Setelah Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh, orang banyak yang sangat keheranan mengerumuni mereka. Maka kata Petrus kepada mereka, “Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.
Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.“ Bacaan Kedua 1Yoh 2:1-5a
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
Bacaan Injil Luk 24:35-48
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit segera kembali ke Yerusalem. Di sana mereka menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ”Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: ”Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: ”Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.“
RENUNGAN SINGKAT
What if – Dunia Tanpa Allah?
Saudara-saudari terkasih, inspirasi renungan saya pada hari ini saya ambil dari Bacaan Pertama. Di sana dikisahkan bagaimana Petrus berkotbah di depan orang-orang Yahudi sambil menunjukkan kepada mereka alasan mengapa mereka menolak Yesus orang Nazaret.
“Hai Saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena KETIDAKTAHUAN, sama seperti semua pemimpinmu”.
Itulah intinya. Ketidaktahuan bisa mengakibatkan penolakan. Prinsip ini terkadang saya alami juga.
Suatu, saya datang di satu acara sebagai undangan dengan mengenakan pakaian biasa. Banyak orang di sana tidak tahu kalau saya seorang Imam. Biasanya saya akan dipanggil Pak, atau Om dan diperlakukan tak beda dengan orang lain. Tapi ketika saya saya diperkenalkan sebagai romo, atau saat itu saya datang dengan memakai jubah atau kemeja imam, saya langsung diperlakukan istimewa. Padahal tidak perlu juga. Tapi di sini yang mau saya tunjukkan adalah betapa dahsyatnya mengetahui identitas seseorang, dengan demikian kita bisa memilih bagaimana untuk bersikap.
Tapi pernahkah anda membayangkan, apa jadinya jika sejak semula Allah tidak pernah memperkenalkan diri-Nya kepada dunia?
Bagaimana jika Yesus tidak pernah ada, Kitab Suci pun tidak pernah ada, sehingga kita hidup dalam dunia tanpa Allah?
Dugaan saya, kata “damai” dan “kasih” mungkin tidak akan pernah kita dengar. Dunia ini menjadi dunia tanpa Allah, karena Dunia tidak tahu siapa itu Allah. Dan apakah anda juga pernah membayangkan situasi macam apa yang terjadi pada sebuah keluarga tanpa Allah. Sama Saja.
Oleh karena itu bisa dibayangkan ketika Yesus, dalam Injil hari ini seperti terkesan terburu-buru ingin supaya murid-murid-Nya lekas percaya. Mereka masih belum percaya, bahkan ketika dua orang murid dari Emaus datang dan menceritakan perjumpaan mereka dengan Tuhan.
Dalam keterlibatan merekalah tugas memperkenalkan Allah kepada generasi-generasi berikutnya menjadi penting.
Intinya, Yesus mau supaya setelah Ia naik ke surga, ada orang yang terus mewartakan siapa itu Allah Bapa seperti yang ia wartakan.
Di akhir Injil, Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya demikian, “Dalam nama-Nya pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” Dengan kata lain, jalan pertobatan dan pengampunan dosa adalah dua jalan yang harus tetap dihadirkan di dunia ini kalau manusia mau mengenali Allah.
Allah adalah kasih. Di dalam kasih ada pengampunan. Kasih akan diuji saat terjadi pengkhianatan dan ketidaksetiaan. Apakah kita pun berani menghadirkan Allah di sana lewat kasih dan damai?
Kalau masih sulit dilakukan, berarti kita pergi sebagai orang yang kalah. Hanya segitu kadar cinta kita, dikalahkan oleh pengkhianatan. Maka, marilah pada hari ini kita mohon kepada Allah agar kita senantiasa diberikan Roh keberanian untuk selalu mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa di kehidupan sekitar kita.
Saudara-saudara yang terkasih, Pada Hari Maria Menerima Kabar Sukacita yang pada tahun ini dirayakan tanggal 8 April, bersama Bapak Kardinal Ignatius Suharyo. Saya ingin menyampaikan kabar gembira bahwa Sri Paus Fransiskus sungguh berencana mengunjungi Indonesia pada tanggal 3 sampai 6 September 2024.
Berita gembira ini bersumber dari Nota Verbal Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo kepada Menteri Luar Negeri, tertanggal 5 Maret 2024 serta 2 surat tertanggal 25 Maret 2024 yaitu jawaban positif Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Undangan Presiden Joko Widodo kepada Sri Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia pada tahun 2024.
Tentu, kepastian kedatangan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia tersebut, masih menunggu pengumuman resmi, tentang kapan datangnya, pastinya, dari pemerintah Republik Indonesia dan atau Vatikan. Untuk itu sebelum ada pengumuman resmi kepastian kedatangan dari pemerintah Republik Indonesia dan Vatikan Rencana kedatangan Bapa Suci Fransiskus tersebut masih bersifat tentatif.
Seandainya kedatangan Sri Paus Fransiskus tersebut sungguh terlaksana sesuai dengan rencana, waktunya sangat pendek, tidak Panjang, maka berbagai diskusi, termasuk pembentukan panitia dan kolaborasi dengan pemerintah dan tokoh agama sudah dikerjakan.
Mari kita berdoa semoga Bapa Suci Fransiskus dianugerahi kesehatan sehingga Kerinduan beliau untuk mengunjungi Indonesia dan harapan besar kita untuk menerima, menyambut kedatangan Sri paus di Indonesia, sungguh terlaksana sesuai dengan rencana saat ini, demi perkembangan Iman persaudaraan dan bela rasa.
Kita Yakin kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia akan menjadi berkat bagi Gereja dan bagi Bangsa. Ignatius Kardinal Suharyo Seperti kita semua tahu sebetulnya rencana kedatangan Paus Fransiskus, itu sudah terjadi pada tahun 2020, tetapi karena datangnya Covid, Kunjungan itu ditunda, Sekarang seperti dikatakan oleh Bapa Uskup Anton, sudah ada surat surat resmi termasuk undangan dari Bapak Presiden agar Paus Fransiskus datang ke Indonesia. kita bersyukur.
Kedua sejauh kami dengar, kunjungan Paus Fransiskus ini tidak hanya untuk Indonesia, tetapi perjalanan Panjang, dari Indonesia akan ke Papua Nugini, akan ke Timor Leste, akan ke Singapura dan kemungkinan juga akan ke Vietnam. Rasa-rasanya belum pernah ada kunjungan yang meliputi lima negara yang jauhnya seperti kita ini, kita doakan agar Paus Fransiskus dikaruniai kesehatan yang memadai untuk menjalankan misi ini.
Ketiga melihat perkembangan atau rencana perjalanan seperti itu, kita bisa membayangkan bahwa Paus Fransiskus tidak akan leluasa, mempunyai waktu untuk ke Indonesia. Karena itu kita bersyukur, tetapi kita juga mesti siap untuk menerima kenyataan bahwa Paus Fransiskus, usianya sudah banyak, rencananya Panjang, maka pasti umat Katolik di Indonesia ataupun saudari-saudara kita dalam konteks lintas agama yang bisa membayangkan macam-macam acara, nanti kalau tidak kesampaian kita bisa memahami. Umat Katolik sendiri di seluruh Indonesia pasti ingin satu-persatu berjabatan tangan dengan paus tetapi kita semua tahu itu yang tidak mungkin.
Keempat kita boleh yakin juga bahwa kunjungan ini dalam arti tertentu sangat historis, karena apa, karena Paus Fransiskus adalah kepala negara Vatikan. Dalam sejarah bangsa kita, Vatikan adalah salah satu dari beberapa negara, yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dan Pada tahun 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Kita merasa bahwa Pimpinan Gereja Katolik seluruh dunia sungguh-sungguh memberi perhatian kepada perjuangan kemerdekaan dan pengisian Kemerdekaan Indonesia. Terakhir, Memang kehadiran Paus Fransiskus secara fisik menjadi sangat penting dan sangat membahagiakan.
Tetapi kita berharap bukan hanya kehadiran fisik, yang kita perhatikan pesan-pesan beliau, pikiran-pikiran beliau, yang beliau tulis untuk kemanusiaan mesti juga menjadi perhatian kita dan kita mempunyai niat untuk mempelajari pesan-pesan itu.
Dua pesan terakhir yang sangat penting bagi kita semua adalah tulisan beliau mengenai tanggung jawab umat manusia termasuk kita semua untuk menjaga Lingkungan Hidup. Dan kedua, yang terakhir dengan judul “Fratelli Tutti”, Artinya kita semua adalah saudara. Suatu gagasan yang sangat Cemerlang bukan dalam arti hebat-hebat tetapi menjadi sangat penting untuk sejarah umat manusia pada zaman kita ini.
Mari kita sambut kedatangan Paus, dalam rencana yang sudah diceritakan oleh Uskup Anton, dan Sekali lagi, semoga kehadiran Paus Fransiskus secara fisik yang akan datang juga menantang kita, mengundang kita, mendorong kita, untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan-jalan untuk melaksanakannya.
Semoga rencana yang bagus ini sungguh-sungguh menjadi berkat bagi kita semua dan kita jadikan pujian Kemuliaan bagi Tuhan. Semoga Allah yang selalu menyertai perjalanan hidup kita selalu menjaga melindungi dan melimpahkan Berkat kepada kita semua, Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus amin.
Bacaan Pertama Kis 4:32-35 Kumpulan orang yang telah percaya akan Yesus sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.“
Bacaan Kedua 1Yoh 5:1-6 Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?“
Bacaan Injil Yoh 20:19-31 Setelah Yesus wafat di salib, pada malam pertama sesudah Sabat, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: ”Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ”Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,sekali-kali aku tidak akan percaya.” Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas menjawab Dia: ”Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
RENUNGAN SINGKAT
PERCAYALAH!
Rekan-rekan pembaca setia renungan di website ini, SELAMAT PASKAH! Maaf sebelumnya kalau minggu paskah yang lalu saya tidak sempat membuat renungan karena kesibukan persiapan dan perayaan Tri Hari suci di paroki.
Pada minggu paskah kedua ini kita masih dalam rasa syukur atas perayaan Paskah kebangkitan Tuhan. Kristus telah wafat membawa dalam kubur-Nya seluruh dosa-dosa kita, dan sekarang Ia bangkit. Ia mengajak kita juga untuk bangkit dan mari menjadi orang yang percaya lagi!
Karena tema percaya, itu yang menjadi tema besar dalam bacaan-bacaan hari ini. Thomas, tokoh yang ditampilkan dalam Injil hari ini mewakili sudut pandang banyak orang pada waktu itu: bahwa mungkin saja kebangkitan Yesus itu hanya kisah-kisah rekaan yang dibuat para murid saja. Bahwa bisa jadi Yesus hanya bangkit dalam imajinasi mereka saja. Dia bangkit dalam bentuk roh saja, bukan tubuh.
”Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya,sekali-kali aku tidak akan percaya.”
Kalimat yang dikatakan Thomas ini menjadi pertanyaan banyak orang waktu itu. Yesus sungguh bangkit atau tidak? Yesus bangkit dengan Tubuh-Nya yang rusak bekas paku, atau Dia bangkit mengenakan tubuh yang baru? Apakah yang datang kepada murid-murid itu Yesus, yang tangannya dipaku dan ada bekas tusukan tombak di perutnya, atau orang lain? Penulis Injil Yohanes mencatat bahwa yang menampakkan diri kepada Thomas dan murid-murid yang lain adalah benar Yesus, orang Nazaret, yang telah disalibkan dan wafat kini bangkit dan hadir di tengah-tengah mereka.
”Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Kudan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Saya kira pada zaman sekarang pun banyak Thomas-Thomas kecil. Mereka membutuhkan syarat-syarat tertentu untuk percaya. Maka tak heran, semakin kita berusaha untuk memenuhi syarat itu, semakin jauh sikap percaya itu untuk digapai. Yang harus kita sepakati dalam hal ini adalah bahwa Percaya adalah sebuah pengalaman, bukan pengetahuan. Dan terkadang percaya harus menjadi keputusan yang mendahului semua pengalaman iman kita.
Menjadi orang yang percaya itu dahsyat. Paulus memberi kesaksian dalam bacaan kedua. Orang percaya bahwa Kristus anak Allah akan menjadi pemenang yang mengalahkan dunia. Bagaimana itu terjadi? Lihat juga kesaksian jemaat perdana dalam bacaan pertama. Sementara dunia menawarkan sikap egosentris, konsumerisme, mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, ini punyaku bukan punyamu. Jemaat perdana mengalahkan dunia dengan cara hidup mereka yang solider – sehati dan sejiwa.
“tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.”
“Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.“
Paus Fransiskus menyampaikan pesan kepada para peserta dalam konfrensi safeguarding di Panama, dan mengundang seluruh institusi Gereja untuk menghapuskan segala situasi yang melindungi pelaku kekerasan yang berlindung dibalik posisi kekuasaannya.
“Upaya memanusiakan setiap relasi dalam kelompok masyarakat manapun, termasuk dalam Gereja, merupakan upaya tanpa kenal lelah untuk membangun individu-individu yang matang dan selaras antara keteguhan iman dan prinsip-prinsip etika, sanggup menghadapi kejahatan, serta memberikan kesaksian akan kebenaran sejati.”
Pesan ini disampaikan Paus Fransiskus pada hari Selasa kepada para peserta Kongres Amerika Latin ke-3, yang diadakan di Panama pada tanggal 12 sampai 14 Maret. Diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pelatihan Amerika Latin untuk Perlindungan Anak di bawah umur (CEPROME), acara ini mengundang perwakilan Gereja dari seluruh dunia merefleksikan tema “ Kerentanan dan pelecehan: menuju pandangan pencegahan yang lebih luas”.
Memberantas Momok Pelecehan
Dalam pesan ini, Paus mempercayakan upaya Tuhan kepada Gereja dalam rangka memberantas “momok pelecehan yang terjadi di seluruh lini masyarakat”.
Paus Fransiskus menceritakan kembali pertemuannya dengan anggota CEPROME pada tanggal 25 September’23, dimana pada waktu itu ia menekankan komitmen Gereja untuk dapat menemukan “wajah sengsara Yesus pada penderitaan setiap korban”.
Ia juga mendorong para peserta untuk berdoa bagi pertobatan setiap pendosa, termasuk para pelaku, sekaligus mencegah terjadinya segala bentuk pelecehan dan kekerasan.
Memaknai Kerentanan
Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa ketika kita melihat permasalahan ini dari sudut pandang Tuhan, maka dapat membantu untuk lebih memahami kerentanan diri kita.
Ia mengatakan “ketika kita memandang kelemahan diri sendiri sebagai alasan untuk tidak menjadi manusia sepenuhnya dan seorang kristiani seutuhnya, yang membuat kita tidak mampu mengendalikan nasib mereka, maka akan menciptakan manusia yang kekanak-kanakan, penuh kebencian, serta tidak mampu menjawab sedikitpun panggilan Tuhan Yesus kepada kita”.
Sebaliknya, kata Paus Fransiskus, sebagai orang Kristiani kita dipanggil untuk memperoleh kekuatan dalam setiap kelemahan kita, melalui keyakinan akan kasih karunia Tuhan (bdk. 2 Kor 128-10).
Dengan menyadari kekuatan kita itulah dan keyakinan akan Tuhan, maka Paus Fransiskus menekankan bahwa “kita akan sanggup menghadapi berbagai kontradiksi dalam hidup, serta mampu berkontribusi sesuai panggilan kita masing-masing demi kebaikan bersama.
Mencabut Akar Situasi yang Melindungi Pelaku Kekerasan
Selanjutnya Paus Fransiskus menyerukan kepada Gereja untuk mencabut struktur yang melindungi orang-orang yang melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap orang lain.
Ia mengatakan “dalam hal pencegahan, usaha kita tentu saja harus bertujuan menghilangkan situasi yang melindungi mereka yang bersembunyi dibalik posisinya untuk memaksakan diri pada orang lain dengan cara yang buruk, namun selain itu juga untuk memahami mengapa mereka tidak mampu berhubungan dengan orang lain dengan cara yang sehat.”
Paus juga mencatat bahwa masyarakat mana pun yang tidak didasarkan pada landasan integritas moral “akan menjadi masyarakat yang sakit,” yang hubungannya akan diselewengkan oleh keegoisan, ketakutan, dan penipuan.
Paus Fransiskus menutup pesannya pada Kongres Amerika Latin ke-3 dengan mengajak para peserta untuk mempercayakan “kelemahan mereka kepada kekuatan yang diberikan oleh Tuhan.”
Diterjemahkan dari:
Pope: Church must eradicate situations that protect abusers
Tri Hari Suci Paskah, terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci, adalah masa penting bagi umat Katolik sebelum perayaan Paskah.
Sebelum Tri Hari Suci Paskah, umat Katolik merayakan Hari Minggu Palma. Minggu Palma sebagai tanda memulai pekan suci menuju Paskah. Perayaan ini menandai kedatangan Yesus di Yerusalem sebelum wafat dan bangkit, lambang kemenangan atas maut. Minggu Palma membuka pekan suci, mengarah pada pekan terakhir Yesus di Yerusalem.
Menurut Ketetapan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Paskah akan menjadi salah satu libur nasional. Paskah tahun 2024 akan jatuh pada Minggu, 31 Maret 2024.
Sejalan dengan itu, Jadwal Tri Hari Suci 2024 sebagai berikut:
Kamis, 28 Maret 2024: Kamis Putih
Jumat, 29 Maret 2024: Wafat Yesus Kristus (Jumat Agung)
Sabtu, 30 Maret 2024: Sabtu Suci (Vigili Paskah)
Minggu, 31 Maret 2024: Hari Paskah (Minggu Paskah).
Kamis Putih adalah hari perjamuan terakhir Yesus dengan para murid-Nya. Pesan utamanya adalah tentang cinta dan pelayanan, seperti yang ditunjukkan saat Yesus mencuci kaki para murid-Nya sebagai contoh pelayanan yang rendah hati.
Jumat Agung mengingatkan kita akan penderitaan, kematian, dan penebusan Yesus. Umat Katolik biasanya berpuasa dan bertobat menjelang Jumat Agung sebagai bentuk persiapan spiritual.
Sabtu Suci adalah hari mengenang Yesus yang beristirahat di dalam kubur, menandakan bahwa penebusan dosa umat manusia sudah selesai. Tradisi seperti menyalakan lilin dan api serta membunyikan lonceng dilakukan untuk merayakan kemenangan kehidupan atas kematian.
Inilah Jadwal Lengkap Pekan Suci Tri Hari Suci Paskah 2024 Keuskupan Agung Jakarta 68 Paroki (Waktu WIB) :
Semoga perayaan Tri Hari Suci ini dapat memberikan makna yang mendalam bagi umat Katolik dalam memahami dan merenungkan karya penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus bagi umat manusia.
Bacaan I Yesaya 50:4-7 Bacaan II Filipi 2:8-9 Bacaan Injil Mrk 14:1-15-47
Sampailah kita pada permulaan pekan sengsara Tuhan Yesus. Kita memulainya dengan merayakan Minggu Palma. Pada perayaan Ekaristi, di banyak paroki diadakan perarakan meriah. Dihadirkan kembali kenangan akan penyambutan Yesus di pintu gerbang Yerusalem, dan orang-orang mengelu-elukan-Nya sambil melambaikan daun palma di tangan.
Mereka berharap. Ya mereka berharap. Orang ini akan melakukan ‘sesuatu’ di Yerusalem, setelah mereka mendengar berita karya-karya hebat Yesus di Galilea. Tapi rupanya, “Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat”. Dan segera diusahakan rencana ini berjalan tidak pada waktu hari raya paskah supaya tidak timbul keributan. Rencana ini harus sudah terlaksana sebelum Sabat Paskah di mulai pada Minggu itu.
Ada beberapa peristiwa yang mengiringi kejadian itu. Pertama, Yesus dicurahi kepalanya oleh seorang perempuan dengan minyak narwastu murni yang mahal harganya. Kepala-Nya dicurahi, dimandikan minyak itu, bukan hanya diperciki saja. Meski banyak di antara murid yang menilai tindakan itu pemborosan, Yesus memaknainya sebaliknya. “Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku”. Perempuan ini bahkan telah memuliakan Yesus dan Tubuh-Nya sebelum Ia mati.
Kedua, Yudas Iskariot datang kepada imam-imam Kepala. Ia setuju untuk membantu mereka menyerahkan Yesus. Sebagai upah, Yudas diberikan uang. Dalam Injil Markus tidak disebutkan berapa jumlah uangnya. Tapi yang jelas, Yudas menunggu kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Kalimat serupa ditulis dalam Lukas 4:13, “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik”.
Setelah itu mulailah perayaan perjamuan malam terakhir sampai seterusnya – yang sebentar akan kita kenangkan dalam Triduum Tri Hari Suci.
Baiklah kita melihat makna peristiwa-peristiwa ini. Secara singkat, bisa disimpulkan Yesus sebagai orang yang tidak berdaya, tidak bisa keluar dari situasi pengkhianatan, penyangkalan dan penderitaan salib. Tapi sesungguhnya, semuanya adalah pilihan yang Yesus ambil. Ia memilih untuk mengosongkan diri-Nya, merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati.
Beginilah firman Tuhan, ”Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman Tuhan. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman Tuhan: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman Tuhan, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”
BACAAN KEDUA – IBR 5:7-9 Saudara-saudara, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
BACAAN INJIL – YOH 12:20-33 Di antara orang-orang yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, terdapat beberapa orang Yunani.Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: ”Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: ”Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!” Maka terdengarlah suara dari sorga: ”Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!” Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: ”Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia.” Jawab Yesus: ”Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.“
RENUNGAN SINGKAT
Untuk Itulah aku mengikuti Tuhan
Saudara-saudari terkasih, akhirnya sampailah kita pada Minggu Prapaskah V, Minggu terakhir sebelum minggu depan kita memasuki Pekan Suci Sengsara Yesus. Apa yang disajikan dalam bacaan-bacaan pada hari ini sebenarnya mempersiapkan kita khususnya dalam memandang penderitaan dan kematian Yesus di salib nanti. Puncak perutusan-Nya semakin dekat.
Minggu lalu kita diajak untuk masuk menjadi Nikodemus yang datang malam-malam dan berbicara dengan Yesus. Di sana kita diterangkan begitu jelas misteri keselamatan Allah atas dunia ini. Siapa yang percaya kepada anak-Nya yang tunggal tidak akan binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal. Allah mengutus Putera-Nya bukan untuk menghakimi dunia, tetapi untuk menyelamatkannya. Putera Tunggal Allah adalah Yesus sendiri dan kita diajak untuk percaya kepada-Nya.
Nah, kali ini ada orang-orang Yunani yang datang ke Yerusalem mau mencari Yesus. Mereka menjumpai Filipus – yang bisa berbahasa Yunani. Penasaran dalam hati saya. Kira-kira apa kepentingan mereka mau berjumpa Yesus? Menarik juga kalau kita mendengar apa yang dikatakan Yesus setelahnya.
”Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.
Dugaan saya seperti ini. Kisah-Nya yang hebat telah mereka dengar. Dan sekarang mereka ingin mengikuti Yesus. Namun, Yesus dengan terus terang memberikan isyarat. Barangsiapa mau mengikuti-Nya punya konsekuensi yang tidak mudah. Ia harus ikut sampai ke mana pun Yesus berada, yakni ditinggikan di atas salib. Itulah jalan kemuliaan-Nya.
Yang ditekankan Yesus dalam perikop ini adalah bahwa hidup-Nya akan dikurbankan demi dunia melalui kematian-Nya. Jika Ia akan dikuburkan seperti bulir gandum pada saat Ia ditinggikan di salib, maka banyak buah akan keluar kemudian Ia akan menarik semua orang ke dalam diri-Nya. – Inilah inti sari dari wajah Yesus yang ingin ia sampaikan kepada orang-orang yang mau bertemu dengan-Nya. Dengan cara itulah Allah mau menyelamatkan dunia.
—
Yesus mengetahui apa yang akan Dia alami. Bahwa dia akan sengsara, wafat dan mati di kayu salib. Dalam perikop ini tergambar dengan sangat jelas sekali bagaimana perasaan Yesus soal itu. Situasi ini mirip dengan apa yang terjadi nanti di taman Getsmani.
“Sekarang jiwaku terharu, dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa muliakanlah nama-Ku!”. Yesus sedang sedih, dan ia tergoda untuk berdoa agar saat itu terlewatkan bagi diri-Nya. Tetapi apakah dia merengek2 minta tolong Bapa-Nya? Tidak! Karena untuk itulah Ia datang ke dunia.
Dan Ia mengajak kita semua yang mengikuti Dia untuk melakukan hal yang sama. “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada di situ pun pelayan-Ku akan berada”. Kita diminta untuk juga mengorbankan diri demi dunia (orang lain, minimal orang-orang yang kita cintai) dan karenanya menghasilkan banyak buah. Mengorbankan diri artinya memberi, tanpa memikirkan aku dapat apa, tidak ada untungnya bagiku.
Jadi… kalau sekarang anda merasa lelah, menderita, capek dan merasa gak dapat apa-apa melakukan hal yang baik demi kesejahteraan bersama, jangan khawatir. Anda sudah ada di jalan benar mengikuti Yesus.
Untuk itulah aku menjadi pengikut Kristus… Untuk itulah aku menjadi Katolik….. Untuk itulah aku ditahbiskan…. Untuk itulah aku menjadi suami, isteri, ayah, ibu, anak… Untuk itulah aku hidup.
“Mereka pernah hidup, walau tidak dilahirkan sebagaimana mestinya (karena keguguran/ aborsi, bayi tabung yg gagal dsb)”
Mari kita doakan bersama dengan Rosario Pecinta Kehidupan
Para Suster Hermanas Carmelitas akan berdoa NOVENA PECINTA KEHIDUPAN 17- 25 MARET 2024 via Zoom meeting
Dalam Novena Pecinta Kehidupan, para Suster juga akan mendoakan:
1. Anak yg tidak lahir sebagaimana mestinya (keguguran/ aborsi dll)
2. Janin yg saat ini ada dalam kandungan (ibu hamil)
3. Keluarga yg mendambakan anak
Bagi yg mau menitipkan intensi/ ujud doa tersebut diatas, atau ingin memiliki Rosarionya silahkan mengisi link: https://me-qr.com/6w9shPrN
Kontak Info: Para Suster Karmelitas Kom. Jakarta -081311569444
Bagi yg ingin ikut berdoa Novena Pecinta Kehidupan, 17-25 Maret setiap pk 20.00 silahkan klik link zoom: