“Sikap Imelda melawan arus. Ketika orang menjauhi Devon bahkan orang tuanya pun melarang dia mendekati pecandu narkoba itu, Imelda pantang mundur. Namun apa yang terjadi ketika Devon malah mengusirnya…?”
SAKSIKAN FTV LEMBARAN KASIH RCTI
Episode: “AKU BUKAN MALAIKAT”
Minggu, 28 Juli, pk. 12.30 – 13.00 wib
Produksi RCTI dan KOMSOS KAJ
bekerja sama dengan:
PAROKI SANTO BARNABAS
Don’t miss it! Mohon Broadcast info ini juga ya. Terima kasih. Berkah Dalem
Hari Kaum Muda Katolik Sedunia dibuka dengan Misa di Pantai Copacabana Brazil
Ratusan bendera nasional berkibar di tengah tiupan angin dingin yang kecang di Pantai Copacabana, Brasil dimana orang muda Katolik dari semua latar belakang, yang didorong oleh iman yang sama, berpartisipasi dalam Misa pembukaan Hari Kaum Muda Sedunia (WYD – World Youth Day).
Pada Rabu Paus Fransiskus meminta kepada umat Katolik untuk menghindari materialisme dalam Misa publik perjalanan internasional pertama sebagai Paus.
Paus Fransiskus juga mengunjungi salah satu tempat ziarah yang paling terkenal di Amerika Latin, yakni Gua Maria Aparecida, atau yang disebut “tempat ziarah penderitaan manusia”, dan mengunjungi sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro, tempat rehabilitasi para pecandu narkoba.
Kedua kunjungan itu menunjukkan kesederhanaan Paus itu yang ditekankan selama kepausannya.
Ia juga mengecam penyembahan “berhala” terhadap uang dan kekuasaan serta mendesak umat Katolik fokus pada kaum miskin dan orang terpinggirkan.
Paus menyebut orang-orang muda sebagai “mesin” yang dapat memperkuat Gereja Katolik dan membantu membangun sebuah masyarakat yang lebih baik.
Terkait Misa pembukaan, para peserta WYD merasa senang dengan acara tersebut dan menyebutnya sebagai acara yang luar biasa karena menyatukan mereka dari berbagai latar belakang.
“Kami datang dari budaya berbeda, berbicara bahasa berbeda, tapi kami menyanyikan lagu-lagu yang sama dan memiliki iman yang sama,” kata Nancy Issa dari Ramallah, Tepi Barat. Issa adalah salah satu dari 20 anggota delegasi Palestina untuk merayakan WYD yang berlangsung 23-28 Juli di Brasil.
Uskup Agung Orani Joao Tempesta dari Rio de Jeneiro secara resmi membuka WYD dengan Misa.
Pada awal sambutannya, Uskup Agung Tempesta ingat Paus Emeritus Benediktus XVI, yang memprakarsai dan memilih kota itu menjadi tuan rumah Hari Kaum Muda Sedunia 2013.
Di tengah kerumunan massa, ribuan orang Argentina bersorak-sorai, dan di dekatnya, sekelompok kecil dari Kanada mengungkapkan kegembiraan mereka sepanjang perayaan itu.
“Ini sangat luar biasa dan menggairahkan,” kata JP Martelino, 18, dari Paroki St. Patrick di Vancouver, British Columbia. Ketika ditanya apa yang ia akan lakukan usai menghadiri acara itu, Martelino menjawab, “Pasti …. Aku akan membawa pesan ini ke Kanada dan saya mencoba berusaha mengajak lebih banyak orang muda ke gereja.”
(www.indonesia.ucanews.com)
Hari Pertama Gel. Pertama (15-18 Juli 2013) Temu Pastoral KAJ 2013
Temu pastoral (TePas) merupakan pertemuan para imam seluruh Keuskupan Agung Jakarta yang diadakan setahun sekali, biasanya jatuh pada setiap bulan Juli untuk membahas berbagai isu perkembangan pastoral penting yang berlangsung di Keuskupan Agung Jakarta. Untuk tahun 2013 ini TePas mengambil tema “Membarui Semangat Pelayanan dengan Pedoman Dasar Dewan Paroki KAJ Tahun 2013” dan diselenggarakan dalam dua gelombang.
Gelombang pertama berlangsung dari tanggal 15-18 Juli, dan gelombang kedua berlangsung pada tanggal 22-25 Juli 2013, bertempat di vila Via Renata, Cimacan – Bogor yang memiliki suasana hening dan cukup luas untuk menampung peserta dalam jumlah banyak.
TePas gelombang pertama dibuka oleh Vikjen KAJ Rm. Y. Subagyo pada jam 16:35 WIB (Senin, 15/7), dihadiri oleh Uskup Agung KAJ Mgr. I. Suharyo dan 108 pastor dari seluruh Keuskupan Agung Jakarta baik dari paroki-paroki maupun komunitas-komunitas imam. Dalam kata pembukaannya, Rm. Subagyo mengatakan bahwa pertemuan pastoral kali ini diadakan berdasarkan kerangka acuan dengan beberapa sasaran, yakni sosialisasi draft Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP) 2013, membantu para pastor memahami tata kelola pelayanan pastoral paroki menurut PDDP tahun 2013 serta membantu para pastor memahami pedoman tindakan imam meningkatkan pelayanan kepada umat di KAJ.
Dengan kata lain, pertemuan ini mengajak para pastor untuk menyatukan arah pandang pada pastoral di paroki terlebih akan adanya pendalaman topik-topik tata kelola pastoral paroki yang pernah dibahas dalam temu di Samadi Klender beberapa waktu yang lalu. Oleh karena itu setiap peserta mendapat satu tas daur ulang berwarna hijau berisikan satu kopi buku berisi alur proses pertemuan selama empat hari dan draft PDDP tahun 2013 untuk dipelajari dan praksis pastoralnya akan dibicarakan bersama dalam kelompok-kelompok.
Dinamika pertemuan mulai dihangatkan oleh Rm. Antara dan Rm. Erwin yang mengajak para peserta untuk per-dekenat memperkenalkan diri diselingi suatu lagu yang secara khusus ditulis untuk menghangatkan kebersamaan TePas 2013. Demikian syair lagu itu:
Bersemangat dalam Tepas KAJ
Membaharui semangat pelayanan
Bersaudara serta berbelarasa
Wujudkan iman kita bersama
EVALUASI TEPAS 2012
Sesuai alur proses hari pertama, para imam KAJ diajak Rm Rudy dan Rm Sylvester untuk melakukan evaluasi dan refleksi pelaksanaan rekomendasi TePas tahun 2012. Untuk evaluasi, peserta diberi lembar evaluasi yang berisi 25 pertanyaan tentang pengembangan katekese berbasis keluarga yang sudah dilaksanakan di setiap paroki selama tahun 2012. Misalnya untuk poin tujuan tata kelola katekese: ‘menanamkan dan mengembangkan iman umat, tanggap terhadap kebutuhan umat, kontekstual dan profetis sesuai dengan arah dasar KAJ’, pertanyaannya adalah ‘Apakah tujuan ini sudah diupayakan dalam reksa pastoral Anda? Jawaban yang dapat dipilih adalah a. Sudah & berhasil; b. Sudah & gagal; c. Belum – tidak menjadi prioritas; d. Belum – lupa. Hasil dari evaluasi dengan pendekatan kuantitatif ini akan diolah menjadi butir-butir insight.
Disamping evaluasi tersebut, khusus bagi pastor yang berkarya di paroki diberikan selembar kuesioner tentang keterlibatan umat lingkungan dalam kehidupan menggereja dengan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama, berapa persen jumlah umat lingkungan yang terlibat dalam kehidupan menggereja; dan pertanyaan kedua, tiga hal utama apa yang paling menjadi kendala dalam memberdayakan umat basis teritorial (lingkungan) di paroki.
UNDANGAN LOMBA KOOR ANAK-ANAK 2013 melalui YOUTUBE
Karena banyaknya Peserta yang meminta penambahan waktu untuk persiapan lagi maka,
BATAS AKHIR PENGUMPULAN
VIDEO YOUTUBE LOMBA KOOR BINA IMAN ANAK “GITA PUJIAN” SE-KAJ,
DIUNDUR DARI 10 SEP MENJADI 30 SEP 2013
Kepada:
* Seksi Katekese Paroki Ketua/Pengurus BINA IMAN ANAK Paroki Se-KAJ
* Kepala Sekolah Dasar Katolik Se-KAJ
Hal: UNDANGAN LOMBA KOOR ANAK-ANAK
Salam damai sejahtera,
Pewartaan kepada generasi muda sudah seharusnya terus dilaksanakan dan terus diperbaharui. Maka melalui momen Hari MINGGU EVANGELISASI 2013 yang jatuh pada tanggal 20 Oktober mendatang,
kami Komisi Komunikasi Sosial (KOMSOS) KAJ bekerjasama dengan Komisi kateketik (KOMKAT) KAJ dan Majalah MOGI mengajak Bina Iman Anak Paroki Se-KAJ dan Sekolah-sekolah Dasar Katolik Se-KAJ untuk berpartisipasi dalam:
Lomba Koor Anak-anak Se-Keuskupan Agung Jakarta
Melalui YOUTUBE.COM
TOTAL HADIAH 20 Jt
Melalui lomba koor ini anak-anak diajak untuk mewartakan kabar gembira atau berevangelisasi melalui nyanyian. Berkenaan dengan jaman media digital saat ini, maka akan dilakukan dua tahapan lomba:
Babak Penyisihan akan dilakukan melalui media YOUTUBE. Selanjutnya dari sekian banyak peserta lomba yang berpartisipasi, akan disaring 20 (dua puluh) kelompok koor terbaik untuk masuk nominasi dan akan diperlombakan dalam babak Final Babak Final akan diselenggarakan di Aula Paroki Katedral Jakarta pada tanggal 20 Oktober.
Demikian undangan kami, kami menunggu kiriman karya Anda
Ketentuan lomba koor anak-anak se-kaj
PESERTA:
* Kelompok Koor dari Bina Iman Anak Paroki se-KAJ
* Kelompok Koor dari Sekolah Dasar Katolik se-KAJ
* Anggota kelompok adalah minimal 10 orang anak
* Setiap anak hanya diperkenankan ikut salah satu kelompok koor saja
LAGU:
Setiap Kelompok Koor menyanyikan 2 (dua) buah lagu: satu lagu wajib diambil dari 12 lagu yang telah dipersiapkan panitia dan satu lagu pilihan yang diambil dari lagu-lagu rohani BIA bebas.
TATA CARA LOMBA:
* Setiap kelompok koor diwajibkan untuk merekam lagunya dengan menggunakan minimal kamera handycam atau kamera yang lebih baik (dapat melibatkan Seksi Komsos Paroki).
* Setiap peserta diwajibkan mengirimkan lagunya dalam format film/ video klip melalui YOUTUBE dengan lebar pengambilan gambar LONGSHOT atau MASTER, sehingga semua peserta terlihat, pemusik tidak terlihat.
* Peserta hendaknya menyanyikan lagu secara langsung, tidak diperkenankan lipsinch.
* Setiap kelompok boleh menambahkan gerakan kompak/ gaya kreatif khas kelompoknya.
* Film hasil rekaman yang di-upload ke YOUTUBE, linknya di share ke Facebook KAJ dan ke email: raka.kaj@gmail.com. Video yang memperoleh komentar atau ‘like’ baik di YOUTUBE maupun di WEB-FB KAJ akan masuk dalam salah satu kriteria penilaian.
* Setiap kelompok yang telah mengirimkan video klip ke Youtube diharapkan memberikan alamat ‘link’-nya kepada Komsos KAJ melalui email : raka.kaj@gmail.com agar dapat dilihat oleh para juri.
* Setiap kelompok koor boleh melakukan usaha promosi agar kelompoknya mendapat ‘like’ sebanyak-banyaknya di paroki dan sekolah.
* Setiap paroki/ sekolah boleh mengirimkan lebih dari satu kelompok koor, dengan anggota yang berbeda, minimal 10 anak per-kelompok.
* Batas akhir pengiriman ke YOUTUBE diundur dari 10 September menjadi 30 SEPTEMBER 2013
* Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.
INFO Selengkapnya:
Hub.:
Majalah Mogi : (021) 859 145 18
Komsos KAJ : (021) 3519193, eks. 241
Reaksi Ormas Katolik terhadap RUU Ormas
Rancangan Undang-Undang Organisasi Massa (RUU Ormas) akan membatasi kebebasan berorganisasi. Bila RUU ini berlaku, maka rumah sakit, panti asuhan, sekolah, bahkan kelompok arisan harus mendaftarkan diri.
RUU Ormas menjadi polemik di kalangan kelompok masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Menyikapi hal ini, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia (DPP WKRI), Justina Rostiawati, mengatakan, WKRI masih mengikuti perkembangan pembahasan RUU Ormas. WKRI, katanya lebih lanjut, mendukung sejumlah pihak yang menyatakan keberatan atas kehadiran RUU ini. “Ada hal mendasar yang memang perlu dipertimbangkan soal ada tidaknya urgensi urgensi untuk membuat UU Ormas karena sudah ada UU yang mengatur tentang organisasi, yaitu UU Yayasan dan UU Perkumpulan,” tulisnya melalui surat elektronik beberapa waktu lalu.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Presidium Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI), Christo Kabelen. Ia mengatakan, RUU Ormas merupakan instrumen negara yang merasuk ke wilayah privat dari kebebasan berserikat. Menurut Christo, draft RUU tersebut menyatakan, negara menjadi penentu dapat tidaknya seseorang untuk berserikat. “Paradigma RUU Ormas ini jelas bertentangan dengan paradigma hak asasi manusia,” tegasnya.
Sementara Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Muliawan Margadana menyampaikan, RUU Ormas memang perlu dikaji lagi. Pengaturan Ormas, menurutnya, jangan sampai terjebak pada prinsip hak asasi manusia yang individualistik, karena sistem sosial negara Indonesia berlandaskan Pancasila.
Menurut Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (HAK KWI), Pastor A. Benny Susetyo, RUU Ormas juga akan berdampak bagi lembaga Gereja. “Intervensi pemerintah memperlemah posisi Gereja. Karena Gereja akan memberi laporan terkait dana bantuan asing dan pengunaannya harus berdasarkan persetujuan pemerintah,” paparnya. Romo Benny menegaskan, negara demokrasi tidak memerlukan UU Ormas.
Koordinator Indonesia Corruption Watch, Johanes Danang Widoyoko juga mengungkapkan hal yang sama. RUU Ormas berpotensi membungkam gerakan antikorupsi. Menurutnya, saat ini sebagian besar pelaku korupsi adalah kepala daerah yang dalam RUU Ormas memiliki kewenangan besar untuk menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan membekukan Ormas bila dianggap kegiatannya membahayakan ketertiban umum. “Upaya pembongkaran korupsi oleh masyarakat bisa dianggap sebagai kegiatan membahayakan kegiatan umum, sehingga gerakan antikorupsi terancam dibekukan para koruptor itu,” ujarnya.
Sementara, Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, menegaskan, Komnas HAM telah menyampaikan sikap resmi pada Pemerintah dan DPR. “Komnas HAM menolak tegas RUU Ormas,” ungkapnya. (http://www.hidupkatolik.com/)
Langkah Tegas Paus Fransiskus memperbaiki Gereja
Pekan lalu, 26/6, Paus Fransiskus membentuk komisi untuk menyelidiki Bank Vatikan (IOR) yang dirundung skandal. Komisi beranggotakan dua kardinal, dua uskup, dan seorang perempuan profesor dari Harvard, bertugas menyelidiki dan mengawasi bank itu, serta melaporkan kepada Bapa Suci. Sebelumnya, 15/6, Paus menunjuk Mgr Battista Mario Salvatore Rica menjadi prelatus.
Langkah-langkah untuk menguak skandal mulai terlihat. Polisi Italia “diizinkan” menangkap seorang imam dan akuntan pada bank itu Mgr Nunzio Scarano bersama seorang agen rahasia dan broker keuangan. Mereka disangka melakukan pencucian uang dan memindahkan dana 20 juta Euro dari bank Swiss ke Italia. Selanjutnya, 1/7, direktur dan deputi direktur bank itu “mengundurkan diri”. Diduga masih ada rentetan upaya pembersihan lanjutan.
Langkah Bapa Suci membenahi Bank Vatikan yang dilanda skandal itu layak dipahami sebagai policy baru dalam Gereja. Demi transparansi dan akuntabilitas, Paus “mengizinkan” penyelesaian skandal lewat jalur hukum positif alias proses peradilan.
Di sekitar kita, di paroki, keuskupan, KWI, yayasan atau lembaga Katolik, sering tercium bau tak sedap: korupsi, pencurian, salah urus, investasi bodong, dll. Namun, hampir tak pernah terdengar ada penyelesaian secara hukum. Seolah aib, memperkarakan para pemangku jabatan Gereja di hadapan hukum positif. Kasus pengambilan uang yang bukan haknya di lingkungan Gereja pasti mengganggu karya Gereja. Mestinya, uang itu bisa untuk menolong banyak orang miskin yang lapar, tak mampu berobat dan membiayai anak untuk sekolah, dll. Di Indonesia, dibutuhkan seorang pemimpin Gereja yang suci, berani tegas dan penuh cinta seperti Paus Fransiskus untuk menghadapi problematika itu.
Kiranya, teladan Paus dalam mengatasi kemelut Bank Vatikan diharapkan menjadi inspirasi bagi kita untuk berani dan tak malu-malu menyelesaikan skandal di “tubuh sendiri”. Selain memberikan efek deterrent (pencegahan), para pemangku jabatan pun akan berpikir dua kali untuk menilap uang Gereja, umat Allah. (HidupKatolik.com)
Selamat HUT ke-63 Mgr.Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta
Hari ini Selasa, 9 Juli 2013 merupakan hari Ulang Tahun Uskup Agung tercinta:
Mgr.Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.
Mgr Suharyo diangkat sebagai Uskup Koadjutor Keuskupan Agung Jakarta pada 25 Juli 2009. Sebelumnya, ia adalah Uskup Agung Semarang sejak 22 Agustus 1997. Uskup Agung kelahiran Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta, ini menjadi Uskup Agung Jakarta pada tanggal 28 Juni 2010, bersamaan dengan kepensiunan Julius Kardinal Darmaatmadja SJ. Selain itu, Mgr Haryo juga menjadi Uskup untuk Ordinariat Militer Indonesia, sejak 2 Januari 2006 dan terpilih juga menjadi Ketua KWI (15 Nov 2012) untuk periode 2012-2015.
Uskup yang ditahbiskan imam tanggal 26 januari 1976 adalah putra dari Almarhum Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjodisastra.
Dengan penuh syukur dan suka cita kami mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Bapa Uskup.
“Kiranya Yesus yang telah memilih Bapa Uskup menjadi penggembala umatNya di KAJ, terus melimpahkan BerkatNya dan KasihNya kepada Bapa Uskup di dalam setiap karya dan misi. Aminn….”
Tetap Semangat Karena Tuhan,
Peluncuran Ensiklik Pertama Paus Fransiskus Bersama Benediktus XVI: LUMEN FIDEI
Kota Vatikan, 5 Juli 2013.
Kemarin, 5 Juli 2013, seluruh umat Kristen terutama di dalam Gereja Katolik kembali mengalami sebuah kejadian unik dan bersejarah. Vatikan telah meluncurkan sebuah Ensiklik pertama dari Paus Fransiskus yang sebagian besar sebelumnya telah dikerjakan juga oleh Benediktus XVI. Ensiklik itu berjudul: LUMEN FIDEI (Terang Iman).
Keseluruhan naskah di dalam bahasa Inggris dapat dibaca pada link di bawah ini:
LUMEN FIDEI (TERANG IMAN)
Di dalam naskah tersebut dari Paus Bergoglio dan Ratzinger, keduanya kembali memfokuskan kepada tema Keluarga yang dibentuk atas dasar pernikahan, yaitu sebagai persatuan yang stabil antara seorang pria dan seorang wanita. Keluarga, yang disebut di dalam ensiklik, lahir dari pengakuan dan penerimaan akan kebaikan dari perbedaan jenis kelamin dan dibentuk atas dasar cinta di dalam Kristus, yang menjanjikan “cinta yang kekal” dan mengenali cinta yang menciptakan dan menghasilkan keturunan.
Paus Fransiskus mengatakan, “Iman bukan merupakan sebuah tempat pengungsian bagi orang-orang yang penakut, tetapi merupakan perluasan dari hidup“. Menurut Paus Fransiskus, iman menerangi juga semua hubungan sosial dengan memberikan sebuah pemahaman baru atas kebersaudaraan yang universal diantara manusia, yang bukan hanya menyangkut persamaan hak, tetapi terlebih pengalaman akan kebapaan Allah, penghormatan atas martabat yang unik dari setiap pribadi manusia.
Perjumpaan baru antara Paus Fransiskus dan Benediktus XVI
Sementara itu, pada pagi hari tadi, bertempat di Halaman Vatikan, Paus Fransiskus telah mengkonsakrasikan Kota Vatikan kepada Santo Yoseph dan kepada Santo Mikael Malaikat Agung, ia juga telah memberkati sebuah patung yang didedikasikan kepada Malaikat Agung Tuhan penakluk Iblis itu. Dan di sana hadir pula Benediktus XVI yang telah menyetujui proyek tersebut beberapa waktu yang lalu.
Paus Fransiskus dan Benediktus XVI kembali berjumpa dan saling berpelukan dengan kasih persaudaraan dan mereka terus berdekatan satu sama lain selama upacara tersebut. Di dalam konsakrasi, Paus Fransiskus telah mempercayakan kepada Santo Yoseph segala penantian dan pengharapan dari Gereja dan ia telah berdoa memohon kepada Malaikat Agung Mikael untuk menjaga dan melindungi Tahta Apostolik, untuk membela Gereja dari setiap kebisingan yang mengancam ketenangan dan untuk menjadikan setiap orang menang melawan godaan kekuasaan, kekayaan dan sensualitas.
Shirley Hadisandjaja