup. Ia minta supaya dapat melihat. 

Setelah melihat, Bartimeus memutuskan untuk mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sikap ini berbeda dengan tokoh lain, misal seorang kusta, yang setelah disembuhkan, pergi memberitakan kabar itu kepada orang banyak.

Bartimeus yang melihat tidak membuatnya puas diri. Bukan hanya mendengar, Bartimeus juga kini mampu untuk melihat Yesus dan semua yang Ia lakukan. Mengikuti Yesus dengan lebih sempurna. 

Dari Bartimeus kita pun belajar banyak. Kita memiliki Tuhan yang peduli dengan kesulitan dan kesusahan kita. Ia mengerti akan kerinduan kita yang paling dalam. Maka, setialah untuk terus mendengar Dia, panggilah Dia, dan utarakan kerinduanmu dalam doa. 

RA

‭‭

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?