Home Blog Page 13

RENUNGAN MINGGU 24 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN IV

2Sam 7:1-5.8b-12.14a.16
Rom 16:25-27
Lukas 1:26-38

KERAJAAN-NYA KOKOH SELAMA-LAMANYA

Bacaan pertama dari Kitab Kedua Samuel ini menarik untuk dicermati. Kondisi ironi dialami oleh Raja Daud. Sang Raja ini telah memperoleh semuanya. Kerajaannya jaya sentosa dan aman dari semua musuh. Tapi batinnya terusik terus akan satu hal. Tabut Tuhan tidak punya tempat yang layak, sebagaimana yang dimiliki Daud sekarang.

Ini seperti ada orang yang kaya raya, keluarganya baik, rezeki lancar, semuanya ada. Ia pikir ia telah mendapat segalanya dari Tuhan. Tetapi masih ada yang mengganjal dalam hatinya – Dia belum melakukan sesuatu apapun untuk Tuhan dalam hidupnya.

Ternyata Tuhan berkehendak lain. Allah tidak butuh apa-apa dari Daud. Daud sudah selesai melakukan tugasnya dan hidupnya akan berakhir. Namun rencana dan kehendak Tuhan belum. 

Tuhan punya rencana. Ia berjanji akan membentuk satu kerajaan baru, yang akan kokoh selama-lamanya. Kerajaan itu akan diperintah oleh keturunan Daud, sehingga Tahta Daud akan berlangsung selamanya. 

Sepintas, mungkin yang dimaksud anak Daud itu adalah Salomo, karena memang kerajaannya akan besar dan damai. Rakyatnya hidup dengan tentram. (lih 1Raj 4:21). Bait suci Allah didirikan. Juga istana megah dan mahal. 

Suatu kali Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dan menaruh perjanjian-Nya atasnya. “Jika engkau hidup seperti ayahmu, Daud, dengan tulus hati dan benar dan berbuat sesuai yang Kuperintahkan kepadamu, maka Aku akan meneguhkan tahta kerajaanmu untuk selama-lamanya” (1Raj 9:4-5). 

Apakah Salomo berhasil memegang janji Tuhan itu? Tidak. Sebab Salomo jatuh pada penyembahan berhala dan kawin dengan perempuan-perempuan bangsa asing (1Raj 11).

Akhirnya sepeninggal Salomo, dua anaknya Rehabeam dan Yerobam akan menyebabkan kerajaan Israel terpecah, dan akhirnya hancur. Kerajaan hancur. Kehendak Allah dalam nubuat nabi Natan tidak tergenapi, sebab mereka mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.

Nubuat Natan hanya menjadi angan-angan selama ratusan Tahun. Banyak raja dibangkitkan untuk memimpin Israel, tapi banyak dari mereka melakukan yang jahat di hadapan Allah. (lih. 1Raj 16:30). 

Orang masih menanti-nanti kapan nubuat itu akan tergenapi. Kapan hadirnya raja dari garis keturunan Daud, yang kerajaannya diberkati Allah dan akan kokoh selama-lamanya. Raja yang sungguh hidup benar di hadapan Allah. Allah akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi Anak-Nya. 

Sampai akhirnya penggenapan itu datang di sebuah desa kecil bernama Nazaret, atas seorang perawan bernama Maria yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Lukas sengaja menampilkan keterangan di atas untuk menarik garis sejarah panjang janji Allah kepada Daud.

Terjadi dialog intim antara Malaikat Gabriel dan Maria. Kita tau isi dialognya apa. Tapi intinya adalah Maukah engkau dilibatkan dalam penggenapan karya Tuhan ini? Dan mendahulukan kehendak Allah daripada kehendakmu sendiri?

Tanggapan Maria tidak menyatakan keberatannya, tetapi mempertanyakan bagaimana Maria bisa mengandung sementara dia belum bersuami – belum berhubungan badan. Malaikat menegaskan ini adalah karya Roh Kudus yang turun atas diri Maria. Maria menerima hadirnya Tuhan atas dirinya. ” Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, Terjadilah kepadaku menurut perkataanmu”. 

Melalui kesediaan dan ketaatan Maria kita memperoleh Yesus Kristus. Dialah yang menjadi penggenapan Nubuat Natan. Sebab Hidup-Nya adalah demi kemuliaan Allah. Ia akan disebut kudus, Anak Allah. 

Karya keselamatan Tuhan akan hadir di dunia, kalau memang ada orang-orang yang mau bekerja sama dengan Roh Kudus. Mereka yang mau ikut terlibat, membiarkan kehendak Allah terjadi melalui dirinya daripada kehendak dirinya sendiri.

Jadi, kamu gimana?

RA

Jadwal Pengakuan Dosa, Misa Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2023 di Semua Paroki KAJ

CEK JUGA:

Susunan Jadwal Pengakuan Dosa Sakramen Tobat, Misa Perayaan Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2024 di Semua Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta

Jadwal Misa Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2024 di Semua Paroki Keuskupan Agung Jakarta

Daftar List Jadwal Pengakuan Dosa, Sakramen Tobat, Misa Natal 2023 dan Misa Tahun Baru 2024 di Gereja-Gereja Katolik Paroki Keuskupan Bandung dan Sekitarnya, Simak Lengkap Daftarnya

RENUNGAN MINGGU 17 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN III

Yes 61:1-2a.10-11
1Tes 5:16-24
Yoh 1:6-8.19-28


BERSUKACITALAH!

Minggu Adven ke-3 disebut sebagai Minggu Sukacita – Gaudete. Dalam minggu ini kita diajak untuk bersukacita dan bergembira karena Sang Juruselamat semakin dekat kedatangan-Nya. Undangan sukacita itu nampak dalam sabda Tuhan minggu ini. Sukacita menjadi buah langsung dari tanggapan kita atas panggilan untuk bertobat pada minggu lalu. 

Kita kembali berjumpa dengan Yesaya. Ia mewartakan hari rahmat Tuhan telah datang. Hari rahmat Tuhan adalah hari pembebasan untuk setiap orang. Bebas dari segala macam belenggu yang menyiksa dan membuat derita. Dalam konteks Adven, pertobatan melegakan kita. Kita dibebaskan dari belenggu dosa yang membawa beban dan penderitaan. 

Rasul Paulus juga mengajak kita untuk bersukacita. Sukacita diwujudkan dengan berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal. 

Menjadi sebuah pertanyaan bagi kita. Adakah sukacita dalam dirimu hai orang beriman? Adakah harapan iman yang mendasarinya? Situasi zaman ini, di generasi ini, sering kita menemukan banyak orang kehilangan sukacita. Kegembiraan hilang karena mengalami keadaan yang sulit, kesepian karena sendirian, kegagalan yang terus menerus. 

Peristiwa natal adalah sukacita di tengah kesepian, harapan  di tengah kesulitan. Mari kita perhatikan situasi di sekitar kelahiran Yesus. Para gembala yang menggembala di malam hari yang dingin. Yosef dan Maria tidak mendapat tempat bersalin di penginapan. Orang Majus yang kebingungan mencari arah jalan. Herodes yang merasa dirinya terancam dan merencanakan pembunuhan. Kelahiran Yesus membawa kegembiraan bagi setiap orang yang mau membuka hatinya meski sedikit. 

Orang majus akhirnya menemukan jalan, Yosef dan Maria menemukan tempat sederhana untuk bersalin, para gembala pun didatangi malaikat di tengah sunyinya malam. 

Natal semakin dekat. Mari kita menemukan sukacita-sukacita kecil yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita. 

RA. 

RENUNGAN MINGGU 10 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN II

Yesaya 40:1-5.9-11
2Ptr 3:8-14
Mrk 1:1-8

SIAPKAN JALAN BAGI TUHAN

Menjaga harapan di tengah situasi penuh pesimis itu tidak mudah. Seseorang diajak untuk tetap bertahan dan yakin bahwa pada akhirnya semua akan berlalu dan berakhir indah. Tugas kenabian Yesaya juga pasti tidak mudah. Ia diutus untuk tetap memelihara pengharapan umat Israel pada masa pembuangan Babel. Di Babel, umat Israel tercabut dari akarnya, tinggal di daerah asing, bait Allah hancur, perkakas-perkakas bait Allah dinodai, bahkan mereka tidak diperkenankan beribadah kepada Allah. Pada masa itu, Yesaya hadir memelihara iman dan harapan bangsa terpilih, bahwa masa sulit ini akan segera berakhir. Umat Allah diminta bersiap-siap, sebab Allah akan datang membawa pertolongan bagi mereka. “Setiap lembah ditimbun, gunung bukit diratakan, jalan yang bekelok-kelok menjadi datar”. 

Semangat yang sama dibawa oleh Yohanes Pembaptis, Yesaya Perjanjian Baru. Yohanes muncul sebagai penyiap jalan bagi YANG AKAN DATANG. Dan Ia membantu umat Allah bersiap dengan cara yang unik, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu”. Situasinya kini berbeda dari konteks Yesaya. Umat Israel tidak lagi diperbudak oleh bangsa lain di tanah asing, tetapi diperbudak oleh dosa, kekuatan rohani asing. Bertobat berarti berbalik kepada Allah, meninggalkan dosa dan segala tindakannya. Hanya itu yang dibuat oleh Yohanes, tidak kurang tidak lebih. 

Namun, setelah Yohanes akan datang Dia yang akan membaptis umat dengan Roh Kudus. Kita semua tau siapa yang Yohanes maksud. Dialah Yesus Kristus. 

Mari saudara-saudari – bagi kita yang telah dibaptis menanggapi undangan Yohanes Pembaptis. Kita luruskan jalan bagi-Nya, kedatangan-Nya dengan pertobatan. Di banyak paroki KAJ akan mulai diadakan penerimaan sakramen pengakuan dosa menyambut natal. Mari kita gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya. Saat di mana kita menyerahkan kembali hidup kita kepada ALLAH. Kita merayakan buah-buah sakramen ini dengan pertobatan yang membawa kita pada kehidupan. 

RA

Perayaan Ekaristi Minggu Adven 2 pada 10 Desember 2023, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔Perayaan Ekaristi Minggu Adven 2 pada 10 Desember 2023, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RD Ignasius Putera Setiahati🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

Perayaan Ekaristi Minggu Adven 1 pada 03 Desember 2023, Pk. 11.00 WIB di Gereja Katedral Jakarta Pusat bersama RM. HANI RUDI HARTOKO, SJ

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir secara offline dalam:✝️

🔔Perayaan Ekaristi Minggu Adven 1 pada 03 Desember 2023, Pk. 11.00 WIB di Gereja Katedral Jakarta Pusat ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh RM. HANI RUDI HARTOKO, SJ🙏

NB: Misa akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

RENUNGAN MINGGU 3 DESEMBER 2023, MINGGU ADVEN I

Bacaan Ekaristi

Yes 63:16b-17, 64:1, 3b-8

1Kor 1:3-9

Mrk 13:33-37

HATI-HATILAH DAN BERJAGA-JAGALAH

Hari ini kita mengawali Tahun Baru Kalendarium Gereja dengan Minggu Adven I. Kita memasuki Tahun B/II. Itu berarti sepanjang tahun, pada hari minggu kita akan ditemani oleh Injil Markus. Injil Markus merupakan Injil yang singkat, lugas dalam kalimat dan menantang keyakinan iman kita. Sebagaimana dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya sekali lagi untuk berhati-hati dan berjaga-jaga!

Setiap kali kita sering menggunakan kata-kata itu. “Hati-hati ya”, begitu kalau kita berpesan kepada orang yang kita kenal manakala mereka mau bepergian. Kalimat tersebut mengandung makna dalam. Jika berkendara, hati-hati dimaksudkan agar berkendara dengan waspada, pelan-pelan saja yang penting selamat sampai tujuan. Lega rasanya jika orang yang kita pesankan betul-betul selamat sampai tujuan dan mengirimkan pesan, “saya sudah sampai ya”. 

Saat berkomunikasi, hati-hati dimaksudkan agar setiap kalimat dari mulut keluar dengan bijaksana. Tidak menyakiti perasaan dan menyinggung, dan pesannya dimengerti oleh lawan bicara. Karena itu terciptalah lagu, “hati-hati gunakan mulutmu, karna Bapa di surga melihat ke bawah, hati-hati gunakan mulutmu”. Pun juga tangan, kaki dan segala hal yang di luar. Lalu, bagaimana dengan pikiran, perlu hati-hati dalam menggunakan pikiranmu?

Pesan Yesus dalam Injil hari ini jelas. Berjaga-jaga, ibarat seorang hamba yang berjaga-jaga menunggu tuannya pulang entah kapan. Yang penting, jangan sampai saat tiba tuannya pulang, hambanya tidak didapati sedang tidur. Tidur adalah saat rentan kita, tidak sadar. Hanya organ-organ vital kita bergerak otomatis untuk menjaga agar kita tetap hidup. Hamba yang berjaga-jaga adalah lambang kesetiaan melaksanakan tanggung jawab atas tugas dari tuannya untuk menjaga rumahnya sesuai dengan tugasnya. 

Kapan penunggu pintu harus berjaga-jaga? Kisah Injil menyebutkan, bahwa tuan rumah bisa saja pulang menjelang malam, tengah malam, dan atau larut malam, atau pagi-pagi buta. Menarik, kisah tidak menyebutkan untuk berjaga-jaga di siang hari, melainkan berjaga-jaga pada empat kondisi malam: Menjelang malam, tengah malam, larut malam dan pagi-pagi buta. Empat waktu malam itu adalah waktu kritis dan rentan, di mana ancaman keburukan bisa meningkat, tanpa perlindungan cahaya sinar mentari. Saat itu kewaspadaan memang harus ditingkatkan, sementara itu tubuh lelah dan ingin tidur. Kontras. 

Setia sebagai anak-anak Allah. Itu yang menjadi pesan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Kita dipanggil untuk setia selalu kepada Allah, sebagaimana Ia juga setia kepada kita. Dalam Kristus, Bapa meneguhkan peziarahan kita sampai pada hari kesudahan. Juga Yesaya, mengingatkan umat Israel bahwa Tuhanlah Bapa. Ia yang selama ini menyertai dan menguatkan. Namun, manusia seringkali jatuh dalam ketidaksetiaan, memilih jalan yang lain, memberontak dan berpaling dari Allah. 

RA

 

RENUNGAN SENIN 27 NOVEMBER 2023, THANK GOD IT’S MONDAY!

THANK GOD IT’S MONDAY!

27 November 2023

Nemo dat quod non habet. Artinya, orang memberikan sesuatu dari apa yang ia punya. Inilah pemberian yang terbaik. Lalu, jika orang meminta kita mendoakan mereka, dan kita mengatakan iya. Apa artinya? Artinya, kita menyediakan waktu untuk berdoa baginya dan bagi intensi baiknya. Kita punya waktu untuk dia dan berdoa untuk dia.

Apa yang kita janjikan adalah sebuah tanda bahwa kita ‘memiliki’ sesuatu yang bisa kita bagikan untuk orang lain. Dan, semoga itu bisa diperjuangkan.

Semoga bisa membagikan diriku untuk sesama. Mari bersaksi & berbahagia sebagai orang beriman. Thank God It’s Monday! (RAB)

RENUNGAN MINGGU 26 NOVEMBER 2023, HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM

Yehezkiel 34:11-12.15-17
1Kor 15:20-26a.28
Matius 25:31-46

Minggu ini kita menutup seluruh kalender tahun Liturgi dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam – sekaligus pertanda akan dimulainya Tahun Liturgi baru dalam masa adven. Hari ini saya ingin mengajak anda merenungkan makna Kristus sebagai Raja Semesta Alam. 

Status raja dalam kerajaan atau sistem monarki agaknya sulit untuk dibayangkan bagi kita yang hidup di negara demokrasi. Pemimpin di Indonesia adalah presiden yang dipilih oleh rakyat dalam pemilu setiap lima tahun sekali. Kuasanya diberikan dari rakyat yang memilih. Lalu untuk mendampingi, dijalankan fungsi-fungsi lain dalam kuasa yudikatif dan legislatif. Sedangkan dalam sistem monarki – apalagi monarki absolut – seluruh kekuasan itu diberikan kepada penguasa tunggal yakni raja. Dia yang memberi aturan, memerintah, menghakimi. 

Kristus Raja digambarkan berbeda dengan raja-raja di dunia ini. Kuasa Raja-Nya digunakan seperti gembala. Yang mencari domba-domba yang hilang, menyelamatkan mereka yang tercerai berai. Yang tersesat dibawa-Nya pulang, yang luka dibalut-Nya, yang sakit dikuatkan. Dia pula yang akan menjadi hakim, domba dengan domba, domba jantan dan kambing jantan. Apa yang disampaikan Nabi Yehezkiel ini menjadi penanda apa yang menjadi tujuan Kerajaan Allah. Maka, setiap orang yang menjadi milik-Nya, mengabdi-Nya dengan ikut ambil bagian dalam tujuan ini. 

Ini ditegaskan kembali dalam bacaan Injil. Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya situasi akhir zaman. Ketika Anak Manusia – sang Raja Semesta Alam – datang dalam kemuliaan menghakimi setiap orang. Domba-domba diletakkan di sebelah kanan diberkati dan diundang untuk menerima Kerajaan yang telah disediakan. Domba-domba adalah mereka (kita) yang melayani sang raja dalam diri sesama yang paling hina, kecil dan tak dianggap. Memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan orang asing, memberi pakaian yang telanjang, mengunjungi yang sakit dan yang dipenjara. Pengabdian kepada sang Raja diwujudkan dalam pelayanan kepada mereka yang hina. 

Sebaliknya, kambing-kambing diletakkan di sebelah kiri dan dienyahkan ke dalam api yang kekal yang disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Mereka adalah kebalikan dari domba. Tidak melayani mereka yang hina adalah tanda menolak untuk mengabdi sang Raja. 

 

PERAYAAN EKARISTI MINGGUAN Bersama Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX Minggu, 26 November 2023, Pk. 11.00 WIB, di Wisma Samadi Klender

PERAYAAN EKARISTI MINGGUAN
Bersama Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX

Minggu, 26 November 2023, Pk. 11.00 WIB
di Kapel Angelus, Pusat Pastoral, Wisma Samadi Klender

Umat dipersilahkan Hadir Secara Offline & Koor dari Frater Scholastikat Xaverian.

Nb. Misa disiarkan juga di Stasiun TVRI Nasional

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?