Home Blog Page 18

RENUNGAN HARIAN RABU, 13 SEPTEMBER 2023 “Bahagia: Berasal dari Situasi Lahiriah?“

renungan harian katolik, renungan harian kristen, renungan harian kristiani, bacaan liturgi, bacaan injil hari ini, bacaan hari ini, pekan biasa xxiii, pekan biasa 23, Luk 6: 20-26, Kol 3: 1-11, 13 September 2023, St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 13 September 2023

Hari Rabu Biasa Pekan XXIII

PW St. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan I          : Kol 3: 1-11

Mazmur Tgp   : Mzm 145: 2-3.10-13b

Injil                  : Luk 6: 20-26

 “Bahagia: Berasal dari Situasi Lahiriah?“

Setelah Yesus mengajar dan menyembuhkan orang sakit, banyak orang ingin menjamah-Nya karena ada kuasa dalam diri-Nya. Namun, nasihat Yesus kepada para murid-Nya adalah jangan sampai terjebak dengan hal-hal lahiriah semata.

Banyak orang membatasi kebahagiaannya dengan hanya melihat Yesus sebagai orang yang penuh kuasa, namun tidak sampai sungguh menyadari, bahwa itu semua dapat terjadi karena relasi dengan Allah.

Dalam pengalaman sehari-hari, kita pun mencari kebahagiaan dengan berbagai cara. Kita mencoba untuk mengganti situasi di sekitar kita, atau mencoba berbagai aktivitas, dll. Kita kerap mulai dengan menciptakan sendiri suasana lahiriah, yang menurut kita akan membantu dalam mencapai kebahagiaan. Namun, tetap tidak menemukannya dan semakin stress.

Hari ini Yesus memberikan nasehat bahwa kebahagiaan tidak pernah diperoleh dari hal-hal lahiriah. Kebahagiaan adalah buah hati yang tenang dalam kasih Tuhan. Situasi apa pun, sejauh hati kita bersama Allah, tidak akan mengurangi kebahagiaan.

Maka, mari mulai dengan memelihara relasi dengan Allah dan merasakan kehadiran-Nya dalam tiap situasi hidup kita. Jadi, apakah kebahagiaanku hari ini? Tuhan memberkati. (AL)

RENUNGAN HARIAN SELASA, 12 SEPTEMBER 2023 “Anda Juga Dipilih?”

renungan harian katolik, renungan harian kristen, renungan harian kristiani, bacaan liturgi, bacaan injil hari ini, bacaan hari ini, pekan biasa xxiii, pekan biasa 23, Kolose 2:6-15, Lukas 6:12-19

PEKAN BIASA XXIII, SELASA, 12 SEPTEMBER 2023

Kolose, 2:6-15
Lukas, 6:12-19

Anda Juga Dipilih?

Namanya pemilihan tentu ada kriteria yang harus dipenuhi. Ada syarat yang perlu dilengkapi. Semua punya tujuan agar bisa dapat sosok yang terbaik.

Pilihan Yesus untuk kedua belas rasul diawali dengan doa. Satu tugas perutusan yang akan diemban demi pelayanan kasih. Memberi tanpa berkeluh kesah. Selalu berkarya tanpa menolak apalagi mundur.

Yesus mengajarkan para rasul-Nya untuk selalu hadir dan membawa sukacita. Tidak semata berkata tanpa berbuat. Tapi memberi diri sebagai bukti cinta yang tulus.

Hadirkan dirimu sebagai sosok panutan. Bukan sekedar untuk pencitraan tapi murni dedikasi demi keselamatan sejati.

Menjalani hidup ini adalah pilihan. Untuk menjalaninya bukan dengan setengah hati. Hadapi dan kerjakan itu. Jangan memilih orang yang suka memujamu. Ini malapetaka karena tak semua pujian selalu mulus.

Dekatilah orang yang sering memperlihatkan kesalahan dan kekuranganmu. Dia ingin anda berubah demi hidup yang baru. Dia itu sahabat sejati. Dialah pilihan hatimu. Ingat itu.

RENUNGAN HARIAN 11 SEPTEMBER 2023, Senin Pekan Biasa XXIII

Kol 1:24-2:3

Luk 6:6-11

THANK GOD IT’S MONDAY!
11 September 2023

“Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu” (Kol 1:24). Susah untuk memahami sabda ini dalam hidup sehari-hari kita. Akan tetapi, hal ini menjadi sangat nyata ketika melihat seorang ayah dan ibu yang rela bekerja banting tulang untuk keluarga dan demi anak-anak mereka. Hal ini nyata juga dalam diri seorang ibu yang rela tidur ‘ayam’ untuk menjaga anak bayinya yang bisa sewaktu-waktu menangis dan butuh susu. Dan, banyak hal lain yang menjadikan sabda itu hidup.

Pengorbanan kita tidak sia-sia. Pengorbanan kita menjadi istimewa dan berbuah pada sukacita ketika pengorbanan itu tertuju bagi kehidupan dan sesama kita. pengorbanan itu menyukakan hati ketika yang lain bisa tersenyum dan bahagia. Mari kobarkan api pengorbanan kita di hari Senin ini dengan mengingat mereka yang mesti kita doakan dan kita hidupi.

Semoga makin berkobar dalam sukacita untuk berkorban bagi sesama. Mari bersaksi dan berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN MINGGU BIASA XXIII (KE-23) TAHUN A, 10 SEPTEMBER 2023, “MENASIHATI DALAM KASIH dan KELEMAHLEMBUTAN””

Renungan Mingguan Katolik, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Kristen, Bacaan Liturgi, Minggu Biasa XXIII, Tahun A, 10 september 2023, Yehezkiel 33:7-9 Roma 13:8-10, Matius 18:15-20

Minggu Biasa XXIII tahun A

Yehezkiel 33:7-9
Roma 13:8-10
Matius 18:15-20

 

MENASIHATI DALAM KASIH DAN KELEMAHLEMBUTAN

Tuhan tidak ingin benih kejahatan tumbuh subur di dalam Gerejanya, terutama di kalangan para umat. Pesan ini tersirat dalam Bacaan Injil Minggu Biasa Ke-23.

Betapa pentingnya peran sesama, saudara di dalam komunitas untuk menjadi pembimbing dan pengingat akan kesalahan saudaranya. Anggota komunitas berkewajiban menegur saudaranya yang berbuat dosa. Terguran dilaksanakan bukan dengan cara kekerasan, penghukuman yang mempermalukan, tetapi dilakukan dengan penuh kasih dan kelemahlembutan. Tindakan ini dibuat semata-mata agar jiwa orang itu didapatkan kembali, ia diselamatkan kembali.

Jika ada yg saudaramu berbuat dosa tegurlah ia di bawah empat mata. Mulai dari seperti ini dulu. Ia tidak langsung dipermalukan atau dihakimi di depan khalayak ramai. Dirinya dihargai dan martabatnya dipulihkan. Jika ia tetap keras kepala tidak mau mengakui, undang saksi mata supaya ia tidak bisa mengelak dan mengaku. Dan begitu seterusnya.

Dalam bacaan pertama, Yehezkiel dipesankan oleh Allah bahwa tugasnya untuk memperingatkan orang jahat adalah suatu keharusan. Allah sendiri berfirman, “Jika engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu mati dalam kesalahannya, dan Aku akan menuntut pertanggungjawaban atas nyawanya”. Absennya nasihat dan teguran menjadi hal yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Sebaliknya, jika kita sudah menegur dan orang itu tidak bertobat, tidak apa-apa. Orang itu akan mati dalam kesalahannya, tapi kita telah menyelamatkan jiwa kita sendiri.

Di sini, aspek lepas bebas dan kelemahlembutan dalam memberi nasihat diberi tempat sebesar-besarnya.

Dalam Bacaan Kedua, Rasul Paulus juga menuliskan hal yang sama kepada jemaat di Roma Bab 13:8-10. Mengasihi sesama manusia adalah kepenuhan hukum Taurat. Contoh sederhananya adalah tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Hal ini berlaku juga dalam memberi nasihat.

Ya kadang dalam menasihati orang lain, lebih tampil ego kita sendiri daripada kasih dan kelemahlembutan. Kita marah jika nasihat tidak didengar atau ditanggapi. Kita balik emosi saat orang yang kita tegur malah menegur kita balik. Itu wajar sekali. Tapi kiranya nasihat Paulus bisa menginspirasi kita. Apapun bisa kita perbuat kepada sesama, asalkan aku tidak berbuat jahat. Termasuk ketika aku tidak menjadi marah, benci atau malah ngegas. 

Intinya menegur, menasihati dan mengajak orang untuk mengakui dosanya adalah tindakan kasih yg besar. Selain menyelamatkan jiwa mereka, ini juga menyelamatkan jiwa kita. Maka kasihilah satu sama lain dengan lemah lembut.

Jadi, kamu gimana? (RA)

Perayaan Ekaristi Minggu, 10 September 2023, Pk. 11.00 WIB di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur bersama Rm Riki Maulana Pr

_Kami mengundang umat untuk hadir secara offline dalam:_

Perayaan Ekaristi Minggu, 10 September 2023, Pk. 11.00 WIB di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur

(Disiarkan juga di TVRI Nasional)

*Misa dipersembahkan oleh Rm. Riki Maulana, Pr*

NB:
-Misa akan disiarkan juga di TVRI Nasional, dikhususkan bagi umat yang sakit dan berhalangan untuk menghadiri Misa di Gereja.

– Bagi anda yang bisa dan mampu datang ke gereja, silahkan datang dan merayakan Misa di Gereja Paroki anda.

RENUNGAN HARIAN SABTU, 9 SEPTEMBER 2023 “ANAK MANUSIA ADALAH TUHAN ATAS HARI SABAT”

Bacaan:
Kol. 1:21-23;
Mzm. 54:3-4,6,8;
Luk. 6:1-5

ANAK MANUSIA ADALAH TUHAN ATAS HARI SABAT

Hari ini kita mendengar Yesus membela para rasul, murid-murid Nya yang gragas iseng memetik bulir gandum. Orang Farisi yang kolot dengan adat menegurnya karena hal tersebut menurut mereka terlarang dilakukan pada hari Sabat.

Yesus menegaskan privilese para murid seperti yang didapat Daud. Terlebih sebenarnya banyak tambahan aturan Sabat yang mengada-ada dibuat sendiri oleh kaum Farisi. Banyak orang Katolik juga suka tambah aturan yang gak perlu, khususnya di kalangan aktivis.

Pokoknya hari ini Yesus menegaskan hal terpenting adalah pewartaan Injil, perbuatan Kasih dan hati yang Kudus. Di lain pihak, kita juga tetap perlu mengalah dan jaga norma kesopanan umum supaya jangan terlalu sering bertengkar dengan sesama, cape…

RENUNGAN HARIAN JUMAT, 08 SEPTEMBER 2023 Pesta Kelahiran Bunda Maria (P) “Allah Berharap pada Tangan-Tangan Manusia yang Rapuh”

renungan harian, renungan harian kristen, renungan harian katolik, Mat. 1:1-16 18-23 atau Mat. 1:18-23, Pesta Kelahiran Bunda Maria, Mikha 5:1-4a, Rom 8:28-30

Pesta Kelahiran Bunda Maria (P)
Jumat, 08 September 2023.

Bacaan:
Bacaan I: Mikha 5:1-4a/Rom 8:28-30;
Mzm 13:6ab,6cd;
Bacaan Injil: Mat. 1:1-16 18-23 atau Mat. 1:18-23

Ecce virgo in utero habebit, et pariet filium: et vocabunt nomen ejus Emmanuel, quod est interpretatum Nobiscum Deus ; “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamai Dia Immanuel” yang berarti: Allah menyertai kita.

Hari ini kita merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria. Maria memainkan peranan penting dalam sejarah keselamatan manusia karena melalui dirinya harapan akan keselamatan menjadi hidup Kembali. Harapan yang bukan saja diungkapkan oleh manusia dan seluruh ciptaan, tetapi juga oleh Allah sendiri.

Agar karya keselamatan yang telah dirancang dapat berhasil, “Allah berharap pada tangan-tangan manusia yang rapuh”, inilah yang diungkapkan oleh Richard of Saint-Victor. Karya keselamatan membutuhkan tanggapan positif dari manusia.

Allah tidak bisa memaksa manusia untuk menerima rahmat keselamatan, Dia sungguh mengasihi kita, bahkan telah memberikan kita kebebasan yang mungkin dapat dipakai oleh manusia untuk menolak Kasih Allah sendiri. Pada saat manusia menolak Kasih Allah, mereka jatuh dalam dosa.

Meski manusia, termasuk nenek moyang Yesus, kerap jatuh dalam dosa, namun Allah tetap setia mengasihi dan menyertainya. Melalui silsilah Yesus, kita dapat melihat bagaimana penyertaan Allah nyata dalam sejarah perjalanan hidup manusia. Penyertaan ini berpuncak pada pribadi Kristus, Sang Imanuel. Karya keselamatan tersebut diawali dengan tanggapan positif dari Bunda Maria yang menyatakan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma menyatakan, sejak awal kita sudah dipanggil untuk mengikuti rencana keselamatan Allah. Kita diajak untuk meneladan Kristus, Putera-Nya, saudara sulung kita. Pada saat kita berani menerima panggilan Allah dalam menanggapi rencana keselamatan-Nya, hidup kitapun akan diperkembangkan secara benar sehingga boleh memancarkan kemuliaan Allah.

Karya keselamatan inilah yang dihidupi oleh Maria dalam dirinya. Maria menjadi “Hawa baru”, yang melahirkan generasi manusia yang ditebus oleh darah Putranya. Kita perlu meneladan Santa Maria yang mengandung dan melahirkan juru selamat dunia. Kita diajak untuk melahirkan sesuatu yang baik dan berguna bagi sesama bahkan melahirkan keselamatan bagi orang lain. Semoga kehadiran kita sungguh melahirkan suka cita dan harapan bagi banyak orang. (AY)

RENUNGAN HARIAN KAMIS, 7 SEPTEMBER 2023, “Bersyukur Karena Mendengar”

Kol.1:9-14;
Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6;
Luk.5:1-11.

Bersyukur Karena Mendengar

Perjalanan mendaki gunung selalu mengasyikkan tetapi sekaligus melelahkan. Cuaca yang yang tiba-tiba berubah dan tak menentu menjadi faktor yang sangat menantang. Ditambah lagi perjalanan mendaki dan menurun selama berjam-jam menjadi keseruan yang lain. Yang paling mengasyikkan tentu saja saat pulang. Semakin ke bawah, semakin mendekati titik keberangkatan, kita mulai mendengar suara keramaian kendaraan dan banyak orang. Di situlah ada harapan, artinya kita akan segera sampai tujuan kita.

Mendengarkan hal yang baik, akan mendatangkan syukur dan harapan. Inilah yang disampaikan oleh Paulus “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu” (Kol 1:9). Berkat yang diterima oleh Jemaat Paulus mendorong rasa syukur yang besar dalam diri Paulus. Doa Paulus pun bukan memohon keuntungan pribadi bagi dirinya. Ia memohon kehendak dan wawasan besar tentang Allah. Dengan wawasan itu, ia berharap jemaatnya mampu mengenal kehendak Allah.

Lalu?
Paulus mengajarkan kita untuk mendengarkan dengan baik. Ia mengajak kita untuk mendengarkan berkat yang dihadirkan Allah dalam diri sesama. Dari Paulus pun kita belajar mendoakan orang lain agar hidup terus dalam pengharapan akan surga (5), mengalami keakraban Kristus (10) mengenali kasih Kristus, bersungguh-sungguh dan hidup tak bercela, dan dengan keinginan yang amat besar menantikan kedatangan Tuhan kembali.

Sony pr

RENUNGAN HARIAN RABU, 6 SEPTEMBER 2023, “Bercerita Kebaikan Hari ini“

Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Kristen, Kol 1: 1-8, Luk 4: 38-44, Rm Rosi

Rabu, 06 September 2023

Hari Rabu Biasa Pekan XXII

Bacaan I          : Kol 1: 1-8

Mazmur Tgp   : Mzm 52: 10.11

Injil                  : Luk 4: 38-44 

„Bercerita Kebaikan Hari ini“

Banyak orang senang mendengarkan pengajaran Yesus. Tidak hanya itu, sikap Yesus yang baik, murah hati dan hangat membuat banyak orang nyaman di dekatnya. Mereka berharap Yesus selalu ada bersama mereka. Tetapi, Yesus memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan dan pewartaan-Nya ke tempat-tempat lainnya. Satu hal yang ingin Yesus tetap lakukan adalah mewartakan Allah dan menunjukkan kebaikan-kebaikan Allah.

Dalam pengalaman sehari-hari, kita juga telah mengalami banyak hal. Namun, apakah kita cukup menyadari bahwa di dalam pengalaman-pengalaman tersebut, kita menerima kebaikan Tuhan dari orang-orang yang di sekitar kita? Lebih dari itu, baik pula bagi kita untuk berbagi cerita hal-hal baik kepada orang di sekitar kita.

Hari ini kita diingatkan untuk tetap mewartakan kebaikan Allah. Mari kita mulai dengan berbagai cerita tentang hal-hal baik yang kita alami hari ini kepada teman, keluarga, atau orang terdekat kita. Berbagi cerita mengenai hal baik bisa menjadi hal sederhana dalam mewartakan kabar sukacita Allah. Sudah aku berbagi cerita hal baik hari ini? Tuhan memberkati. (AL)

RENUNGAN HARIAN SELASA, 5 SEPTEMBER 2023 “MENGAPA TAKJUB?”

Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Kristen, 1 Tesalonika 5:1-6.9-11 Lukas 4: 31-37, Rm Ino

1Tesalonika, 5:1-6.9-11
Lukas, 4: 31-37

Mengapa Takjub?

Meraih prestasi pasti disanjung. Disoraki bagaikan pahlawan. Ini ungkapan kagum serta pengakuan akan kelebihan seseorang. Sangatlah tepat bila apa yang diakui keluar dari ketulusan hati.

Banyak orang takjub dengan Yesus. Apa yang dilihat sungguh mengagumkan. Kata-kata-Nya yang indah. Cara mengajar penuh wibawa. Terutama dari semuanya nampak dalam sukacita injil yang Ia wartakan.

Yesus tak semata mengajar tapi menerapkan dalam perbuatan. Ia berjalan sambil menebarkan sukacita ilahi dan kebaikan. Melangkah sambil bersabda. Melayani tanpa melepas payung kasih.

Jika disanjung, tandanya Anda punya kelebihan. Syukurilah namun tetap merendah. Paling istimewa dalam hidupmu akan nampak bila banyak orang belajar darimu.

Tak perlu membuang banyak waktu untuk mempromosi tentang siapa dirimu. Tenang saja dan lakukan apa yang terbaik dalam dirimu. Perbuatanmu adalah cerminan dirimu.

Yakinlah semua orang akan merasa kehilangan kalau Anda tak bersama mereka. Kamu hebat. Jangan sia-siakan waktumu untuk selalu menjadi yang terbaik selagi masih ada kesempatan. (In)

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?