Home Blog Page 108

Dewan Gereja Se-Dunia Mengirim Surat Keprihatinan kepada Walikota Bogor Terkait GKI Yasmin

1521c
 
Ester Pudjo Widiasih, mewakili Sekretaris Umum Dewan Gereja Se-Dunia (World Council of Churches/WCC), Senin (19/1) mengirim Surat Keprihatinanpada walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto berkenaan diskriminasi pada GKI Taman Yasmin.
Surat bertanggal 16 Januari 2015 itu di tandatangani segera oleh Sekum WCC, Pendeta Dr Olav Fykse Tveit, dengan tembusan pada Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Pendeta Dr. Henriette Hutabarat-Lebang.
Intinya, Pendeta Tveit mengungkap keprihatinan atas keadaan jemaat GKI Taman Yasmin Bogor yang dihalangi melaksanakan ibadah. Juga perihal hak jemaat untuk melaksanakan ibadah di gereja mereka sendiri padahal sudah mendapat ijin hingga Mahkamah Agung selaku perwakilan peradilan tertinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendeta Tveit memohon Bima Arya agar mengizinkan jemaat GKI Yasmin agar melaksanakan ibadah di tempat yang telah ditetapkan sah oleh Mahkamah Agung.
“Saya memperoleh info bahwa, seperti dalam Laporan Pelapor Teristimewa Perserikatan Bangsa-Bangsa pada April 2014 berkenaan dengan Hak atas Kebebasan Berkumpul dengan cara Damai serta untuk Berorganisasi, bahwa “walaupun sudah ada ijin ketentuan hukum tetap dari Mahkamah Agung yang meneguhkan hak GKI Taman Yasmin untuk membangun gedung gereja di Bogor, Jawa Barat, namun pemerintah lokal menyegel bangunan itu mulai sejak 2010, ” catat pendeta itu. Ada apa dengan Hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini?
Ia menyampaikan dalam kunjungannya ke Indonesia pada Juni 2012, ia melaksanakan ibadah berbarengan jemaat GKI Yasmin serta semakin memperoleh pemahaman akan perjuangan mereka untuk memperoleh pernyataan atas hak mereka sesuai dengan hukum di Indonesia, termasuk juga hak untuk membangun serta untuk berkumpul didalam gereja mereka sendiri.
“Baru-baru ini, saya memperoleh info bahwa gereja mereka sekali lagi memperoleh ancaman untuk dihancurkan, ” tuturnya.
Dalam pemahaman Dewan Gereja Dunia pada kondisi ini, jemaat GKI Yasmin memiliki hak seutuhnya untuk berkumpul serta melaksanakan ibadah seperti di sampaikan dalam laporan Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Mahkamah Agung Indonesia juga mengaku hak komunitas ini serta putusan Mahkamah Agung 2010 yang menyebutkan tak sahnya pembekuan IMB gereja pada 2008 yaitu berbentuk mengikat secara hukum untuk Pemerintah Kota Bogor. Selanjutnya, Ombudsman Republik Indonesia, yang didalam system hukum Indonesia mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan referensi yang sifatnya mengikat, juga membuat ketentuan yang mensupport gereja berkenaan dengan pencabutan IMB gereja pada 2011.
Ia meminta kota Bogor dibawah kepemimpinan Bima Arya sebagai wali kota, untuk menghormati serta melakukan ketentuan Mahkamah Agung serta Ombudsman Republik Indonesia. (satuharapan. com)

Dan Paus Pun Tertawa Kagum Mendengar Kisah Iman “Surat untuk Santo Petrus”

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr Ignatius Suharyo, adalah satu-satunya wakil Gereja Indonesia yang hadir dalam Sinode Keluarga. Ceritanya tentang “Surat untuk Santo Petrus” membuat Paus tertawa:

Ada sesuatu yang berbeda. Di katupan tangan jasad orang yang akan dimakamkan itu tidak hanya ada rosario tetapi juga terselib sebuah amplop. Di depan amplop bertuliskan alamat yang menunjukkan bahwa surat itu ditujukan kepada pastor paroki.

“Usai memimpin Misa pemakaman, saya bertanya kepada keluarga perihal amplop itu. Keluarga dari bapak itu menjawab, “Amplop itu berisi surat yang diterimanya dari pastor paroki,” kata Mgr Suharyo mengungkapkan kembali yang diceritakannya di depan Sinode Keluarga.

1Petrus

Ceritanya, bapak yang meninggal itu pernah gagal dalam membina rumah tangganya. Ia bercerai dan menikah lagi. Dalam hukum Gereja Katolik konsekuensinya jelas, yakni ia tidak diperkenankan menerima komuni. Akan tetapi, semangat hidup menggereja bapak itu tak kurang sedikit pun. Ia terlibat aktif dalam pelayan an dan kegiatan Gereja tak kenal lelah. Keluarga yang ia bangun bersama istri keduanya harmonis.

Hingga suatu ketika ia minta kepada pastor paroki, kalau boleh ia diperkenankan menerima komuni. Ia sangat rindu ingin menerima tubuh dan darah Kristus. Lantas pastor parokinya meng konsultasikannya kepada ahli hukum Gereja.

Setelah beberapa kali mendapat bimbingan, pastor ahli hukum Gereja mengirim surat kepada pastor paroki. Isi suratnya menyatakan bahwa dengan pertimbangan tertentu dan atas kemurahan hati Gereja, bapak itu diperbolehkan menerima komuni. Tembusan surat juga dikirim kepada bapak itu. Rupanya surat yang membolehkannya menerima komuni itulah yang dibawa bapak itu dalam petinya sebagai laporan kepada Santo Petrus, sang penjaga pintu surga.

peter-paul

Kisah ini diceritakan Mgr Ignatius Suharyo saat memberikan intervensi. Paus Fransiskus dan Bapa Sinode lain yang mendengar kesimpulan cerita bahwa surat itu dibawa sebagai laporan kepada Santo Petrus pun langsung tertawa.

“Apakah itu tertawa setuju atau tidak, saya tidak tahu,” tutur Mgr Suharyo saat menceritakan kembali kisah ini dalam pertemuannya dengan sekitar seratus biarawan-biarawati dan pastor asal Indonesia di Collegio San Pietro, Roma, 11/10.

Mgr Suharyo menceritakan kisah di atas dalam intervensinya karena melihat situasi Sinode pada waktu itu cukup menegangkan. Ada kubu garis keras dan kubu moderat yang berhadap-hadapan ketika diskusi sampai pada mencari solusi pastoral bagi orang yang sudah menikah, bercerai dan kemudian menikah lagi.

“Mereka yang ada di pihak garis keras berpegang teguh pada hukum Gereja dan tidak menghendaki diskusi soal itu. Orang yang menikah, cerai dan menikah lagi tidak boleh menerima komuni. Semen tara yang ada di pihak moderat empertimbangkan bahwa kalau mereka yang terkena kasus seperti itu, Gereja mau menempatkan mereka di mana? Toh mereka adalah juga anak-anak Allah, anggota Gereja yang patut dilayani,” papar Uskup Suharyo.

Usai melakukan intervensi di akhir minggu pertama Sinode, Mgr Suharyo diwawancarai oleh panitia Sinode. Mengapa ia diwawancarai? “Saya tidak tahu alasannya. Mungkin karena para peserta berdebat tanpa memberi jalan yang jelas. Kesimpulan keras tidak memberi tempat untuk diskusi. Yang masih memberi tempat untuk diskusi tidak memberi kejelasanapa usulannya. Sementara yang saya ceritakan itu merupakan fakta, sesuai pengalaman yang pernah saya alami,” ungkap Uskup Agung Jakarta ini.

sajut-mgr-suharyo-n-paus-fransiskus-januari-2015-hidup-katolik

Selain rekaman wawancara di atas, ada pula rekaman wawancara lain yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Dalam video itu Uskup Suharyo menyampaikan pesan kepada seluruh umat di Indonesia. Katanya, “Saudara-saudari di Indonesia. Sebagai wakil Gereja Indonesia, saya menyampaikan keadaan keluarga-keluarga di Indonesia dalam Sinode.Saya boleh mengatakan bahwa kita bersyukur atas pemimpin-pemimpin Gereja kita karena dengan berani, tetapi sekaligus dengan rendah hati, seringkali mengambil keputusan- keputusan yang sungguh-sungguh menunjukkan kemurahan hati Allah.

Tidak pertama-tama berpegang pada aturan yang kaku, tetapi sungguh-sungguh mencoba untuk memberi perhatian, mendengarkan, memberi nasihat, untuk kemudian memberi jalan keluar. Kita ber syukur atas Gereja kita di Indonesia. Moga-moga makin banyak saudari-saudara kita yang sungguh mengalami kemurahan hati Allah, kebaikan hati-Nya, sehingga dapat memberikan kesaksian tentang kasih Allah ini”. (Sumber: www.hidupkatolik.com)

Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Menolak Hukuman Mati

Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (Iska) menampik pemberlakuan hukuman mati dalam masalah apa pun termasuk juga narkoba serta teroris. Penolakan itu disibakkan oleh Tim Advokat Tolak Hukuman Mati (TATHM) yang diantaranya terdiri dari Paskal Da Cunha SH, Hermawi Taslim SH, Sandra Nangoi SH, DR Liona Nanang Supriatna SH serta Beny Sabdo SH di Jakarta, Minggu (18/1/2015).

Dalam siaran persnya, Iska mengatakan, ada dua basic yang dipakai dalam penolakan pemberlakukan hukuman mati, yaitu dari sudut HAM bahwa tiap-tiap orang mempunyai hak untuk hidup yg tidak bisa dikurangi dalam situasi apa pun (non-derogable rights) serta tiap-tiap orang memiliki hak atas hidupnya (Hak Azasi Manusia). Lantas dasar yang ke-2 yaitu Pasal 28A UUD 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap orang memiliki hak untuk hidup dan memiliki hak menjaga hidup serta kehidupannya.

Salah satu anggota Iska, Paskal Da Cunha menjelaskan bahwa bila memandang efek dari tindak pidananya, hukuman mati mungkin diberikan pada pelaku tindak pidana narkoba, teroris, korupsi serta yang lain. Tetapi, sesuai dengan nilai yang ada pada HAM serta UUD 1945, hukuman mati baiknya ditiadakan karena efek dari tindak pidananya sama “jahatnya” dengan hukuman mati tersebut. Bahkan juga dengan hukuman mati tersebut, Indonesia sudah tidak mematuhi HAM yang sudah di tandatangani sendiri oleh negara ini. Oleh karenanya, kata Paskal, Iska mengecam hukuman mati.
“Tak satupun orang didunia ini mempunyai hak untuk mengambil hidup orang lain. Hukuman mati itu semestinya tak perlu dijatuhkan pada seorang bila aparat penegak hukum dapat membangun keyakinan umum atas semua ketentuan yang ada. Mesti ada alternatif hukuman lain untuk menukar hukuman mati itu. Sepanjang pengadilan di Indonesia belum bisa berdiri dengan cara netral serta memperoleh keyakinan dari orang-orang atas ketentuan yang didapatkan, hukuman mati mesti tidak diterima, ” tegas Paskal.
Menurut ISKA, sepanjang sistem pengadilan yang diawali dari penyelidikan, penangkapan, penahanan serta penyidikan untuk beberapa pemakai narkoba, juga sebagai misal, beberapa penyidik cuma memakai standard umum seperti beberapa tersangka pidana umum.
“Masyarakat tahu bahwa yang namanya narkoba bukanlah tindak pidana umum lantaran dalam UU Narkoba di kenal hukuman mati. Hingga, semestinya, sistem hukum acaranya dari mulai penyidikan di kepolisian, kejaksaan, pengadilan negeri, bahkan juga hingga di bagian Mahkamah Agung, mesti memakai prinsip kehati-hatian yang sangatlah tinggi dalam aplikasi hukumnya. Pertimbangannya dalam praktek sistem hukum acara untuk beberapa narkobais kerap berlangsung praktek KKN serta kolusi pada pelaku serta petugas di lapangan, ” ungkap Paskal.
Menurut pandangan Iska, sepanjang aparat hukum bekerja berdasar pada tujuan atau proyek, belum bisa dipercayanya aparat hukum dalam mengatasi masalah per masalah dan terbukanya penafsiran ganda atas suatu ketentuan pada tindak pidana yang disebut, hukuman mati tak dapat di terima. Oleh karenanya, dibutuhkan alternatif hukuman yang didapatkan.
“Alternatif hukuman maksimum itu dapat apa saja termasuk juga kerja paksa. Hukuman di Indonesia mesti bebas dari hukuman mati namun tak bisa mengenyampingkan efek atau kerugian material maupun moral yang muncul dalam orang-orang. Cuma saja, seluruhnya dengan catatan bahwa penegak hukum kita benar-benar bersih dari praktek kerja KKN, ” tegas Paskal Da Cunha. (sumber: nasional.kompas.com)

Paus Menjadi “Jas Hujan” Bagi Orang Filipina

Pada hari minggu 18 Januari, hawa berasa dingin. Mendung menyelimuti Kota Manila. Sabtu malam sudah diumumkan bahwa besar kemungkinan hari Minggu akan turun hujan. Jadi seluruh umat yang bakal menghadiri misa penutupan dengan Paus Fransiskus di Quirino Grandstand sudah membawa mantol atau jas hujan.

Gerimis Menyapa

Sesungguhnya mulai sejak Sabtu malam umat telah banyak berkumpul nginap di seputar Rizal Park. Mereka berebutan tempat di taman untuk memejamkan mata. “Hai tempat ini telah jadi punya kami, ” kata seseorang ibu dengan galak pada rombongan orang muda yang akan menggunakan sisi taman itu.

Beberapa ribu orang telah menginap disana agar pagi harinya pada jam 06. 00 pagi, mereka dapat tempat paling dekat dengan panggung altar Bapa Suci.

menatap-altar-dari-kejauhan-paus-filipina-640x469

Benar sekali, jam 09. 00 gerimis mulai turun. Dingin, gerimis serta agak mendung, namun itu bukanlah penghalanguntuk orang Filipina yang akhir-akhir ini sudah akrab dengan badai topan. Jalanan menuju Rizal Park sudah dipadati beberapa pejalan kaki.

Mendekati Quirino Grandstand, beberapa ribu orang sudah memadati tepian jalan yang bakal dilalui Paus. Mereka duduk berantakan diatas alas. Ada beberapa berdiri memegangi terpal ala kadarnya untukmembuat perlindungan bagi keluarga mereka dari gerimis sesaat sanak familinya duduk berteduh di bawahnya.

Lain-lainnya duduk berjajar di trotoar menunggu waktunya Paus melintas dengan bersiap-siap mengangkat patung Santo Nino. Hari Minggu itu yaitu perayaan pesta Santo Nino, pelindung Filipina. Mereka bakal mengangkat tinggi-tinggi patung Yesus Kecil itu sembari diayun-ayunkan menari.

memilih-duduk-diam-paus-di-filipina-e1421664743933

Kekuatan Iman

Tepat jam 10. 00 sisi lapangan Quirino yang luas akhirnya sudah dipadati oleh umat. Walau sebenarnya misa baru bakal diawali jam 15. 30. Inimengakibatkan beberapa orang yang baru berdatangan tak mendapat akses masuk lagi.
Umat mengular, bergerak ikuti arus. Saat mentok, karena jalan diblok, mereka pun berbalik arah sembari berjejal-jejalan. Lautan manusia itu tak terkoordinir lagi. Banyak dari pada mereka pada akhirnya pilih duduk diam depan layar-lebar lantaran sadar tak dapat mendekati panggung.

Hingga jam 13. 00 siang gelombang umat yang datang malah makin banyak. Tak mengherankan bila beberapa umat cuma bisa ikuti misa dari jarak yang cukup jauh. Berdiri dijalan raya, di bawah jalur rel LRT sembari melihat monitor besar disana.

Kerumunan-misa-paus-di-filipina-2-e1421664680434

Paus menjadi Jas Hujan Orang Filipina

Sungguh luar biasa iman umat di Filipina. Pesona Paus Fransiskus yang sederhana, dekat dengan orang kecil serta berbelas kasih ini sudah bikin orang Filipina terserang serangan demam paus.

Perayaan Ekaristi sepanjang 90 menit itu berjalan dengan khidmat. Waktu misa berjalan, umat puntenggelam dalam aroma spiritual yang dibawa oleh Paus yang populer dengan seruannya pada Gereja Katolik untuk mengimani Allah yang penuh belas kasih, membela yang miskin serta pengampun.

kerumunan-misa-paus-di-filipina1-e1421664824417

Mgr. Socrates Villages, ketua Konferensi Uskup Filipina menjuluki Paus sebagai Mantol hujan orang Filipina. Meski hingga misa usai, hujan tetap turun serta cuaca gelap menyelimuti lokasi Metro Manila, tetapi iman umat lebih hebat dari sebatas cuaca. Banyak juga yg tidak mengenakan jas hujanatau payung namun bertahan sampai akhir.
Sesungguhnya Paus lah yang telah menjadi mantol atau jas hujan atau payung yang diberikan oleh Allah pada mereka hingga mereka dapatterus berdiri sampai Paus meninggalkan lapangan.

Terimakasih Bapa Suci yang kami cintai.

(www.MajalahMOOGI.cm)

MARIA PENOLONG UMAT KRISTIANI

Gelar Bunda Maria Penolong Umat Kristiani tidak dapat dipisahkan dari Santo Yohanes Bosco. Orang kudus ini memperoleh anugerah istimewa dari Tuhan, antara lain kemampuan membaca jiwa seseorang, nubuat serta penampakan. Ia menerima penampakan pertama pada waktu dia berusia sembilan tahun. Selanjutnya pada tahun 1844, Maria menampakkan diri kepadanya dan minta supaya didirikan sebuah gereja dengan nama Maria Penolong Umat Kristiani. Pada tahun 1862 ia menulis mengenai “Impian tentang Dua Tiang Utama”. Berikut ringkasannya:

 “Saya melihat samudera yang amat luas, penuh dengan armada kapal-kapal dalam keadaan siap tempur. Semua kapal dilengkapi dengan senjata berat …. Ada satu kapal yang megah dan lebih hebat dari kapal lainnya. Ketika merapat, kapal-kapal lain langsung menghantam, menembakkan api dan menyerangnya habis-habisan. …. Di tengah lautan yang tak berujung itu tampak dua tiang besar yang amat kokoh, menjulang tinggi ke langit. Tiang yang satu menyangga sebuah patung Santa Maria Tak Bernoda. Di bawah kakinya terbaca huruf-huruf besar yang jelas: PERTOLONGAN UMAT KRISTIANI. Tiang yang lainnya jauh lebih kokoh dan tinggi, menyangga sebuah hosti dan di bawahnya tertulis: KESELAMATAN BAGI UMAT BERIMAN.

Selanjutnya Don Bosco menjelaskan: ”Kapal-kapal musuh melambangkan penganiayaan. Gereja mesti menghadapi berbagai macam tantangan dan pencobaan yang besar. Musuh-musuh Gereja dilambangkan oleh kapal-kapal yang menyerang dan berusaha menenggelamkan kapal besar. Hanya dua hal yang dapat menyelamatkan Gereja pada saat kristis seperti itu, yaitu devosi kepada Sakramen Mahakudus dan devosi kepada Bunda Allah.

Menurut sejarah, sudah ada perkumpulan Maria Penolong Umat Kristiani di Munchen, Jerman. Selanjutnya Paus Pius VII memprakarsai perayaan Maria Penolong Umat Kristiani dan menetapkan pestanya tanggal 24 Mei, hari ketika beliau kembali ke Roma setelah dibebaskan dari tahanan Napoleon pada tahun 1814. Gelar yang dalam perjalanan sejarah semakin tidak diingat, dikembalikan oleh Don Bosco kepada Gereja.

Di tengah-tengah zaman yang penuh dengan tantangan ini, marilah kita dengan sungguh-sungguh mengupayakan dua devosi ini dalam hidup kita, keluarga dan komunitas kita. Salam dan Berkat Tuhan untuk Anda sekalian, keluarga dan komunitas Anda. (+ Mgr. I.Suharyo)

Profil: “Bukan Untuk Sukses”

Sosok Ibu Tres KKITDi tengah hingar bingar Jakarta, ada tempat yang teduh: Wisma Sahabat Baru (WSB), tempat Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT). Orang sakit yang terlantar mendapat pelayanan dengan hati. Ada pria setengah baya, tanpa keluarga, yang berhenti kerja karena sakit tbc tulang. Ada ayah sakit-sakitan yang tak dihiraukan keluarganya. Semuanya diterima dengan tangan terbuka.

Menjadi pimpinan di WSB selama lebih dari 11 tahun, MT Tresnowati, meski banyak mendapat pengalaman membahagiakan, kadang-kadang juga merasa jenuh. Pernah waktu WSB terancam untuk ditutup, padahal ia sudah bekerja sepenuh hati, Tresnowati memikir untuk berhenti. Namun pesan ibu Theresa: “Kita dipanggil Tuhan bukan untuk sukses, melainkan untuk setia”, mengingatkan dia untuk setia kepada panggilan.

Terlibat dalam KKIT, mulai dari anggota biasa hingga menjadi Koordinator Nasional, mengenal orang-orang miskin secara pribadi, Tresnowati merasa makin diteguhkan imannya. Pengajaran Kitab Suci menjadi hidup, bukan sesuatu yang kering. Di saat-saat sulit, ia sering mengalami bahwa penyelenggaraan Tuhan itu nyata. Alamat email MT Tresnowati: tsoewadjie@yahoo.com.

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-12/Thn3/2014

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-12/Thn3/2014

 
View at Google
 

 

Gelar-Gelar Bunda Maria Dalam Doa Litani

bunda-maria-19

Dalam Litani Santa Perawan Maria terdapat gelar-gelar Maria yang tidak begitu saja dapat dimengerti, misalnya Benteng Daud, Benteng Gading, Tabut Perjanjian, Bintang Timur, Bindang Samudera dan masih banyak lagi.

Gelar-gelar tersebut disusun sekitar abad ke-16. Santo Petrus Kanisius mempopulerkan Litani Santa Perawan Maria pada tahun 1558 untuk mendorong sembah bakti (=devosi) kepada Bunda Maria, sebagai tanggapan terhadap Reformasi Protestan yang boleh dikatakan menyerang devosi-devosi sejenis. Litani ini merupakan seruan pujian kepada Santa Maria yang digunakan dalam perayaan-perayaan di Gereja Loreto, Italia sejak abad ketiga belas. Sebagian besar gelar itu berhubungan dengan nubuat Perjanjian Lama yang menyatakan peran Bunda Maria dalam rencana penyelamatan Allah.

Maria dipuji sebagai “Benteng Daud”. Bisa dibayangkan benteng yang dibangun oleh Raja Daud kokoh berdiri di puncak tertinggi pegunungan yang mengelilingi kota Yerusalem. Benteng itu dibangun untuk pertahanan kota, antara lain untuk mengintai kalau-kalau musuh datang. Dari benteng itu musuh yang datang untuk menyerang dapat dengan cepat dan mudah dilihat, sehingga peringatan bahaya dapat cepat diberikan. Dengan kata lain Benteng Daud adalah sarana pertahanan yang unggul.

Maria dibandingkan dengan Benteng Daud karena kesuciannya, sebagai pribadi yang penuh rahmat dan dikandung tanpa noda dosa. Dengan doa-doa dan teladan hidupnya, Bunda Maria merupakan sarana “pertahanan”. Dengan sarana pertahanan ini Kerajaan Allah akan datang dan tegak berdiri. Kekuatan jahat yang menyerang akan dikalahkan. Demikian juga dalam hidup pribadi kita sebagai orang beriman, doa-doa dan teladan Bunda Maria akan menjaga kita dari segala dosa dan ancaman yang dapat merusak diri kita, keluarga atau komunitas kita. Salam dan Berkat Tuhan bagi Anda, keluarga dan komunitas Anda. + Mgr. I. Suharyo. (*)

Teks 4 Suara Lagu APP dan Tahun Syukur 2015 KAJ

Berikut ini adalah Teks 4 Suara Lagu APP dan Tahun Syukur 2015 KAJ

“Tiada Syukur Tanpa Peduli”

4 Suara - Teks lagu APP dan Tahun Syukur 2015 KAJ Teks Partitur - lagu APP dan Tahun Syukur 2015 KAJ

Berpacaran Serius dan Ingin Menikah? Ikuti Program Discovery!

Untuk mempersiapkan itu semua secara khusus maka Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta (KomKK KAJ) mengadakan Program Discovery. Jika anda sadar bahwa Perkawinan Katolik itu Suci, maka jangan sia-siakan kesempatan ini. Program ini akan diadakan sepanjang 2015. Pertemuan pertama akan diadakan pada Minggu, 15 Februari 2015 di Gedung Karya Sosial (GKS) Keuskupan Agung Jakarta, Kompleks Gereja Katedral Jakarta.

Jadwal pertemuan selengkapnya silahkan menghubungi: Nanik-Hendry (0813 8986 8688); Talieb-Lies (0811 971 889); Esti-Ario (0811 810012). (*)

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?