Home Blog Page 34

RENUNGAN HARIAN 1 MEI 2023, St. Yusuf Pekerja

 

Jangan lelah bekerja di ladangNya, Tuhan
Roh Kudus yang beri kekuatan
Yang mengajar dan menopang

Silakan lanjutkan nyanyian ini. Pasti kita semua pernah dengar lagunya.

Bekerja di ladangNya Tuhan? Apakah artinya pelayanan di Gereja? Sepertinya kok tidak selalu begitu ya. Bekerja berarti apa yang sedang kita lakukan setiap harinya baik itu untuk mencari nafkah ataupun lainnya.

St. Yohanes Paulus II pernah berkata, “bekerja adalah bagian dari membangun dunia. Bekerja adalah bentuk nyata bahwa kita ambil bagian dalam karya Allah”.

Coba kita lihat dari apa yang kita kerjakan, pasti ada buahnya bagi orang lain sekecil apapun itu. Mungkin pekerjaan itu rutin dan terkadang membosankan. Tapi lihat dengan jelas, di balik pekerjaan kita, ada orang lain yang hidup dan juga bekerja.

Semoga kita tetap bekerja dengan tekun tiap harinya. Kita maknai pekerjaan kita untuk mencintai Dia yang telah lebih dahulu mencintai kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 30 APRIL 2023, Minggu Paskah IV

Kis 2:14a.36-41
1Ptr 2:20b-25
Yoh 10:1-10

Yesuslah Pintu Menuju Domba-Domba

 

Minggu ini adalah Hari Minggu Panggilan. Melalui sabda Tuhan dalam Ekaristi minggu ini kita diingatkan panggilan kita semua sebagai murid Kristus. Membawa dan menunjukkan pintu yang benar bagi domba-domba. Mereka yang tidak masuk ke dalam kandang domba melalui pintu adalah pencuri dan perampok. 

Yesus adalah pintu menuju domba-domba itu. Setiap dari kita dipanggil untuk masuk melalui pintu itu. Kita bukan pintu, sebab Sang Pintu adalah Kristus sendiri. Setiap orang dipanggil mewartakan Kristus di mana-mana kepada setiap jiwa-jiwa. 

Pada hari Pentakosta, St. Petrus berdiri dan berkotbah mengajak setiap orang yang mendengarnya bertobat dan memberi diri dibaptis maka akan diselamatkan. Rasul Petrus membawa orang-orang masuk ke kandang, diselamatkan melalui pintu Kristus. 

Pencuri dan perampok tidak datang melalui pintu – untuk menghancurkan, membunuh dan membinasakan. 

Ini menjadi pengingat juga bagi siapapun dari kita yang diangkat dan diutus dalam tugas khusus sebagai pemimpin jemaat. Mereka adalah pada klerus dan setiap pemimpin umat di wilayah paroki. Setiap dari mereka diundang untuk melaksanakan tugas panggilan yang sama. Mengarahkan setiap jiwa-jiwa masuk melewati pintu yang benar. 

RA

 

RENUNGAN HARIAN 29 APRIL 2023, Peringatan St. Katarina Siena

St. Katarina Siena

Kis 9:31-42
Yoh 6:60-69

KATHARINA SIENNA

Wanita Kudus ini penampilannya tentu tidak sederhana seperti para suster, dia bukan biarawati walau tercatat sebagai anggota ordo ketiga Dominikan. Sebagai diplomat di dunia aristokrasi politik, tentu harus tampil cukup sepadan di antara bangsawan lainnya. Tembok biara dan habet (pakaian suster) tidak bisa menjadi benteng serta zirah melindungi raganya dari kekotoran politik Eropa ladang karya imannya. Namun Santa Katarina memang tidak memerlukan semua tanda-tanda kekudusan inderawi untuk memancarkan kharisma pertolongan illahi dalam kekacauan Gereja.
Saat anugrah inderawi mukjizat kekudusan luka-luka Tuhan diberikan padanya, dengan doa penuh kerendahan hati ia menolak penampakannya dan menerima deritanya. Demikianlah St. Katarina menerima stigmata tanpa wujud.

Kehadiran wanita suci ini adalah kesejukan yang mendamaikan kobaran api dalam politik Gereja di tengah kerajaan Eropa yang sedang bergolak. Alat kuasa kasih Allah menjaga keutuhan Gereja Kristus, yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.

Inilah panggilan bagi kita semua untuk tidak cemburu pada tampilan dan tidak comel melihat pesona riasan orang lain, yang hanya menunjukkan kelekatan, iri hati dan takjub inderawi belaka. Tujuan kita satu, memuji dan memuliakan Allah. Segala pesona terbaik akan kita pilih dan gunakan untuk mewujudkan nya.

romo fe

RENUNGAN HARIAN 28 APRIL 2023, Jumat Paskah III

Bacaan I: Kis 9:1-20;
Mzm 117:1bc.2;
Bacaan Injil: Yoh 6:52-59.


Hic est panis qui de caelo descendit. Non sicut manducaverunt patres vestri manna, et mortui sunt. Qui manducat hunc panem, vivet in aeternum ;

“Akulah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya”.


Tidak jarang kesulitan dan penderitaan yang dialami membuat seseorang “berhenti sejenak”, merenungkan kembali pelbagai hal yang dilakukan dan dialami. Melalui refleksi itu, pribadi tersebut menemukan orientasi baru yang mungkin merubah keseluruhan dari jalan hidupnya. Hal inilah yang dialami Saulus. Berkat “kebutaan” yang dialaminya, Saulus “berhenti sejenak” untuk menemukan arah baru dalam hidupnya. Inilah yang perlu diikuti, bagaimana kita berani “berhenti sejenak” terhadap kesibukan yang kita jalani, sehingga dapat menata kembali arah tujuan yang baru.

Proses menarik diri dari kesibukan duniawi dapat pula kita rasakan melalui Perayaan Ekaristi mingguan. Kita diajak untuk “berhenti sejenak”, menutup mata terhadap godaan dan ambisi pribadi. Melalui keheningan itulah, kita kembali dimampukan untuk menata hati dan budi terhadap panggilan Ilahi. Kembali menata pandangan kita terhadap Allah yang berbelas kasih dan bukan yang menghukum. Pandangan mengenai Allah tercermin dan terwujud dalam sikap kita terhadap sesama manusia. Hal ini nampak dalam pribadi Saulus yang bertobat menjadi Paulus.

Saulus awalnya mengimani Allah Perjanjian Lama sebagai Tuhan yang cemburu, yang menghukum, dan membinasakan kejahatan umat-Nya. Nampak melalui semangatnya dalam mengejar dan membunuh para pengikut Kristus, bahkan mengejar sampai di Damsyik, Suriah. Terkait imannya terhadap Allah, Saulus sungguh mengalami fanatisme dan kebutaan terhadap militansi agama. Hal ini dilukiskan melalui kebutaan yang ia alami. Kebutaan bukan dalam arti fisik saja tetapi juga hatinya yang tidak pernah mengenal kasih tetapi hanya hukuman.

Saulus mengalami perubahan saat ia menerima Kasih dari Ananias, seorang pengikut Kristus. Karena Kasih tersebut hatinyapun luluh sebagaimana selaput yang menutupi matanya, luruh tersentuh oleh Kasih Allah. Hanya Kasihlah yang dapat mengalahkan kebencian dan kejahatan. Karena Kasih-Nya, Kristus merelakan diri-Nya, Daging dan Darah-Nya menjadi santapan bagi kita. Oleh sebab itu, kita yang telah menerima dan mengimani Kasih Allah dalam Kristus perlu mewujudkan Kasih tersebut kepada sesama. Sehingga semakin banyak orang boleh terbuka matanya, tidak lagi hidup dalam kebutaan fanatisme, karena tersentuh oleh Kasih.

AY

RENUNGAN HARIAN 27 APRIL 2023, Kamis Paskah III

The baptism of the eunich.*oil on panel.*63,5 x 48 cm.*signed b.r.: RH 1626

Kis. 8:26-40; Mzm. 66:8-9,16-17,20; 

Yoh. 6:44-51. 

 

Kenalan

 

Sejatinya, banyak hal di kehidupan kita, terjadi karena suatu perkenalan. Seorang anak bisa mengetahui kata, mendengar suara, dan seluruh kehidupan ini, karena orang tua memperkenalkan hal tersebut. Seseorang bisa memutuskan panggilan hidupnya dengan cita-cita yang ia pilih, karena banyak pribadi memperkenalkan beragam karir, profesi dan pilihan hidup.

Berkat kehadiran Filipus, seorang sida-sida Ethiopia akhirnya mendapatkan tuntunan. Filipus memperkenalkan  cara untuk mengerti sebuah teks (kis 8:27-33). Filipus jugalah yang memperkenalkan Yesus sebagai Mesias, dalam kesaksiannya (Kis 8:34-35). Kesaksian Filipus itulah yang mendorong sida-sida itu untuk dibaptis.

Sejalan dengan ini, Di dalam injil, perkenalan itu diterjemahkan dengan ungkapan “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa  yang mengutus Aku” (Yoh 6:44). Itulah panggilan dari Allah.

Lalu?

Pada saatnya, bukan hanya kita saja yang diperkenalkan. Pada saatnya, tugas kita jugalah untuk memperkenalkan beragam kehidupan di dunia ini. Kita digunakan Allah seperti halnya Filipus sebagai perpanjangan tangan Allah.

Salam Sehat

Penuh Semangat

PHW

RENUNGAN HARIAN 26 APRIL 2023, Rabu Paskah III

Bacaan I : Kis 8: 1b-8
Mazmur Tgp : Mzm 66: 1-3a.4-5.6-7a
Injil : Yoh 6: 35-40


“Aman !?”



Ada satu kisah yang menarik dari seorang Elon Musk ketika dia mengembangkan mobil listriknya. Suatu ketika sistem keamanan mobil listriknya dibobol oleh sekelompok hacker. Sistem komputerisasi mobil tersebut dapat dibajak, dikendalikan oleh orang lain dan dapat menjadi bahaya bagi pengemudi dan penumpangnya. Menariknya, Elon Musk memberikan hadiah bagi hacker tersebut dan menantang hacker-hacker lainnya untuk membobol sistem keamanan terbaru mobil listriknya.

Pada dasarnya, manusia ingin hidupnya dalam keadaan aman. Demikian juga dalam relasinya dengan Allah. Mungkin kita bertanya apakah ada jaminan untuk hubungan kita dengan Allah? Injil hari ini memberikan keamanan itu. Hubungan kita dengan Allah sangat aman dalam Yesus Kristus. Yesus sendiri mengatakan tidak akan membuang siapa pun yang datang, tidak akan hilang dan akan dibangkitkan pada akhir jaman. Artinya, dalam Yesus, hubungan kita dengan Allah sangat amat terjamin, tidak ada interupsi dan tidak akan dibajak.

Allah telah memberikan jaminan yang penuh. Menjadi refleksi bagi kita bersama, apakah kita sungguh percaya dan memelihara hubungan dengan Kristus setiap harinya? Hidup kita sungguh aman dalam lindungan Tuhan. Semoga kita pun teguh, taat dan tekun dalam memelihara iman.

Tuhan memberkati.

AL

RENUNGAN HARIAN 25 APRIL 2023, Pesta St. Markus Pengarang Injil

1Ptr 5:5b-14
Mrk 16:15-20

Yohanes Markus – dapat kita jumpai kisahnya dalam Kisah Para Rasul. Ia adalah Keponakan St. Barnabas – rekan Paulus. 

“Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus”. (Kis 12:25)

Markus menyertai Barnabas dan Saulus dalam perjalanan misi mereka yang pertama. Ia juga adalah “anak” kesayangan Petrus (1Ptr 5:13)

Markus adalah murid yang siap diutus ke mana pun dan bersama siapa pun. Ia mendengar kisah Yesus dari para rasul – saksi mata dan menuliskannya menjadi salah satu Injil yang kita miliki – Injil Markus. Tulisannya lugas dan sangat menantang. 

Markus memulai Injilnya dengan kalimat, 

“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Mrk 1:1) serta langsung menampilkan Yohanes Pembaptis yang berseru-seru di padang gurun “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” sebagai penggenapan Nubuat Yesaya. 

Percayakah kamu?

RA

 

RENUNGAN HARIAN 24 APRIL 2023, Senin Paskah III

Kis 6:8-15

Yoh 6:22-29

APA YANG HARUS KAMI PERBUAT?

 

Ketika buka internet, kita masukkan kata di mesin pencarian google. Kita cari apa yang kita inginkan. “Bagaimana diet sehat? Bagaimana cara belajar cepat? Bagaimana memulai bisnis kecil?” Ada semua hal di sana jika kita bertanya.

Tapi, pernah kita bertanya seperti dalam Injil hari ini??

Apakah itu? Ya, pertanyaan tentang: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami kerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Coba tanyakan ini dan cari jawabannya. Mungkin mesin google akan berikan jawaban.

Injil hari ini berikan jawaban pasti. Injil hari ini memberikan kesaksian tentang jawaban Yesus. Ia tidak meminta banyak dari kita. Ia tidak menuntut banyak hal dari kita. Yang Ia minta adalah: “kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah”.

Apakah kita percaya pada Yesus, utusan Allah yang rela berkorban bagi kita semua? Percayakan kita pada Yesus yang sayang kepada kita?

Semoga kita makin percaya padaNya dalam setiap langkah hidup dan pekerjaan kita. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN HARIAN 23 APRIL 2023, Minggu Paskah III

Kis 2:14.22-23

1Ptr 1:17-21

Luk 24:13-55

Percakapan yang Membebaskan dan

Perjumpaan dengan Tuhan Yang Bangkit dalam Ekaristi

Salah satu inspirasi iman paling kuat berhubung kebangkitan Tuhan adalah transformasi dalam diri para murid. Salah satu kisahnya ada dalam perjalanan dua murid ke Emaus.

Kadang-kadang kita merasa diri paling tahu padahal hanya mendapat berita lewat gosip yang beredar atau sedang viral. Kita merasa paling tahu tentang “apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini” (Luk 24:18). Pada Injil Lukas bab 24 ayat 18, Kleopas berkata kepada Yesus, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi pada hari-hari belakangan ini?” Di sini, mungkin Kleopas sebal dan dongkol karena merasa seperti sedang berbicara dengan orang asing yang kurang update (‘kudet’).

Yesus tentu Maha Mengenal Hati. Kendati demikian, ia tidak mulai dengan menilai. Yesus bertanya dan memulai percakapan yang membebaskan. Tanya Yesus, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” (ay 17) Menarik sekali. Lukas mencatat bahwa reaksi kedua murid setelah mendengar pertanyaan Yesus ini adalah berhenti dengan wajah yang muram. (bdk. ay 17)

Kita bisa berkontemplasi: Situasi hati dua murid yang sedang pergi ke Emaus rasanya sedih dan kecewa. Penginjil Lukas memberi keterangan. Ketika Yesus datang mendekati mereka karena ingin berjalan bersama kedua murid itu, “Ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.” (ay 16) Wajar saja. Mereka tentu merasa kehilangan. Hubungan yang berarti, yang mendalam, yang telah terbangun dengan Yesus dari Nazaret, terputus karena ia wafat. Tidak hanya itu. Kekeliruan paham tentang siapa sejatinya Yesus itu dan ketidaksesuaian antara ekspektasi dengan realitas iman membuat mereka goncang.

Dari konteks inilah kita bisa melihat proses transformasi dalam diri kedua murid dalam perjalanan ke Emaus. Proses ini berlangsung dalam 5 tahap.

Tahap pertama adalah kepolosan (innocent). Kalimat yang muncul dari Kleopas menggambarkan hal ini. “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ hari-hari belakangan ini?” Kleopas sedang berbicara dengan Yesus tetapi dengan polosnya mengejek Yesus.

Tahap kedua adalah kebingungan (confusion). Mari kita simak curahan hati mereka, “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.” (ay 19-21)

Lalu ketiga, selain bingung, mereka resah (anxious). Kleopas dan temannya resah karena mayat-Nya tidak ditemukan. “Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,  dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.  Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.” (Lukas 24:21-24)

Nah, setelah kepolosan, kebingungan, dan keresahan yang Yesus saksikan inilah, Ia mulai melakukan penyadaran (realization). Inilah tahap ke-empat. Yesus menerangkan isi Kitab Suci kepada mereka. (ay 25-27) Dan tidak hanya itu. Yesus tinggal sejenak bersama-sama mereka untuk merayakan Ekaristi. (ay 30) Hingga akhirnya, “Terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.” (ay 31)

Pada saat mata kedua murid ini terbukalah kemudian mereka menerima. Inilah tahap ke-lima, yakni tahap penerimaan (acceptance). Apa yang mengisi hati mereka ketika mereka menerima? Apa yang mengisi hati mereka ketika mereka menerima dengan benar bahwa Yesus adalah Tuhan yang bangkit? Jawabannya adalah hati yang berkobar-kobar. “Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (ay 32) Maka, pada akhirnya, kedua murid ini bertransformasi menjadi rasul-rasul kebangkitan. Apa yang mereka lakukan kemudian? “Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.”  Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.”

Perjumpaan dengan Yesus adalah perjumpaan yang mengubah. Percakapan dengan Yesus adalah percakapan yang membebaskan. Perjumpaan dan percakapan ini terjadi di dalam pengalaman, menyentuh hati, dan mengubah dari dalam. Percakapan ini terjadi di dalam Gereja sebab dua murid yang sedang berjalan ke Emaus ini adalah cerminan dari kita sebagai Gereja. “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20) Kita mendengarkan Tuhan berbicara dalam Ekaristi. Saat mendengarkan Sabda Tuhan dibacakan dalam Misa, kita sedang mendengarkan Tuhan berbicara pada kita. Saat melihat Yesus dalam Sakramen Maha Kudus, kita berjumpa dengan-Nya dan mungkin Ia berbicara secara personal dalam hati kita. Dan sesungguhnya, saat menerima-Nya, saat bersatu dengan-Nya, kesadaran kita diubah. Hati kita diubahnya menjadi hati yang berkobar-kobar oleh cinta yang besar, hati yang berkobar-kobar oleh cinta yang rela berkorban. Kita telah melihat: Dua murid yang berjalan ke Emaus ini bertransformasi tahap demi tahap, dari berwajah muram, menjadi berkobar-kobar; dari kepolosan, kebingungan, dan keresahan, menjadi semangat yang menyala-nyala beserta pemahaman yang benar tentang siapakah Yesus itu hingga siap menjadi rasul pemberita Kebangkitan Tuhan.

DS

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1444H – Ignatius Kardinal Suharyo

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?