Kepada Yth.
Pastor Paroki dan Umat Sekalian
Keuskupan Agung Jakarta.
Perihal : Kursus Pastoral Keluarga (Angkatan ke 3)
Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep,
Sehubungan dengan masih banyaknya peminat yang ingin mengikuti Kursus Pastoral Keluarga Angkatan ke 2 namun karena terbatasnya ruangan, maka akan dibuka kelas baru lagi untuk Kursus Pastoral Keluarga Angkatan ke 3 yaitu mulai dari tanggal 29 April s/d 9 Juni 2012.
Oleh karena itu kami dari Komisi Kerasulan Keluarga – Keuskupan Agung Jakarta, bermaksud menawarkan kembali kepada para aktivis di paroki Romo, yang terlibat dalam gerak pastoral keluarga, yang belum mengikuti program Kursus Pastoral Keluarga. Program pembekalan ini sangat berguna dalam melaksanakan tugas pelayanan bagi SKK Paroki, SKK Lingkungan, Para Konselor Keluarga, Para Pengajar Kursus Persiapan Perkawinan, Ketua Lingkungan dan Pengurus Dewan Paroki lainnya.
Kursus Pastoral Keluarga ini terdiri dari 9 (sembilan) materi pembelajaran yaitu Pastoral Keluarga di KAJ, Spiritualitas dan Sakramentalitas Perkawinan, Moral Hidup Keluarga, Hukum Kanonik Perkawinan, Studi Kasus Hukum Perkawinan, Pastoral Kawin Campur, Kunjungan Pastoral Keluarga, Konseling Pastoral Keluarga, Keluarga Katolik di Era Globalisasi : Tantangan & Peluangnya. Kursus dilaksanakan 6 (enam) kali dimulai pada hari Minggu 29 April 2012 dan seterusnya setiap Sabtu tanggal 5 Mei, 12 Mei, 26 Mei, 2 Juni dan 9 Juni 2012, bertempat di Aula Katedral Jakarta – Ruangan St.Petrus. Adapun biaya partisipasinya sebesar Rp.300.000,– per orang.
Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Teriring salam dan doa kami,
Komisi Keluarga KAJ
NB :
Pendaftaran kepada :
Albertus Tshai 0816805546 / 021-9483815
Bernadette P. 08176028028 / 021-6518689
Esti Birowo 0811810012 / 021-70733120
Nanik Moeliana 081389868688 / 021-70665568
Ytk. Para Romo Paroki, dan Umat sekalian ,
(Cc: teman2 Sekretariat Paroki)
Dengan ini kami mengundang Romo/wakil Paroki-paroki KAJ dalam acara: Dialog bersama Bp Uskup Mgr Suharyo ttg “Mgr A Soegijapranata dan Dialog Antar Agama” yang akan diadakan pada hari Minggu 15 April 2012 pk 9.30 di Gedung KWI lt 4 Jl Cut Meutiah, Menteng, Jakarta Pusat.
Diharapkan juga Seksi Komsos paroki-paroki dapat hadir dan meliput serta mempublikasikan acara tersebut di media komunikasi paroki baik cetak maupun online.
Namun, mohon terlebih dahulu konfirmasi kehadiran segera disampaikan langsung kpd Rm Benny Pr di no telp. 0816707668.
World Youth Day (Hari Pemuda Sedunia) yang akan diadakan di Rio, Brazil 2013 akan didahului dengan acara seminggu misi di seluruh Brazil sebelum ratusan ribu peziarah berdatangan pada World Youth Day. Pastor Jefferson Goncalves, direktur pra-kegiatan World Youth Day, mengungkapkan bahwa Minggu Misi itu akan diselenggarakan pada 17-20 Juli tahun 2013.
Minggu itu bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk berpartisipasi dalam kegiatan rohani, karya solidaritas dengan masyarakat setempat, serta acara misionaris dan kebudayaan. Raphael Fritz (ketua Event Minggu Misi) mengatakan para keluarga akan mengajak orang-orang muda untuk mengambil bagian dalam Pekan Misi untuk memberikan mereka pengalaman yang lebih otentik seputar hidup lokal tradisional.
Keputusan untuk mengadakan Minggu Misi ini dibuat oleh Kardinal Stanislaw Rylko, Presiden Dewan Pontifikal untuk Awam, ketika berkunjung ke Rio de Janeiro pada bulan Februari. Pastor Goncalves mengatakan ia berharap bahwa acara Minggu Misi itu akan “meninggalkan warisan untuk masa depan acara World Youth Days (Hari Pemuda Sedunia), pengalaman ini akan membawa orang-orang muda menuju rasul-rasul misionaris.”
Sdri-Sdra yang Terkasih dalam Kristus:
KAJ didukung Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Terpadu akan mengadakan acara yang bertema Cinta/Peduli Bumi, yaitu “Jalan Sehat Keluarga (plus Pegawai Rumah Tangga-PRT kalau bisa)” pada tanggal 22 April 2012 di Ancol.
Kami kirimkan flyer dan form pendaftarannya. Sila mengirim ke milis paroki Anda, dan partisipasi keluarga-keluarga sangat diharapkan, karena peduli bumi harus bermula dari keluarga.
[imagebrowser id=1]
Informasi Lengkap dan Pendaftaran Hubungi:
1. Efi : 0812 8118 924 / 021-7560 0033, Email: efi.darliana@yahoo.com
2. Luppy Djoko : 0815 874 758, Email: luppydjoko@yahoo.com
3. Jovita Utami : 08999 887 108 / 021-573 8931, Email: jovita.mgu@gmail.com
No. Rekening Pendaftaran:
Bank Mandiri Cab. Tebet 124-00940-2273-9
a/n Wanita Katolik RI DPD Jakarta
Ytk. Para Rama dan Saudari-Saudara,
Saudari-saudara kita para aktivis Keadilan dan Perdamaian menghimbau agar Gereja/Keuskupan/Paroki/Umat Katolik di KAJ ikut dalam gerakan Earth Hour pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012, pk. 20.30-21.30 secara serempak.
Bentuknya : mematikan listrik selama satu jam, pada hari itu, dalam rangka penghematan energi dalam rangka penyelamatan bumi. Mohon – sesuai dengan kesempatan yang ada – keprihatinan ini disinggung dalam homili/doa umat atau kesempatan apapun yang ada dan kalau perlu diadakan untuk konsientisasi umat.
Terima kasih atas perhatian para Rama. Selamat melayani.
Vikjen KAJ, Rm. Subagyo, Pr saat sedang berbincang dengan Ibu Ery Seda, Salah satu narasumber.
Vikjen KAJ, Rm. Subagyo, Pr saat sedang berbincang dengan Ibu Ery Seda, Salah satu narasumber.
Berpastoral berdasar data sudah menjadi komitmen Keuskupan Agung Jakarta. Data-data sudah dikumpulkan dari paroki-paroki sekeuskupan. “Kita sudah menetapkan Arah Dasar Pastoral 2010-2015. Mudah-mudahan dengan data-data kuantitatif statistik dan kualitatif yang bersumber dari umat lewat proki masing-masing, kebijakan yang kita tempuh bisa sesuai dengan kebutuhan riil,” ungkap Vikjen KAJ, Rm. Yohannes Subagyo, Pr.
Membaca dan memaknai data-data itulah yang dilakukan oleh sosiolog UI Francisia SSE Seda pada Hari Studi Komisi-Komisi KAJ, 17 Maret 2012 lalu di Aula Paroki St. Theresia, Jakarta. Pertemuan ini dihadiri perwakilan dari seluruh Komisi yang ada di KAJ dan dibuka resmi oleh Vikjen KAJ Rm. Yohannes Subagyo, Pr.
Banyak informasi menarik yang diungkap Francisia dari data-data statistik yang dia , dapatkan dari Sekretariat KAJ itu. Dari data 2005 – 2007 yang kemudian dilengkapi data 2010 dan bahkan data 2012 Francisia membuat analisis sosiologis yang dia sebut sebagai Gambaran Umum Gereja Katolik KAJ.
Secara umum perkembangan umat katolik di KAJ sebenarnya tidaklah mencolok yaitu :
Sumber : Gereja KAJ: Anlisis Sosiologis
*) jumlah paroki KAJ : 59 paroki
**) jumlah paroki KAJ: 61 paroki
“Jumlah warga katolik di KAJ tidaklah signifikan bila dibanding dengan jumlah penduduk Jakarta yang sudah mencapai 12 juta jiwa. Sehingga kekhawatiran berbagai pihak akan laju perkembangan umat katolik di KAJ saya kira tidaklah berdasar,” ungkap Francisia.
Data per 2012, di KAJ ada 62 paroki yang terdiri dari 8 dekanat. Sebanyak 43 paroki berada di wilayah DKI Jakarta , 8 paroki di wilayah Bekasi (Jawa barat) dan 12 paroki di Tangerang (Provinsi Banten).
Perkembangan umat katolik di KAJ juga bisa dilihat dari data penerima sakramen baptis. Peserta baptis usia 0-7 tahun lebih besar dibanding peserta yang berusia di atas 7 tahun. Penerima sakramen baptis pada 2007 yang 0-7 tahun mencapai 7.071 jiwa sedangkan di atas 7 tahun (permandian dewasa) 5.188 jiwa.
Dari data baptisan usia diatas 7 tahun memperlihatkan bahwa peserta baptis ini kebanyakan kedua orang tuanya non katolik (2.427 jiwa), yang salah satu orangtuanya katolik 907 jiwa dan yang kedua orang tuanya katolik 756 jiwa. “Artinya secara menyeluruh peserta baptis di KAJ masih didominasi warga katolik sendiri,” tegas Francisia.
Data penerima sakramen perkaawinan juga menunjukkan pernikahan antar katolik jauh lebih besar dibanding katolik dengan agama lain. Angka statistik 2007 menunjukkan bahwa perkawinan antar sesama katolik 2.917 orang, antar katolik dan kristen 721 orang, antar katolik dengan Islam 233 orang, katolik dengan Budha 460 orang. Tetapi ada perkawinan antara katolik dengan katekumen sebanyak 114 orang, katolik dengan Khong Hu Chu hanya 22 orang. “Artinya data ini menunjukkan hanya 114 orang yang pindah ke katolik karena perkawinan,” jelas Francisia.
Justeru yang menjadi menarik dari data-data yang ada adalah persebaran umat katolik yang terjadi KAJ. “Umat katolik saat ini berkembang pesat di pinggiran Jakarta. Sebalik justeru jumlah umat di DKI menurun. Itu diperlihatkan data-data jumlah umat di paroki berikut ini,” ujar Francisia.
Dekanat – Jumlah Umat (jiwa)
Jakarta Pusat : 26.897
Jakarta Utara : 58.982
Jakarta Selatan : 32.577
Jakarta Barat I : 21.225
Jakarta Barat II : 87.046
Jakarta Timur : 58.209
Bekasi : 77.906
Tangerang : 106.086
Dari data di atas terlihat bahwa umat di dekanat Tangerang yang terdiri dari Paroki Bintaro, Bintaro Jaya, Ciledug, Ciputat, Citra Raya, Curug, Karawaci, Pamulang, Serpong dan Tangerang terdapat jumlah umat terbesar yaitu 106.086 jiwa. Ini berarti hampir ¼ atau tepatnya 22,6% dari total umat katolik KAJ.
“Bahkan lebih spesifik lagi paroki dengan jumlah umat terbesar di KAJ adalah Paroki Serpong sebanyak 22.830 jiwa, kemudian diikuti Paroki Tangerang 21.828 jiwa dan posisi ketiga adalah di Paroki Bekasi dengan jumlah umnat paroki 21.748 jiwa,” jelas Francisia.
Dekanat Jakarta Barat II merupakan wilayah terbesar kedua dengan jumlah umat 87.046 jiwa. Di dekanat ini tercakup Paroki Bojong Indah, Cengkareng, Grogol, Kapuk, Kedoya, Kosambi, Meruya, Tomang. Sebagian sudah masuk Provinsi Banten.
Sedangkan dekanat Bekasi merupakan dekanat dengan jumlah umat terbesar ke-3 di KAJ.
Secara sosiologis menurut Francisia ada berbagai hal menarik yang bisa diungkapkan dari persebaran umat ini dan bahkan bisa menjadi dasar utama dalam pelayanan pastoral KAJ. “Apakah paroki dengan jumlah umat di bawah 5.000 jiwa masih perlu diperhatikan? Atau perlu dimerger dengan paroki yang berdekatan guna mengefektifkan pelayanan para romo dan sumberdaya lainnya,” gugat Francisia.
Dari hasil penelitian di Paroki Bekasi, menjelang perayaan Paskah seperti saat ini para romo di paroki ini kewalahan meski sudah dilayani oleh empat orang romo. “Untuk pengakuan dosa seorang romo bisa 6-7 jam duduk di kamar pengakuan,” ungkap Francisia.
Menurut analisis Francisia, semakin besarnya jumlah umat KAJ di pinggiran Jakarta khususnya di sebelah Timur dan Barat Jakarta karena di wilayah ini terdapat kawasan industri dan berbagai perusahaan. “Disana menumpuk umat katolik yang menjadi karyawan maupun buruh yang merupakan urbanisasi dari berbagai daerah. Di lain pihak semakin banyak keluarga muda Jakarta yang mengambil perumahan di pinggiran karena belum mampu menjangkau harga rumah di DKI karena begitu mahal,” jelas Francisia.
Di lain pihak fenomena ini mungkin membuat warga non katolik wilayah pinggir Timur dan Barat DKI merasa terancam dengan berkembang pesatnya umat katolik di wilayah mereka. “Maka terjadilah berbagai permasalahan sosial seperti gangguan terhadap pelaksanaan ibadat dan semakin susahnya ijin pendirian rumah ibadat bahkan gangguan secara fisik,” jelas Francisia.
Data lain yang dibahas adalah keberadaan para imam dan peran awam di dalam kegiatan menggereja di KAJ.
Peran para katekis semakin penting apalagi dengan keterbatasan jumlah para imam di KAJ. “Tren keterbatasan imam ini tampaknya akan masih berlanjut karena semakin susahnya menarik pemuda-pemudi Jakarta menjadi imam, bruder maupun suster,” ungkap Francisia. Pada 2007 jumlah seminaris hanya 87orang demikian juga seminari tinggi hanya 83 orang.
Keinginan mengandalkan peran katekis di KAJ tampaknya juga masih berat. Karena dari 1.179 orang katekis pada 2007 yang purna waktu hanya 24 orang selebihnya hanya paruh waktu. “Kalau kita benar-benar mau mengikuti arah dasar pastoral 2010-2015 maka peran katekis ini harus mendapat perhatian. Sebab merekalah perpanjangan tangan para imam untuk menyampaikan ajaran agama katolik. Sehingga sasran untuk memperdalam iman akan Yesus dalam Ardas 2010-2015 bisa terujud,” ungkap Francisia.
Dari data para imam yang ada terlihat KAJ masih sangat tergantung kepada imam-imam tarekat. Jumlah imam diosesannya sangat sedikit. Data 2012 memperlihatkan total imam di KAJ 325 orang dengan penugasan di paroki 156 orang dan 159 orang imam non paroki. Dari 325 jumlah imam di KAJ hanya ada 52 orang imam diosesan. Sisanya adalah imam dari 20 tarekat. “Masih perlu upaya lebih besar lagi untuk terus mengembangkan panggilan di KAJ dan menarik mereka menjadi imam diosesan,” ungkap Francisia.
Dari berbagai hal yang diungkapkan dari data-data statistik ini romo Vikjen Yohannes Subagyo, Pr berharap bisa diaplikasikan dalam berbagai kebijakan di KAJ.
Di bawah ini adalah Panduan Green Easter 2012. Berbentuk PDF ukuran A4. Panduan Green Easter 2012 ini dapat dilihat langsung ataupun didownload.
Jika anda memiliki koneksi internet yang tidak terlalu cepat, maka saran kami lebih baik didownload (Save) terlebih dahulu. Latest Gadget
Sebagai umat Katolik, kita patut mendukung upaya KAJ memaklumkan tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan puncak perwujudan cinta Kristus kepada manusia, seperti yang dikatakanNya dalam Perjamuan Terakhir bersama 12 rasulNya. Di perjamuan itu, Yesus juga minta agar Ia tetap dikenang melalui Ekaristi (bdk. Lukas 22:14-20).
Dalam kaitan historis itulah, maka Ekaristi hendaknya menjadi pusat kehidupan setiap orang Katolik, bukan semata menjadi perayaan ritual harian, mingguan, atau hari-hari raya yang ditetapkan Gereja. Secara kasat mata, Ekaristi melibatkan dua pihak: Imam sebagai wakil Kristus yang mengurbankan Ekaristi di altar dan umat yang menghadiri perjamuan Ekaristi. Untuk dapat meningkatkan mutu Perayaan Ekaristi dan semakin menumbuhkan penghormatan kepada Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi – seperti tertuang dalam sasaran Tahun Ekaristi ini, maka perlu penghayatan total dari kedua pihak yang terlibat dalam Perayaan Ekaristi.
Penghayatan dari sisi Imam:
– Mempersembahkan Ekaristi dengan fokus dan sepenuh hati.
– Menyiapkan homili menurut terang Roh Kudus yang diselaraskan dengan situasi umat dan dinamika masyarakat, bukan sekadar membaca dari buku panduan Misa.
– Mendaraskan doa-doa dengan penuh penghayatan, tidak terburu-buru.
– Mengenang apa yang dilakukan Yesus saat Perjamuan Terakhir pada waktu Konsekrasi dengan penuh cinta dan penghayatan, mengingat bagian ini merupakan puncak liturgi Ekaristi.
Penghayatan dari sisi umat:
– Datang ke pesta perjamuan sebelum Ekaristi dimulai dan mengenakan pakaian yang pantas (bdk. Matius 22:11-12)
– Mengikuti Ekaristi dengan fokus dan sepenuh hati.
– Mendaraskan doa-doa dengan penuh penghayatan, bukan sekadar hafal.
– Bersikap hormat sepanjang perjamuan Ekaristi, terutama sekali saat Konsekrasi, karena saat itulah Yesus ingin dikenangkan dan iman kita diteguhkan.
Marilah kita menyatukan diri dengan Kristus dalam Perayaan Ekaristi, sehingga Ekaristi menjadi perjamuan yang meneguhkan – bukan hanya bagi umat yang merayakannya, melainkan juga bagi Imam yang mempersembahkannya. Dengan peneguhan yang kita peroleh dari Ekaristi, selanjutnya mampu menjadikan kita utusan Kristus dalam panggilan hidup kita masing-masing.