Home Blog Page 14

Download Bahan Bulan Keluarga sekaligus Bahan Pertemuan Adven 2023

SOLIDER = CINTA

Download Bahan Bulan Keluarga sekaligus Bahan Pertemuan Adven 2023

Masa Adven mendatangi kita kembali. Kita bergembira karena itu berarti kita merayakan Allah yang menyertai dan menolong kita. Kegembiraan dari ribuan tahun yang lalu dan masih bergema sampai hari ini adalah karena Allah kita yang berkehendak ikut ambil bagian dalam hidup dan perjuangan manusia, ciptaan-Nya.

Betapa menakjubkan memiliki Allah seperti Dia! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3 : 16). Allah yang tidak menyayangkan Anak-Nya untuk menjadi korban demi keselamatan manusia dan mendidik kita agar sesuai dengan rencana baik-Nya.

Kita berkumpul untuk maksud kebersamaan sekaligus mempersiapkan diri merayakan Natal dengan hati yang gembira dan jiwa yang lepas bebas dari kesenangan duniawi belaka. Kita sering terbelenggu oleh kemakmuran dan kekayaan kita dan lupa bahwa hidup kita “perlu dibagikan”. Kebersamaan ini mengajak kita membangun suatu sikap solider: melihat penderitaan sesama kita sebagai “panggilan” untuk hidup suci dan benar.

Melalui kebersamaan kita di masa Adven ini, kita tidak hanya sekedar merayakan, melainkan juga mencari kejelasan bagaimana hidup dalam kebenaran Allah, yang suka jika kita saling mengasihi dan menyayangi. Allah kita sungguh Sang Imanuel, tinggal bersama kita dan membawa kita semakin dekat pada-Nya melalui sikap itu.

Semoga dengan bertemu, berdoa, bernyanyi, beraktivitas dan membangun niat, kita semakin dapat merayakan Sang Firman yang menjadi manusia. Tuhan Memberkati. Amin

(Rm. Erwin Santoso, MSF – Ketua Kerasulan Komisi Keluarga KAJ)

LINK DOWNLOAD BAHAN BULAN KELUARGA 2023

RENUNGAN SENIN 20 NOVEMBER 2023, MINGGU BIASA KE-33 TAHUN A

THANK GOD IT’S MONDAY!

20 November 2023

Jika Tuhan seketika datang di hadapanmu dan bertanya, “apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat padamu?” Kira-kira apa jawaban kita. Apa yang akan menjadi permohonan pertamamu? Untuk siapakah? Demi apakah? Demi siapakah?

Silakan menjawabnya di hari Senin ini. Semoga yang ada dalam puncak permohonan kita adalah sesuatu yang baik dan tidak melulu tentang aku.

Semoga semuanya tak melulu tentang aku. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN MINGGU 19 NOVEMBER 2023, MINGGU BIASA KE-33 TAHUN A

Amsal 31:10-13.19-20.30-31
1Tesalonika 5:1-6
Matius 25:14-30

Tuan Adalah Manusia Kejam?

Saudara-saudari terkasih, dalam Kisah Injil hari ini Yesus kembali menceritakan sebuah perumpamaan mengeai Kerajaan Surga. Seperti seorang yang mau bepergian lalu memercayakan harta kepada hamba-hambanya. Semua diberikan menurut kesanggupannya. Saya membayangkan, sebelum harta itu dipercayakan sudah terjadi dialog lebih dulu antara tuan dan hambanya. Berapa banyak jumlah harta yang dapat dijalankan oleh setiap hamba-hamba itu. Setelah dialog, terjadi kesepakatan. Yang merasa sanggup lima talenta, diberi lima talenta, begitupula yang diberikan dua talenta dan satu. Saya berandai-andai, seandainya ada satu yang bilang tidak sanggup, bagaimana reaksi tuannya itu ya? Tapi itu tidak masuk dalam cerita. 

Kita tau cerita berikutnya. Hamba yang diberi 5 talenta – menghasilkan laba lima talenta. Itu berarti ia dapat untung 100% dari modal yang ia terima dari tuannya. Begitu pula yang dilakukan oleh hamba yang diberi dua talenta, juga memperoleh untung 100%. Modal dua, labanya juga dua. Mereka dua diapresiasi oleh tuannya itu dan diperkenankan ikut berbahagia bersama tuannya. Jadi bisa dikatakan, pemberian atau pendelegasian harta ini menjadi semacam “ujian” integritas dari tuan kepada hambanya. Apakah para hamba yang baik itu tetap berlaku baik pula saat tuannya tidak ada ditempat. Integritas adalah Aku tetap melakukan hal yang benar dan baik, juga ketika tidak ada orang yang melihat. 

Rupanya ada satu hamba yang bersikap lain. Mungkin hamba itu menyatakan aku hanya sanggup satu talenta. Diberilah ia satu talenta. Tapi ia melakukan hal yang berlainan dengan hamba yang lain. Hamba itu menyembunyikan talentanya di dalam tanah. Tindakan ini bukan karena ia niat melakukan itu, tetapi didasari pada bagaimana ia memandang tuannya. Mari kita cermati bersama apa yang dikatakan hamba yang terakhir ini:

“Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam Tuan. Ini, terimalah milik Tuan!”. 

Hamba itu menyebut tuannya adalah manusia yang kejam. Yang sadis, otoriter, hanya nyuruh-nyuruh dan hanya meminta hasil, cuma tau beres. Hamba ini tidak suka dengan tuan yang seperti itu. Talenta yang dikubur adalah ungkapan protesnya itu. Tetapi pertanyaannya, apakah memang tuannya memang seperti itu? Ataukah hamba satu itu yang memiliki cara pandang yang salah mengenai tuannya? Mengapa cara pandang seperti itu bisa muncul? Apa yang mendasarinya? Lalu mengapa hamba yang lain punya sikap yang berbeda terhadap tuannya itu?

Kalau dipikir-pikir perumpamaan ini sepertinya memang menggambarkan relasi Allah dengan manusia. Sebagai orang beriman, cara kita memaknai dan menjalani hidup ini bisa ditentukan juga dari cara kita memandang Allah. Pengenalan kepada Allah yang benar akan menggerakan kita juga untuk menjalankan hidup ini – yang adalah anugerah – dengan benar. Sebaliknya, pengenalan Allah yang keliru bisa membawa pada tindakan dan keputusan yang keliru pula. 

Mungkin kita pernah merasa, Aku merasa Tuhan tidak adil, kejam dan hanya menuntut. Mengapa aku dilahirkan seperti ini, dari orangtua seperti itu? Mengapa doa-doa tidak terkabul sementara saya rajin beribadah? Mengapa yang lain diberi rezeki sedang aku tidak? Mengapa Tuhan menghukumku dengan seperti ini? Akhirnya hidup dijalani sebagai beban, penuh musibah dan kesulitan dan terasa berat. 

Pengenalan Allah yang benar akhirnya menjadi penting. Ini dapat membantu kita dalam cara pandang dan bersikap tentang perjalanan hidup. 

Jadi, kamu gimana?

RA

RENUNGAN SENIN 13 NOVEMBER 2023, MINGGU BIASA KE-32 TAHUN A

THANK GOD IT’S MONDAY!

13 November 2023

Konon katanya, makin pandai seorang, makin lihai ia mencari celah berbuat salah. Apakah memang demikian? Mungkin tidak ya. Nasihat Kebijaksaan Salomo mengatakan, “Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya dan pikiran pandir dijauhinya. Kebijaksanaan yang dicarinya” (Keb 1: 5-6).

Dengan begitu, benarlah pepatah bahasa Indonesia, “seperti padi, kian berisi kian merunduk”. Makin padi itu berisi, ia akan merunduk. Itu menghadirkan wajah kebijaksaan akan pengetahuan yang diperoleh. Makin hari pun makin banyak hal kita mengerti. Makin jeli pula kita memandang sesuatu. Namun, semoga makin bijak juga hendaknya.

Semoga makin bijak mengenali-Nya dalam banyak hal. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday! (RAB)

RENUNGAN MINGGU 12 NOVEMBER 2023, MINGGU BIASA KE-32 TAHUN A

Keb 6:13-17
1Tes 4:13-18
Mat 25:1-13

KEBIJAKSANAAN


Ada idiom “menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan”. Tua berkaitan dengan usia yang semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Menjadi tua tidak bisa ditolak meskipun bisa dimanipulasi. Beragam alat-alat produk wajah dan kulit tersedia untuk memanipulasi ketuaan. Tapi menjadi dewasa adalah soal bagaimana kita mengambil sikap terhadap dunia. Dunia yang selalu berubah dan menantang kita untuk ikut larut dalam perubahan dan kemajuan, atau kita hanya fokus pada hal-hal yang penting dan berharga dalam hidup kita. Menjadi dewasa adalah cara kita memandang hidup dengan bijaksana.

Menjadi bijaksana kadang tidak ditemukan dalam pendidikan formal, tetapi justru dialami dalam banyak pengalaman hidup. Misalnya, seseorang akhirnya belajar mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya. Mungkin karena dia punya pengalaman juga diampuni saat dia melakukan kesalahan. Dan itu hal yang baik. Ada lagi orang yang akhirnya terbebas dari pikiran dan prasangka buruk. Itu terjadi ketika ia melihat suatu peristiwa sebagaimana adanya, tanpa berpikir apa-apa. Ada lagi orang yang akhirnya tidak lagi mencari ketenaran dan popularitas sebagai yang paling penting, karena ia menganggap itu pun tidak ada artinya. 

Bacaan-bacaan minggu ini terus terang menantang keyakinan iman saya. Percayakah kamu bahwa ada hidup lain sesudah kematian? Percayakah kamu akan “kebangkitan badan” yang setiap minggu diucapkan dalam syahadat para rasul? Percayakah kamu akan datangnya akhir zaman, yang keadaannya dituliskan oleh Paulus dalam bacaan kedua hari ini?

Lalu bagaimana kita menyikapi tentang akhir zaman itu? Yang kita tidak tahu kapan dan bagaimana terjadinya? Pilihannya percaya atau tidak. Dan dua pilihan ini akhirnya juga akan menentukan sikap kita dalam menjalani kehidupan. 

Misalnya, aku memilih untuk percaya. Percaya bahwa ada kehidupan lain setelah kematian bersama dengan Allah bagi mereka mereka yang meninggal dalam Yesus. Percaya bahwa kematian ini bukanlah akhir dari segala sesuatu. Maka, pilihan ini akan membuatku bersikap bijaksana dalam menjalani hidup. Aku lantas hidup bukan untuk hidup di dunia ini saja. Tapi aku ingin meninggal dalam Yesus. Setia kepada-Nya sampai akhir hidup sambil berharap apa yang aku percayai ini akan menerima ganjarannya. Sikap inilah yang mau digambarkan dalam tokoh gadis-gadis bijaksana. Mereka menyiapkan juga minyak cadangan untuk pelita. Berjaga-jaga jika pengantin datang dan pelitanya mulai redup. 

Jadi kamu gimana?

RA

 

 

 

RENUNGAN SENIN 6 NOVEMBER 2023, MINGGU BIASA KE-31 TAHUN A

THANK GOD IT’S MONDAY!

6 November 2023

Apakah Allah menyesal mencintai kita yang selalu tidak setia, oportunis, dan seenaknya sendiri? Jawabnya, tidak! Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya (Rm 11:29). Apa yang Ia lakukan untuk kita adalah pemberian terbaik dan terus menanti kita berjalan bersama dengan-Nya. Sampai kapan Ia setia? Sampai selama-lamanya.

Lalu, kapan kita mulai mencintai-Nya? Kapan kita mulai berjalan bersama dengan-Nya dalam tiap perutusan kita?

Semoga makin mampu mencintai Dia yang tak pernah menyesal cintai kita. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday! (RAB)

RENUNGAN MINGGU 5 NOVEMBER 2023, MINGGU BIASA KE-31 TAHUN A

Maleakhi 1:14b-2:2b,8-10
1Tesalonika 2:2-7b-9.13
Matius 23:1-12

PENGABDI ALLAH, PELAYAN KRISTUS

Yesus kembali melancarkan kritik-Nya kepada para ahli Taurat dan Orang Farisi. Mereka diberikan wewenang/kuasa untuk mengajar, mengatur, menjaga adat istiadat Yahudi. Dalam prakteknya mereka membebani umat Allah, sedangkan mereka sendiri tidak mau memanggul juga beban itu. Mereka sengaja memisahkan diri dari orang banyak, duduk di tempat terhormat dan terdepan. 

Yesus tidak menghendaki mental yang sama ada pada diri murid-murid-Nya. Gereja – para murid harus menyadari – apapun jabatan dan tugas serta wewenangnya – kita semua adalah pelayan satu sama lain. Kita semua murid – di hadapan satu Guru yang sama yakni Kristus. Kita semua pelayan – pengabdi di hadapan satu Allah yang sama, yakni Bapa di surga. Pengabdi Allah dan pelayan Kristus. 

Menjadi pelayan berarti berada di bawah semua. Ikut memanggul beban dan kesulitan bersama. Bersama-sama terlibat mencari jalan-jalan kreatif demi kesejahteraan bersama. 

Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan. 

Menjadi pelayan berarti semakin merendahkan diri. Inilah jalan yang ditawarkan Yesus untuk mencapai keselamatan. Yesus tidak hanya mengajar jalan ini, Ia sendiri juga melakukannya. Dia yang adalah Allah, merendahkan diri mengambil rupa seorang manusia dan mati demi keselamatan kita. 

Semangat pelayan yang rendah hati ditampakkan juga dalam peneguhan yang diberikan Rasul Paulus kepada jemaat di Tesalonika. Paulus dan rekan-rekannya tidak hanya sekedar mewartakan Injil. Tetapi juga membiarkan Injil hidup dalam dirinya, dan membagi dirinya itu dalam pelayanan kepada jemaat. Rasa syukur ia ucapkan karena jemaat menerima dengan terbuka pewartaan yang ia bagikan itu, dan semoga hidup dan bekerja di tengah-tengah jemaat. 

Menjadi rendah hati dan menjadi pelayan untuk semua adalah identitas sejati murid Kristus.

Jadi, kamu gimana?

RA

Kongres Wanita Katolik RI  Lahirkan Trio Pemimpin Baru

Kho Hwie Hong (Anggota Presidium II), Elly Kusumawati Handoko (Ketua Presidium), Lusia Willar (Anggota Presidium I), setelah pelantikan di Jakarta pada Minggu, 29 Oktober 2023. Credit foto: Humas WKRI
Kho Hwie Hong (Anggota Presidium II), Elly Kusumawati Handoko (Ketua Presidium), Lusia Willar (Anggota Presidium I), setelah pelantikan di Jakarta pada Minggu, 29 Oktober 2023. Credit foto: Humas WKRI

Tiga pemimpin baru Wanita Katolik RI (WKRI) dikukuhkan pada hari ini, Minggu, 29 Oktober 2023.Berlangsung tiga hari di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Kongres Wanita Katolik RI XXI berhasil memilih Elly Kusumawati Handoko, 53 tahun, sebagai Ketua Presidium (Kapres) WKRI 2023- 2028. Dia didampingi Lusia Willar, 57  tahun,  sebagai Anggota  Presidium (Angpres)  dan Kho Hwie Hong, 54 tahun, sebagai Anggota Presidum II.

Ketiga pemimpin kolektif-kolegial ini akan memandu organisasi massa (ormas) Katolik tertua dan terbesar di Indonesia memasuki 100 tahun WKRI yan jatuh pada Juni, 2024.  “Ini momentum untuk bergerak bersama, melakukan perubahan bersama. Saya  mengajak seluruh Wanita Katolik menghadirkan transformasi signifikan bagi Gereja dan tanah air  – terutama di ambang satu abad WKRI,” ujar Elly sesaat setelah terpilih.

Sarjana hukum lulusan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ini meyakini selalu ada jalan untuk mengggerakkan perubahan.  “Kami akan bahu-membahu dalam kerja pemberdayaan ekonomi melalui usaha kecil – menengah,  pendidikan, kesehatan, lingkungan melalui tangan perempuan,” Elly menambahkan.

Jejak leadership Elly tercatat rapi selama 18 tahun: dua kali menjadi Ketua Presidium (Kapres) DPD WKRI Purwokerto, Elly masuk ke lingkar Dewan Pimpinan Pusat pada 2018, menangani Bidang Kaderisasi.

RENUNGAN HARIAN 30 Oktober 2023, Senin Pekan Biasa XXVX

Rm. 8:12-17, Luk. 13:10-17

Rm. 8:12-17, Luk. 13:10-17

THANK GOD IT’S MONDAY!

“Saya Berbagi Mulai dari Hal Sederhana”

30 Oktober 2023

Jaman studi master di Roma, saya selalu potong rambut dengan bantuan teman se-college. Hasilnya tidak penting. Yang penting, rambut pendek dan gratis. Namun, beberapa tahun setelahnya, tepatnya ketika studi doktoral di Roma, mata saya dibuka untuk satu kenyataan lain. Saya memilih pergi ke tukang cukur dekat stasiun kereta. Dia adalah seorang sederhana sekali dan  kakaknya meninggal karena covid. Jasa cukurnya 8 euro. Hasilnya memang jauh lebih baik dari potongan teman se-college.

Namun, dari itu, saya melihat: datang ke tukang cukur artinya saya mau berbagi dengannya. Dengan mengurangi jajan setiap 2 bulan sekali, saya bisa berbagi dengan tukang cukur itu dan ia bisa mengaktualisasikan diri dengan karyanya.

Sudut pandang saya berubah dan melihat bahwa dunia perlu saling bahu membahu untuk kebaikan bersama. Bukan karena berlebihan, tetapi karena kesadaran.

Semoga mampu membuka mata dan hati untuk dunia. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday!

RAB

RENUNGAN MINGGU 29 OKTOBER 2023, MINGGU BIASA KE-30 Tahun A

Kel 22:21-27
1Tes 2:5c-10
Matius 22:34-40

KASIHILAH ALLAHMU, KASIHILAH SESAMAMU

Dalam setiap kali kunjungan ke rumah umat, saya selalu memosisikan diri sebagai pihak pendengar, bukan sebagai imam yang seolah-olah datang dan harus menasihati apa-apa. Rupanya dengan mengambil posisi seperti itu, ada banyak inspirasi yang saya temukan. Misalnya, suatu kali saya mengunjungi seorang oma yang tinggal sendirian bersama pengasuhnya di satu flat apartemen mewah jakarta selatan. Usianya hampir 90 tahun. Ketika saya datang, saya pasang telinga saya baik-baik, membiarkan oma cerita pengalamannya di Amerika – berjuang dalam hidup dan juga imannya di negara asing pada saat itu. 

Dari sana, perintah Yesus untuk mengasihi sesama seperti dirimu sendiri menjadi sangat masuk akal. Mengapa kita diminta mengasihi sesama seperti dirimu sendiri? Karena sesama kita, manusia lain, siapapun dia juga punya perjuangannya, pergulatannya, kesusahan, kegembiraannya sendiri – sama seperti kita. Kasih – bisa kita berikan sebagai wujud penghiburan, peneguhan bagi kita sesama manusia yang sama-sama berjuang dalam menjalani kehidupan. Mengasihi sesama adalah wujud solidaritas kita terhadap yang lain. Sebagaimana Allah menunjukkan solidaritasnya kepada manusia yang terasing dan miskin dalam bacaan pertama hari ini. Solidaritas Allah itu ditampakkan melalui hukum/perintah yang disampaikan kepada Musa di gunung Sinai. 

Bangsa Israel diperintahkan agar jangan menindas orang asing. Alasannya, sebab Bangsa Israel sendiri pernah menjadi orang asing yang ditindas di Mesir. Perintah Tuhan ini patut menjadi renungan juga, apalagi jika menyaksikan peperangan Israel Palestina yang kini masih berlangsung. 

Yang kedua, aturan pinjam meminjam bagi orang miskin. Aturannya sederhana. Kalau meminjamkan uang, janganlah berlaku sebagai penagih utang terhadap dia, dan jangan membebankan uang kepadanya. Peraturan ini juga patut menjadi renungan. Apalagi di tengah maraknya aplikasi pinjaman online (pinjol) yang seringkali membawa seseorang pada putus asa, depresi bahkan pembunuhan. Kita sering liat berita di media, betapa beringasnya teror-teror penagih utang pinjaman online. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk memaksa peminjam membayar utangnya. Bunga yang dibebankan pun besar dan bergulung dalam tempo yang singkat. Semata-mata untuk mencari untung dari uang yang mereka pinjamkan. 

Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus memberikan pujian lagi kepada jemaat Tesalonika. Jemaat Tesalonika mampu bertahan dalam penindasan yang berat. Dan dalam situasinya, mereka dengan gembira menerima Firman Tuhan. Teladan yang baik ini lantas tersebar ke wilayah lain di Makedonia (25) dan Akhaya yang masih satu daratan dengan Tesalonika (23). Bukan hanya itu. Iman ini tersebar kemana-kemana sehingga meringankan usaha pewartaan Paulus di tempat-tempat lain. 

Tesalonika salah satu kota di tanah Yunani, sedaratan dengan wilayah Makedonia dan Akhaya

Karena Allah adalah Kasih. Jika Allah mengasihi manusia, maka manusia pun wajib mengasihi sesamanya Perintah itu semua terangkum dalam jawaban Yesus terhadap pertanyaan seorang ahli Taurat:

“Guru, hukum manakah yang terbesar dalam Hukum Taurat?”.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi dan hukum kedua yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Yesus menambahkan lagi. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi adalah Kitab Suci Perjanjian Lama yang kita miliki sekarang. 

Jadi, kamu gimana?

RA

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?