Sebuah foto menunjukkan para pria Muslim berdiri di depan sebuah gereja Katolik di Mesir guna melindungi umat Katolik yang sedang menghadiri Misa.
Foto ini sangat kontras mengingat banyaknya serangan meningkat terhadap orang Kristen oleh kelompok Islam di Tanah Firaun tersebut.
Foto itu, yang telah beredar di internet, menunjukkan lebih dari 20 pria Muslim, memakai jubah, sambil berpegangan tangan berbaris di depan katedral Katolik.
Para pria itu dilaporkan melindungi gereja Katolik itu dari kekerasan dan serangan sementara umat Katolik menghadiri Misa di dalam gereja itu.
Foto itu telah mendapat perhatian dari berbagai media setelah di-posting di Twitter oleh Pastor James Martin SJ, seorang penulis dan editor sebuah majalah Katolik terbesar di Amerika Serikat.
Pastor Martin, yang memiliki 30.000 pengikut, mem-posting foto itu di Twitter-nya, dan kemudian di-posting lagi oleh para pengikutnya lebih dari 600 kali dan membuat “favorit” hampir 300 kali.
“Kembalikan kasih sayang dan martabat,” komentar salah satu pengguna Twitter di foto itu, sementara yang lain berkomentar “dunia kita membutuhkan lebih dari ini.”
Meskipun ada harapan dari foto itu, namun banyak pengguna Twitter tetap skeptis terhadap situasi di Mesir, dengan alasan bahwa pendukung Ikhwanul Muslimin telah dilaporkan menyerang puluhan gereja lain dalam beberapa pekan terakhir.
“Aksi damai beberapa orang ini tidak boleh dinodai dengan aksi kekerasan oleh mereka yang lain,” demikian salah satu pengguna Twitter.(http://indonesia.ucanews.com)
Sebuah foto menunjukkan para Pria Muslim menjaga Gereja Katolik di Mesir
Dapatkan CD GITA 9 ROMO “FULL OF GRACE”
Dengan memiliki CD album ini, bersama para Romo,
Anda pun ikut ambil bagian mewujudkan gerakan PERSAUDARAAN, PELAYANAN KASIH dan BELA RASA pada mereka yang kekurangan.
Pemesanan di Komisi KOMSOS KAJ:
Ibu Lili 08128283535 atau Irene 08174815757
Dengan sumbangan min. Rp 59.500,-
(Belum termasuk ongkos kirim)
Milikilah sekarang juga! Mohon broadcast info ini juga ya agar semakin banyak yang ambil bagian dalam karya kasih ini. Tuhan memberkati Anda sekeluarga. Amin
(9 ROMO: Justinus Ardianto, Pr; Antonius Gunardi, MSF; A. Suhardi Antara, Pr; Alexander Erwin, MSF; A. Susilo Wijoyo, Pr; A. Widiatmoko, OMI; Heribertus K, OSC (alm); Johan Ferdinand, Pr; Agustinus Murtika P, SVD)
Misa Tahbisan 9 Imam: “Semboyan Hidup Terukir dan Membaharui Hidup
Sungguh suatu rahmat dan karunia Allah yang Maha Besar karena telah menganugerahkan beberapa gembala baru bagi kita, Umat Gereja Katolik Allah yang Kudus, yaitu 9 Imam yang baru saja ditahbiskan oleh Mgr. I. Suharyo di Gereja St. Arnoldus Jannsen, Bekasi (22/8). 8 imam dari Keuskupan Agung Jakarta dan 1 imam dari Tarekat CICM.
Nama ke-9 Imam baru itu adalah: RD. Antonius Yakin Ciptamulya, RD. Reynaldo Antoni Haryanto, RD. Yohanes Angga Sri Prasetyo, RD. Rafael Yohanes Kristianto, RD. Antonius Baur Asmoro, RD. Antonius Pramono Wahyu Nugroho, RD. Paulus Dwi Hardianto, RD. Albertus Yogo Prasetianto dan RP. Lamma Sihombing CICM.
Misa tahbisan tersebut dipimpin oleh Bapa Uskup Suharyo sebagai konselebran utama dan didampingi oleh Vikjen KAJ, RD. Subagyo; Rektor Seminari Tinggi Keuskupan Agung Jakarta, RD. Tunjung Kesuma; ketua UNIO KAJ, RD Hadi Suryono; dua Pastor Paroki St. Arnoldus RP. Anselmus Wege SVD dan RD. Sylvester Nong, serta Superior Distrik CICM Indonesia- Singapura RP. Kaitanus Saleky, CICM.
Dalam kotbahnya bapak Uskup berpesan kepada para imam baru: “Melayani-lah dengan Gembira dan Tulus Hati dan semboyan yang dibuat oleh masing-masing Imam hendaknya tidak hanya untuk ditulis di buku tahbisan atau buku kenang-kenangan tahbisan, melainkan terukir di dalam hati lalu dihayati dalam semangat Imamat Yesus Kristus Sang Iman Agung.”
Lebih lanjut, Romo Kaitanus Saleky CICM, yang merupakan Superior Distrik CICM, dalam sambutannya mendoakan, “Semoga doa-doa dan dukungan kita memberikan semangat bagi kesembilan Imam yang baru ini agar mereka tetap setia dalam karya dan pelayanan mereka dimana saja mereka diutus sehingga nama Tuhan senantiasa dipuji selama-lamanya.”
Amin.
F. Mekar Wiryanti
Nyala “Api” Semangat Kristus
Hari Minggu XX dalam masa biasa tahun ini, jatuh dalam suasana peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. “Api” perjuangan dikobarkan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan dan membangun Negara yang adil dan makmur berazaskan Pancasila.
Mgr Albertus Soegijapranata SJ (1896-1963) menyalakan “api” perjuangan umat Katolik dengan penegasannya, “Umat Katolik itu 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.” Bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini pun berbicara tentang “api” yang harus tetap menyala, semangat yang tak kunjung padam. Mari kita merenungkannya sejenak.
“Aku datang melemparkan api ke bumi dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala!” (Luk 12:49). Kata-kata Yesus tersebut tergolong keras. Ia mengajak kita untuk melakukan tugas panggilan kristiani dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat. Kita diharapkan tidak ragu atau mundur menghadapi kesulitan ataupun tantangan yang kita temui di tengah jalan. Arah dan tujuannya jelas, maka “api” semangatnya tidak boleh padam demi memperjuangkan dan mencapai apa yang dicita-citakan.
Dalam situasi zaman sekarang ini, di satu sisi, kita melihat perkembangan dan kemajuan di pelbagai bidang. Namun di sisi lain, tantangan materialisme, konsumerisme, hedonisme, dan individualisme merajalela di mana-mana. Selain itu, jurang perbedaan antara kaya-miskin semakin mencolok. Perjuangan mesti terus dilakukan demi kesejahteraan manusia seutuhnya, jasmani dan rohani.
Visi misi Yesus sangat jelas, yaitu melaksanakan kehendak Bapa untuk keselamatan umat manusia, jasmani dan rohani. Demikianlah yang harus Ia lakukan, apapun kesulitan dan hambatannya, betapa pun besar pengorbanannya.
Dalam melaksanakan kehendak Bapa, Yesus tidak melakukannya sendiri. Ia mengumpulkan para rasul dan murid-murid perdana untuk diikut-sertakan dalam pelaksanaan kehendak Bapa bersama-Nya. Orang-orang ini merupakan orang-orang pilihan-Nya. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh 15:16).
Kita ini pun termasuk orang-orang pilihan-Nya, meski kita menyadari kelemahan dan ketidaklayakan kita. Kristus telah memilih kita menjadi pengikut dan murid-Nya, sahabat-Nya dalam mengemban amanat Bapa.
Kita yang dipanggil dan dipilih menjadi murid-murid-Nya hendaknya melaksanakan perutusan-Nya dengan mata yang tertuju kepada Yesus. “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, …” (cfr. Ibr 12:2). Konsentrasikan pada diri Yesus Kristus! Pahami dan kenalilah Dia! Jadilah sehati sepikir dengan-Nya! Sehingga Ia menjadi teladan dan kekuatan yang meneguhkan kita untuk berjuang terus bersama-Nya.
Dialah yang memimpin kita dalam iman. Ia tidak peduli akan kehinaan kayu salib, Ia tekun memikul salib-Nya sampai ke titik akhir, yaitu penyaliban di Golgota. Yesus setia dan tabah menanggung segala bantahan terhadap diri-Nya, pun kalau bantahan dan perlawanan itu datang dari orang-orang yang berdosa, orang-orang yang tidak pantas.
Melihat teladan Yesus tersebut, kita pun semakin dikuatkan oleh “api” semangat yang menyala dalam Hati-Nya. Kalau Ia rela dan berani menghadapi segala cobaan itu, kita pun mengikuti ajakan-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23).
Seperti yang terungkap dalam Ibr 12: 3-4, “…janganlah kita menjadi lemah dan putus asa”, sebab “dalam pergumulan kamu melawan dosa, kamu belum sampai mengucurkan darah.” Kita harus berani mengikuti Yesus seperti yang ditunjukkan oleh para martir. Sanggupkah kita untuk itu? Adakah “api” Kristus menyala dalam diri pribadi kita?
Mgr Joseph Theodorus Suwatan MSC
Uskup Manado
Sumber: www.hidupkatolik.com
Halaman Katedral dipadati Kendaraan yang Parkir saat Umat Muslim melaksanakan Sholat Id
Ada pemandangan dan peristiwa yang unik yang sebenarnya setiap tahun pasti terjadi di Gereja Katedral Jakarta. Peristiwa ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri kemarin (8/8), saat itu umat Muslim dari sekitar Jakarta mulai berduyun-duyun menuju Masjid Istiqlal Jakarta untuk menghadiri Sholat Id.
Masjid terbesar di Asia Tenggara, yang berkapasitas 200 ribu jamaah itu, letaknya persis berhadapan dengan Gereja Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.
Peristiwa unik itu adalah areal halaman gereja Katedral menjadi parkiran bagi ribuan jamaah yang akan menunaikan ibadahnya.
Hal ini sudah menjadi tradisi yang baik dan tetap dipertahankan, dan bahkan menjadi simbol toleransi di Indonesia yang mungkin masih tersisa. Ketika Lebaran tiba atau hari keagamaan besar terjadi atau peristiwa besar lainnya, maka halaman dan pelataran katedral dibuka buat parkir kendaraan jamaah yang melaksanakan sholat, bahkan mereka gunakan untuk beristirahat.
Biasanya setiap hari kendaraan yang masuk ke halaman gereja tersebut dipungut biaya dan pintu gerbang gereja tersebut selalu ditutup kecuali Natal, Paskah atau tamu khusus yang datang. Namun, sejak pukul 05.00 WIB, pintu gerbang gereja dibuka lebar untuk dijadikan tempat parkir kendaraan jamaah, yang ingin Sholat Id di Istiqlal.
Para jamaah yang memakai kendaraan diarahkan pihak keamanan dari kepolisian ke dalam areal gereja. Pihak keamanan dalam gereja pun turut menyambut dengan membantu jamaah untuk memarkirkan kendaraannya.
Bukan itu saja, sejumlah petugas keamanan dalam gereja Katedral pun tampak menjaga kendaraan-kendaraan yang terparkir di dalam areal gereja.
Sementara itu, dapat dikabarkan pula sejumlah petugas keamanan baik dari kepolisian maupun Polisi Militer (PM) bertugas mengatur arus lalu lintas di sekitar masjid Istiqlal.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri melaksanakan Sholat Iedul Fitri 1 Syawal 1434H, Kamis (8/8/2013) pukul 07:00 WIB di Masjid Istiqlal.
Semoga peristiwa unik yang selalu terjadi itu, dapat menjadi inspirasi yang kuat bagi pentingnya menegakkan ke-bhinekaan tunggal ika bangsa ini. (tribunnews, dan sumber lainnya)
SMA Katolik Asisi Tebet Jadi Sasaran Bom Molotov
SMA Katolik Santo Fransiskus Asisi di Jalan Haji Ramli, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, menjadi sasaran pelemparan bom molotov oleh orang tak dikenal, Selasa (6/8/2013) dini hari.
Kepala Polsek Tebet Komisaris Nico Andreano Setiawan mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 01.00. Api sempat muncul di teras sekolah, tetapi segera dipadamkan oleh petugas keamanan sekolah.
“Sempat muncul api, tapi langsung cepat dipadamkan security. Enggak ada yang terbakar, korban jiwa juga tidak ada,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang.
Polisi masih menyelidiki kasus ini, termasuk mencari tahu jumlah pelaku. Aktivitas belajar-mengajar sekolah dari tadi pagi sampai siang ini masih berjalan normal.
Keprihatinan dan Harapan dari Bapak Uskup kita, Mgr. Ignatius Suharyo, via Blackberry Messenger (6 Agustus 2013 pk. 11.16) :
[1] Beliau sangat prihatin ketika menerima laporan polisi tentang penemuan bom molotov di komplek Sekolah Asisi hari ini.
[2] Beliau sangat mengharapkan kita meningkatkan keamanan komplek Gereja-Gereja dan lembaga-lembaga Katolik seperti sekolah dan rumah sakit, untuk mengantisipasi kemungkinan tindak teror dan kekerasan (bdk. peristiwa bom Vihara Ekayana, Jakarta Barat, 4 Agustus 2013)
[3] Namun, sangat diharapkan juga peningkatan keamanan tsb tetap mengutamakan keramahan pelayanan kita dan jangan sampai menimbulkan keresahan luas di kalangan umat dan warga masyarakat sekitar.
(Sumber: http://megapolitan.kompas.com/)
Konferensi Pers Paus Dengan Jurnalis Di Pesawat Dari Rio, Brazil
Dalam penerbangan kembali dari Rio, Paus Fransiskus mengadakan konferensi pers dengan para wartawan sekitar satu setengah jam. Paus berbicara tentang isu-isu yang juga kontroversial seperti peranan wanita dalam Gereja, Bank Vatikan dan ia bahkan berbicara tentang apa yang disebut “lobby gay”.
PAUS FRANSISKUS tentang “lobby gay“
“Akhir- akhir ini cukup banyak publikasi tentang ‘lobby gay’. Saya bahkan belum menemukan orang yang mengenalkan dirinya di Vatikan dengan ‘kartu identitas gay’ . katanya ada beberapa. Dalam situasi-situasi seperti ini, pentinglah untuk membedakan antara seorang gay dan sebuah lobby gay, karena semua lobby adalah sesuatu yang tidak pernah baik. Jika seorang gay, seorang yang punya kehendak baik dan mencari Tuhan, siapakah saya untuk menghakimi dia? Katekismus Gereja Katolik menjelaskan dengan baik sekali bahwa orang-orang ini tidak boleh didiskriminasi melainkan diterima. Masalahnya bukan karena mereka memiliki tendensi ini, mereka adalah saudara-saudara kita, masalahnya adalah melakukan lobby: yaitu atas tendensi ini atau lobby bisnis, lobby politisi, lobby kaum mason, banyak lobby-lobby lainnya .. ini adalah masalah yang paling berat”.
PAUS FRANSISKUS tentang Bank Vatikan
“Saya tidak tahu akan jadi apa Bank Vatikan. Ada yang mengatakan yang terbaik adalah memiliki sebuah bank, yang lain mengatakan seharusnya sebuah dana ‘relief 39;, ada lagi mengatakan sebaiknya ditutup saja. Kita mendengar pilihan-pilihan ini sepanjang waktu. Untuk saat ini, saya percaya dengan pekerjaan dari tim IOR. Entah apakah itu sebuah bank atau dana, atau apapun namanya, semua harus didasari dengan transparansi dan kejujuran. Demikian seharusnya. Terima kasih.
PAUS FRANSISKUS tentang peranan wanita dalam Gereja.
“Sejauh hal tentang tahbisan imamat wanita, Gereja telah berbicara jelas dan jawabannya adalah tetap TIDAK. Yohanes Paulus II menetapkan posisi Gereja dengan pasti. Pintu itu telah tertutup. Tetapi, ijinkan saya katakan suatu hal kepadamu, Bunda kita, Maria, telah lebih jauh penting daripada para rasul, para uskup, para dekan dan para imam. Jadi, para wanita mempunyai peranan yang lebih penting daripada para uskup atau imam. Bagaimana? Hal ini akan kita jelaskan dengan lebih baik lagi.
PAUS FRANSISKUS tentang Mgr. Ricca(tuduhan melakukan skandal dan dikeluarkan dari Nunciatur di Amerika Latin).
“Mengenai Uskup Ricca. Saya telah melakukan apa yang harus kulakukan dibawah Hukum Kanonik, yang melibatkan sebuah investigasi. Investigasi itu tidak menemukan apapun yang berkaitan dengan tuduhan itu. Kami tidak menemukan apapun. Tetapi ijinkan saya menambahkan suatu hal tentang ini. Begitu seringnya, ketika kita memandang kasus-kasus seperti ini, kita menyoroti dosa-dosa orang muda dan mempublikasikan itu. Tetapi setiap orang, awam, imam dan biarawati, jika setiap orang melakukan dosa dan kemudian memohon pengampunan kepada Tuhan, mereka diampuni. Ketika Tuhan mengampuni, IA melupakan. Seperti dalam parabola ‘Anak yang hilang’: saat anakNya kembali, Bapa tidak melakukan interogasi terhadapnya melainkan berpesta. Hal ini sangat penting bagi hidup kita. Saya tidak berbicara tentang tindakan kriminal, itu hal yang berbeda. Pelecehan terhadap anak-anak adalah sebuah tindakan kriminal, tetapi saya sedang membicarakan tentang dosa-dosa.”
PAUS FRANSISKUS tentang hubungan kerjanya dengan Benediktus XVI
Tanggal kanonisasi Yohanes Paulus II yang paling memungkinkan tanggal 27 April dan bukan 8 Desember. “Dengan Benediktus XVI, itu seperti memiliki seorang kakek di rumah. Tapi seorang kakek yang amat bijaksana. Dalam sebuah keluarga, seorang kakek ada di rumah, ia dihormati, dikasihi dan ia didengarkan. Benediktus XVI adalah pria yang amat berhati-hati … Ia tidak melibatkan diri di dalam isu-isu. Sering kali saya berkata kepadanya, ‘Yang Mulia, Anda tetaplah menerima tamu-tamu, berjumpa dengan orang-orang, ikutlah bersama kami.’ Ia akhirnya setuju untuk ikut hadir di dalam inaugurasi patung Santo Mikael yang baru. Saya pikir intinya adalah: seperti memiliki seorang kakek di rumah. Ia seperti seorang ayah bagi saya. Apabila saya sedang bingung atau saya tidak memahami sesuatu hal, saya dapat menelpon dia.”
Bapa Suci juga berkata dia agak merindukan kota Buenos Aires dan berkata ingin pergi keluar dan berjalan di tengah kota. Tetapi ia juga memahami dan menghormati keterbatasan polisi Vatikan. Ia menambahkan bahwa ia tidak takut akan serangan-serangan terhadap dirinya dan menjelaskan bahwa adalah hal yang tidak wajar untuk menjauh dari orang-orang untuk menghindari sebuah serangan.
Bapa Suci menjelaskan juga bahwa ia tidak takut menggunakan kalimat-kalimat yang sederhana dan jelas maknanya untuk menyampaikan pesan-pesannya dan pasti akan memberikan lagi banyak hal untuk dibicarakan di masa depan.
(Oleh: Shirley Hadisandjaja/Sumber: TV2000)
Kelanjutan Gereja di Tangan OMK
Sekitar 80 Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Hati Kudus Kramat, Jakarta Pusat, bergerak meninggalkan Gereja Kramat dengan menumpang empat tronton milik TNI Angkatan Laut, Jumat pagi, 5/7. Mereka menuju Bumi Perkemahan Mandalawangi, Cibodas, Jawa Barat, untuk mengikuti camping rohani bertajuk “Summer Camp OMK 2013” selama tiga hari.
Ketua OMK Paroki Kramat, Sigit Wibowo, mengatakan, acara ini bertujuan membangun semangat persaudaraan antaranggota serta menarik minat kaum muda lain yang belum terlibat di OMK. “Ada 1.411 orang muda di Paroki Kramat. Tapi, hanya segelintir yang aktif,” katanya.
Realita ini yang mendorongnya menyelenggarakan camping rohani. “Kurang terlibatnya kaum muda dalam acara paroki, mungkin juga karena kurang diberi tempat,” kata Sigit yang baru setengah tahun menakhodai OMK Paroki Kramat.
Menurut Sigit, butuh waktu tiga bulan untuk mempersiapkan acara ini, termasuk mengumpulkan dana lewat menjual koran bekas, baju, dan minuman di kantin dekat gereja. Ketua pelaksana camping, Doni Labok, bersyukur karena usia para peserta camping bervariasi, bahkan ada anak-anak SD. “Kehadiran mereka memberi harapan, ada regenerasi OMK ke depan,” tuturnya.
Kegiatan ini ditutup dengan Misa yang dipimpin Pastor Bartolomeus Didit Tri Haryadi OFM pada Minggu, 7/7. Seorang peserta, Agatha Mira Febriana, mengaku memperoleh banyak pengalaman. “Saya juga senang berkenalan dan berjumpa dengan temanteman baru,” ungkap peserta dari Lingkungan Faustina ini. (Sumber: http://www.hidupkatolik.com/)