Kardinal Suharyo bersama Tokoh Lintas Agama Meriahkan Jalan Santai di HUT ke-216 Keuskupan Agung Jakarta
Keren banget nih, guys! Hari ini, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) merayakan ulang tahun ke-216 nya dengan acara jalan santai lintas agama. Acaranya dihadiri sama Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma, dan beberapa tokoh lintas agama yang lain. Komsos KAJ melaporkan dari Gereja Katedral, Jakarta Pusat pada Sabtu (13/5/2023) bahwa acara jalan santai ini dimulai jam 06.30 pagi dengan tema ‘Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan Lintas Agama’.
Kita bisa liat Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dan beberapa tokoh lintas agama yang naik ke atas panggung dan menyapa semua orang yang datang. Dalam sambutannya, Uskup Ignatius Suharyo bilang kalau acara jalan santai ini adalah buat menyatukan umat lintas agama.
“Jadi, hari ini kalau kita jalan-jalan bersama-sama, itu artinya kita jalan-jalan dengan simbol kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia buat terus maju bersama-sama,” ujarnya dalam sambutan.
“Dengan kita bisa jalan-jalan bersama-sama, seperti disimbolkan sama Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Itu hanya simbol, tapi itu bisa bikin persaudaraan dan persekutuan kita jadi makin kuat sebagai bangsa,” tambahnya.
Uskup Ignatius Suharyo menjelaskan kalau Indonesia bisa tunjukin persaudaraan kita, bangsa lain bakal kagum sama Indonesia yang beragam ini.
“Kalau kita bisa bangun persaudaraan sama-sama, bikin perdamaian di Indonesia ini makin kuat, dan kalau semua ini terjadi, kebersamaan kita ini bisa tunjukin kesaksian. Bangsa kita bakal diidolakan sama bangsa lain, malah karena kebersamaan itu,” ungkapnya.
Dia harap persaudaraan ini bisa terus terjalin antar agama. “Makanya, terima kasih buat komunitas sahabat lintas agama kita. Yuk, terus jalan bareng-bareng buat bangun persaudaraan, kuatin keterlibatan, dan bikin kesaksian bahwa kita satu bangsa yang mau jadi bangsa yang sejahtera buat semua orangnya,” tambahnya.
Di acara itu, banyak masyarakat lintas agama yang ikutan bergabung. Ada jemaat Katolik dari masing-masing paroki di Jabodetabek yang ikutan juga.
Acara ini juga diramaikan sama kesenian nusantara kayak tanjidor, ondel-ondel, barongsai, dan jatilan. Kita juga bisa liat beberapa jemaat yang pake baju daerah dari daerah-daerah yang berbeda.
Terakhir, Acara ini diakhiri dengan potong tumpeng oleh Uskup Mrg Ignasius Suharyo didampingi tokoh agama yang ada dan melepas peserta jalan santai yang akan berjalan melewati Jl. Veteran II Gambir, Jl. Perwira,
Jl. Lap. Banteng Selatan, Hotel Borobudur, Jl. Lap. Banteng Timur (Kementrian Keuangan), Jl. Lap. Banteng Utara (Kantor Pos), dan kembali ke Gereja Katedral.
RENUNGAN HARIAN 13 MEI 2023, Sabtu Paskah V
Kis 16:1-10
Yoh 15:18-21
MARIA IMAKULATA
Daerah yang disebut Fatima, semula dijajah oleh bangsa Islam Moor. Pada tahun 1917 adalah daerah terpencil di Utara pusat pemerintahan Portugal. Keuskupan Leira yang menaunginya juga termasuk keuskupan miskin. Nama Fatima menjadi demikian terkenal semata karena Maria menampakan diri di sana tiap tanggal 13 dari bulan Mei hingga Oktober 1917.
Tidak ada gelar lain disampaikan oleh Maria dalam penampakan di sana. Tidak ada hal terlalu baru juga dituntut oleh Sang Ratu Surga, semuanya adalah panggilan kesalehan yang wajar dari seorang Katolik. Maria minta agar umat Katolik tiap Sabtu Pertama merayakan misa, melakukan adorasi dan mengaku dosa serta memberikan diri menjadi silih bagi orang-orang berdosa, yang masih hidup maupun terutama yang sudah meninggal. Maria juga meminta umat berdoa rosario tiap hari selama lima bulan terus menerus untuk tujuan itu. Sungguh bukan tuntutan yang terlalu besar.
Jika sebuah tempat terpencil menjadi demikian terkenal karena kehadiran Maria kenapa kita tidak ikut saja permintaan Sang Bunda. Tepat sekali saat ini di Jakarta panggilan berjanji untuk memenuhi permintaan Maria di Fatima itu didengungkan oleh sebuah paroki kecil dan miskin di ujung Jakarta Timur, Gereja Kalvari. Tiap Sabtu Pertama, umat Katolik diundang untuk memenuhi harapan Maria.
Apa jawaban anda?
FE
Untuk Memeriahkan HUT ke-216 KAJ, Kardinal dan Menteri Agama Akan Membuka Jalan Santai Kerukunan Lintas Agama
PERINGATAN 216 tahun Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) akan diisi dengan jalan santai pada hari Sabtu, 13 Mei 2023. Acara akan dimulai pukul 06.00 WIB hingga selesai.
Jalan santai yang diberi ‘judul’ Jalan Santai Kerukunan dan Kebhinnekaan Lintas Agama akan diikuti oleh para perwakilan tokoh-tokoh lintas agama, komunitas-komunitas lintas agama, perwakilan umat dari paroki-paroki se-Keuskupan Agung Jakarta.
Acara ini akan digelar di Lapangan Parkir Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral Jakarta Pusat.
Jalan santai ini akan dibuka langsung oleh Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Ketua Komisi Hubungan Antar Agama Keuskupan Agung Jakarta, Romo Antonius Suyadi mengatakan, gelaran ini diharapkan dapat semakin mempererat tali persaudaraan dan persatuan sesama anak bangsa di tengah mulai menaiknya tensi sosial-politik belakangan ini.
“Kita ingin terus mempekuat kebersamaan, nilai-nilai kerukunan dalam bingkai Bhinnneka Tunggal Ika. Maka, kami, selaku penyelengara akan menggelar aneka tampilan budaya dan kesenian dari pelbagai daerah atau atraksi budaya,” ujarnya kepada www.hidupktolik.com.
Tentu saja, kata Romo Suyadi, jalan bersama, atraksi budaya ini adalah untuk mensyukuri keberadaan Keuskupan Agung Jakarta dalam rangka HUT ke-2016 ini. “Sesuai dengan tema Arah Dasar KAJ tahun ini, yaitu demi kesejahteraan bersama, kami pun berharap, dalam semangat kebersamaan, kesejahteraan itu akan tercapai,” tuturnya.
Menurut Romo Suyadi, jalan santai ini diselenggarakan untuk ketiga kalinya.
Hari ini kita diajarkan oleh Sang Guru untuk saling mengasihi. Apa makna ” Kasih” menurut Sabda Tuhan?
Hai, kawan2 gimana kabarmu hari ini? Doa dan harapan ku, Anda semua bahagia, sehat dan sejahtera ya.. 👍😘❤🙏
Hari ini kita diajarkan oleh Sang Guru untuk saling mengasihi. Apa makna ” Kasih” menurut Sabda Tuhan?
Motivasi & inspirasi : “Kasih”
1. Arti kata Kasih
Kasih ( love), Ibrani nya “ahaba”, agape ( Yunani). Tapi kata agape jarang digunakan sebagai kata benda, yg sering ” Agapao”, yang berati menyambut dg sayang atau ramah kepada anak kecil atau tamu. Atau seseorang menyambut dengan kasih sayang, kekeluargaan atau persahabatan dg istilah phileo atau philia ( Yunaninya). Ada kasih yang bersifat “erotik”, disebut ” eros” , Yunaninya, tapi gak pernah digunakan dlm Kitab Suci.
2. Kasih menurut Kitab Suci
a) Perjanjian Lama, menghubungkan kasih dengan “pilihan”, Allah yang memilih seseorang atau bangsa tertentu , dengan berbagai karunia spt hukum, kebenaran, warisan pusaka, sebagai tanda kasih karunia Allah ( bdk. Ul 6:5, 7:6-11).
b) Para nabi, misalnya nabi Hosea menggambarkan kasih Allah dg umat- Nya, dengan simbol kasih setia suami – istri , yang penuh perasaan yang jujur ( bdk. Yes 54:4-8, Yer 2; 3:6-10, 31:3-4, Hos 1:3-11).
Menurut para nabi, hidup dalam kasih sebagai balasan bagi kasih setia Tuhan. Nabi Hosea, suami yang setia menikah dg Gomer, perempuan pelacur yang tidak setia ( Hos 1:3-11). Kasih harus nampak dlm ketaatan dan kesetiaan (Kel 20:6, Ul 10:12-13). Hukum juga mewajibkan orang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, artinya orang tak mungkin membenci diri sendiri ( bdk. Im 19:18).
3. Kasih menurut Perjanjian Baru
a) Kasih menurut Injil Sinoptik
Penulis Injil Sinoptik, Matius, Markus dan Lukas memperkenalkan Yesus :
~ sebagai “agapetos”, anak terkasih, pilihan Allah, yang hidupnya menyatakan “kemurahan hati Allah” ( bdk. Mat 3:17, Mat 9:13, Mrk 1:11, Luk 3:22, 12 : 18, dll).
~ Yesus menjelaskan kasih Allah, tdk hanya melalui sabda- Nya, tetapi lewat seluruh hidup dan ajaran- Nya (Mat 18:33, Luk 15).
~ Yesus menyempurnakan ajaran dlm PL, bhw kasih kepada sesama di atas kasih kepada Allah (Mat 22:37, 39, Mrk 12:30-33, Luk 10:27).
~ Bahkan Yesus mengajarkan yg melebihi tradisi Yahudi, yaitu mengasihi para musuh ( Mat 5:43-46, Luk 6: 27, 32, 35).
b) Kasih menurut Rasul Paulus
Paulus menghubungkan kasih:
~ dengan “orang pilihan”, ( Rm 9:13, 25, 11:8).
~ Orang Kristen disebut “agapetoi” , orang- orang pilihan dan dikasihi- Nya ( Rm 1:7, Kol 3:12).
~ Kasih nampak dlm karya “penyelamatan” ( Rm 5:8, 8:35).
~ Yesus sebagai bukti kasih Allah yang plg sempurna ( 2Kor 5:14-15, Gal 2:20, 2Tes 2:13, Ef 3:9, 5:2).
~ Kasih melindungi manusia terhadap murka Allah,
~ dan kasih sebagai bukti pendamaian manusia dengan Allah.
~ Kasih kasih Allah lebih kuat dari kuasa maut ( Rm. 8:37, 1Kor 15:55, 2Kor 5:1, 1Tes1:10).
~ Allah = kasih, yg tak terpisahkan satu sama lain (2Kor 13:11, 13).
~ Kasih juga digambarkan hubungan Kristus dengan Gerejanya, seperti hubungan suami-istri, bukan hubungan erotis, tetapi pilihan dan kesetiaan ( Ef 5:25).
~ Berkat Roh Kudus, setiap orang Kristen dikasihi Allah (Rm 5:5, 15:30).
~ Orang Kristen mengungkapkan iman dan syukurnya dlm kasih ( Ef 6:23, dll).
~ Orang Kristen harus mencintai sesama nya, sebagai ungkapan iman, sehingga iman itu menjadi murni ( Rm 13:8-10, 1Kor 13:1-8, Gal 5:6, 14).
~ Kasih menciptakan persekutuan umat Kristen, yaitu Tubuh Kristus / Gereja ( 1Kor 8:1, 14:1, 16:14, Ef 1:15, 3:17, 4:16, Flp 2:1, Kol 2:2, 2Tes 1:3).
c) Kasih menurut Rasul Yohanes
Yohanes memperkenalkan :
~ Allah adalah kasih / Agape ( 1Yoh 4:8, 16).
~ Allah mengasihi kita dengan mengutus Putra-Nya (1Yoh 3:1, 16)
~ Kita harus membalas kasih Allah seperti Yesus lakukan (;Yoh 13:31, 1Yoh 4:19).
~ Kita / orang Kristen diikutsertakan dlm persekutuan Kasih, yaitu mengasihi Bapa dan Putra ( bdk. Yoh 17:26, Yoh 14:21).
~ Kasih kepada Allah menjadi dasar kadih kepada sesama (Yoh 13:34, 1Yoh 4:21).
~ Tindakan kasih hrs disasari iman dan sekaligus memurnikan iman Kristen ( 1Yoh 3:10, 4:7-8, 20-21).
d) Kasih dlm Hidup Kristen
Selain agape, ada kata phileo ( yunani) dihubungkan kasih persahabatan :
~ Phileo, berarti “kemurahan hati Kristiani” ( Rm 12:10, 1Tes 4:9, Tit 2:4, Ibr 13:1, 1Ptr 1:22, dll).
~ Persahabatan Yesus dengan orang-orang tertentu ( Mat 11:9, Luk 7:34, Yoh 3:29, dll).
~ Perintah Yesus agar kita saling mengasihi satu sa lain.
~ Kata, “agapao” juga sering digunakan yg dihubungkan dg cita manusia kepada Kristus dan kepada Bapa ( Yoh 21:15-17)
~ Kata “stergo” (Yunani) , berarti kasih kemesraan ( Rm 1:31, 12:10, 2Tim 3:3).
~ Kata “hetairos”, berarti kasih terhadap teman- teman ( Mat 11:16, 20:13, dll).
Kawan2, bagaimana Anda memaknai kasih?
Syalom ( rahayu Widada)
P. Antonius Widada, CP
RENUNGAN HARIAN 12 MEI 2023, Jumat Paskah V
Bacaan I: Kis 15:22-31;
Mzm 57:8-9.10-12;
Bacaan Injil: Yoh 15:12-17.
Non vos Me elegistis, sed Ego elegi vos, et posui vos ut eatis, et fructum afferatis, et fructus vester maneat: ut quodcumque petieritis Patrem in nomine Meo, det vobis ; “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”.
Hidup ini diwarnai oleh pelbagai pilihan yang mesti diputuskan, entah yang bersifat hitam-putih atau simalakama. Bahkan kita diberi kebebasan untuk memutuskan dalam memilih atau tidak memilih. Setiap keputusan akan mendatangkan konsekuensi dan buah yang harus diterima. Inilah yang terjadi pada saat para rasul dan penatua mengadakan sidang di Yerusalem. Mereka sepakat bahwa pilihan yang mereka buat adalah keputusan Roh Kudus yang melibatkan mereka semua. Roh Kuduslah yang mengilhami dan mengarahkan keputusan dan para rasul dan penatua berdoa dan memilah sebelum membuat keputusan.
Suatu keputusan bisa dikatakan sebagai keputusan Roh Kudus, bila diawali dengan doa dan membuahkan buah-buah Roh (καρπος πνευματος – karpos pneumatos), yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Sembilan buah Roh ini dirangkum menjadi perintah Kasih sebagaimana diungkapkan oleh Kristus kepada kita. Oleh karena itu, kita diajak untuk mau mengawali setiap pilihan dengan doa sehingga mendatangkan buah-buah Roh yang tetap dan menyelamatkan. Melalui doa, kita disadarkan akan Kasih Allah yang senantiasa menyertai dan menguatkan kita dalam segala usaha dan perjuangan hidup ini.
Penyertaan yang menghilangkan kekhawatiran, karena Allah-lah yang telah memilih dan menetapkan kita untuk hidup dalam kasih-Nya. Itulah sebabnya, dalam doa tahbisan para imam, diungkapkan: “Semoga Allah yang telah memulai pekerjaan baik dalam diri kita, berkenan pula menyermpurnakan-Nya”. Itulah yang dilakukan para Rasul pada saat memutuskan perkara yang cukup sulit. Mereka berdoa bersama memohon penyertaan dan campur tangan Roh Kudus. “Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu”. Semoga kitapun mengutamakan Kasih sebagai buah penyertaan Roh Kudus dalam melayani sesama yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
Renungan Kisah Para Rasul 15:7-21, Mengambil Keputusan Sulit di Konsili Yerusalem
Hai kawan 2 , apa britamu pada hari kamis paskah V ini? Doa dan harapan ku semoga Anda baik2 saja ya🙏❤🙏 Kita merenungi Sabda Tuhan hari ini yuk….
Kisah Rasul (15:7-21) : Mengambil Keputusan Sulit di Konsili Yerusalem
1. Sabda Tuhan hari ini menginformasikan tonggak sejarah Gereja Perdana, yaitu ” Sidang di Yerusalem / Concil of Yerusalem). Konsili / sidang ini berlangsung pada tahun 48/49 M. Catatan sejarah nya bisa kita baca dari Injil Lukas dan Kisah 15. Konsili diadakan karena persoalan dia kubu orang Kristen yaitu orang Kristen yang berasal dari Yahudi dan dari bangsa lain.
Dikatakan kelompok Farisi Kristen menuntut agar orang dari bangsa lain harus mengikuti adat istiadat Yahudi ( sunat). Setelah para penatua, para rasul berdebat lama, disepakati keputusan yang indah :
a) Petrus menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman pastoral ( Kisah 10-12), semua bangsa dimurnikan hatinya oleh iman ( Yeh 36:25-26). Oleh karena pencurahan Roh Kudus, bahwa keselamatan datang melalui ” Rahmat Tuhan Yesus ( Kisah 15:11). Paulus dan Barnabas juga menambahkan bhw mujizat terjadi dalam bangsa lain, oleh karena Iman kepada Yesus Kristus /nama Yesus ( Kisah 13-14).
b) Yakobus, sebagai uskup Yerusalem mendukung pendapat para rasul terdahulu, yaitu para bangsa kafir / non Yahudi yang bertobat tidak harus mengikuti adat istiadat Yahudi. Argumentasi Yakobus ini disebut “peserta”, (Ibrani) yaitu penerapan, penafsiran teks Kitab Suci, untuk peristiwa yang sedang terjadi berdasarkan Amos 9:11-12.
c) Meskipun, orang Kristen dari kafir non Yahudi ( goyim) tidak harus disunat dan ikut adat-istiadat Yahudi, tetap dua misi besar harus diperhatikan : pertama, pemilihan, suku2 Israel, pondok Daud yg terjatuh ( Yes 49:5-6). Kedua, penerimaan bangsa asing, sisa-sisa kemanusiaan.
d) Yakobus juga menambahkan bahwa hal yang penting juga perlu adanya hubungan penghayatan iman masa lampau ( Israel) dan masa sekarang ,orang Kristen non Yahudi ( goyim),
yaitu menghayati hukum umum dari Imamat 17-18 untuk menjauhkan diri dari:
1) makanan yang dipersembahkan kepada berhala
2) darah,
3) daging binatang yang mati dicekik
4) percabulan ( Kisah 15:29).
2. Aturan di atas, bukan soal menu, tetapi dulu hal itu biasa dilakukan dalam ibadat atau pesta kafir ( penyembahan berhala), dan orang Kristen harus menjauhi tempat2 seperti itu.
3. Dari laporan dr. Lukas, kita bisa belajar cara mengambil keputusan yang baik :
a) mendengar keseluruhan pengalaman jemaat ttg Allah yang berkarya untuk mereka ( Petrus, Paulus dan Barnabas).
b) Mencoba memahami apakah pengalaman jemaat bertentangan dengan tradisi penghayatan iman saat itu. Yakobus menerapkan Kitab Amos 9 versi Yunani / Septuaginta.
c) Mengambil keputusan praktis untuk Kristen non Yahudi tidak ikut adat istiadat Yahudi, tetapi ikut aturan umum yang berlaku ( Imamat 17-18) atau tafsiran alternatif.
d) Cara mengambil keputusan yang manusiawi oleh jemaat saat itu oleh dr. Lukas dikatakan “adalah keputusan Roh Kudus dan kami ( Kisah 15:18).
Bagaimana kawan2?
Shalom Rahayu
P. Antonius Widada, CP
RENUNGAN HARIAN 11 MEI 2023, Kamis Paskah V
Kis 15:7-21,
Yoh 15:9-11
Pembedaan
Pembeda-bedaan manusia berdasarkan klasifikasi tertentu sudah berlangsung di masyarakat selama berabad-abad lamanya. Pada abad 17, Afrika dikuasai oleh penjajah yang hendak merebut hasil alam. Para penjajah melakukan perampasan dan melakukan praktek perbudakan. Di Akhir 18, pembedaan hak tidak hanya untuk budak tetapi mengena ke penduduk asli. Orang kulit hitam mengalami diskriminasi politik dan ekonomi. Praktek ini akhirnya berhenti di abad 20. Di bagian bumi lain, pembedaan dan diskriminasi sesama manusia terjadi juga dalam beragam bentuk; ras, warna kulit, suku bangsa.
Di anthiokia, konflik karena adanya pembedaan masyarakat pernah terjadi. Mereka memperdebatkan anugerah keselamatan. Mereka memperdebatkan sunat sebagai syarat mendapatkan keselamatan. Ajaran ini tentunya bersebrangan dengan ajaran Yesus yang menekankan bahwa keselamatan berasal dari anugerah Allah. Paulus dan Barnabas pun pergi ke Yerusalem untuk membicarakan dengan rasul lainnya. Hasilnya; Tuhan tidak pernah membedakan Yahudi dan non Yahudi (Kis 15:11). Tetapi karena kasih karunia Allah, manusia mendapatkan keselamatan. Untuk itu orang Yahudi perlu membimbing orang non yahudi.
Lalu?
Allah tidak pernah membeda-bedakan. Tetapi mengapa manusia senang untuk membeda-bedakan sesamanya?
PHW
RENUNGAN HARIAN 10 MEI 2023, Rabu Paskah V
Bacaan I: Kis 15: 1-6
Mazmur Tgp: Mzm 122: 1-2.3-4a.4b-5
Injil: Yoh 15: 1-8
“Hubungan yang Positif”
Belakangan ini beredar kembali suatu hasil penelitian dari Universitas Harvard yang sudah dijalankan sangat lama. Temapenelitiannya adalah tentang kebahagiaan manusia. Menuruthasil penelitian, kebahagiaan diperoleh dari suatu hubungan yang baik. Namun, kita sendiri juga bisa merasakan bahwahubungan yang baik atau memiliki hubungan pertemananyang sehat dapat membuat hidup kita lebih tenang, bahagia, dan berkualitas. Hubungan yang baik sangat berperan dalam hidup kita.
Injil hari sangat menarik bahwa Yesus membuka diri-Nya kepada kita. Dia tidak hanya menawarkan diri-Nya tetapi Diajuga menempatkan diri-Nya sebagai pokok dan pangkal dari tiap ranting. Dengan ini, Yesus ingin menjaga dan memeliharahubungan antara Allah dan manusia. Yesus memberikan jaminan dalam hubungan tersebut, bahwa dalam hubungan tersebut kita bisa menghasilkan buah. Buah itu bisa beranekaragam, yaitu cinta kasih, kebahagiaan, sukacita, dll.
Kita bisa belajar dari Yesus untuk bukan hanya membuka diri terhadap sesama melainkan juga mengupayakan hubungan yang baik dan berkualitas. Kita dipanggil untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan siapa pun. Dengan membangun hubungan yang baik, kita sedang mengupayakan dan membagikan kebahagiaan untuk banyak orang.
Tuhan memberkati.
AL
RENUNGAN HARIAN 9 MEI 2023, Selasa Paskah V
Kis 14:19-28
Luk 24:46.26
MENYELESAIKAN APA YANG TELAH DIMULAI
Paulus dan Barnabas sudah sampai kota Listra, tapi di sana mereka malah dianiaya – dilempari batu. Saking parahnya sampai-sampai Paulus dikira sudah mati. Jemaat di sana melarikan Paulus dan Barnabas ke kota Derbe. Di Derbe mereka tetap mewartakan Injil dan memperoleh banyak murid.
Anehnya setelah itu mereka kembali ke Listra lalu ikonium dan Antiokhia. Kota di mana mereka sebelumnya dianiaya dan dilempari batu. Untuk apa? Cari mati saja! Padahal mereka bisa saja pergi dan tidak kembali lagi. Apa mereka tidak kapok?!
Tidak, tidak seperti itu. Paulus dan Barnabas memiliki cinta yang besar dan hati yang lapang. Resiko nyawa mereka ambil karena kasih yang besar terhadap jemaat di Listra, Ikonium dan Antiokhia.
Urusan jemaat belum selesai! Jemaat perlu diteguhkan, dikuatkan dan dimandirikan. Apalagi setelah jemaat melihat Paulus dan Barnabas dianiaya sedemikian rupa.
Pekerjaan Paulus dan Barnabas baru dikatakan selesai, setelah di tiap-tiap jemaat ditetapkan penatua-penatua untuk menjadi pemimpin Gereja setempat. Baru setelah itu mereka pergi ke tempat lain, di seluruh Pisidia, Pamfilia, sampai Perga dan Attilia. Dan akhirnya berlayar kembali ke Antiokhia, tempat mereka memulai misi mereka. Di Antiokhia mereka berkisah kepada jemaat betapa Allah menyertai mereka dalam setiap pekerjaan-pekerjaan-Nya melalui perantaraan mereka.
—
Yesus mengatakan, “Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu”. Urusan-Nya bagi keselamatan dunia ini belum selesai.
Yesus masih bekerja, hingga kini. Menyertai setiap murid-murid dalam karya Bapa-Nya sampai pada kesudahannya.
—
“Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. 1Kor 15:58
Jadi kamu gimana?
RA