Home Blog Page 114

Refleksi: Menemukan Cara Baru Bangkit dari Keterpurukan

 
refleksi
 

APA yang akan terjadi dengan diri Anda, ketika kegagalan mendatangi diri Anda? Anda menangisinya? Atau Anda justru bangun dari keterpurukan Anda?

Sebelum terkenal menjadi seorang yang luar biasa di pasar modal, Mark D Cook pernah mengalami bangkrut yang luar biasa. Ia kehilangan 800.000 dollar Amerika Serikat dalam satu perdagangan. Dalam satu hari, ia sendiri kehilangan 500 ribu dollar US dan 300 ribu dollar US dari keluarga besarnya.

Bertarung dengan kehilangan itu, ia berhenti bermain di bursa efek selama dua tahun dan selama lima tahun melakukan dua pekerjaan untuk mendapatkan kembali uangnya hilang itu. Pada tahun yang ketiga, ia melakukan perdagangan namun tidak untung, tidak rugi. Tahun berikutnya juga terjadi hal yang sama.

Tetapi Mark kemudian bangkit setelah tahun kelima. Ia menemukan tanda-tanda baru dalam perdagangan di pasar modal. Hal itu menuntunnya untuk beruntung tiga kali lipat. Hal itu terjadi berkat pendekatan baru yang dilakukannya. Usaha-usaha dengan system baru itu memberinya keuntungan yang luar biasa besar. Dalam satu kali perdagangan ia bisa memetik keuntungan hingga satu juga dollar US.

Kepada orang-orang yang ingin mengikuti jejaknya, ia mengatakan bahwa mereka tidak boleh takut rugi. Orang harus berani jatuh untuk bangkit lagi. Orang mesti berani merasakan sakitnya menjadi orang yang kehilangan segala-galanya. Dengan demikian, orang mulai mencari cara-cara baru untuk meraih kesuksesan.

Sahabat, sering orang maunya berhasil terus-menerus. Orang tidak mau mengalami kegagalan dalam hidup. Akibatnya, orang terjerumus ke dalam situasi instan. Apa-apa maunya serba cepat. Orang tidak mau mengalami proses dalam menjalani kehidupan ini. Kalau bisa, setiap saat selalu ada mukjizat dari Tuhan atas hidup mereka.

Kisah di atas mengajarkan kepada kita untuk melewati suatu proses dalam perjalanan hidup. Ketika orang mesti dilanda kegagalan, ya diterima dengan senang hati. Orang tidak merasa bahwa kegagalan itu beban bagi hidupnya. Justru kegagalan itu menjadi kesempatan untuk belajar tentang strategi baru yang akan diterapkan.

Orang yang tidak pernah gagal dalam kehidupan biasanya tidak banyak belajar tentang kehidupan. Orang seperti ini biasanya akan mengalami jalan buntu ketika mengalami kegagalan dalam hidup. Tidak ada cara baru yang ditemukannya untuk mengatasi kegagalannya. Akibatnya, orang seperti ini selalu mengambil jalan pintas. Inginnya selalu yang instan, biar mudah dan cepat.

Orang beriman tentu ingin selalu belajar dari peristiwa-peristiwa hidup ini. Kehidupan ini memberikan berbagi hal positif bagi kita. Hal-hal itu menjadi bahan pelajaran yang berharga untuk kita. Kita membekali diri kita dengan pengalaman kehidupan itu, sehingga kita menjadi orang-orang yang kuat dalam menjalani hidup ini.

Untuk itu, kita butuh tekad. Kita butuh kesabaran dalam menjalani hidup ini. Kita butuh penyerahan diri yang lebih dalam kepada Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan senantiasa berjalan bersama kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita berjalan sendirian untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan kita.

Mari kita terus-menerus belajar dalam kehidupan ini. Dengan demikian, kita dapat menemukan cara-cara baru untuk menjadikan hidup kita lebih baik dan bahagia. Tuhan memberkati. (sesawi.net)

Seruan untuk mendoakan Perdamaian di Timur Tengah khususnya Bagi Kehidupan Kaum Minoritas Asli Kristen

Al-Quran dan Salib


Akhir-akhir ini banyak para pemimpin Gereja dan Agama-Agama di Dunia berseru dan berdoa agar kekerasan di Irak di akhiri, dan secara khusus mendoakan Komunitas Asli Kristen yang Minoritas (Syriac Catholic Churchdi tengah perebutan kekuasaan oleh militan Islam di Irak dan sekitarnya.

Paus Fransiskus dalam khotbah mingguannya di vatikan, mengundang jemaah untuk menyatukan diri berdoa “Bagi negara Irak yang kita Kasihi, yang tengah digoncang prahara kekerasan yang berkepanjangan, khususnya minoritas asli Kristiani yang harus meninggalkan tempat tinggal asli mereka dengan ancaman pembunuhan” (20 July).

Paus berharap bahwa Irak dapat menemukan kedamaian dan ketentraman, masa depan dan keadilan, dimana semua penduduk, apa pun agama mereka, akan dapat hidup bersama-sama membangun negara mereka dalam model koeksistensi yang utuh.

Sebelumnya, Uskup di Siprus dan Teluk, Revd Michael Lewis, juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa orang-orang Kristen purba di Irak mendesak meminta Doa dan dukungan karena situasi Mosul dan sekitarnya semakin memburuk. “Ribuan orang Kristen telah melarikan diri dari rumah mereka di Mosul, di Provinsi Ninieveh, kota pertama yang dikuasai oleh the Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS).”

Laporan dari Mosul mengatakan bahwa beberapa Gereja dan situs-situs bersejarah Kristiani telah dihancurkan. Komunitas Saint Egidio yang berpusat di Roma pun berbicara tentang bahaya ledakan ekstrimis. “Ini membahayakan hidup bersama dan kerja sama antara Kristen dan Muslim di seluruh dunia” ujar Prof Andrea Riccardi sang pendiri komunitas. Prof Riccardi meminta badan-badan internasional untuk campur tangan segera membantu memberi perlindungan dari ISIS. (news.va/en/news, churchtimes.co.uk & christianpost.com)

Marilah kita berdoa bagi Gereja yang dianiaya, sambil mengingat perkataan Paus bahwa “Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan jika tidak ditaklukan oleh Perdamaian yang lemah lembut.”

mosulchurches2

Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)

Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)

Jadwal Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) di KAJ bulan September-Oktober 2014

 
 
sakramen-perkawinan
 

Bagi Dekenat atau Paroki yang tidak tercantum silahkan menghubungi Sekretariat Parokinya Masing-Masing, yang kami tampilkan hanya Dekenat atau Paroki yang telah menyerahkannya kepada KAJ melalui Milist.

 
Dekenat Timur:
September: tgl. 13, 14 dan 21 September di Paroki Rawamangun (telp. 489 2346)
Oktober: tgl. 11, 12 dan 19 Oktober di St. Agustinus Halim perdanakusuma (telp. 8192305)
Dekenat Bekasi
Tgl 11, 12 Oktober 2014 di Paroki St. Bartolomeus, Jl. Gardenia Raya Utara Villa Galaxi Blok AA1 No. 35, Bekasi. Telp. (021) 82419074, 82410916.

Tgl 9, 16 November 2014 di Paroki Kalvari, Jl. Al Umar No. 1B Lubang Buaya, Jakarta Timur. Telp. (021) 87791911.

Tgl 13, 14 Desember 2014  di Paroki St. Arnoldus Janssen, Jl. Ir. H. Juanda No. 164 Bekasi. Telp. (021) 8801763.
Paroki Santo Servatius Kursus Persiapan Perkawinan bulan September tanggal 13,14 (Hari Sabtu dan Minggu, Pkl.08.00 – 16.00)
Dekenat Jakarta Selatan
19 – 21 September 2014 di Paroki St. Stefanus Cilandak
18 – 19 Oktober 2014 di Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu
Dekenat Jak Barat 2 Wilayah 1
September:  tgl 12 – 14  September
Oktober : tgl 10 – 13 Oktober
Tempat : pendaftaran Prk St. Kristoforus, Grogol
Buka: hari Selasa – Kamis jam 15:00 – 18:00 ( dengan Bpk. Janto)
Untuk pendaftaran silahkan membawa surat pengantar dari Pastor Paroki  dengan lampiran Foto copy surat baptis dan Pas Foto ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar (warna).
Dekenat Barat I
Tgl 11,12,18,19 Oktober 2014, Di Paroki Damai Kristus Kampung Duri.
Dekenat Utara
06–07 September, di Paroki St Yakobus-Kelapa Gading
04-05 Oktober, di Paroki Stella Maris-Pluit.
 

10 Resep untuk Bahagia dari Paus dan Pentingnya Menghormati Para Pekerja Rumah Tangga dan Kebersihan

habemus papam, paus baru 2013, fransiskus I, kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina

10 Resep Bahagia Paus Fransiskus

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan “Viva”, sebuah mingguan Argentina pada 27 Juli, Paus mendaftar 10 tips untuk membawa sukacita yang lebih besar dalam kehidupan seseorang. Menjadi lemah lembut, murah hati dan berjuang untuk perdamaian merupakan resep rahasia Paus Fransiskus untuk menuju kebahagiaan:

habemus papam, paus baru 2013, fransiskus I, kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina

1. “Hidup dan biarkan hidup.” Setiap orang harus dituntun oleh prinsip ini,  yang memiliki ungkapan yang sama di Roma melalui pepatah, “Bergerak maju dan membiarkan orang lain melakukan hal yang sama.”

2. “Memberi diri kepada orang lain.” Orang harus terbuka dan bermurah hati terhadap sesama, katanya, karena “jika Anda mengutamakan kepentingan diri sendiri, Anda akan menghadapi risiko menjadi egosentris. Dan air yang tergenang menjadi bau.”

3. “Lanjutkan dengan tenang” dalam hidup. Paus menggunakan foto dari Ricardo Guiraldes untuk mengajar sastra SMA,  dimana tokoh protagonis itu – gaucho Don Segundo Sombra – melihat ke belakang tentang bagaimana ia menjalani kehidupannya.

“Dia mengatakan bahwa di masa mudanya ia melihat aliran air penuh dengan batu yang dibawa air itu, ketika dewasa, ia melihat air masih mengalir, dan di usia tua, air masih mengalir, namun perlahan-lahan, air itu menjadi seperti kolam”, kata Paus.

Dia mengatakan dia suka ilustrasi yang terakhir ini yakni kolam – memiliki “kemampuan untuk mengalir dengan kebaikan dan kerendahan hati, ketenangan dalam hidup”.

4. “Hidup santai yang sehat.” Menikmati seni, literatur, dan bermain bersama dengan anak-anak telah hilang, katanya. “Konsumerisme telah membawa kita kepada kecemasan” dan stres, menyebabkan orang kehilangan “budaya hidup sehat.”

Waktu mereka “ditelan” kesibukan sehingga orang tidak dapat berbagi dengan orang lain. Meskipun banyak orangtua bekerja berjam-jam, mereka harus menyisihkan waktu untuk bermain dengan anak-anak mereka; jadwal kerja menjadi “kendala, tetapi Anda harus melakukannya,” katanya.

Keluarga-keluarga juga harus mematikan televisi saat mereka makan, meskipun televisi berguna untuk memperoleh berita-berita atau hiburan, tapi hal itu “tidak menghalangi kalian untuk berkomunikasi” satu sama lain, katanya.

5. Hari Minggu harus libur. Para pekerja harus libur pada hari Minggu karena “hari Minggu adalah untuk keluarga,” katanya.

6. Mencari cara-cara inovatif untuk menciptakan lapangan kerja yang bermartabat bagi orang muda. “Kita harus kreatif demi orang-orang muda. Jika mereka tidak memiliki kesempatan mereka akan masuk ke narkoba” dan lebih rentan terhadap bunuh diri, katanya. “Orang muda tidak cukup diberikan makanan,” katanya.

7. Menghormati dan memelihara alam. Degradasi lingkungan “adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi,” katanya. “Saya pikir pertanyaan yang kita tidak bertanya kepada diri sendiri: Bukankah manusia melakukan bunuh diri dengan menggunakan alam secara masif dan tirani?”

8. Berhenti menjadi negatif. “Berbicara buruk tentang orang lain menunjukkan harga diri yang rendah. Itu berarti, “Saya merasa begitu rendah sehingga alih-alih memilih diri saya harus merendahkan orang lain,” kata Paus. “Melepaskan hal-hal negatif dengan cepat adalah sehat.”

9. Jangan memaksa; menghormati keyakinan orang lain. “Kita bisa menginspirasi orang lain melalui kesaksian sehingga orang yang tumbuh bersama-sama dalam berkomunikasi. Tetapi yang terburuk dari semua adalah penyebaran agama. “Saya berbicara dengan Anda untuk membujuk Anda, tidak. Setiap orang berdialog, dimulai dengan indentitas dirinya. Gereja bertumbuh melalui kesaksian, bukan penyebaran agama,” kayanya.

10. Bekerja untuk perdamaian. “Kita hidup dalam era yang banyak konflik,” katanya, dan “seruan untuk perdamaian harus terus didengungkan. Perdamaian kadang-kadang memberikan kesan yang tenang, tapi itu tidak pernah tenang, damai selalu proaktif” dan dinamis.

Pentingnya Menghargai Para Imigran, Pekerja Rumah Tangga dan Petugas Kebersihan

Paus Fransiskus juga berbicara tentang pentingnya membantu imigran, memuji kemurahan hati orang-orang Swedia yang membuka pintu bagi begitu banyak orang, sementara kebijakan di eropa kebanyakan adalah anti-imigrasi yang menunjukkan seluruh Eropa “takut” terhadapa imigran khususnya timur tengah dan afrika.

Dia juga ingat akan wanita yang disayangi, yang telah membantu ibunya dengan pekerjaan rumah tangga ketika ia tumbuh dewasa di Buenos Aires. Wanita itu bernama Maria Minuto, ia seorang imigran Sisilia, janda dan ibu dari dua anak laki-laki, yang pergi tiga kali seminggu untuk membantu ibu Paus Fransiskus mencuci baju dengan tangan, karena pada masa itu belum ada mesin cuci.

Ia merupakan wanita pekerja keras, bermartabat dan telah memberi pengaruh pada pertumbuhannya sepuluh tahun kedepan. Ia pernah berkisah tentang kekejaman Perang Dunia II di Italy dan juga bagaimana mereka bertani saat masih di Sisilia.

Meskipun keluarganya telah kehilangan kontak dengannya ketika mereka pindah, Fr. Jorge Bergoglio, saat itu, telah menemukannya dan mengunjunginya selama 10 tahun terakhir jelang akhir hidupnya.

Paus Fransiskus berkata: “Beberapa hari sebelum dia meninggal, dia mengambil medali kecil dari sakunya, memberikannya kepada saya dan berkata: ‘! Aku ingin kau memilikinya’ Jadi setiap malam, ketika saya melepas medali ini, berdoa baginya dan menciumnya, dan setiap pagi ketika saya meletakkannya kembali, wanita ini datang ke pikiran saya. “

“Dia meninggal bahagia, dengan senyum di wajahnya dan dengan martabat sebagai seseorang yang telah bekerja dengan sangat baik. Oleh karena itu saya sangat simpatik terhadap para petugas kebersihan dan pekerja rumah tangga, yang hak, semuanya, harus diakui dan dilindungi,” kata Paus Fransiskus. “Mereka tidak boleh dieksploitasi atau dianiaya.”

Keprihatinan Paus Fransiskus ini kemudian ‘digarisbawahi dalam Twitter Resmi Paus’ @Pontifex pada Selasa (29 July), dengan pesan: “Semoga kita selalu lebih bersyukur atas bantuan para pekerja rumah tangga dan pengasuh, pelayanan mereka adalah sesuatu yang sangat berharga.” (Sumber: ncronline.org)

Lebaran, Para Biarawati Silaturahim dengan Jokowi

1123047biarawati-ke-jokowi780x390

Lima biarawati dari konggregasi Santo Paulus Charteres (SPC) bersilaturahim dengan Gubernur DKI Jakarta sekaligus presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo alias Jokowi di rumah dinas, Jalan Taman Surapati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2014).

Suster Regina, salah satu biarawati yang ikut dalam rombongan tersebut, mengaku tidak diundang oleh Jokowi. Mereka hanya ingin bersilaturahim dengan Jokowi di hari raya Idul Fitri 1435 H.

“Kami ini pendukung Pak Jokowi. Jadi kami datang ingin mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. Kami ingin ketemu langsung,” ujar Regina kepada Kompas.com seusai bersalaman dengan Jokowi.

Kepada Jokowi, para biarawati itu menyampaikan agar menjadi presiden amanah dan mampu mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, tanpa terkecuali.

“Ngobrol sedikit saja. Kami mendoakan bapak dan mendukung menjadi presiden yang baik,” lanjut Regina.

Selain bersalaman sekaligus berfoto bersama dengan Jokowi, para biarawati tersebut juga menyantap hidangan khas Lebaran yang disiapkan Jokowi.

Para biarawati itu juga berfoto bersama di halaman belakang rumah dinas Jokowi. Para biarawati tersebut tinggal di Paroki Santo Lukas, Sunter, Jakarta Utara. Sehari-hari, para biarawati tersebut mengajar di TK, SD dan SMP Santo Paulus Sunter. (kompas.com)

Saat Shalat Id Parkiran di Masjid Istiqlal Penuh, Jamaah pun Parkir Kendaraan di Gereja Katolik Katedral

katedral
Ada satu contoh toleransi antarumat beragama yang patut diteladani di Indonesia. Setiap tahun Gereja Katedral Jakarta selalu menyediakan tempat parkir bagi kendaraan umat muslim yang akan mengikuti shalat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta.

“Hal seperti ini sudah terjadi belasan tahun. Setiap Lebaran, gereja menyediakan tempat parkir bagi saudara-saudara kaum muslim,” kata petugas keamanan katedral, Edi Purnomo di depan Katedral Jakarta, Senin (28/7/2014).

Edy menambahkan, hal yang sama juga terjadi ketika perayaan Hari Paskah atau Natal. “Biasa kalau misa Paskah atau Natal, umat Katolik parkir kendaraannya di halaman Masjid Istiqlal,” sambungnya.

Pria yang sudah bekerja selama 18 tahun sebagai petugas keamanan katedral ini menambahkan, halaman gereja bisa menampung ratusan mobil pribadi dan ratusan motor.”Kami biasa berkoordinasi dengan pihak Masjid Istiqlal. Karena posisi katedral dan masjid saling berhadapan, jadi kami kerja sama,,” pungkas dia.

Hari ini ribuan umat Muslim memadati Masjid Istiqlal untuk melaksanakan Shalt Ied merayakan Idul Fitri 1435 H. Hadir di sana pula Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. (megapolitan.kompas.com)

Indahnya Kerukunan Umat Beragama: “Kisah Umat Muslim Salat di Gereja di Gaza”

Sebuah Kisah Nyata Ketika Perbedaan Agama menjadi Pemersatu bukan Perpecahan

Bagi Mahmud Khalaf, seorang warga Gaza, merupakan sebuah pengalaman baru yang aneh bahwa dirinya melakukan salat di bawah tatapan sebuah ikon Yesus Kristus. Namun sejak perang pecah di Gaza, dia tidak punya pilihan selain beribadah di sebuah rumah Tuhan-nya orang Kristen. Di situlah dia berlindung setelah serangan udara Israel menghantam tempat tinggalnya Palestina utara.

“Mereka membolehkan kami berdoa. Hal itu mengubah pandangan saya tentang orang-orang Kristen. Saya benar-benar tidak tahu sebelumnya, tetapi mereka telah menjadi saudara kami,” kata Khalaf (27 tahun) yang mengaku dia tidak pernah membayangkan untuk melakukan salat magrib di dalam sebuah gereja. “Kami (orang-orang Muslim) berdoa bersama-sama tadi malam,” katanya. “Di sini, cinta antara umat Muslim dan Kristen telah tumbuh.”

Saat memasuki haman Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza, para pengunjung akan disambut dengan ucapan “marhaban” (selamat datang) oleh orang-orang Kristen, tetapi dengan “al-salamu aleikum” oleh sebagian besar penghuninya saat ini, yaitu para pengungsi Gaza yang telah menjadikan kompleks gereja itu sebagai tempat tinggal mereka selama hampir dua minggu terakhir.

Khalaf, yang meninggalkan rumahnya di Shaaf setelah daerah itu menjadi target serangan pesawat tempur Israel, memegang tasbih dengan cemas, tetapi lega karena telah menemukan tempat perlindungan bersama sekitar 500 pengungsi Muslim lainnya. “Orang-orang Kristen membawa kami masuk. Kami berterima kasih kepada mereka untuk itu, karena berpihak pada kami,” katanya.

Khalaf kini terbiasa beribadah di tempat dari sebuah agama yang asing baginya, terutama selama bulan suci Ramadhan ini. Setiap hari dia berkiblat ke Mekkah, membacakan ayat-ayat Al-Quran dan membungkukan diri, seperti yang dia lakukan di masjid.

Para pastor dan umat menghargai para tamu Muslim mereka.

“Tentu saja orang-orang Kristen tidak berpuasa, tetapi mereka dengan sengaja tidak makan di depan kami pada siang hari. Mereka tidak merokok atau minum di sekitar kami,” kata Khalaf.

Namun dia mengaku sulit untuk menjalankan perintah-perintah agama selama konflik berdarah dan tanpa pandang bulu yang telah menewaskan lebih dari 800 warga Palestina, sebagian besar warga sipil. “Saya biasanya merupakan seorang Muslim yang taat, tetapi saya sudah merokok selama Ramadhan. Saya tidak berpuasa, saya terlalu takut dan tegang karena perang”

Puasa akan berakhir saat Idul Fitri datang. Namun dengan pengeboman yang sedang berlangsung, ratusan orang tewas dan ribuan kehilangan tempat tinggal, kegembiraan Idul Fitri agak diredam. “Orang Kristen dan Muslim mungkin merayakan Idul Fitri bersama-sama di sini,” kata Sabreen al-Ziyara, seorang wanita Muslim yang telah bekerja di gereja itu selama 10 tahun sebagai petugas kebersihan. “Namun tahun ini, itu bukan Hari Raya Idul Fitri tetapi pesta para martir,” katanya. Ia merujuk dengan hormat kepada mereka yang telah meninggal akibat perang. 

Ini merupakan suasana yang harmonis dan toleran, tetapi di tengah-tengah medan perang, ketegangan masih terasa. Saat persediaan makanan datang, bentrokan hampir pecah ketika para perempuan dan anak-anak mencari kantong plastik yang berisi roti dan air, yang didistribusikan setertib mungkin orang para petugas gereja.

Orang Kristen di Gaza telah berkurang jumlahnya menjadi sekitar 1.500. Sementara populasi orang Muslim Sunni mencapai 1,7 juta orang. Komunitas Kristen, seperti di tempat-tempat lain di Timur Tengah, telah menyusut karena konflik dan pengangguran. Namun dalam situasi teror seperti di Gaza, rasa persaudaraan tumbuh di antara mereka. 

“Yesus mengatakan, kasihilah sesamamu, bukan hanya keluargamu, tetapi kolegamu, temanmu – Muslim, Syiah, Hindu, atau pun Yahudi,” kata relawan Kristen Tawfiq Khader. “Kami membuka pintu kami untuk semua orang.” (internasional.kompas.com)

BREAKING NEWS! Rm. Samuel Pangestu, Pr menjadi VIKJEN KAJ

Keuskupan Agung Jakarta, kaj

Logo KAJ
 
Kepada Ytk,
Ketua Komisi dan Pengurus Komisi KAJ, PEMIKAT KAJ, dan Semua Putera-Puteri Gereja
Kami sampaikan Kabar Gembira mengenai pergantian Vikaris Jendral Keuskupan Agung Jakarta (VIKJEN-KAJ).
Bp Uskup, Mgr. I. Suharyo, telah mengangkat:

Pastor Samuel Pangestu, Pr

Menjadi Vikaris Jendral KAJ per 1 Agustus 2014.
Kepada Pastor Samuel Pangestu, Pr kami ucapkan terima kasih atas karya kegembalaan pastor di Paroki CIkarang dan selamat berkarya sebagai Vikaris Jendral KAJ.
Kepada Pastor Yohanes Subagyo, Pr kami ucapkan terima kasih atas karya pelayanan pastor sebagai Vikjen KAJ selama ini dan selamat menjalankan tugas perutusan baru.
Kami mohon kepada semua Putera-Puteri Gereja Kudus, untuk menyampaikan kabar gembira ini dan mengajak seluruh umat berdoa bagi Pastor Samuel Pangestu, Pr dan Pastor Yohanes Subagyo, Pr.
Tuhan memberkati karya pelayanan kita semua.
Salam hormat,
Rm. V. Adi Prasojo, Pr
Sekretaris KAJ
__________________
Adi Prasojo, Pr
Sekretaris KAJ
Jl. Katedral No. 7
Jakarta Pusat 10710
Ph: (021) 3814322, 3813345
Fax: (021) 3855681
HP: 0811 880 3233

Jokowi Sowan ke KWI

Jelang pengumuman hasil penghitungan suara pilpres hari ini,  22 Juli, Calon Presiden Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi menyambangi kantor Konferensi Waligereja Indonesia di Jalan Cut Meutia no. 10, Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (19/7/2014).

Diterima Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo dan beberapa Romo Sekretaris Komisi, Jokowi yang datang tanpa didampingi Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan terima kasih atas keterlibatan umat Katolik dalam pemilihan presiden dan wakil presiden. “Saya berterima kasih kepada umat Katolik karena telah mengambil bagian dalam proses pemilihan presiden dan wakil presiden,”ujar Jokowi.

Jokowi menyadari bahwa umat Katolik telah mendukung pilpres ini dengan berbagai cara sehingga pesta demokrasi berlangsung sukses pada 9 Juli lalu. “Semoga hasil pengumuman KPU 22 Juli nanti sesuai dengan apa yang diharapkan oleh mayoritas masyarakat Indonesia,”kata Jokowi.

Monsinyur Suharyo menyampaikan bahwa komitmen bersama seluruh umat katolik Indonesia ini sudah tertuang dalam Surat Gembala KWI. Dalam surat gembala ini, para uskup mengajak seluruh umat agar berpartisipasi aktif dalam pilpres kali ini.

“Pilihan kami, sebagai umat katolik Indonesia, adalah pada calon presiden dan wakil presiden yang memperjuangkan ajaran sosial gereja seperti menghormati kehidupan dan martabat manusia, memperjuangkan kebaikan bersama, mendorong dan menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas serta memberi perhatian lebih kepada warga negara yang kurang beruntung. Kami sungguh mengharapkan pemimpin yang gigih memelihara, mempertahankan dan mengamalkan Pancasila,”ujar Monsinyur Suharyo.

Monsinyur Suharyo juga menyampaikan agar umat Katolik mengawal proses perhitungan sampai hari penetapan yang sudah ditentukan KPU dan mengimbau umat untuk siap menerima siapa pun yang akan menjadi pemimpin.

Dalam kesempatan ini, Mgr. Suharyo berharap, bila Jokowi yang terpilih sebagai presiden agar memerhatikan pemerataan pendidikan dan kesejahteraan bagi seluruh masyakarat Indonesia. “Kita lihat, masih banyak saudara kita yang hidup dalam kekurangan dan kemiskinan, terutama di Papua. Jika Bapak jadi Presiden, perhatikanlah nasib rakyat kecil,”ujar Monsinyur Suharyo. Jokowi pun dengan tegas menyanggupi harapan tersebut. “Kita satu dalam perjuangan bagi kemanusiaan.

Untuk mencapai apa yang tadi disampaikan, dibutuhkan keterlibatan semua orang,”tegas Jokowi. Acara silahturahmi ini berlanjut dengan sesi foto bersama Jokowi dengan tim dari KWI. (Mirifica.Net)

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-6/3/2014

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-6/3/2014

Lihat di Google

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?