Home Blog Page 12

Jadwal Misa Rabu Abu 2024 Semua Paroki di Keuskupan Agung Jakarta

JADWAL MISA RABU ABU LAINNYA, DI PAROKI-PAROKI KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

RENUNGAN MINGGU, 4 FEBRUARI 2024, MINGGU BIASA V Tahun B

Bacaan Pertama
Ayb 7:1-4.6-7
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, ”Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.“

Bacaan Kedua
1Kor 9:16-19.22-23
”Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.“
‭‭
Bacaan Injil
Mrk 1:29-39
”Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. waktu menemukan Dia mereka berkata: ”Semua orang mencari Engkau.” Jawab-Nya: ”Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.“

Renungan Singkat

Da Mihi Animas Coetera Tolle

Dalam permenungan minggu lalu, kita telah diajak melihat dan menyaksikan Firman Yesus yang penuh kuasa. Ia mengajar dengan penuh kuasa, juga mengusir roh jahat dari seseorang. Hari ini kita melanjutkan perjalanan kita bersama Markus. Yesus menyembuhkan ibu Mertua Petrus dari demam. Yesus yang menyembuhkan banyak orang dan mengusir banyak setan. 

Yesus menjadi sibuk, melayani banyak orang dan menyembuhkan mereka. Tapi Yesus tetap butuh waktu pribadi, sendiri untuk berkomunikasi dengan Bapa-Nya dalam doa. Pagi-pagi benar, Ia bangun dan pergi ke tempat sunyi dan berdoa di sana. Kira-kira menurut anda, apa yang menjadi isi doa Yesus? 

Saya kira tidak penting apa isi doanya, karena seringkali dalam doa kita bisa buat apapun. Menimbang-nimbang, mendengarkan suara hati. Seringkali saya mengambil waktu hening dalam doa ya untuk itu. Melihat kembali, apakah ini yang Tuhan kehendaki? Apakah dengan sibuk melayani umat sana-sini, menyembuhkan dan mendoakan banyak orang, siap sedia saat orang mencari itulah yang dikehendaki Bapa oleh Yesus?  Apakah pelayanan akhirnya bermuara pada ketenaran diri sendiri? Atau ada hal yang lain?

Hasil dari keheningan doa nampak dari jawaban Yesus kepada murid-murid-Nya. Mari kita pergi ke tempat lain, supaya di sana Aku memberitakan Injil. Yesus fokus pada tujuan kehadiran-Nya, yaitu memberitakan Injil – selebihnya tidak. Supaya semakin banyak orang menerima kabar gembira. Semakin banyak orang. 

Fokus yang sama juga diungkapkan oleh Rasul Paulus pada bacaan kedua. Bagi Paulus, memberitakan Injil adalah sebuah anugerah, privilese yang tak ada bandingnya. Sampai ia sendiri tidak perlu mendapatkan upah dari pelayanannya ini. Baginya, upahnya adalah boleh memberitakan Injil tanpa upah. Lebih dari itu, demi memberitakan Injil, Paulus rela melakukan apapun. Ia rela menjadi segala-galanya demi memenangkan banyak jiwa kepada Kristus. “Da Mihi Animas Coetera Tolle”, berikanlah kepadaku jiwa-jiwa dan ambillah yang lainnya.

RA

RENUNGAN MINGGU 28 JANUARI 2024, MINGGU BIASA KE-4 TAHUN B

Bacaan Pertama

‭‭Ulangan‬ ‭18‬:‭15‬-‭20‬ 

Sekali peristiwa berkatalah Musa kepada bangsanya, ”Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada Tuhan, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara Tuhan, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. Lalu berkatalah Tuhan kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.“

Bacaan Kedua

‭‭1 Korintus‬ ‭7‬:‭32‬-‭35‬

Saudara-saudara, aku, Paulus, ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

Bacaan Injil

Markus‬ ‭1‬:‭21‬-‭28‬ ‭TB‬‬

Pada awal karya-Nya, Yesus beserta murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: ”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: ”Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: ”Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.” Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Renungan Singkat
‭‭
Dalam satu permenungan, kadang saya suka bertanya, benarkah Allah itu Mahakuasa? Jika Dia Mahakuasa, mengapa masih ada kejahatan, penyakit di dunia. Kalau memang Dia Mahakuasa, bukankah dengan mudah Ia memusnahkan kejahatan? Atau bisa juga memusnahkan sumber kejahatan itu sendiri, yakni Iblis dan para pengikutnya? 

Setelah Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama, Yesus masuk ke sebuah bait Allah di Kapernaum. Ia masuk ke sana dan mengajar. Markus dengan sangat jeli menampilkan pengajaran Yesus yang membuat takjub orang yang mendengarnya. Penuh kuasa. Tidak seperti pengajaran ahli-ahli Taurat.

Tidak hanya itu. Yesus langsung berkonfrontasi dengan roh jahat yang merasuki seseorang. Dan itu terjadi di rumah ibadat.

…. ada orang kerasukan roh jahat, di rumah ibadat…. 

Rupanya roh jahat tidak pandang tempat. Dia tidak hanya tinggal di tempat-tempat yang kita anggap maksiat. Tapi juga bisa ada di rumah ibadat. Tempat orang ibadat. Bisa anda bayangkan di tempat-tempat lain pasti ada juga roh-roh jahat itu. Mungkin lebih banyak dan lebih ganas. 

Ini tanda bahwa sebelum Kristus, roh jahat dengan bebas berkeliaran di dunia ini. Mendengar Yesus – Firman Tuhan yang hidup – orang yang kerasukan Roh Jahat itu berteriak! ”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?!”. 

Berteriak itu tanda terganggu, marah, kesal tapi tidak bisa melawan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Pernah lihat orang kesal dan marah lalu teriak seperti itu? Roh Jahat yang berteriak itulah tanda terganggunya dominasi roh jahat di dunia. Mereka marah dan kesal dengan kehadiran Yesus di situ sementara mereka tidak dapat melawan-Nya.

“Apa urusanmu?!” Kata-kata ini bisa keluar juga dari orang-orang yang tertutup hatinya oleh kejahatan di hadapan teguran kebaikan. Hati-hati ketika anda dinasihati yang baik oleh orang lain, lalu keluar kata-kata ini dari mulut anda. Jangan-jangan……

Roh jahat mengenali siapa Yesus, “Engkau yang kudus dari Allah”. Bahkan mereka menantang Yesus, “Engkau datang hendak MEMBINASAKAN kami?!” Yesus konsisten dengan tujuan kedatangannya ke dunia. Dia datang untuk menyelamatkan, bukan untuk membinasakan. Tentu ini berlaku bagi mereka yang ingin diselamatkan! Iblis dan Roh Jahat sudah memilih keputusannya untuk tidak mau diselamatkan. Yesus menghargai itu, tapi jangan sekali-sekali mengganggu mereka yang masih bisa diselamatkan, yakni manusia. Roh Jahat tidak dibinasakan-Nya. Tapi roh jahat diminta diam dan keluar dari orang itu. 

Hanya dengan kuasa Tuhan, Roh Jahat dikeluarkan dari manusia. Kedatangan Kristus menandakan hadirnya Kerajaan Allah. Kuasa pembebasannya jauh lebih kuat dari kuasa kejahatan. Tidak hanya pengajaran Yesus yang penuh kuasa, tindakan dan perintah-Nya pun penuh kuasa. Sampai setan-setan pun taat pada perintah-Nya. Padahal setan dan roh-roh jahat itu adalah mahkluk ciptaan Allah yang memilih untuk tidak taat kepada Allah.

RA 

 

 

 

 

🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 28 Januari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔 🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX🙏

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 28 Januari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

RENUNGAN MINGGU 21 JANUARI 2024, MINGGU BIASA KE-3 Tahun B

Bacaan Pertama – ‭‭Yunus‬ ‭3‬:‭1‬-‭5‬, ‭10‬ ‭

”Datanglah firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: ”Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.” Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: ”Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.“


Bacaan Kedua – ‭‭1 Korintus‬ ‭7‬:‭29‬-‭31‬ ‭‬‬

”Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.


Bacaan Injil – ‭‭Markus‬ ‭1‬:‭14‬-‭20‬ ‭

”Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: ”Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: ”Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.“


Renungan Singkat

Ada dua tempat penting yang menjadi latar kisah pada bacaan-bacaan Minggu ini. Pertama Niniwe, yang didatangi oleh Yunus. Kedua Galilea, yang didatangi oleh Yesus. 

Kalau kita cari di situs pencarian, letak Niniwe kira-kira ada di gambar sebelah ini. Wilayah ini ada di  sebelah aliran sungai yang masuk di negara Irak sekarang.

Dalam bacaan pertama, Nabi Yunus diperintahkan Tuhan untuk datang ke Niniwe. Ini adalah perintah Allah kedua yang akhirnya ditaati Yunus. Sebelumnya, Yunus mangkir dan hendak kabur ketika perintah pertama dari Allah datang. Karena kena undi, Yunus dilempar ke laut dan ditelan ikan besar tiga hari tiga malam. Saya menduga Yunus membatin, apakah ini hukumannya jika tidak menaati perintah Tuhan? Berbekal pengalaman itu, Yunus juga yakin bahwa Allah akan menghukum Niniwe yang tidak taat itu. 

Pikiran Yunus mewakili pemahaman akan Allah pada orang-orang zaman itu. Pokoknya, Allah akan menjatuhkan HUKUMAN bagi semua orang yang berdosa dan tidak taat. Perhatikan kata-kata Yunus dalam bacaan pertama itu, ”Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” 

Tapi ternyata tidak jadi. Karena sebenarnya Allah mengutus Yunus bukan untuk menghukum Niniwe, tapi untuk mewartakan panggilan Allah agar mereka bertobat – kembali kepada Allah. Dan kita tau juga kisah selanjutnya.

“Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.“

View Danau Galilea. Dok. Pribadi

Bacaan Injil hari ini mengisahkan kemunculan pertama Yesus di Galilea. Kehidupan publik-Nya mulai di daerah ini untuk memberitakan Injil Allah. Galilea menjadi tempat kelahiran seluruh karya dan misi Yesus. Kalau anda pernah ke Galilea, danau dan daerah-daerah sekitarnya anda pasti setuju kalau tempat itu sangat indah sekali. Danau Galilea menjadi pusat kehidupan kota sekitarnya, dari mulai Kapernaum hingga Betsaida. 

Seperti Yunus, Yesus pun datang ke Galilea. Tapi Yesus datang bukan untuk menghukum, apalagi membinasakan.  Ia datang memberitakan Injil Allah. Tentu yang dimaksud “Injil” bukan keempat kitab Injil itu – Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Karena saat itu semua Injil yang kita punya sekarang belum ditulis. Lalu Yesus memberitakan apa? Kabar Gembira dari Allah. Allah menyertai manusia, berjalan di tengah-tengah kita dan menghadirkan keselamatan. Kabar itu menjadi nyata dalam diri Yesus lewat Warta dan Karya-Nya. 

Yesus itulah Injil yang hidup. Kabar gembira yang hidup. Di tanah Galilea, tempat subur dan indah inilah Yesus memulai karya baik. Ia berjalan berkeliling berbuat baik dan mengadakan mukjizat. Dan sebagai permulaanya Ia memilih dan memanggil murid-murid-Nya yang pertama. Ia berjalan menyusur danau Galilea, melihat para nelayan yang sedang menebarkan jala di danau, dan memanggil mereka untuk mengikuti Dia.

Yesus memanggil murid-murid yang pertama agar mereka mau mengikuti Sang Injil hidup. Yesus mengajak mereka untuk mengikuti hidup sebagaimana Ia hidup. Berjalan bersama Dia, bersatu dengan Dia dan hidup di dalam Dia. 

Rasul Paulus pernah menulis dalam Suratnya kepada Jemaat Kolose 2:6, ”Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.“ ‭‭‭

Hidup dalam Kristus membuat hidup kita menjadi penuh. Damai dan sukacita menjadi penuh. Kita tidak perlu lagi mencari-cari kepenuhan duniawi dan memusingkan hal-hal yang membuat khawatir – barang-barang duniawi dan sebagainya. Inilah panggilan kita mengikuti Dia. 

Jadi, kamu gimana?

RA

 

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️ 🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 21 Januari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔 🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX🙏 🙏Koor bersama Para Frater Xaverian🙏 NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

✝️ Kami mengundang umat untuk hadir MISA secara Offline dalam:✝️

🔔Perayaan Ekaristi Minggu, 21 Januari 2024, Pk. 11.00 WIB di KAPEL ANGELUS WISMA SAMADI ⛪🔔

🙏Misa dipersembahkan oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko, SX🙏
🙏Koor bersama Para Frater Xaverian🙏

NB: Misa juga akan disiarkan Live di TVRI Nasional🌏

 

RENUNGAN MINGGU 14 JANUARI 2024, MINGGU BIASA KE – 2 TAHUN B

1Sam 3:3b-10.19
1Kor 6:13c-15a.17-20
Yoh 1:35-42

Mari dan Lihatlah

Minggu ini kita berjumpa dengan Samuel. Samuel adalah hakim terbesar dan terakhir dari bangsa Israel. Ia mengakhiri era hakim-hakim dan membawa masuk Israel dalam sistem kerajaan. Samuel adalah anak dari Elkana dan istrinya Hana yang sempat lama mandul. Sejak awal Hana berjanji akan mempersembahkan Samuel kepada Tuhan. Dan Benar, setelah lahir, Samuel diserahkan ke Bait Allah dan hidup di bawah bimbingan seorang imam, Eli. Eli sendiri punya anak-anak yang dursila, tidak mengindahkan Tuhan, suka berbuat seenaknya di Bait Allah (1Sam 2:11). Sementara Samuel sendiri bertumbuh menjadi pelayan Tuhan dengan baik. 

Melalui Eli pula, Samuel yang tidur di dalam Bait Suci dibimbing mengenali suara Allah. “Bersabdalah Ya Tuhan, hamba-Mu ini mendengar”. Allah berfirman kepada Samuel dalam penglihatan. Isinya terutama mengenai hukuman bagi keluarga Eli yang tidak mengindahkan Tuhan. 

Ada satu hal yang menarik. Dalam 1Sam 3:15 disebutkan, “Samuel segan memberitakan penglihatan itu kepada Eli”. Bagi saya, sikap ini wajar. Samuel hidup bertumbuh di bawah bimbingan Eli. Masak dia tega memberitakan nubuat bahwa keluarga Eli akan dihukum Allah. Bukan hanya itu, anak-anak Eli –  Phineas dan Hofni akan mati. Tapi apa yang disampaikan Allah itu, harus disampaikan Samuel kepada Eli tanpa ada kata yang disembunyikan (1Sam 3:18). Eli menerima nubuat Allah itu terjadi dengan lapang hati. 

Sejak itu Samuel mengambil tugas perutusan sebagai hakim dan nabi bagi bangsa Israel. 

Sempat muncul dalam diri saya, apakah sejak awal Eli mempersiapkan Samuel menjadi hakim dan nabi? Saya kira Eli telah melakukan tugas sesuai porsinya, membimbing Samuel bertumbuh dengan Tuhan. Allah sendiri yang memanggil Samuel menjadi hakim dan nabi bagi orang Israel. 

Injil Minggu Biasa ke-2 hari ini diambil dari Injil Yohanes. Dalam Injil Yohanes, buah-buah pertama Pembaptisan Yesus adalah murid-murid Yesus yang pertama. Proses panggilan para murid yang pertama terjadi dalam proses estafet. Semuanya diawali oleh Yohanes Pembaptis yang mengenali turunnya Roh Kudus setelah membaptis Yesus, sang Anak Domba Allah. Kesaksian Yohanes atas Yesus membuat dua muridnya pergi mengikuti Yesus. Kedua Murid itu tinggal bersama dengan Yesus. Mereka melihat di mana Yesus tinggal, apa yang Ia buat dan bagaimana Yesus mengajar. Salah satu murid yang tinggal yakni Andreas meyakini ia melihat Yesus adalah Mesias. Andreas menjumpai Simon saudaranya dan memberitakan kabar gembira itu dan membawanya kepada Yesus. 

Semua terjadi begitu saja. Tanpa paksaan. Semuanya hanya tawaran yang datang dari mereka yang telah mengalami Tuhan. “Lihatlah”, “Mari dan kamu akan melihatnya” adalah sebuah tawaran yang menantang kemerdekaan dan otonomi kita.

Zaman sekarang, tawaran-tawaran semacam itu itu pun sering kita dengar, “Minggu ke gereja bareng yuk”, “eh besok ikut rosario lingkungan yuk”, “eh, bantuin romo di seksi komsos yuk, elu kan bisa multimedia”, “Ini ada retret kebangkitan rohani, bulan depan, ikutan yuk”. Dan masih banyak lagi. 

Kita pun berhak untuk tidak melihat dan tidak datang. Tapi agaknya, mengatakan “tidak” pada panggilan Tuhan akan melenyapkan kesempatan kita untuk melihat hal-hal yang lebih besar dari biasanya. 

Samuel dibimbing oleh Eli untuk mengenali suara Tuhan. Begitu pula dengan Rasul Paulus. Dari kejauhan, Paulus menulis nasihat kepada jemaat Korintus untuk menjauhi percabulan – dosa pencemaran tubuh. Sebab tubuh adalah bait Roh Kudus, maka muliakanlah Allah dengan tubuh. Dengan tubuh pula kita berbicara, berjalan, dan bekerja. Maka semoga dengan tubuh pula kita membawa semakin banyak orang kepada Tuhan. Tuhan memanggil kita, seluruhnya, juga dengan tubuh kita untuk memuliakan Dia dengan karya dan pelayanan. 

Jadi, Kamu Gimana?

RA

SURAT GEMBALA MENYAMBUT PEMILU, ARDAS KAJ 2024, “Menjadi Pelayan Menurut Kasih Karunia Allah”

DOWNLOAD LOGO DAN BANNER TAHUN ARDAS/APP 2024

 

KLIK LINK BERIKUT:

DOWNLOAD LOGO DAN BANNER TAHUN ARDAS/APP 2024

 

 

 

 

 

RENUNGAN MINGGU 31 DESEMBER 2023, PESTA KELUARGA KUDUS: Yesus, Maria, Yusuf

Kej 15:1-6,21:1-3

Ibr 11:8.11-12.17-19

Luk 2:22-40

KELUARGA TAAT KEPADA ALLAH

Bapak Ibu dan saudara-saudari terkasih, SHALOM. 

Satu Minggu setelah kita merayakan Natal, hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf. Oleh karena itu kita diajak untuk menyadari betapa kudusnya panggilan untuk berkeluarga. 

Sejak awal dunia diciptakan, Allah telah menghendaki laki-laki dan perempuan bersatu menjadi suami istri. Allah menyertai mereka, dan memberi mereka tugas perutusan untuk beranak cucu dan memenuhi, merawat dan menjaga bumi. Karena Allah menghendaki persatuan suami istri, maka berkeluarga adalah panggilan menyetujui kehendak Allah – bukan kewajiban. Berkeluarga adalah menanggapi panggilan akan tugas perutusan dari Allah. Apa yang kita lakukan seturut dengan kehendak Allah ini akan menjadi berkat. 

Karena hidup berkeluarga adalah panggilan kehendak Allah, maka setiap orang yang mau menanggapi panggilan itu harus hidup seturut Dia yang memanggil. Hidup keluarga harus dijalankan seturut kehendak Allah yang memanggil. Dengan kata lain, baik Laki-laki dan Perempuan serta anak yang dianugerahkan taat kepada Allah. 

Kapan tugas perutusan itu selesai?

Tak jarang, kita berjumpa dengan para lansia yang tinggal seorang diri di rumah, ditemani oleh seorang perawat. Anak-anaknya sudah membentuk keluarga baru . Mereka semua terpencar di pinggir-pinggir kota. Anak-anaknya meninggalkan rumah yang sebenarnya hendak diwariskan orangtuanya. Tapi anak-anaknya semua memilih untuk membeli rumah baru sesuai keinginan mereka. Bagi saya, para opa oma lansia ini boleh berbahagia. Para lansia ini telah selesai melaksanakan panggilan perutusan dari Allah dengan membantu anak-anak mereka menemukan panggilan hidupnya, entah menikah, selibat atau menjadi imam biarawati. Membantu anak-anak menjaga iman dan ketaatannya kepada Allah. 

Kita menemukan sikap taat kepada Allah itu dalam kisah-kisah Sabda Tuhan hari ini. Pertama, kita diperdengarkan kisah Abraham, dalam bacaan pertama. Ketaatan Iman Abraham diganjar berkat melimpah oleh Tuhan, yakni janji keturunan sebanyak bintang di langit. Janji tersebut dipenuhi mulai dari lahirnya Ishak dari Sara, istri Abraham. Ishak lahir pada masa tua mereka berdua. Kisah ini direfleksikan lebih lanjut oleh Surat kepada Orang Ibrani dalam bacaan kedua. Apa yang kita lakukan seturut dengan kehendak Allah ini akan menjadi berkat. 

Surat kepada orang Ibrani menegaskan kembali keutamaan iman Abraham, ketaatannya pada setiap perutusan dari Allah. Ketaatan kepada Allah membawa kerelaan untuk berkorban, dan kehilangan segala hal yang mengenakkan dan menyenangkan. 

Abraham dipanggil untuk pergi menuju negeri yang dijanjikan – meski tidak tahu ke mana yang ia tuju. Ia berangkat dari tempat yang sudah ia kenal, menuju tempat yang sama sekali baru. Dan itu tidak menyenangkan. 

Di masa tuanya, Abraham dan Sara menerima perutusan dari Tuhan untuk melahirkan Ishak. Mereka yakin, jika ini yang dikehendaki Allah – Dia juga akan menemani seumur hidup. Melahirkan dan mendidik anak di masa tua tentu tidak mudah. 

Oleh ketaatan iman, Abraham rela mempersembahkan Ishak, Anaknya yang tunggal. Siapa yang ingin mempersembahkan anaknya sendiri? Yang susah payah didapat di masa tua penuh penantian. Namun, Abraham tetap taat kepada Allah, Abraham percaya bahwa kematian bukanlah akhir. Allah membangkitkan orang meski sudah mati. 

Hal yang sama dihidupi oleh Keluarga Kudus Nazaret. Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke umpan Allah dan mempersembahkannya kepada Tuhan. Ini sebuah tanda penyerahan dan pengabdian bahwa Kanak-kanak Yesus dan hidupnya dipakai seturut kehendak Tuhan. Dalam kesempatan itu, Simeon bernubuat kepada Maria – suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri. Perjalanan Maria bersama keluarganya tidak sepenuhnya mulus dan menyenangkan. 

Mari kita bertanya juga dalam diri kita masing-masing. Bagi anda yang ingin menikah, sadari bahwa menikah adalah panggilan Allah bagimu untuk sebuah perutusan. Membentuk keluarga yang kudus dan suci, baik dan benar. Mengatakan iya pada panggilan itu berarti Anda siap untuk memberikan diri, berkorban banyak, kehilangan banyak hal. Inilah kekudusan, berani kehilangan diri demi terwujudnya kehendak Allah dalam keluarga. 

Jadi, kamu bagaimana?

RA

 

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?