St. Yohanes dr Kapestrano
Rm. 4:20-25, Luk. 12: 13-21
THANK GOD IT’S MONDAY!
“Dimensi sosial dari hak milik kita”
23 Oktober 2023
Dalam ajaran iman Katolik, ada istilah “dimensi sosial dari hak milik kita”. Apa artinya? Artinya, apa yang kita miliki itu selalu terarah pada orang lain. Sederhananya, kita hanya menjadi orang yang rakus dan kikir tetapi kita diajak untuk jadi orang yang berani berbagi untuk sesama kita yang membutuhkan. Janganlah kita menjadi orang kaya yang selalu membangun lumbungnya untuk menyimpan hasil panennya untuk dirinya sendiri (Luk 12,13-21).
Memang, kita berjuang dan kerja kerjas untuk mendapatkan apa yang kita miliki hari ini. Akan tetapi, berbagi milik kepada yang membutuhkan adalah berkat dan tanda bahwa cinta-Nya tak hanya berhenti pada kita, namun pada dunia.
Semoga mampu berbagi dan bersyukur. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!
Dalam Bacaan Kedua, kita menemukan salam pembuka Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika. Dalam salam itu disertakan juga salam dari rekan kerjanya, Silvanus (Silas) dan Timotius. Paulus selalu membawa jemaat dalam doa-doa dan ungkapan syukurnya. Ia selalu mengingat akan usaha kasih jemaat dan ketekunan mereka. Paulus juga mengingatkan bahwa jemaat terbentuk itu karena Allah yang telah memilih mereka untuk menjadi anak-anak-Nya. Dan karunia ini semakin diperkokoh lewat pewartaan dan pelayanan yang diberikan oleh Paulus dan teman-temannya.
Maka kita lihat bagaimana pemberian diri Paulus kepada Allah dilaksanakan dengan kepastian pelayanan kepada jemaat. Oleh karenanya, jemaat dapat tumbuh menuju kesempurnaan kasih. Itulah arti dari memberikan apa yang menjadi hak Allah. Allah telah mengaruniakan banyak rahmat bagi manusia. Dan apa yang menjadi hak-Nya adalah supaya apa yang telah dikaruniakan itu tidak menjadi sia-sia tetapi sungguh tumbuh dan berbuah mencapai kesempurnaan.
—
Problem yang sama menjadi dasar dari pertanyaan dari orang-orang Farisi dan orang-orang Herodian kepada Yesus.
“Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?”.
Kita tentu tau, bahwa pertanyaan ini dilontarkan untuk menjebak Yesus. Kalau Yesus bilang “boleh” – maka Ia akan dicap pengkhianat bangsa Yahudi karena memihak penjajah Roma. Kalau Yesus bilang “tidak” – sebaliknya akan dianggap pemberontak oleh kekaisaran Roma.
Yesus menjawab dengan bijak, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. Apa yang harus diberikan kepada kaisar itu tidak menjadi soal, berikan uang dinar yang bergambar dan tulisan kaisar itu.
Yang menjadi soal tentu mencari jawab – apa yang wajib kita berikan kepada Allah? Apakah Allah perlu sesuatu dari kita sehingga kita harus mencari apa yang wajib diberikan kepada-Nya? Saya kira tidak.
—
Maka kembali ke poin pertama di atas. Apa yang wajib kita berikan kepada Allah? Pertama-tama, adalah ungkapan syukur dan doa-doa kepada-Nya. Yang kedua, hidup sungguh sebagai umat-umat pilihan-Nya. Menerima rahmat karunia yang dianugerahkannya dengan baik – tidak dengan sia-sia – bagi pertumbuhan kita sebagai pribadi dan juga untuk pertumbuhan jemaat.
Romo Yullius Ediyanto, MSF saat melakukan Pembukaan Uji Emisi Gratis di Paroki Rawamangun (14/10/2023)
Saat ini kita dihadapkan situasi dimana kualitas udara di Jakarta berada dalam katagori tidak sehat. Jakarta dinobatkan sebagai kota dengan polusi udara yang cukup tinggi. Sejumlah analis kesehatan mengatakan kualitas udara berakibat fatal bagi kesehatan tubuh manusia. Terdapat banyak faktor penyebab. Namun, faktor paling dominan menurut data yang tersedia adalah tranpotasi.
Data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga menunjukkan bahwa sektor transpotasi merupakan faktor terbesar pencemaran udara di DKI Jakarta yaitu sebesar 44%. Studi Institut Tehnologi Bandung (ITB) bersama vital strategis (2022) menyebutkan asap kenalpot kendaraan menjadi sumber utama polusi pada musim hujan maupun musim kemarau.
Pada musim hujan emisi dari asap knalpot kendaraan berkisar 32 – 41 persen, sedangkan pada musim kemarau emisinya berkisar 42 – 57 persen. Pesatnya jumlah kendaraan baru dan masih banyaknya kendaraan tua menyumbang polutan terbanyak. Saat ini terdapat lebih dari 25 juta kendaraan melintas di jalan-jalan Jakarta.
Dalam rangka mendukung perubahan kualitas udara Jakarta Gereja Keluarga Kudus Rawamangun terpanggil untuk ambil bagian dalam kepedulian pada situasi yang ada saat ini dengan menggelar Aksi Uji Emisi Gratis.
Gereja Keluarga Kudus bersinergi bersama instasi pemerintah (Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur), Walikota Jakarta Timur, Camat Pulogadung, Kelurahan Rawamangun, Sekolah Tarakanita Blok Rawamangun, Rw, masyarakat setempat dan tentunya umat paroki sendiri.
Aksi yang dibuka untuk umum ini mendapat tanggapan positif baik dari umat paroki sendiri maupun umat paroki lain dan juga warga. Bahkan terbilang memperoleh antusias yang sangat tinggi, terbukti kendaraan roda dua dan roda empat sudah panjang mengantri sebelum kegiatan uji emisi dibuka. Jumlah pendaftaran melebihi kapasitas yang sudah disediakan.
Romo Yullius Ediyanto, MSF selaku Romo Kepala Paroki Gereja Rawamangun mengajak umat dan masyarakat bergandengan tangan untuk mengurangi pencemaran udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan berbagai usaha sekecil dan sesederhana apapun.
Kegiatan uji emisi ini adalah salah satunya, kita diajak untuk melakukan hal kecil tapi dampaknya kalau dilakukan bersama-sama akan terasa manfaatnya untuk kepentingan bersama. Ajakan inipun sejalan dengan arah dasar Keuskupan Agung Jakarta tahun 2023, semakin mengasihi, semakin peduli, semakin bersaksi untuk kesejahteraan bersama.
Dalam kegiatan aksi kolaborasi ini diharapkan membangun kesadaran umat, masyarakat dan dunia pendidikan untuk menanamkan pentingnya menjaga dan merawat lingkungan dengan melakukan aksi-aksi kecil yang hasilnya bermanfaat untuk kebaikan bersama sehingga makin tampak wajah Tuhan untuk hidup dalam damai dan sejahtera. (Mona Windoe (Jakarta)
St. Hedwig, Margarita Maria Alacoque
Rm. 1:1-7, Luk. 11:29-32
THANK GOD IT’S MONDAY!
Kita adalah orang yang dikasihi Allah
16 Oktober 2023
Kita adalah orang yang dikasihi Allah. Kita adalah yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus jaman sekarang. Kita adalah yang disertai oleh kasih karunia dan sejahtera dari Allah. Percayakah? Sadarkah kita?
Inilah yang Paulus sampaikan dalam awal surat kepada jemaat di Roma. Paulus memberikan keyakinan betapa mereka dan kita adalah orang pilihan Allah dan berkat-Nya itu tidak kunjung henti dalam hidup kita. Pastikan bahwa kita itu terberkati dan dikasihi oleh Allah.
Semoga makin mantap sebagai orang yang dikasihi Allah dan menerima kasih karunia-Nya. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!
Dalam Injil, kita dapat menjumpai rupa-rupa perumpamaan mengenai Kerajaan Surga. Minggu ini lain lagi. Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Semua orang diundang untuk ikut serta, berpesta, ambil bagian dan terlibat dalam pesta perjamuan nikah itu.
Mereka yang diundang, menolak datang dan memilih sibuk sendiri dalam rutinitas keseharian mereka. Mungkin para undangan itu berpikir: mempersiapkan macam-macam untuk hadir di pesta itu menyita waktu dan tenaga mereka. Capek. Ga worth it. Mending urusin pekerjaan pribadi, lebih cuan.
Lalu Raja ini akhirnya mengundang semua orang. Baik orang jahat dan baik untuk ikut serta dalam perjamuan nikah itu. Banyak orang datang. Tapi, ada satu yang tidak berpakaian pesta. Tidak melayakkan dirinya. Tidak mempersiapkan baik-baik untuk datang undangan itu. Hanya mau pestanya saja. Cari enaknya saja.
—
Perumpamaan ini dekat kok dengan kehidupan keseharian kita. Coba ingat. Ada berapa kali dalam sehari peristiwa “undangan kerajaan surga” itu datang “mengganggu” rutinitas harian kita? Tiba-tiba ada orang datang, meminta bantuan di saat kita sedang sibuk bekerja. Tiba-tiba ada undangan datang pertemuan lingkungan, saat kita sudah ada rencana makan malam dengan keluarga. Tiba-tiba ada undangan terlibat dalam kegiatan di paroki, saat kita sudah merencanakan liburan ke luar kota. Tiba-tiba ada teman yang ingin jumpa, saat kita sedang berdoa.
Bagaimana respon kita terhadap undangan semacam itu? Bisa jadi Tuhan menawarkan satu jalan baru-lain bagi kita untuk menjadi berkat untuk orang lain.
—
Terkadang pun kita juga lalai untuk “berpakaian pesta”. Undangan Tuhan dianggap murahan. Taken for Granted. Kita anggap remeh. Yang penting saya ikut, datang, hadir — tapi tak terlibat penuh. Yang penting sudah katolik, ikut misa saja. Tidak lebih. Yang penting sudah katolik. Ambil donasiku, tapi jangan waktuku… dan banyak lagi…
Sebuah hal yang patut kita renungkan juga ini.
Jemaat Filipi dipuji oleh Paulus karena mereka mau ambil bagian dalam kesusahan Paulus. Mereka terlibat membantu perjalanan Paulus mewartakan Injil. Meski Paulus sadar, semuanya akan dicukupkan oleh Tuhan sendiri yang mengutusnya.
SURAT GEMBALA HARI PANGAN SEDUNIA 2023
“Solidaritas Pangan Sehat untuk
Generasi Bebas Stunting”
(Disampaikan sebagai pengganti khotbah, pada
Perayaan Ekaristi Hari Sabtu/Minggu, 14/15 Oktober 2023)
AYO HADIRI PERAYAAN EKARISTI PERINGATAN 30 TAHUN KATEKISMUS GEREJA KATOLIK, RABU, 11 OKTOBER 2023, PK. 17.00 WIB BERSAMA USKUP MGR PASKALIS BRUNO SYUKUR OFM DAN USKUP MGR INNO NGUTRA
St. Dionisius, Yohanes Leonardus
Yun. 1:1-17; 2:10, Luk. 10:25-37
THANK GOD IT’S MONDAY!
“Che buon samaritano!”
9 Oktober 2023
Di Italia selatan, ada satu ungkapan atau perkataan yang muncul dari seseorang yang menerima perbuatan baik dari orang yang tak dikenal. Orang tersebut akan berkata, “Che buon samaritano!” Kira-kira, artinya adalah wah, kamu ini orang Samaria yang baik hati. Ekspresi ini sangat kental dengan suasana iman Katolik toh. Ya, karena pastinya, kehadiran orang Samaria itu menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berbuat baik.
Menarik juga kalau kita memiliki satu ungkapan iman yang nyata dalam kata dan tindakan. Apa ya kira-kira bentuknya? Orang Samaria yang baik hati telah memberikan contoh nyatanya.
Semoga bisa jadi Orang Samaria yang baik hati. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!
Minggu ini, Yesus memberi perumpamaan lagi. Tidak seperti perumpamaan pada minggu sebelumnya, kali ini nuansanya begitu negatif.
Seorang Tuan Tanah yang mempercayakan kebun anggurnya kepada sekelompok penggarap. Mereka ini awalnya bekerja dengan baik. Tapi lama kelamaan, sikap tamak dan serakah mempengaruhi mereka. Pada saat musim petik, mereka tak rela menyerahkan hasil kebun anggur kepada utusan sang Tuan Tanah. Bahkan anak sang Tuan Tanah pun dibunuh. Penggarap-penggarap jahat itu jauh dari kelayakan untuk memiliki kebun anggur yang telah mereka olah.
Mereka lupa, kebun anggur tetaplah pemilik Tuan Tanah, bukan punya mereka. Para Penggarap hanyalah diserahi tanggung jawab untuk menggarap kebun anggur dengan baik. Tidak kurang tidak lebih.
—
Bolehkah jika kita kebun anggur dalam perumpamaan itu kita asosiasikan dengan hidup/nyawa kita ini? Lalu penggarap-penggarap yang dimaksud itu adalah manusia, yang diserahi kuasa tanggung jawab untuk menjadi administrator kehidupan ini?
Atau boleh juga kita gambarkan kebun anggur itu dengan bumi alam ciptaan tempat tinggal kita ini? Penggarap-penggarapnya adalah kita, yang diserahi tanggung jawab untuk merawat alam ciptaan?
—
Waspadalah pada sikap serakah dan tamak. Sikap mengumpulkan semua demi kepentingan pribadi. Privatisasi sumber daya alam untuk kekayaan pribadi alih-alih untuk kesejahteraan bersama. Bukan hanya kita yang terkena dampak kerusakan alam, tapi juga orang lain sesama – terutama mereka yang miskin dan tersingkir.