Seksi Katekese Dekenat Selatan bekerjasama dengan Komisi Katekese KAJ menyelenggarakan Kursus Dasar Katekese Umat untuk paroki-paroki Dekenat Selatan pada 3 Juli – 14 Des 2013, setiap hari Rabu, Pk. 19.00 – 20.00 WIB bertempat di Paroki St. Stefanus, Cilandak.
Keabsahan Identitas dan Wewenang Seorang Pastor
Untuk menghadapi permintaan umat kepada Pastor Paroki dalam memberikan delegasi kepada seorang Pastor yang tidak dikenal atau sulit diperiksa kewenangannya dalam pemberkatan perkawinan atau peneguhan perkawinan atau pelayanan Sakramen lainnya, maka umat dan Pastor Paroki harus meminta untuk diperlihatkan Kartu/Surat Celebrate (Celebret), yaitu petunjuk keabsahan identitas dan wewenang seorang Pastor yang diberikan oleh pimpinannya (Uskup atau Provinsial).
Dipikirkan Sekretariat Keuskupan untuk mengupdate kembali daftar Pastor-pastor yang memiliki pengutusan jelas dan yurisdiksi sah untuk melakukan pelayanan di KAJ. Lalu daftar tersebut dikirimkan secara berkala ke Paroki-paroki dan komunitas-komunitas Tarekat. Hal ini untuk mengantisipasi dilakukannya pelayanan tanpa kewenangan dari seseorang yang mengaku-ngaku Pastor.
Pengumuman: Mencari Penyelesaian yang baik
Pengumuman dari MPK KAJ:
Yayasan/Sekolah Katolik di bawah MPK KAJ yang masih menahan ijazah murid-muridnya karena belum dapat menyelesaikan administrasi keuangan diminta untuk melaporkan ke MPK KAJ (biodata lengkap, nama murid, profesi orang tua, dsb), agar bersama-sama mencari jalan penyelesaian yang terbaik. Selengkapnya Hub. Pak Gatot: 021-3519193, eks. 206/207
Kewenangan Meneguhkan Perkawinan
Berdasarkan KHK, calon pengantin menikah di gereja Parokinya. Namun, jika menikah di Paroki lain, Pastor Parokinya memberi ijin kepada calon pengantin untuk menikah di gereja Paroki lain. Kemudian, si pengantin meminta ijin menikah di gereja Paroki lain kepada Pastor Paroki setempat, dengan surat keterangan dari Pastor Parokinya sendiri.
Lebih lanjut, bagi pastor yang hendak meneguhkan perkawinan di suatu Paroki yang berada di luar Parokinya sendiri, diminta untuk memeriksa ulang lagi berkas-berkas pemeriksaan kanonik dan dokumen-dokumen lainnya sebelum meneguhkan perkawinan tersebut untuk mengetahui sekali lagi keabsahannya.
Jika terdapat ketidaklengkapan/akurasi data dari berkas-berkas peneguhan perkawinan, hendaknya Pastor tersebut (dengan bantuan Sekretariat Paroki) berusaha membantu kelengkapan dan menelusuri data-data asalnya agar menjadi lengkap dan dapat dinyatakan absah.
Undangan Acara Live In di Panti Asuhan Vincent. Putri Jakarta: “Kebersamaan dalam kekeluargaan”
Sudah punya kegiatan untuk mengisi weekend kamu tgl 29 – 30 juni 2013 ini??
Klo belum… Ikutan yuuuk acara ini…
“Kebersamaan dalam kekeluargaan”
Bentuk acara ini live in.. Jadi kita diajak untuk tinggal dan bermalam di Panti Asuhan Vincentius Puteri dan merasakan kehidupan kekeluargaan disana…
Acara’nya apa aja?? Waah seru banget
1. Api unggun/malam kebersamaan
2. Masak bersama
3. Sharing cerita bahagiamu dalam keluarga
4. Olahraga bersama
5. Misa bareng
Dan yg special… ^^ dengan ikut kegiatan ini kamu sudah menyumbang untuk panti asuhan..
Biaya Rp. 75.000/orang
Untuk info dan pendaftaran bs langsung datang ke
Panti Asuhan Vincentius Puteri
Jl. Otto Iskandar Dinatta No 76
Jakarta Timur
021-8192817
Feel free to ask me
Novi – 087877799927
pin:327C5452
Yantie – 089673712549
Seruan: “Keprihatinan Komisi Liturgi KAJ atas Maraknya Pendangkalan Makna Liturgi”
Masih ada umat yang berharap diadakannya improvisasi keliru atas liturgi demi alasan praktis, misalnya untuk mempercepat Misa/perayaan, menghindari kebosanan atau kejenuhan, dsb. Hal ini perlu disikapi dengan katekese liturgi yang tepat kepada umat.
Persoalan ini merupakan tantangan besar pada tradisi liturgi karena berisiko mendangkalkan makna liturgi. Permasalahan makin rumit jika Pastor Paroki sendirilah yang menawarkan improvisasi-improvisasi keliru tersebut, karena pendapat Pastor mudah diterima sebagai kebenaran.
Mengembangkan liturgi memang masih perlu diharapkan, namun harus didasari eklesiologi-teologi-pastoral, bukan demi alasan praktis, apalagi karena bosan, kecuali dalam kasus-kasus darurat (misalnya suatu Paroki hanya mampu dilayani oleh seorang pastor).
Mendesaknya Pendampingan Kaum Muda
Pendampingan Kaum Muda. Ada kebutuhan mendasar dan mendesak dalam pendampingan/pembinaan OMK terlebih kebutuhan Gereja masa depan yang sangat ditentukan oleh OMK saat ini, sehingga pendampingan/pembinaan terhadap mereka tidaklah sederhana.
Tantangan Gereja masa depan dalam konteks pembinaan OMK ini adalah bagaimana menyiapkan mereka sehingga siap mengambil peran kepemimpinan Gereja entah sebagai pastor, biarawan/wati, maupun rasul awam.
Pengalaman menarik kegiatan pembinaan OMK ada di Paroki Duren Sawit yang disebut “PANDU”, di mana Paroki melatih OMK dalam format mirip gerakan kepanduan atau Pramuka. Gerakan Pramuka selama ini tidak menarik karena diselenggarakan di sekolah-sekolah. Sementara kekuatan gerakan ini terletak pada nilai-nilai voluntarisme atau kesukarelaan yang sesungguhnya sangat Kristiani.
Kegiatan “PANDU” tersebut dilaksanakan secara rutin (misalnya mingguan).
Perwakilan KAJ di FKUB DKI Jakarta
Perwakilan KAJ di FKUB DKI Jakarta. Rm. Kuswardiyanto Pr (Romo Anto) telah dilantik secara resmi untuk mewakili Gereja Katolik KAJ dalam Forum Kerukukan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta.
Pastor dan Suster Peraih Kalpataru 2013
Puncak Hari Lingkungan 2013 dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di Jakarta (10/6) dengan menggelar Malam Anugerah Lingkungan. Dalam perayaan puncak ini ditandai dengan memberikan berbagai penghargaan kepada pihak-pihak yang peduli lingkungan baik kepada individu maupun kelompok atau daerah.
Diantara 227 penerima penghargaan itulah terdengar nama Y. Suyatno Hadiatmojo dipanggil untuk maju menerima penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan. Ternyata pemilik nama itu adalah seorang imam diosesan yang berasal dari Paroki Kumediran Yogyakarta. “Sebelumnya saya di Paroki Samodiran di lereng Gunung Merapi 2000-2012. Saat itulah saya bersama masyarakat interfaith melakukan reboisasi lereng G.Merapi sebelah barat,” cerita Rm. Suyatno.
Rupanya Rm. Suyatno sudah sejak lama menjadi aktivis pembela lingkungan dan masyarakat. Sejak 1987 – 2011 dia aktif memberi perhatian khusus waduk Kedungombo. “Saya memang salah satu dari pengikut Rm. Mangunwijaya,” tukas Rm. Suyitno.
Saat ini Rm. Suyitno aktif mengembangkan pertanian organik serta pembuatan pupuk organik bersama masyarakat tanpa mengenal perbedaan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Anatomi/Antar Golongan). “Kami juga berupaya untuk terus menyelamatkan mata air yang menjadi sumber air masyarakat,” ujarnya.
Memang apa yang dilakukan oleh Rm. Suyitno bersama masyarakat bukan hal-hal yang luar biasa. “Kami selalu ingat pesan Rm. Mangun bahwa untuk memperbaiki negara kita yang sudah rusak ini kita harus berpikir global tapi bertindak lokal bahkan sangat mikro yaitu kegiatan yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat kecil. Saya yakini yang saya lakukan adalah menghadirkan gereja secara nyata di tengah masyarakat,” ungkap Romo kelahiran 8 Mei 1961 ini
Dalam melakukan segala kegiatan ini Rm. Suyitno tidak menafikan ada pro dan kontra di kalangan internal maupun eksternal komunitasnya. “Namun saya sejak awal Rm. Mangun sudah mengingatkan saya untuk berani berjalan sendiri,” ungkap pria yang telah membukukan filosofi Rm. Mangun dalam buku “Kotak Hitam Sang Guru Mayar”.
Menghadirkan gereja di masyarakat benar-benar menjadi misi Rm. Suyatno. Terbukti dia telah menjadi koordinator umat beriman selama 16 tahun, menyelenggarakan Program Posko Induk Bencana Merapi seperti pasar murah ketika hendak lebaran untuk membantu yang berkekurangan. Bahkan sejak 1999 dia sudah dipercaya sebagai Bintal di Polda Yogyakarta.
Selain Rm. Suyitno, seorang biarawati pun hadir dalam Malam Anugerah Lingkungan. Dengan kerudung khasnya gampang menebak dia adalah suster Katolik. Dialah Sr.Sri Lestari Binedikta Yohanita PI atau yang sehari-hari disapa Sr. Yohanita PI.
Malam itu Sr. Yohanita mewakili sekolahnya yang berhasil mendapatkan anugerah Adiwiyata yaitu sekolah yang berkarya mandiri untuk menghijaukan dan menjaga lingkungan sekolahnya. Sr. Yohanita berkarya di Paroki St. Yohanes Evangelista, Kudus di sekolah Tarakanita.
(Sonar Sihombing)