Home Blog Page 3

RENUNGAN HARI MINGGU, 2 Februari 2025 – Pesta Yesus dipersembahkan di Kenisah

Bacaan Pertama, Maleakhi 3:1-4

Beginilah firman Tuhan semesta alam, “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada Tuhan. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati Tuhan seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

Bacaan Kedua, Ibrani 2:14-18

Saudara-saudara, orang yang dipercayakan Allah kepada Yesus adalah anak-anak dari darah dan daging. Maka Yesus juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.  Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.


Bacaan Injil, Lukas 2:22-40

Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yosef membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ”Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah'”. Juga mereka datang untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 

Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,  dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.

Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: ”Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,  sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” 

Yusuf dan Maria amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Anak Yesus.  Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan [35] – dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Ada juga di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan   bersyukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

RENUNGAN

Allah begitu mengasihi manusia, sehingga Putra-Nya lahir ke dunia dan menjadi sama seperti kita. Ia menjadi sama bukan hanya sekedar fisik. Ia pun sama sejajar dengan bangsa-Nya yang mematuhi Hukum Taurat Tuhan. 

Dalam Kel 13:1-2 terdapat Hukum Tuhan demikian, 

”Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka.”

Semua yang sulung -baik anak manusia maupun hewan – adalah milik Tuhan. Diberi perintah untuk menyucikan semua anak sulung itu. Hukum ini diperintah sebagai peringatan keluarnya Israel dari Mesir, ketika Allah juga menyelamatkan anak sulung Israel dengan darah Anak Domba yang dioleskan di pintu rumah orang Israel. Anak Sulung berarti juga persembahan pertama yang terbaik yang terdahulu. Itu dikuduskan dan disucikan dan dipersembahkan kepada Allah. 

Kita mendengar pula hari ini Nubuat Maleakhi. Tuhan tiba-tiba akan datang masuk ke dalam bait-Nya. Ia memperingatkan itu kepada Israel. Mengapa bisa demikian? Singkatnya begini. Setelah dari pembuangan, Israel kembali dengan semangat rohani yang benar. Di pembuangan, kelas penguasa dan keluarga mereka semacam masuk dalam retret spiritual yang mengembalikan diri mereka searah kehendak Tuhan. Namun, tak lama setelah orang-orang buangan ini kembali ke Yerusalem, semangat baru ini perlahan memudar. Bait Suci terlupakan, dan mulai kembali pada gaya hidup yang penuh keserakahan dan ketidak adilan. 

Maleakhi – yang artinya “utusanku” adalah seorang pria tak bernama yang sangat setia pada agamanya. Dia tidak mentolerir para imam Bait Suci yang menutup mata akan kejahatan yang terjadi di masyarakat. Ia datang berseru kepada umat untuk memperbaiki jalan hidup mereka. 

Hari ini kita merayakan pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Bagi Keluarga Yesus Maria, tindakan ini mungkin hanya sekedar melakukan apa yang dituntut oleh Hukum Musa bagi setiap keluarga Yahudi. Tapi dalam hubungannya dengan nubuat Maleakhi, pesannya lebih dari itu. Simeon, yang datang ke Bait Allah saat itu menyebut Dia yang dipersembahkan ini, 

”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan…”

Juga Hana, bersyukur kepada Allah dan berbicara mengenai kelepasan yang dibawa oleh anak itu kepada Yerusalem. Dari sekian banyak orang yang datang ke Bait Allah, Simeon dan Hana yang diberi karunia untuk melihat sang Anak sebagai juruselamat di masa mendatang. 

Dipersembahkannya Yesus di Bait Allah menjadi penggenapan nubuat Maleakhi, bahwa Tuhan sendiri dengan mendadak akan masuk ke Bait Suci-Nya. Ia datang menguduskan dan menyucikan sehingga setiap orang yang datang ke Bait Suci-Nya mempersembahkan korban yang benar di hadapan Allah. 

RA. 

 

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA III C, 26 Januari 2025

Bacaan Pertama, Neh 8:3-5a.6-7.9-11

Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan, pada hari pertama bulan ketujuh imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. 

Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan , Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: ”Amin, amin!”, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.

Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.

Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: ”Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.

Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka: ”Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!” ‘

Bacaan Kedua, 1Kor 12:12-30

Saudara-saudara, seperti halnya tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: ”Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: ”Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. 

Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? ‘

Bacaan Injil, Luk 1:1-4,4:14-21

Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. ‘

Sesudah dicobai Iblis di padang gurun, dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.

Lalu Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” 

Pembahasan Sabda


Kalau kita perhatikan, ada yang menarik dari Bacaan pertama dari kitab Nehemia dan Injil dari Lukas. Mari kita baca dengan seksama. 

Kitab Nehemia dalam bacaan pertama mengisahkan tentang usaha membangun kembali Yerusalem setelah kembali dari pembuangan. Tembok kota kembali dibangun. Pada hari raya Pondok Daun, seluruh rakyat berkumpul di gerbang Air. Imam Ezra tampil ke depan untuk membacakan taurat Tuhan dengan jelas, diberi keterangan-keterangan sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang mendengarnya. Begitu hebat dan dahsyat Taurat Tuhan itu sehingga menyentuh hati. Teks mencatat bagaimana rakyat menangis saat mendengar Taurat Tuhan dibacakan. 

Penting untuk melihat apa dilakukan oleh rakyat Israel setelah munculnya segala romantisme setelah mendengarkan Taurat Tuhan itu.

”Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa,”

Mereka diminta jangan bersusah hati dan bersedih. Tapi mereka diminta pergi dengan sukacita, makan dan pesta serta berbagi kepada mereka yang tidak memiliki apa-apa.

Jadi kelihatan polanya. Mendengar Taurat Tuhan membuahkan sukacita, sukacita itu berbuah pada sikap hidup untuk berbagi sukacita bersama. 

Di dalam Injil Lukas hari ini, ada hal menarik lagi yang bisa kita lihat. Ditampilkan sepenggal informasi dari Lukas bab 1, lalu disematkan bersama dengan Lukas Bab 4. Dari Bab 1, Lukas menyampaikan bagaimana Injilnya disusun, dan apa yang mau ia sampaikan. Yang mau ia sampaikan terutama adalah kisah tentang Yesus. Lukas tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus. Dia mendapatkan kisah tentang Yesus dari para saksi mata dan pelayan Firman. Ia menyelidiki semuanya dengan seksama, dan akhirnya membukukannya secara teratur. 

Jadi secara singkat, Lukas tidak lagi menjadikan Taurat sebagai sabda Tuhan seperti pada bacaan pertama. Kini Sabda Tuhan adalah sebuah kisah. Kisah tentang Yesus – hidup dan ajaran-Nya yang benar. 

Sedangkan Lukas Bab 4, menampilkan kedudukan Yesus di hadapan teks-teks suci sebelumnya. Secara singkat mau dikatakan bahwa Yesuslah penggenapan teks-teks itu. ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya’. Maka setiap orang yang hidup bersatu dengan Kristus tidak lagi hidup secara hukum lama, hukum taurat dan hukum perjanjian lama. Dalam Kristus, semua digenapi. Maka, hiduplah sebagaimana Kristus hidup, seturut Diri-Nya, Hati-Nya dan Pikiran-Nya. 

Paulus lebih lanjut merefleksikan bahwa Kristus kegenapan hukum itu hadir dan mewujud dalam Tubuh Mistik-Nya, yakni Gereja. Gereja yang anggota tubuhnya banyak dan beragam fungsi. Yang paling lemah menjadi yang paling penting, dan harus dibantu. Tidak ada yang lebih utama daripada yang lain, karena masing-masing punya peran unik, khas dan baik untuk pertumbuhan jemaat. Masing-masing anggota tubuh saling memperhatikan. 

RA

FORUM BONUM COMMUNE: Iman yang terlibat untuk indonesia berpengharapan


BONUM COMMUNE FORUM

Serial 1:
Iman yang Terlibat untuk Indonesia Berpengharapan

Pembicara:
Bapa Kardinal Ignatius Suharyo
Bapak Yustinus Prastowo

Keynote Speech:
Bapak Thomas A.M. Djiwandono


⛪ Tempat : GRHA PEMUDA, Lantai 4
Jl. Katedral, Jakarta Pusat
🗓️ Hari/Tanggal : Sabtu/ 25 Januari 2025
⏰ Waktu : Pk 09.00 – Pk 12.30

Biaya pendaftaran ditransfer ke:
*BCA 5440343343*
Atas nama Keuskupan Agung Jakarta

*Biaya (pengganti konsumsi) : Rp. 50.001/ orang* mohon ditambah angka 1

Harap menuliskan nama peserta di kolom berita transfer

Link Pendaftaran
https://forms.gle/co2ApjfERKQdRgjx9

Dibuka untuk UMUM
_(kuota terbatas)_
Pendaftaran akan ditutup tanggal 23 Januari 2025 atau *jika kuota sudah PENUH terlebih dahulu*

*Informasi (WA ONLY):*
wa.me/+6287877890393 (Jeanette)
+6287772484162
(Edith)

RENUNGAN HARI MINGGU BIASA II, 19 Januari 2025

Bacaan Pertama, Yes 62:1-5

‘Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri.

Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi ”yang ditinggalkan suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi ”yang sunyi”, tetapi engkau akan dinamai ”yang berkenan kepada-Ku” dan negerimu ”yang bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.

Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. ‘

Bacaan Kedua, 1Kor 12:4-11

Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.

Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. ‘

Bacaan Injil, Yoh 2:1-11

‘Pada waktu itu ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: ”Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: ”Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.”

Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu:

”Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.”

Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya – ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: ”Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”

Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. ‘

Renungan Singkat

Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. 

Dalam teologi Perjanjian Lama, relasi intim antara Allah dengan manusia sering digambarkan dalam bentuk pernikahan. Contohnya bisa kita lihat dalam teks di atas, ayat terakhir dari perikop Bacaan Pertama hari ini dari Kitab Yesaya. Pasangan Israel adalah Allah sendiri yang tidak akan membiarkan mereka ‘tidak bersuami” atau ‘yang ditinggalkan’. Tidak akan ada yang ditinggalkan. 

Pemahaman di atas membantu kita untuk melihat lebih dalam apa yang terjadi pada kisah Mukjizat perkawinan di Kana di Galilea. 

Seperti lazimnya sekarang, dulu perkawinan juga erat dengan pestanya. Bisa jadi pesta perkawinan dilaksanakan dalam durasi waktu yang lama, bisa satu minggu baik dua minggu. Itu karena undangan datang dari jauh memakan waktu lama untuk sampai ke tempat pesta. Maklum belum ada taksi online atau ojol. Pesta harus terus berlangsung sementara undangan datang silih berganti. Makanan perlu disediakan terus. Dan dalam kasus kisah ini anggur pesta tidak boleh habis. Kalau habis, undangan yang datang belakangan tidak dapat menikmati pesta yang sama seperti undangan-undangan yang terdahulu. 

Ternyata, persediaan anggur menipis. Pesta terancam bubar sebelum waktunya. Masih banyak undangan yang akan datang. Apakah masih tersedia anggur untuk mereka juga? Bunda Maria meminta Yesus untuk berbuat sesuatu. Yesus menjawab bahwa saat-Nya belum tiba. Dalam injil Yohanes, kata “saat” menjadi penting. “Saat” menunjuk pada pengorbanan diri-Nya sehabis-habisnya di kayu salib. Bandingkan dengan Yoh 13:1,

‘Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. ‘

Maria meminta Yesus menyediakan anggur minuman, dalam arti sebenarnya. Sementara Yesus, mungkin, memaknai anggur sebagai darah-Nya yang tercurah di salib. Pantas Yesus bilang, “Mau apa engkau daripada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba”. 

Tapi bagi saya sendiri Kisah ini memuat banyak sekali simbol. Dan salah satu yang membuat saya terkesan adalah: bahwa Yesus hadir di sana, sebagai penolong pesta, yang tidak terlihat. Supaya para undangan yang datang belakangan bisa ikut menikmati anggur, bahkan yang terbaik. Siapa undangan yang datang belakangan? Dalam teks-teks KS lain, undangan yang terakhir sering diasosiasikan kepada para pendosa, pemungut cukai, pelacur dan mereka yang tersingkirkan di masyarakat. Yesus dan Maria merubah air menjadi anggur, agar golongan yang ‘terakhir’ di masyarakat itu pun bisa menikmati pesta yang sama. 

Paulus mengatakan, bahwa kita sebagai anggota Gereja dianugerahi macam-macam karunia untuk pertumbuhan pelayanan Gereja. Rupa-rupa pelayanan tapi satu Roh. namun kadang, Roh penyemangat kita sebagai pembuat ‘pesta” karya baik apapun di Gereja kadang-kadang besar di awal, tapi habis di akhir. Kita butuh Yesus dan Maria agar kita memiliki energi yang sama dari awal sampai akhir. Karena terkadang mereka yang terlupakan justru datang di akhir, dan kita harus siap menyambut mereka juga. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

 

RENUNGAN HARI RAYA PESTA PEMBAPTISAN TUHAN, Minggu 12 Januari 2025

Bacaan Pertama, Yes 40:1-5.9-11
Beginilah Firman Tuhan, “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya.

Ada suara yang berseru-seru: ”Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan , luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya.

Dan terdengarlah suatu suara, “Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: ”Lihat, itu Allahmu!” Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati. ‘

Bacaan Kedua, Titus 2:11-14; 3:4-7
Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua orang. Kasih karunia itu mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. ‘

Bacaan Injil, Luk 3:15-16.21-22
Ketika Yohanes tampil di Sungai Yordan banyak orang sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: ”Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.

Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: ”Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” ‘

Renungan Singkat

Dalam kalender liturgi, Pesta Pembaptisan Tuhan menjadi penutup dari rangkaian perayaan liturgi meriah seputar natal yang telah kita lalui. Dalam tradisi Gereja, baptisan seringkali disebut juga kelahiran kedua. Kelahiran pertama kita dapat saat lahir lewat air ketuban dan keluar dari rahim ibu. Kelahiran kedua kita alami juga dari air, air suci dalam roh kudus, yang melahirkan kita kembali dalam Roh. Roh yang mana. Roh yang sama seperti yang hadir dalam pembaptisan Yesus di Sungai Yordan. 

Lantas apakah Yesus baru menerima Roh Kudus saat dibaptis? Pertanyaan ini juga keliru, sebab Kristus sejak dikandung pun sudah bersama Roh Kudus. Bahkan sudah bersama Roh Kudus sejak awal mula segala sesuatu. Lalu apa makna pembaptisan Yesus bagi kita? Pembaptisan Yesus membuka aliran rahmat Roh Kudus dan pengangkatan sebagai anak Allah – bagi siapapun yang memberi dirinya dibaptis dengan cara dan iman yang sama. 

Ketika setiap orang dibaptis dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, pada saat itu seseorang menjadi Anak Allah Bapa di surga, Kristus sang Putra adalah sahabat-Nya, dan dianugerahi Roh Kudus dalam hidupnya. 

Nah, selanjutnya adalah bagaimana kita yang telah menerima anugerah besar itu hidup seturut dengan apa yang telah kita terima dan tidak menjadikannya sia-sia. Dalam surat pastoralnya, Rasul Paulus berpesan, 

….Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita… ‘

oleh karena itu… 

… kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini ….

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN, Minggu 5 Januari 2025

Wisemen from the East gave gifts of gold, frankincense and myrrh.

Bacaan Pertama, Yesaya 60:1-6

Beginilah kata nabi kepada Yerusalem: Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang Tuhan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.

Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur Tuhan.
‭‭
Bacaan Kedua, Efesus 3:2-3.5-6

Saudara-saudara, kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu. Pada zaman angkatan-angkatan dahulu rahasia itu tidak diberitakan kepada umat manusia, tetapi sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.”

Bacaan Injil, Matius 2:1-12

Pada zaman pemerintahan Raja Herodes, sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. Mereka bertanya-tanya: ”Di manakah Raja Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”

Mendengar hal itu terkejutlah raja Herodes beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

Mereka berkata kepadanya: ”Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.”

Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.

Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: ”Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.”

Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Kemudian, karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.”

Renungan Singkat

Di seputar Kelahiran Yesus, tanda-tanda hadir. Bagi para gembala, kabar gembira kelahiran Yesus diberikan oleh Malaikat dengan kata-kata yang jelas dan lugas. Kemudian para gembala menanggapi kabar itu dengan bergegas pergi ke Yerusalem. Namun, lain halnya bagi pada majus dari Timur. Tidak ada malaikat, tidak ada berita, tidak ada suara bagi mereka. Hanya ada cahaya bintang, yang terangnya tidak biasa, dan mereka dapat lihat dari kejauhan. Bintang yang tidak biasa itulah yang membuat para majus datang dari Timur ke Yerusalem. Mereka datang, mencari… dan menemukan Yesus di Betlehem. 

Penampakan Tuhan dalam setiap hidup manusia memiliki sentuhan personal. Bisa jadi, bagi satu orang Tuhan menampakkan dirinya melalui pengalaman diampuni. Bagi orang yang lain saat dia menghadiri kebangunan rohani katolik, atau semacamnya. Bagaimana mana pun bentuk dan cara Tuhan mau menampakkan dirinya kepada kita, yang dituntut adalah sikap terbuka dan peka, serta mau datang, mencari dan menemukan Tuhan dalam tanda-tanda sederhana. 

Jadi kamu gimana?

RA
‭‭

DOWNLOAD Teks Hymne Tahun Yubileum 2025: Peziarah Pengharapan (Teks Not Angka)

 

DOWNLOAD Teks Hymne Tahun Yubileum 2025: Peziarah Pengharapan (Teks Not Angka)

DOWNLOAD BAHAN TAHUN YUBILEUM 2025 DAN ARDAS – APP 2025

Download Panduan Umat, Panduan Tahun Yubileum, Panduan Umat KAJ, Tahun Yubileum 2025, Panduan Yubileum KAJ, Download Panduan Yubileum, KAJ Tahun Yubileum, Panduan Umat Tahun Yubileum, Panduan Umat 2025, Yubileum 2025 KAJ, Download TPE, Tata Perayaan Ekaristi, Pembukaan Tahun Yubileum, Pemberkatan Porta Sancta, Download Panduan Misa Tahun Yubileum KAJ, Download Logo Ardas 2025, Download Logo APP 2025, Logo APP 2025, Logo Ardas 2025

BAHAN-BAHAN DI BAWAH INI AKAN SELALU DI UPDATE

BAHAN TAHUN YUBILEUM 2025

  1. LOGO YUBILEUM 2025
  2. PANDUAN UMAT TAHUN YUBILEUM 2025
  3. TATA PERAYAAN EKARISTI PEMBUKAAN TAHUN YUBILEUM 2025

BAHAN ARDAS DAN APP 2025

  1. LOGO ARDAS APP 2025

 

DOWNLOAD TATA PERAYAAN EKARISTI (TPE) Pembukaan Tahun Yubileum Pemberkatan Porta Sancta

HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN

Pembukaan Tahun Yubileum Pemberkatan Porta Sancta
Peziarah Pengharapan

Pembukaan Tahun ArDas KAJ 2025

Kepedulian Lebih Kepada Saudara-Saudari yang Lemah dan Miskin

DOWNLOAD TATA PERAYAAN EKARISTI (TPE) Pembukaan Tahun Yubileum Pemberkatan Porta Sancta

TPE YUBILEUM KAJ FINAL

DOWNLOAD PANDUAN UNTUK UMAT KAJ DALAM TAHUN YUBILEUM 2025

Download Panduan Umat, Panduan Tahun Yubileum, Panduan Umat KAJ, Tahun Yubileum 2025, Panduan Yubileum KAJ, Download Panduan Yubileum, KAJ Tahun Yubileum, Panduan Umat Tahun Yubileum, Panduan Umat 2025, Yubileum 2025 KAJ

BULLA SPES NON CONFUNDIT

APA ITU YUBILEUM ?

Paus Fransiskus berharap:

“Semoga Tahun Yubileum ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah “Pintu” keselamatan kita (Yoh 10:7-9) dan “Sumber Pengharapan” (1 Tim 1:1) Tahun “Yobel” dalam tradisi Yahudi adalah Tahun kelimapuluh dan pelaksanaannya berdekatan dengan perayaan Tahun Perdamaian. Tahun Yobel identik dengan pembebasan para budak, dan pembebasan hutang (Bdk. Imamat, 25).

Pada Tahun 1470 Paus Paulus II mengubahnya menjadi perayaan setiap 25 tahun meskipun Paus dapat mengadakan Tahun Yubileum Luar Biasa, seperti pada Tahun Kerahiman 2016. Dalam tradisi Katolik, Tahun Yubileum merupakan waktu untuk pembaruan spiritual, penebusan dosa, dan perbuatan amal kasih.

DOWNLOAD PANDUAN UNTUK UMAT KAJ DALAM TAHUN YUBILEUM 2025

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?