Home Blog Page 117

Surat Gembala KWI Terkait PILPRES 9 Juli 2014: “Pilihlah Secara Bertanggungjawab, Berlandaskan Suara Hati”

Segenap Umat Katolik Indonesia yang terkasih,

Kita bersyukur karena salah satu tahap penting dalam Pemilihan Umum 2014 yaitu pemilihan anggota legislatif telah selesai dengan aman. Kita akan memasuki tahap berikutnya yang sangat penting dan menentukan perjalanan bangsa kita ke depan. Pada tanggal 9 Juli 2014 kita akan kembali memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan memimpin bangsa kita selama lima tahun ke depan. Marilah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden ini kita jadikan kesempatan untuk memperkokoh bangunan demokrasi serta sarana bagi kita untuk ambil bagian dalam membangun dan mangembangkan negeri tercinta kita agar menjadi damai dan sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan bangsa kita.

Ke depan bangsa kita akan menghadapi tantangan-tantangan berat yang harus diatasi di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang baru, misalnya  masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial, pendidikan, pengangguran, tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Masalah dan tantangan lain yang tidak kalah penting adalah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, kerusakan lingkungan hidup dan upaya untuk mengembangkan sikap toleran,  inklusif dan plural demi terciptanya suasana rukun dan damai dalam masyarakat. Tantangan-tantangan yang berat ini harus diatasi dengan sekuat tenaga dan tanpa henti. Kita semua berharap semoga di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang akan terpilih, bangsa Indonesia mampu menghadapi, mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah itu.

Kami mendorong agar pada saat pemilihan mendatang umat memilih sosok yang mempunyai integritas moral. Kita perlu mengetahui rekam jejak para calon Presiden dan Wakil Presiden, khususnya mengamati apakah mereka sungguh-sungguh mempunyai watak pemimpin yang melayani dan yang memperjuangkan nilai-nilai sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja : menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kita sungguh mengharapkan pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu kenalilah sungguh-sungguh para calon sebelum menjatuhkan pilihan.

Agar pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bisa berjalan dengan langsung, umum, bebas dan rahasia serta berkualitas, kita harus mau terlibat. Oleh karena itu kalau saudara dan saudari memiliki kesempatan dan kemampuan, sungguh mulia jika Anda bersedia ikut menjaga agar tidak terjadi kecurangan pada tahap-tahap pemilihan. Hal ini perlu kita lakukan melulu sebagai wujud tanggungjawab kita, bukan karena tidak percaya kepada kinerja penyelenggara Pemilu.

Kami juga menghimbau agar umat katolik yang terlibat dalam kampanye mengusahakan agar kampanye berjalan dengan santun dan beretika, tidak menggunakan kampanye hitam dan tidak menggunakan isu-isu  SARA. Khususnya kami berharap agar media massa menjalankan jurnalisme damai dan berimbang. Pemberitaan media massa hendaknya mendukung terciptanya damai, kerukunan serta persaudaraan, mencerdaskan dan tidak melakukan penyesatan terhadap publik, sebaliknya menjadi corong kebenaran.

Marilah kita berupaya sungguh-sungguh untuk mempertimbangkan dan menentukan pilihan dengan hati dan pikiran yang jernih. Konferensi Waligereja Indonesia menyerukan agar saudara-saudari menggunakan hak untuk memilih dan jangan tidak ikut memilih. Hendaknya pilihan Anda tidak dipengaruhi oleh uang atau imbalan-imbalan lainnya. Sikap demikian merupakan perwujudan ajaran Gereja yang menyatakan, “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75).

Pada akhirnya, marilah kita dukung dan kita berikan loyalitas kita kepada siapa pun yang akan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014 – 2019. Segala perbedaan pendapat dan pilihan politik, hendaknya berhenti saat Presiden dan Wakil Presiden terpilih dilantik pada bulan Oktober 2014. Kita menempatkan diri sebagai warga negara yang baik, menjadi seratus prosen Katolik dan seratus prosen Indonesia, karena kita adalah bagian sepenuhnya dari bangsa kita, yang ingin menyatu dalam kegembiraan dan harapan, dalam keprihatinan dan kecemasan bangsa kita (bdk GS 1).

Marilah kita mengiringi proses pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan memohon berkat dari Tuhan, agar semua berlangsung dengan damai dan berkualitas dan dengan demikian terpilihlah pemimpin yang tepat bagi bangsa Indonesia. Semoga Bunda Maria, Ibu segala bangsa, senantiasa melindungi bangsa dan negara kita dengan doa-doanya.

Jakarta, 26 Mei 2014

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

+ I. Suharyo  (Ketua)

+ Y. Pujasumarta (Sekretaris Jendral)

Download Surat Gembala KWI tentang PILPRES 9 Juli 2014

KAJ download

Data Statistik Vatikan 2012: “Jumlah Umat Katolik, Imam, Diakon, dan Religius Pria Meningkat, Tetapi Jumlah Suster Biarawati dan Calon Imam Menurun”

Dua hari lalu (5/5), Catholic Herald melansir berita terkait dikeluarkannya data statistik Vatikan dari Buku Tahunan Statistik Gereja Katolik terkait jumlah umat Katolik, imam, diakon tetap, religius pria, biarawan dan biarawati di seluruh dunia, hingga 31 Desember 2012.

Disebutkan bahwa jumlah umat Katolik, imam, diakon tetap dan religius pria/biarawan di seluruh dunia, semua menunjukkan peningkatan tahun 2012, sementara sebaliknya jumlah suster biarawati dari berbagai terekat terus menurun, demikian diungkap Catholic Herald berdasar statistik Vatikan terbaru.

Ada tambahan catatan bahwa terjadi juga penurunan untuk pertama kali secara global, terkait jumlah Calon Imam. Penurunan ini terjadi untuk kali pertama dalam beberapa tahun terakhir.

Hingga akhir tahun 2012, umat Katolik di seluruh dunia telah mencapai 1,228 miliar, tambah 14 juta atau 1,14 persen, sedikit melampaui tingkat pertumbuhan populasi global, seperti tahun 2013, yang diperkirakan 1,09 persen. Gereja Katolik memiliki persentase populasi global yang tidak berubah di tahun sebelumnya yakni sekitar 17,5 persen. Kemudian selama tahun 2012, sekitar 16,4 juta orang dibaptis baik bayi maupun orang dewasa.

Buku itu juga melaporkan para uskup di seluruh dunia berjumlah 5.133 orang. Total jumlah imam – diosesan dan religius – di seluruh dunia bertumbuh dari 413.418 menjadi 414.313, dengan sedikit peningkatan di Afrika, meningkat di Asia, dan sedikit penurunan di Amerika, Eropa dan Oseania. Asia memiliki pertumbuhan 13,7 persen dalam jumlah imam antara tahun 2007 dan akhir tahun 2012.

Diakon tetap dilaporkan berjumlah  42.104 orang,  meningkat lebih dari 1.100 dibanding tahun sebelumnya, dan 17 persen peningkatan sejak tahun 2007. Sebagian besar – lebih dari 97 persen – dari diakon tetap berada di Amerika atau Eropa.

Jumlah bruder menunjukkan pertumbuhan 0,4 persen di seluruh dunia – mencapai 55.314 pada akhir tahun 2012. Pertumbuhan sedikit terlihat di beberapa benua kecuali Amerika.

Sedangkan jumlah suster menunjukkan penurunan. Total dari 702,529 suster sementara dan permanen dan jumlah suster tahun 2012 menunjukkan penurunan 1,5 persen dari tahun sebelumnya dan penurunan 5,9 persen sejak tahun 2007.

Selain itu jumlah calon imam – baik diosesan maupun ordo religius – yang telah mencapai studi filsafat dan teologi, juga menunjukkan penurunan untuk kali pertama sejak 2003. Jumlah calon imam menurun menjadi 120.051 orang pada akhir tahun 2012 dibandingkan 120.616 di akhir tahun 2011.

Peningkatan dilaporkan di benua Afrika dan Asia, meskipun kenaikannya kecil; Afrika memiliki 245 calon imam tahun 2011 dan Asia melaporkan 179 calon imam di tingkat terakhir.

Lebih lanjut menurut buku tahunan itu, persentase umat Katolik tertinggi berada di Amerika dimana mereka memiliki 63,2 persen dari populasi di benua itu. Sedangkan Asia memiliki jumlah terendah dengan 3,2 persen dari jumlah populasi benua tersebut.

Buku tahunan Statistik Vatikan tersebut juga menyebutkan bahwa ada sekitar 4,8 juta umat Katolik yang tidak bisa didata, karena mereka berada di negara-negara yang mengekang keras kehidupan beragama sehingga tidak bisa memberi laporan. Negara tersebut antara lain China dan Korea Utara.

China akan Menjadi Negara Kristen Terbesar di Dunia pada Tahun 2030

Secara resmi negara Republik Rakyat China adalah sebuah negara Komunis, namun hal itu beberapa dekade terakhir berubah dengan sangat cepat, karena sekitar 1,3 miliar penduduknya justru lebih mencari makna hidup dan kedamaian spiritual dari pada menerima tawaran komunisme dan kapitalisme, demikian sebuah berita yang dirilis oleh Telegraph, terkait populasi umat kristiani di negara tersebut.

Komunitas Kristiani bertumbuh pesat sejak sebuah Gereja pertama kali didirikan setelah kematian Pimpinan Mao pada 1979.

“Menurut perhitungan saya, RRC ditakdirkan menjadi Negara Kristiani terbesar di dunia, bukan hanya terbesar dalam hal kemajuan ekonomi,” tegas Prof. Fenggang Yang, Guru Besar Sosiologi Univ. Purdue, yang menulis sebuah buku Religion di Cina: Survival and Revival under Communist Rule.

Lanjut Prof. Yang, bahwa pada 2030, populasi umat Kristen termasuk Katolik di Tiongkok akan melampaui 247 juta, itu berarti berada di atas Mexico, Brazil dan bahkan Amerika.

“Mao berpikir bahwa dia bisa memusnahkan agama. Dan dia berpikir bahwa usaha itu sudah lengkap dan berhasil,” tandas Prof Yang, “Padahal keliru. Ini ironis, bahwa justru sebenarnya kegagalan merekalah yang lengkap dan berhasil.”

Paus Fransiskus: “Saya menangis melihat orang Kristen disalib di Suriah”


Paus Fransiskus, Saya menangis melihat orang Kristen di Salib, paus menangis, perang di suriahLihat Artikel Terbaru tentang Doa Paus bagi Penderitaan Umat Kristen Katolik Syria di Mosul, Irak karena kekejaman ISIS.

Hari ini masih saja ada orang yang membunuh dan menganiaya sesamanya atas nama Allah dan itu sangat menyedihkan. Paus Fransiskus menangisi orang Kristen yang disalibkan di Suriah. Dia mengingatkan keadaan sangat buruk yang dialami orang Kristen telah terjadi di negara-negara bukan Kristen selama Misa di Casa Santa Marta, demikian diberitakan pada Jumat (2/5).

Dia mengomentari bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 5:34-42). Dalam bacaan itu disebutkan murid-murid Yesus yang dicambuki Dewan Sanhedrin Yahudi. Murid-murid Yesus dipaksa untuk tidak mewartakan Yesus. “Mereka iri pada Yesus dan tidak bisa menerima orang-orang mengikuti-Nya, kata Paus Francis. “Mereka tidak bisa mentolerir kelemahlembutan Yesus , tidak bisa mentolerir kelemahlembutan dari Injil , dan tidak bisa mentolerir cinta . “

Keadaan serupa juga dialami orang Kristen kini di banyak negara-negara bukan Kristen dan negara-negara sekular. Mereka  dapat dimasukkan dalam penjara dan bahkan dihukum mati hanya karena memiliki Injil atau mengenakan salib.

“Saya menangis ketika saya melihat laporan berita tentang umat Kristen yang disalibkan di negara tertentu yang bukan Kristen. Hingga hari ini masih ada orang-orang yang membunuh dan menganiaya, dalam nama Tuhan.”

“Di lain pihak kita umat Kristiani sebenarnya justru semakin teguh beriman ketika mengalami penderitaan. Kita tahu bahwa banyak orang seperti para rasul yang bersukacita karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan dalam nama Kristus,” kata Paus Fransiskus, seperti dilansir Catholicherald.Co.Uk tentang peristiwa penyaliban yang dilakukan pemberontak Suriah.

Lebih lanjut Paus Francis mengatakan bahwa tidak seperti pemerintahan Sanhedrin , Yesus tidak khawatir tentang berapa banyak orang yang mengikutinya, melainkan “….Dia berbicara , Dia berkhotbah , Dia mencintai , menyertai dan berjalan dengan semua orang, dengan lemah lembut dan rendah hati. Dia mewartakan cinta, menghibur yang sedih, menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati, mengusir roh jahat dan memberikan pengampunan dosa”.

Menghayati Makna Bhineka Tunggal Ika sebagai Tantangan untuk Memberikan Kesaksian Iman

Dosen Pasca Sarjana STF Driyarkara, Rm. Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin MA, Ketua HAAK KAJ, Bpk. Yohanes Haryono, bhineka tunggal ika, aula katedral jakarta, paroki katedral

Di tengah maraknya kasus intoleransi umat beragama di negara kita yang ber-Bhineka Tunggal Ika ini, maka Seksi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) paroki-paroki se-KAJ bekerjasama dengan komisi HAAK KAJ, Penerbit Obor serta KWI mengadakan Seminar Sehari Ber-Tema “Iman, Hati Nurani dan Kebenaran dalam Tantangan Zaman,” pada Sabtu, 3 Mei 2014 di Aula Paroki Katedral Jakarta.

Dalam kesempatan itu dihadirkan dua narasumber berbobot yaitu Dosen Pasca Sarjana STF Driyarkara, Rm. Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno SJ dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, MA. Seminar yang dimoderatori oleh Ketua HAAK KAJ, Bpk. Yohanes Haryono itu dihadiri lebih dari 300 orang dari berbagai paroki dan tokoh lintas agama.

Din Syamsuddin mengimbau kepada seluruh umat beragama di Indonesia untuk tetap selalu menjaga kerukunan antaragama guna menciptakan kedamaian dan juga menghindari perpecahan.

“Umat berbagai agama akan bisa bekerja sama akan menampilkan kehidupan dengan damai. Bekerja sama, toleransi, dan akan cukup kuat untuk menghadapi pemeluk-pemeluk agama yang ingin memecah belah,” kata Din, dalam seminar dan bedah buku Romo Franz Magnis Suseno SJ berjudul ‘Iman dan Hati Nurani’.

Din mengatakan, saat ini banyak pihak yang mencoba mempolitisasi agama baik di bidang politik maupun ekonomi. Hal itu menurutnya yang sering memperkeruh suasana dan membuat perpecahan sehingga mengganggu kedamaian.

“Saya ini penganut kerukunan sejati bukan kerukunan yang basa-basi. Bagimu agamamu, bagiku agamaku tapi kita sebagai saudara bisa hidup. Itu tanggung jawab bersama-sama. Maka ini perlu pendekatan kerukunan tertentu,” jelas Din.

Selain itu, Din juga mengaku sering mendapat kecaman dari beberapa kalangan Muslim jika dirinya menghadiri acara hari besar umat non-Muslim seperti perayaan Natal ataupun perayaan hari besar umat Hindu ataupun Buddha.

“Saya sering mendapatkan kecaman kiri kanan, karena ada fatwa MUI tidak dapat menghadiri acara agama lain. Tidak boleh mengucapkan salam, ucapan selamat Natal, tapi hal itu tetap saya kesampingkan. Karena menurut saya, saya meyakini kalau keimanan agama masing-masing itu kuat, itu akan memanifestasikan kebersamaan,” tandas Din yang juga ketua Indonesian Committee on Religion for Peace (IComRP) ini.

Ia juga mengajak semua elemen untuk tidak menilai kafir terhadap orang atau agama lain. “Kadang kita mengklaim kebenaram yang akhirnya mengkafirkan orang lain. Ini muncul juga di agama saya. Kita jangan saling kafir-mengkafirkan, lebih baik kita mencari kebenaran untuk dijadikan titik temu untuk kebaikan bersama,” kata Din.

Dalam hidup beragama, lanjutnya, “kita harus mantap dalam iman kita, dan jangan ragu dengan iman kita. Iman kita perlu didalami.”

Terkait kegusaran umat Kristiani tentang eksistensi Pancasila, Din mengajak umat Kristiani tidak perlu takut. “Kawan-kawan dari Kristiani tidak usah khawatir, NU dan Muhammadiyah akan tetap menegakkan Pancasila.”

Menurutnya, dialog aksi perlu terus dilakukan. Ia mencontohkan di Yogyakarta tiga rumah sakit — Katolik, Muhammadiyah dan Protestan — menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membangun kerjasama tiga rumah sakit itu ke depan.

Sementara itu Romo Magnis mengajak semua pihak untuk tidak menilai agama lain itu buruk. “Kita jangan menilai agama lain itu buruk. Kita tidak boleh mempersalahkan orang lain tapi mempertanggungjawabkan iman kita.”

Ia mengajak umat Kristiani terus membangun komunikasi dan silaturahim. “Saya selalu minta para pastor paroki untuk membangun komunikasi atau silahturahim dengan para tokoh Muslim di wilayah mereka.”

Romo Magnis mengamati, dalam 40 tahun terakhir Indonesia lebih Islami. Dan trend ini masih berlangsung terus, umat Kristiani baik Katolik maupun Protestan mengalami Islamisasi ini sebagai tantangan. Intoleransi di tingkat akar rumput bertambah. Tapi ini tidak menghalang umat Kristiani untuk terus berupaya membangun hubungan baik.

Ia mengatakan banyak dari kaum rohaniwan mempunyai hubungan yang cukup baik dengan pelbagai pribadi dan kelompok Muslim. Kami merasakan bahwa Islam, termasuk banyak yang sering disebut radikal, menghormati para pastor dan suster. Dengan itu, kata Romo Magnis, “kita bisa menghadapi umat Muslim dengan lebih terbuka. Karena itu kita kaum rohaniwan juga dapat membantu umat untuk bersikap dengan saudara-saudari Muslim secara wajar dalam semangat Kristus.”

Terkait sejumlah kasus pembangunan gereja, Romo Magnis mengatakan, “Tentu saja, kita juga boleh dan kadang-kadang harus membela hak-hak kita sampai di depan pengadilan. Tetapi, fokus kita adalah pada kesaksian: kesaksian akan kekuatan cinta kasih yang tidak bisa dipadamkan.” (indonesia. ucanews.com dan sumber lainnya)

Mgr. Suharyo Menetapkan Dewan Karya Pastoral (DKP) KAJ

Keuskupan Agung Jakarta, kaj

Keuskupan Agung Jakarta, kajDalam hari studi komisi-komisi dan pemikat KAJ (Sabtu, 3/5) di Aula Bawah Paroki Katedral Jakarta, Uskup Agung Jakarta Mgr. Suharyo memutuskan menetapkan keanggotaan Dewan Karya Pastoral (DKP) KAJ. DKP ini adalah bentuk lain dari Dewan Pastoral sebagaimana diatur dalam KHK 1983 Kanon 511-514. “Setelah mendengar penjelasan dan paparan dalam hari studi ini saya tidak perlu berlama-lama lagi membentuk DKP KAJ. Embrio dari DKP adalah komisi-komisi dan pemikat yang sudah ada selama ini. Sedangkan DKP Harian adalah Tim Karya Pastoral. Saya segera akan membuat surat keputusan sekaligus melengkapi susunan DKP maupun DKP Harian ini,” jelas Mgr. Suharyo.

Sebelumnya, Rm. Purbo Tamtomo, Pr mengatakan bahwa pemilihan nama Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Jakarta (DKP KAJ) untuk membedakan dengan Dewan Pastoral sebagaimana diatur dalam KHK 1983 kanon 511-514. Selain itu situasi dan kebutuhan pastoral KAJ juga ikut melatarbelakangi pembentukan Dewan Karya Pastoral KAJ  ini. Antara lain Rm. Purbo mengatakan KAJ belum mampu memenuhi tuntutan persyaratan pembentukan Dewan Pastoral Keuskupan sebagaimana ditentukan dalam KHK 1983 itu.

“Padahal kita membutuhkan kehadiran dewan seperti itu. Karena itu dengan sadar dinamailah dewan ini Dewan Karya Pastoral. Tambahan kata ‘karya’ mau menggarisbawahi fokus perhatian yang mau diemban yaitu Karya Pastoral.” Dengan istilah karya mau menujukkan bahwa suatu kebijakan pastoral harus  berlanjut dengan suatu tindakan dan gerakan bersama. Tidak cukup bila pelayanan dewan ini hanya sibuk dengan konsep-konsep pastoral yang tidak kontekstual dan realistis. Sebagai sebuah gerakan bersama (komunio/kolegialitas umat beriman) maka karya-karya ini sungguh  menghidupi semangat ini dengan mengutamakan perjumpaan dan komunikasi bersama,” tandas Rm. Purbo. Segala upaya ini, lanjut Rm. Purbo, akhirnya akan semakin mewujudnyatakan  kerajaan Allah dan kerahimanNya di dalam Gereja kita.

Setidaknya ada tiga tugas penting Dewan Karya Pastoral yang diungkapkan oleh Rm. Purbo yaitu melakukan penelitian, membuat pertimbangan menyangkut karya pastoral KAJ serta membuat kesimpulan praktis dari penelitian tersebut, yang kemudian akan disampaikan kepada Uskup untuk selanjutnya jadi rujukan keputusan untuk diwujudkan bersama.

Untuk lebih mematangkan pembentukan DKP KAJ ini, Rm. Adi Prasojo menawarkan sebuah organikgram DKP untuk KAJ. “Paroki tetap menjadi fokus pelayanan. Kehadiran DKP ini untuk membantu uskup melayani paroki. Untuk itu perlu  ada perangkat-perangkatnya (seperti dewan konsul, dewan pertimbangan, dewan keuangan, dsb) agar uskup memberi keputusan komprehensif. Karena itu uskup akan menjadi penggerak DKP,” jelas Rm. Adi. Untuk itu DKP perlu didukung oleh DKP  Harian serta sekretariat bersama komisi-komisi dan pemikat guna memudahkan koordinasi.

Rm. Adi mengusulkan agar sekretariat DKP ditempatkan di UUP Samadi Klender yang sekaligus akan menjadi pusat pastoral KAJ. Dengan demikian  Direktur Samadi bisa sekaligus menjadi sekjen DKP. Sedangkan untuk menjadi ketua DKP, Rm. Adi mengusulkan Vikjen atau langsung Uskup.

Melihat apa yang selama ini telah dilakukan Tim Karya Pastoral, rasanya tidak ada masalah jika tim tersebut menjadi DKP Harian KAJ. Seperti diungkapkan oleh Felix Iwan Wijayanto, sekretaris Vikjen KAJ (saat ini sekretaris DKP KAJ) bahwa apa yang dikerjakan Tim Karya Pastoral selama ini sudah mirip dengan tugas-tugas yang diusulkan Rm. Purbo mapun Rm. Adi.  Felix mengutip surat  pengangkatan dan pengangkatan kembali anggota Tim Karya Pastoral per 30 sept 2013: Tugas tim karya pastoral memberi usul, saran dan pertimbangan kepada uskup dalam memberi pelayanan kepada umat KAJ. “Ada sumbangan gagasan. Namun setelah berjalan ternyata tidak cukup hanya gagasan. Ada muncul kebutuhan dalam tataran pelaksanaan. Contoh lain Tim Karya Pastoral juga telah menghasilkan Ardas 2011-2015, Pedoman Dasar Dewan Paroki tahun 2014, Draf Pedoman reksa pastoral komisi 2014 dan menyiapkan draf gerakan pastoral tahunan. Jadi Tim Karya pastoral tidak sekedar memberi gagasan tetapi juga ikut melaksanakan dan menyosialisasikannya ke paroki-paroki dan kegiatan lainnya,” ungkap Felix.

Rm. J. Subagyo, Vikjen KAJ juga mengatakan bahwa gagasan menghadirkan DKP ini guna melengkapi pelayanan keuskupan kepada umatnya. “Agar semakin mewujudnyatakan semangat gembala baik yang murah hati itu dalam semangat kebersamaan (komunio). Semua fungsi baik komisi maupun pemikat maupun tim khusus dapat semakin berperan sebagai animator, inspirator, koordinator dan fasilitator dalam menggerakkan paroki-paroki  menuju pelayanan yang lebih baik kepada umat,” tegas Rm. Bagyo.

Mengutip pernyataan Jan Hendrikcx, Rm Bagyo menekankan perlu adanya semacam corporate culture seperti yang berlaku  di setiap perusahaan. “KAJ telah merumuskan nilai utama yang dijunjung yaitu menjadi gembala yang baik dan murah hati. Bagaimana ini kita wujudkan dalam setiap gereja melalui berbagai pelayanannya. Apa saja yang dibutuhkan untuk lebih memudahkan kita mencapai jati diri itu. Sekretariat Bersama telah memulai menggagas  pelayanan yang excellent. Bagaimana hal ini bisa menular ke semua pihak termasuk para romo, dewan paroki, ketua lingkungan?” tegas Rm. Bagyo.

Menutup Hari Studi Komisi-komisi dan Pemikat KAJ 3 Mei 2014 Mgr. Suharyo berharap kehadiran DKP dan DKP Harian akan semakin memadukan karya antara komisi-misi dan pemikat. “Dengan disebut sebagai dewan berarti semua pihak dalam dewan akan bekerja bersama dengan predikat kepemimpinan partisipatif. Kita harapkan dewan ini bisa bertemu setiap tiga bulan sekali,” ungkap Mgr. Suharyo. Segala karya dan kebijakan dewan ini  akan dibuat dan dilaksanakan berbasis data bahkan melalui proses penelitian yang ilmiah. “Tetapi gereja bukan seperti perusahaan. Pimpinannya adalah Roh Kudus. Roh Kudus bergerak kemana dia mau. Artinya disana ada unsur ketidakpastian. Karena itu saya mengambil istilah manajemen heordik artinya yang tidak mutlak dan yang tidak pasti. Kita merencanakan tetapi sekaligus kita juga harus mengikuti gerakan roh. Saya sekedar mengingatkan supaya kita jangan frustrasi kalau suatu saat hasil penelitian itu tidak sesuai,” tandasnya.

Uskup lalu memberikan contoh  panggilan Abraham. Dia disuruh ke suatu negeri yang tidak pasti. Yang pasti dia diminta meninggalkan tempatnya yang saat itu. “Maka menurut saya manajemen heordik menjadi hakekat gereja. Paus Fransiskus sesudah terpilih menjadi paus mengatakan: mari kita berjalan bersama (sinode) menuju ke depan meninggalkan kemapanan kita menjadi Gereja yang tidak introvert. Berjalan menuju mereka yang tersingkir dan terpinggirkan. Banyak orang tersingkir baik di dalam Gereja maupun dalam masyarakat. Tersingkir dari gereja karena berbagai aturan yang membuat mereka  tidak terlayani. Karena itu Gereja perlu mewujudkan kerahiman Tuhan. Gereja harus berjalan diurutan paling depan dalam berbagai urusan,” tandasnya.

Sonar Sihombing, Komisi Komsos KAJ

Seminar “Catholic Leaders Inspiration”

Catholic Leaders Inspiration

Catholic Leaders Inspiration

Komunitas Sudara (Sumber Daya Rasuli), wadah HRD Katolik KAJ akan mengadakan Misa & Seminar “Catholic Leaders Inspiration-Semakin Bersaudara, Semakin Melayani” dalam rangka Ulang Tahun ke-20. Sudara mengundang para pastor, pengurus Dewan Paroki, dan umat untuk hadir dalam acara ini.

Narasumber:
1. RD Lili Tjahjadi (Rektor STF Driyarkara)
2. Ignasius Jonan (CEO PT Kereta Api)
3. Josef Bataona (HRD Director PT Indofood) & pembicara lainnya.
Hari, tanggal: Sabtu 10 Mei 2014
Waktu: jam 08.00-17.00
Tempat: di Aula Gereja Katedral Jakarta.
Informasi dan tiket:
1. Jansi Kuntag (0878-4690-9364; ykuntag@yahoo.com)
2. Lusia Ria (0815-7145-446; ria.asyanti@gmail.com)
(Panitia juga berupaya menyediakannya di pintu depan gereja).
Investasi: Rp. 300.000,-/orang
*mohon menyebarluaskan undangan ini kepada umat

Paus Francis Mendoakan Perdamaian di Ukraina dan Korban Longsor di Afganistan

Paus Francis Mendoakan Perdamaian di Ukraina, Paus mendoakan Korban Longsor Afganistan, paus berdoa angelus, paus berdoa regina Coeli, paus fransiskus, vatikan

Paus Francis Mendoakan Perdamaian di Ukraina, Paus mendoakan Korban Longsor Afganistan, paus berdoa angelus, paus berdoa regina Coeli, paus fransiskus, vatikanBerbicara kepada umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus (Minggu, 4/5) saat Ibadah Siang Regina Coeli (menggantikan Ibadah Angelus saat masa Paskah), Bapa Suci berkata, “Saya ingin mengundang Anda untuk mempercayakan kepada Bunda Maria situasi di Ukraina, di mana ketegangan terus berlanjut.” Bapa Suci melanjutkan dengan mengatakan, “saya berdoa bersama Anda untuk para korban beberapa hari terakhir ini, memohon agar Tuhan menanamkan perdamaian dan persaudaraan di hati semua orang.”

Bapa Suci juga meminta doa bagi para korban tanah longsor yang menewaskan lebih dari 2 ribu orang di desa Afghanistan dekat perbatasan dengan Tajikistan, Jumat pekan lalu. Seperti diberitakan misalnya dalam news.metrotvnews.com bahwa kini para tim bantuan longsor Afganistan sudah menghentikan pencarian ribuan korban yang hilang tertimbun longsor. Dan tempat itu pun menjadi kuburan massal yang penuh dengan kepedihan.

“Mari kita berdoa juga,” ajak Bapa Suci, “bagi mereka yang meninggal karena longsor besar yang melanda sebuah desa di Afghanistan, dua hari yang lalu (2/5).”

Paus kemudian berdoa, “Semoga Allah Yang Mahakuasa, yang mengetahui setiap nama dari korban-korban, menyambut mereka semua dalam damai-Nya, dan memberikan keselamatan jiwa kepada mereka. Dan bagi mereka yang merasa kehilangan diberi kekuatan untuk bangkit, dengan dukungan dari mereka yang berusaha untuk meringankan penderitaan mereka. Amin” (News.Va)

Misa Perayaan Syukur Kanonisasi Yohanes XXIII dan Yohanes Paulus II di TMII, Jakarta

Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes XXIII diberi gelar santo oleh Paus Fransiskus dalam sebuah upacara yang digelar di Vatikan pada Hari Minggu (27/4). Perayaan Syukur Kanonisasi ini dirayakan oleh KAJ dengan sebuah Misa Syukur di Gedung Sasono Langen Budoyo di komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Senin sore.

Lebih dari 1.600 umat Katolik dari berbagai paroki di KAJ menghadiri Misa yang diawali dengan prosesi patung kedua santo dari Gereja Katolik Santa Catharina yang juga berada di komplek TMII, Jakarta Timur.

Secara khusus Indonesia melalui Presiden Pertama RI, Ir. Sukarno, pernah berkunjung ke Vatikan (1959), melakukan audiensi dengan Yohanes XXIII, yang saat itu menjadi Paus. Sedangkan Yohanes Paulus II pernah berkunjung ke Indonesia tahun 1989.

Suster Vincentia HK mengatakan bahwa ia mengenang Paus Yohanes Paulus II sebagai “duta perdamaian.” “Ketika dia hadir, para tokoh agama menyambutnya. Dia bisa berdialog, berdiskusi dengan agama-agama lain,” katanya.

Theophilus Bela, ketua Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ), mengatakan bahwa kunjungan St. Yohanes Paulus II ke Indonesia mendorong umat Katolik untuk mengupayakan secara aktif dialog dengan umat Islam.

“Kunjungan dia meneguhkan upaya kita untuk berani menjangkau sesama saudara dari agama lain. Kita di Indonesia sudah menjiwai hal itu, dengan kuatnya komitmen kita untuk menjalin relasi dengan kelompok seperti Islam yang adalah mayoritas, meski memang upaya kita tidak selalu mudah,” katanya.

St. Yohanes Paulus II melakukan kunjungan pastoral selama lima hari ke Indonesia pada Oktober 1989. Selain Jakarta, ia juga mengunjungi Yogyakarta, Maumere di Nusa Tenggara Timur, dan Dili, yang dulu adalah ibukota Propinsi Timor Timur. (Indonesia.Ucanews.Com)

Lokarkarya Komposisi Nyanyian Liturgi Anak

Lagu-Lagu Bina Iman Anak, komisi liturgi kaj, Komponis lagu liturgi Anak, Aktivis bidang musik Liturgi Paroki, dan/atau Aktivis BIA Paroki, Lokarkarya Komposisi Nyanyian Liturgi Anak,

Selama ini Lagu-Lagu Bina Iman Anak berciri khas Gereja Katolik masih kurang dihidupkan, oleh sebab itu Komisi Liturgi KAJ bekerjasama dengan Seksi-Seksi Liturgi Paroki dengan ini mengadakan “Lokarkarya Komposisi Nyanyian Liturgi Anak” demi mensinergiskan semangat para Komponis Lagu Katolik.

Peserta : Komponis lagu liturgi Anak, Aktivis bidang musik Liturgi Paroki, dan/atau Aktivis BIA Paroki. Diharapkan Setiap Paroki dapat mengirimkan 2 orang peserta.

Kriteria Peserta:
Dapat membaca dan menulis not angka atau not balok
Berdomisili di KAJ
Usia peserta tidak dibatasi
Pernah mencoba menulis atau mengarang lagu liturgi utk anak

Waktu Kegiatan (2 Gelombang):
1.16-18 Mei 2014 di wisma Canossa Bintaro utk paroki2 di dekenat Barat I, Barat II, Selatan dan Tangerang (pendaftaran paling lambat tgl 10 Mei 2014)

2.30 Mei -01 Juni 2014 di Wisma Samadi Klender utk paroki2 di dekenat Bekasi, Utara, Timur dan Pusat (pendaftaran paling lambat tgl 20 Mei 2014)

Kontribusi : Rp 500rb/org

CP: Refi -085715221815; Wena – 081284130822; email : kajkomlit@gmail.com

RANGKAIAN PERAYAAN SYUKUR di KAJ atas kanonisasi:   SANTO YOHANES XXIII  & SANTO YOHANES PAULUS II

double_popes
1. Menerbitkan buku saku “BRINGING UP TO DATE” ditulis oleh para Imam Diosesan KAJ dan dibagikan ke seluruh paroki.
2. NOVENA di seluruh Gereja KAJ yang dimulai sejak JUMAT AGUNG sampai MINGGU KERAHIMAN ILAHI.3. KATEKESE UMAT dalam bentuk audio-visual yang disebar-luaskan via media sosial:
“APA ITU KANONISASI & TAHAPANNYA”  oleh RD YUSTINUS ARDIANTO
Silakan Klik: http://www.youtube.com/watch?v=XkP3JX7SqU0&sns=em
“REFLEKSI PERAYAAN ORANG SUCI” oleh  RD Y. SULISTIADI
Silakan Klik: http://www.youtube.com/watch?v=4NoyZgB5j2Y&feature=youtu.be
“PERAN SANTO-SANTA DALAM GEREJA” oleh RD RUDI HARTONO
Silakan Klik: http://www.youtube.com/watch?v=qNrKeVVMHBk
“DUA PAUS PEMBARU GEREJA” oleh RD Y.SULISTIADI
Silakan Klik: http://www.youtube.com/watch?v=xPYzQYeo8Q8
“SEKILAS JEJAK PAUS YOHANES XXIII” oleh RD JOSEP SUSANTO
Silakan Klik: http://www.youtube.com/watch?v=_Ohtq3vIjuc
“SEKILAS JEJAK PAUS YOHANES PAULUS II” oleh RD SRIDANTO ARIWIBOWO
Silakan Klik: http://www.youtube.com/watch?v=6P2YF0kXG_k
4. Menyaksikan siaran langsung  Upacara Kanonisasi dari Vatikan melalui media elektronik maupun live stream, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Silakan klik detik-detik penetapan 2 Paus menjadi Santo: http://www.youtube.com/watch?v=dkxVT_sFkD8
5. Ada Paroki maupun Komunitas yang membuat Seminar/Sarasehan.
6. PAMERAN DUA PAUS PEMBARU GEREJA di GEREJA ST. KATARINA TMII, 28 APRIL.
7. Puncak Perayaan Syukur di TMII pada SENIN, 28 APRIL PK. 17.00. Upacara akan diawali dengan PROSESI dari tempat PAMERAN 2 PAUS di GEREJA ST. KATARINA TMII menuju GEDUNG SASONO LANGEN BUDOYO TMII. Konselebran Utama Mgr. Ignatius Suharyo. Akan dihadiri lebih dari 1000 undangan perwakilan paroki se-KAJ.
Mohon broadcast sekilas info ini agar semakin banyak Saudara-Saudari kita yang turut bersyukur. Terimakasih.
Tuhan memberkati Anda sekeluarga. Amin

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?