Home Blog Page 105

Bom di Gereja Katolik Pakistan, Sedikitnya 14 Tewas

Dua serangan bom di dekat dua gereja di kota Lahore, Pakistan, menewaskan sedikitnya 14 orang dan lebih dari 70 lainnya cedera. Serangan tampaknya ditujukan pada jemaat yang menghadiri kebaktian Minggu 15 Maret di Gereja Katolik St John dan Gereja Kristus di kawasan Youhanabad.

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, dan Presiden Mamnoon Hussain, sudah mengecam serangan bom terbaru ini.

Bukan sekali ini umat Kristen di Pakistan -yang jumlahnya sekitar 2% dari total 180 juta penduduk- menjadi sasaran serangan militan.

Tahun 2013, lebih dari 80 orang tewas dalam sebuah serangan bom di gereja di Peshawar, yang merupakan serangan terbesar atas umat Kristen di Pakistan.

1610378Umat-Kristen-Pakistan-Unjuk-Rasa780x390

Satu kelompok sempalan Taliban Pakistan yang menamakan diri Jamatul Ahrar sudah mengeluarkan pernyataan bertanggung jawab atas serangan Minggu 15 Maret.

Sejumlah saksi mata mengatakan serangan dilakukan oleh para pembom bunuh diri namun polisi belum bisa memastikannya. Para pembom bunuh diri meledakkan bomnya di dekat gerbang Gereja Katolik St John dan Gereja Kristus. (internasional.kompas.com)

20130923016

Refleksi Singkat

Kita tentu merasa prihatin dengan sesama saudara/saudari kita seiman dalam Kristus, yang di banyak kawasan dimana kita minoritas selalu saja menjadi objek serangan fisik; penganiayaan dan pembunuhan. Kita dianggap kafir, haram, sehingga boleh disiksa dan dibunuh. Bahkan acapkali serangan itu diwajibkan agar kita binasa semua. Hati kita meradang dan meratap seperti kaum Israel yang ditindas sebagai di Mesir. Seperti juga Gereja Perdana yang teraniaya.

Namun hendaknya kita tidak kehilangan kepercayaan dan pengharapan dalam iman. Berulang kali dalam Alkitab muncul kalimat penenguhan “Jangan takut”. Kalimat ini muncul sebanyak 365 kali di dalam Alkitab. Sama jumlahnya dengan hari dalam setahun. Artinya Tuhan ingin kita menjalani setiap hari tanpa ketakutan.

Tuhan Yesus sendiri telah meramalkan bahwa “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,” (Matius 24:9). “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat,” (Matius 24:13).

Dengan demikian hendaknya justru dalam penganiayaan dan pembunuhan, maka iman kita akan semakin tumbuh. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” (Yohanes 3:16).

Marilah Berdoa:

Tuhan Yesus kami berdoa bagi Gereja-Mu yang teraniaya dan tertindas, khususnya di daerah-daerah dimana toleransi beragama dan perdamaian masih jauh dari kenyataan. Sudilah hadir menyentuh kami secara nyata, agar iman kami semakin bertumbuh dan kami pun berani menjadi martir dan saksi-Mu. Dan semoga semua bangsa pada akhirnya terbuka matanya, bahwa semua jalan ke Surga hanyalah melalui Engkau sendiri. Sebab hanya Engkaulah Tuhan, Juru Selamat kami. Amin

Paus Fransiskus : Bila Saya Mati Dibunuh, Itu Kehendak Tuhan

pope killed
 
Paus Fransiskus sadar bahwa ia telah menjadi target utama pembunuhan. Oleh karenanya, dia berdoa memohon pada Tuhan, bila pembunuhan itu kemudian terjadi, itu tidak menyakiti dirinya dan orang-orang yang mencintainya.
“Hidup ada di tangan Tuhan. Saya berdoa pada Tuhan, ‘Kau pelihara diriku. Tetapi bila saya mati atau suatu hal berlangsung kepadaku, itu adalah kehendak Tuhan. Saya cuma berharapsupaya hal itu tidak menyakitkan, ” tutur Paus.
Pernyataan ini diberikan Paus Fransiskus dalam suatu wawancara dengan tabloid La Carcova News. Tabloid tersebut dikelola serta diterbitkan masyarkat di permukiman kumuh Buenos Aires, Argentina, kampung halaman Paus.
Sekian waktu lalu, Negara Islam Irak serta Suriah (ISIS) meneror bakal membunuh Paus Fransiskus karena dianggap sebagai “pemimpin agamayang sesat”.
Bahkan juga, pada kunjungan Paus Fransiskus ke Filipina awal 2015 ini, kepolisian setempat mengakui berhasil menggagalkan percobaan pembunuhan atas pemimpin Gereja Katolik sedunia itu.
Tidak cuma kelompok militan Islam ISIS yang meneror nyawa Paus Fransiskus. Aparat keamanan Italia juga telah memperingatkan bahwa mafia Italia juga berniat untuk mengakhiri hidup Paus asal Argentina itu. (dailymail.co.uk)

Ayo Ikutan Lomba Bikin Tempat Sampah Unik dan Kreatif

Gerakan Hidup Bersih dan Sehat KAJ bekerjasama dengan Panitia APP 2015 KAJ dan Komisi Kepemudaan KAJ, mengadakan Lomba Tempat Sampah Kreatif antar OMK Paroki/Stasi dan Pelajar/Mahasiswa se-KAJ. Tempat Sampah dibuat seunik dan semenarik mungkin serta tahan lama. Anda bisa melihat contoh-contohnya di internet.
Peserta lomba adalah OMK di stasi/paroki, pelajar/mahasiswa di Keuskupan Agung Jakarta. Selain supaya kreativitas orang muda semakin dipacu, juga pada tahun 2015 ini akan ada KAJ Youth Day, sehingga kegiatan ini dirangkaikan dengan perhatian apda orang muda itu.
 
Ketentuan dan Persyaratan Lomba
1. Bahan dan asesoris tempat sampah adalah bebas, tentu saja diharapkan semurah mungkin (lebih baik lagi jikda dari bahan bekas) tetapi tahan lama.
2. Didesain dan dikerjakan oleh OMK/Pelajar/Mahasiswa secara berkelompok.
3. Setiap paroki/stasi membuat minimal 6 pasang tempat sampah (organik/anorganik) dan satu tempah sampah B3.
4. Dikerjakan selama masa pra-paskah, sehingga bisa menjadi penanda aksi nyata pra-paskah OMK paroki/stasi/sekolah. (Maka Jika Memang Diperlukan, boleh mengajukan program pembuatan tempat-tempat sampah kreatid ini sebagai program Aksi Nyata Pembangunan (APP) ke panitia APP, dengan ditandatangi oleh Seksi Kepemudaan dan Pastor Paroki/Pastor Mahasiswa atau oleh Kepala Sekolah).
5. Di bagian bawah diberi tulisan “Taruh Sampah, Jadikan Berkah!”
 
Kriteria Penilaian (Berdasarkan Urutan)
1. Kreativitas dan orisinalitas
2. Keterlibatan OMK/Pelajar
3. Dukungan aktif oleh panitia Paskah paroki, seksi lingkungan hidup, komsos dan pastor paroki/mahasiswa atau oleh guru dan kepala sekolah.
4. Unsur penyadaran: misalnya keterangan/gambar tentang arti organik dan anorganik serta tentang sampah B3.
5. Keindahan dan daya tarik
6. Tahan lama.
 
Teknis Lomba
1. Panitia menerima dokumentasi proses dari awal pembuatan seluruh tempat sampah kreatif itu dan hasil akhirnya, yaitu dokumentasi pengerjaan dan keterlibatan OMK/Pelajar serta kterlibatan elemen paroki/stasi/sekolah yang lain, termasuk pastor paroki/kepala sekolah (satu foto untuk masing-masing tahap, sehingga tidak perlu lebihd ari 5 foto dan tidak perlu foto dengan resolusi besar).
2. Foto/Video hasil akhir tempat sampah (beserta proses pembuatannya) diunggah ke Youtube dengan tag “Tempat Sampah Kreatif APP 2015 Paroki/Stasi/Nama Sekolah …”
3. Persyaratan-persyaratan dan tautan/link Youtube foto/video proses pembuatan dn hasil akhir tempat sampahnya dikirim melalui email ke : pemukat@gmail.com
4. Persyaratan lomba dikirim paling lambat 6 April 2015.
5. Pemenang akan diumumkan di akhir Mei 2015.
6. Pemenang akan mendapatkan hadiah piagam dan uang:
a. Juara 1: 7 Jt
b. Juara 2: 5 Jt
c. Juara 3: 3 Jt
d. Juara Harapan 1, 2, 3: 1,5 Jt.
 

Sekretariat Panitia

Lomba Tempat Sampah Kreatif KAJ 2015

Kantor Pemikat KAJ, Gedung Karya Pastoral KAJ

Jln. Katedral 7, Jakarta

Telp. 021-3519193, eks. 205; Hp: 0818 7548 42

 
Koordinator GHBS KAJ
RP. Andang L Binawan SJ

SURAT KELUARGA MARET 2015: Menjadi Orang Tua Katolik

Saudara-saudari terkasih, selamat menjalani masa prapaskah. Semoga masa penuh rahmat ini membawa suasana permenungan tersendiri buat Anda. Segala hal yang menjadi kekurangan dapat kita kurangkan, sedangkan hal yang baik dapat kita pertahankan dan teruskan. Harapan baik selalu kita kembangkan bersama. Semoga kita dapat menjalani puasa dan pantang dalam arti sebenar-benarnya bersama keluarga kita.

Mengembangkan suatu kebiasaan yang baik dalam keluarga bukanlah sesuatu yang mudah. Kita menawarkan hal-hal yang baik untuk dilakukan bersama, sementara setiap anggota keluarga mempunyai kemauan dan kebutuhan masing-masing. Mampukah kita menciptakan budaya, habit, tradisi yang baik di tengah keluarga kita? Bukan hanya baik, tetapi budaya yang Katolik.

Apa itu habit? Apa itu menciptakan budaya? Jika kita mempunyai kebiasaan makan bersama, atau membiasakan anak-anak berdoa sebelum makan, atau bahkan membiasakan seluruh keluarga pantang daging pada masa prapaskah ini, maka kita telah membuat habit atau budaya perilaku kepada seluruh keluarga kita. Mereka bersama-sama menciptakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari dan tidak usah diingatkan lagi menjadi perilaku harian. Kalau begitu, kita bisa menciptakan lebih banyak habit atau budaya dalam keluarga kita!

Keuskupan Agung Jakarta menanggapi seruan sinode para uskup di Roma tahun lalu dan akan diteruskan pada tahun ini. Gereja Katolik sangat prihatin dengan fenomena peristiwa keluarga yang mengerikan, seperti perceraian, sikap apatis pada agama, keengganan berkomunikasi, sampai merosotnya moral di antara anak-anak muda dan orang dewasa. Apa yang bisa kita buat?

Menyelesaikan persoalan keluarga saja bukanlah solusi. Kita perlu membuat persoalan itu berkurang dengan membangun kebiasaan pengasuhan dan membangun pendidikan yang sehat dan Katolik. Pendidikan adalah satu jalan terbaik untuk menciptakan suatu budaya yang jauh lebih terencana dan baik. Manusia sekarang diciptakan dari masa lalunya, ketika mereka masih anak-anak

Saya sangat bersemangat menantikan lebih banyak orangtua yang memperhatikan kehidupan anak-anaknya, bukan hanya membiayai dan memperingatkan atau melarang, bahkan memarahi, tetapi orangtua yang mendampingi hidup mental dan rohaninya. Saya yakin, Anda semua dapat membuat diri Anda menjadi orangtua yang baik dan serius menjadikan anak-anak sebagai pribadi yang dewasa, dan Katolik.

Keuskupan Agung Jakarta kita tercinta ini menanggapi seruan Gereja untuk belajar lebih banyak menjadi orangtua Katolik. Gereja Jakarta juga memanggil Anda semua untuk belajar bersama menciptakan budaya Katolik di rumah Anda masing masing. Kita jelas perlu membuka mata bagi pendidikan putra-putri kita. kita perlu sejak dini mengajarkan kepada mereka menjadi sekaligus manusia dan sekaligus pribadi Katolik sejati.

Manusia sejati tahu memilih yang baik dan berguna bagi banyak orang; tidak individualis; mengerti bagaimana menjadi sesama; memahami bahwa hidup mesti bertumbuh dalam kedewasaan, iman, pengharapan, dan kasih. Manusia Katolik itu perlu dibangun dengan pendampingan orangtua yang bertanggungjawab, berpengetahuan, dan mengasihi dengan sepenuh hati. Sejak dilahirkan, anak-anak yang beruntung mendapatkan bimbingan dari orangtua yang hebat ini.

Kita kadang membiarkan anak-anak dididik hanya di sekolah dan tempat-tempat les. Kita kurang memperhatikan anak-anak kita yang makan makanan di sekolah dan jajan di sembarang tempat, sementara mereka butuh gizi yang lebih bermutu. Kita tidak berani memantau aktivitas mereka atau bahkan tidak mengerti sama sekali apa yang mereka lakukan bersama teman-temannya. Apa yang bisa kita harapkan dari makanan yang kurang terjamin mutunya? Apakah Anda bergantung pada pergaulan dengan banyak teman tanpa kendali Anda?

Perjalanan anak-anak bersama internet menjadi rahasia yang gagal Anda buka dan pahami. Bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik jika kita kehilangan kontrol terhadap anak-anak itu? Kenakalan tentu bisa dikendalikan kalau anak-anak kita percaya bahwa Tuhan ada dalam diri kedua orangtuanya. Anak-anak akan menemukan rem ketika melihat orangtuanya begitu inspiratif dan cerdas rohani. Kita bisa kalah dengan teknologi, tetapi kasih dan Tuhan akan mengembalikan anak-anak kita pada jalan yang baik dan bermasa depan.

Kita semua harus memikirkan bagaimana mendidik anak-anak yang pandai, yang kreatif, berwawasan luas, tetapi tetap Katolik dan militan. Kita tidak mungkin memberikan kepercayaan sepenuhnya pada modernitas dan lingkungan yang begitu mengendalikan anak-anak kita. Kita pun perlu menjadi model hidup bagi anak-anak, agar mereka tahu siapa orang yang paling pantas mereka ikuti setelah Tuhan, yaitu orangtua mereka.

Cobalah Anda masing-masing pikirkan, cara terbaik untuk mendidik anak-anak Anda. Tentu setiap anak perlu penanganan berbeda, tetapi prinsipnya sama: mendidik dengan kasih dan teladan. Semoga dalam beberapa bulan ke depan, kita dapat bekerja sama menemukan banyak cara untuk menginspirasi kita semua, khususnya para orangtua untuk mendidik anak-anak sesuai dengan panggilan kita sebagai orangtua Katolik yang diberkati.

Salam dan doa saya. Teriring harapan luar biasa pada Anda para orangtua Katolik yang hebat. Tuhan memberkati.


Salam Keluarga Kudus

 

Rm.Alexander Erwin Santoso MSF

Ivon Sri Darmayanti: Pemenang Lomba Logo KAJ

Ivon-Sri-Darmayanti

“Syukur kepada Tuhan karena memberikan talenta ini, sehingga saya dapat berbuat banyak bagi Gereja dan sesama. Kemenangan ini membuat saya menitikkan air mata, namun juga merasa tidak pantas,” ujar Ivon Sri Darmayanti, pemenang lomba logo Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Ivon menerima surat pemberitahuan dari Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KAJ pada 15 Oktober 2012. Tetapi, pengumuman pemenang lomba logo dan sekaligus peresmian Logonya itu baru dilaksanakan pada Sabtu, 1/12, saat Perayaan Ekaristi Penutupan Tahun Ekaristi di Gereja Katedral Jakarta.

Dalam merancang logo, warga Paroki St Bonaventura Pulomas ini mempelajari peziarahan 205 tahun KAJ dan menuangkannya dalam simbol dan warna, dengan mempertimbangkan unsur spiritualitas, identitas, cita-cita, serta semangat Gembala Baik yang murah hati.

Perempuan kelahiran Jakarta, 18 Mei 1964, ini adalah lulusan Graphic Design Bachelor of Fine Arts dari University of Central Missouri, USA. Saat ini, ia juga aktif sebagai pembimbing paduan suara anak-anak “Bonaventura Children Choir”. Ia punya kesan yang mendalam terhadap Gereja Katedral. Sewaktu kecil, ia selalu diajak orangtuanya mengikuti Ekaristi di Gereja Katedral.

Tidak Diketahui Banyak Orang Indonesia bahwa ada Kelompok Wanita Poso Redamkan Perseteruan Islam-Kristen

Perseteruan Poso seakan-akan identik dengan perseteruan Islam serta Kristen yang lekat di pikiran orang-orang sejak mulai awal th. 2000. Perseteruan ini nampaknya mendarah-daging serta membudaya di pikiran orang-orang di Indonesia.

Lian Gogali, penggerak perdamaian di daerah perseteruan Poso menyatakan Poso bukanlah daerah perseteruan Muslim-Kristiani. Menurut dia, Poso yaitu tanah harapan untuk kebanyakan orang yang mau hidup damai.

Pada media massa, Lian menuturkan peran wanita sesungguhnya sangatlah besar untuk menyatunya dua kelompok agama yang tidak sama itu di Poso.

bom_poso

Perempuan-perempuan umum yang bekerja sebagai petani, nelayan, ibu rumah-tangga sudah cukup berhasil meredam perseteruan agama di daerah itu. Perempuan-perempuan yang tidak terdengar gaungnya ini dianggap sudah sukses melindungi kehidupan.

Lian mencontohkan seseorang nelayan yang kerjaannya memikul ikan sejauh lebih dari 20 km. dari satu desa ke desa lain telah menyatukan perempuan-perempuan di desa Muslim serta Kristen di pesisir, saat perseteruan agama berlangsung.

Ibu itu memikirkan bahwa mereka tidak akan bertahan hidup bila ikan-ikan itu tak laris. Karenanya dia mengambil keputusan berjalan berkeliling dari satu desa ke desa lain walau dia ditentang keluarganya lantaran bahaya maut akibat perseteruan yang waktu itu masih memanas. Saat ibu Muslim itu berjualan ikan serta masuk di Kampung Kristen, ia segera dihampiri segerombolan ibu rumah-tangga dengan hangat di kampung itu.

206662_620

“Terima kasih sudah datang. Kita mesti tunjukkan bahwa Kristen serta Muslim baik-baik saja, ” tutur beberapa kumpulan ibu rumah-tangga di Kampung Kristen itu.

Setelah itu, komunitas Muslim serta Kristen membangun keyakinan kuat bahwa mereka tidak pernah mau berkonflik.

Kelompok wanita dari dua agama yang tidak sama ini juga sama-sama berinteraksi di pasar serta sama-sama menguatkan untuk memperjuangkan perdamaian pada saat perseteruan tengah berlangsung di daerahnya.

“Selama ini kisah nyata ini tak pernah diperdengarkan. Para Elite dan Pejabat silahkan berkelahi, namun kami (wanita, Red) mau hidup damai saja, ” tutur Lian Gogali (Penggerak Perdamaian di daerah perseteruan Poso), Alissa Wahid (Psikolog Keluarga, Koordinator Pusat GUSDUR) Dewi A. Suryaningtyas (Fasilitator Program Art of Living Foundation) di India House, Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat, Jumat (27/2) sore waktu menghadiri Indonesia Women’s Conference.

0301e

Sayangnya, kata Lian, media nasionalsetiap saat mengulas Poso senantiasa menyampaikan tentang perseteruan dan konflik Islam – Kristen. Walau sebenarnya, menurut dia, masalahnya bukanlah pada Islam serta Kristen.

“Masyarakatnya sesungguhnya tidak punya masalah. Ini karena media nasional terlalu memprovokasi ditambah lagi kebijakan-kebijakan politik pemerintah yang kerapkali malah mendukung kelompok-kelompok radikal, ” tutur Lian.

“Karena itu untuk saya serta ibu-ibu yang ada di kampung, kami yakin bahwa wanita itu mempunyai kemampuan justru dari bagaimana mereka menjalani kehidupannya. Dari hal yang dekat dengan kehidupan keseharian. Dari hal yang mereka kelola diantaranya, untuk melindungi perdamaian, ” kata Lian. (satuharapan.com)

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-1/Thn4/2015

Info Gembala Baik KAJ Edisi Ke-1/Thn4/2015

[gview file=”https://www.kaj.or.id/wp-content/uploads/2015/03/INFO-GEMBALA-eds-02_2015.pdf” height=”700px” width=”480px” save=”1″]

Penculikan Massal Dorong Pengungsian Warga Kristen di Suriah

KOMPAS.com – Penculikan hampir 100 orang Kristen Asiria oleh milisi Negara Islam atau ISIS di Suriah telah mendorong keluarga-keluarga yang ketakutan meninggalkan rumah mereka, kata para aktivis Rabu (25/2/2015, saat Washington bersumpah untuk mengalahkan kelompok militan itu.

Hampir 1.000 keluarga telah meninggalkan desa-desa di Provinsi Hasakeh di Suriah timur laut sejak penculikan pada Senin lalu. Demikian menurut data Assyrian Human Rights Network yang berbasis di Swedia. Sekitar 800 keluarga mengungsi di kota Hasakeh dan 150 lainnya di Qamishli, sebuah kota Kurdi di perbatasan dengan Turki, kata kelompok itu, yang menambahkan bahwa jumlah pengungsi itu sekitar 5.000 jiwa.

Sementara sebagian besar dari mereka disandera adalah perempuan, anak-anak atau orang tua.

news_9936_1388471836

Amerika Serikat dan PBB telah mengecam penculikan massal itu dan menuntut pembebasan para sandera. Praktik penculikan massal semacam itu baru pertama kali terjadi di negara yang dikoyak perang tersebut.

“Aksi terbaru ISIS menyasar kelompok minoritas agama hanya menjadi bukti lanjutan atas perlakuan brutal dan tidak manusiawi mereka terhadap semua orang yang tidak setuju dengan tujuan busuk mereka,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki. Komentar senada dilontarkan Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Bernadette Meehan. “Masyarakat internasional bersatu dan tidak terpengaruh dalam tekad untuk mengakhiri kebejatan ISIS. Amerika Serikat akan terus memimpin perlawanan untuk menumbangkan dan akhirnya mengalahkan ISIS.”

iraqchristians

Dewan Keamanan PBB juga mengecam penculikan itu dan menuntut agar para sandera dibebaskan segera dan tanpa syarat.

Osama Edward, direktur Assyrian Human Rights Network, mengatakan dia yakin penculikan tersebut terkait dengan kekalahan ISIS belakangan ini dalam menghadapi serangan udara pimpinan AS yang dimulai di Suriah pada September lalu. “Mereka membawa sandera untuk menjadikan mereka sebagai perisai manusia,” katanya kepada AFP.

Dia mengatakan, ISIS, yang berperang melawan para pejuang Kurdi di darat, mungkin mencoba untuk menukar orang-orang Asiria itu dengan anggota ISIS yang ditahan. Menurut Osama, tujuan ISIS adalah mengusai desa Kristen Asiria Tal Tamer, dekat jembatan yang menghubungkan Suriah dengan Irak.

news_19561_1406728473

Menurut Syrian Observatory for Human Rights, para pejuang Kurdi telah merebut kembali tiga desa Asiria dan sebuah desa Arab di dekatnya pada Rabu. “Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi telah merebut kembali Tal Shamiran, Tal Masri, Tal Hermel dan Ghbeish,” kata direktur Observatory, Rami Abdel Rahman. Namun pertempuran terus berlanjut di daerah itu.

Di Tal Shamiran, para milisi membakar sebagian dari sebuah gereja. Dan di desa Arab Ghbeish, ISIS memenggal empat orang, dan membakar rumah-rumah dan sebuah sekolah. Mereka menuduh para penduduk desa “berkolaborasi” dengan pejuang Kurdi.

ISIS, yang juga menguasai wilayah luas di Irak, tahun lalu telah mendeklarasikan sebuah “khilafah” Islam di daerah yang dikuasai dan telah melakukan kekejaman luas.

news_19561_1406729262-300x200

Orang-orang Asiria, salah satu dari komunitas Kristen tertua di dunia, telah berada di bawah ancaman yang meningkat sejak ISIS menguasai sebagian besar Suriah.

Pekan lalu, ISIS cabang Libya merilis sebuah video yang menunjukkan pemenggalan 21 warga Kristen Koptik, sebagian besar asal Mesir.

Edward, yang berasal dari Provinsi Hasakeh di mana terdapat 35 desa Asiria, mengatakan milisi masuk ke rumah-rumah warga pada malam hari saat orang-orang sedang tidur. Para sandera kemudian dibawa ke Shaddadi, sebuah provinsi yang menjadi basis ISIS.

Bs6SV9GCQAAxr7g

Para milisi itu telah mengintimidasi penduduk desa itu selama berminggu-minggu. “Orang-orang telah memperkirakan serangan itu, tetapi mereka berpikir bahwa entah tentara Suriah, yang hanya berjarak 30 kilometer dari sana, atau pejuang Kurdi atau serangan udara koalisi (yang dipimpin AS) akan melindungi mereka,” kata Edward.

Sementara itu, di Washington, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Amerika Serikat dan Iran punya “kepentingan bersama” dalam mengalahkan ISIS tetapi musuh lama AS itu tidak mau bekerja sama untuk melakukan hal itu. “Mereka benar-benar menentang ISIS dan mereka sebenarnya sedang bertempur dan mengeliminasi anggota ISIS di sepanjang perbatasan Irak yang dekat dengan Iran dan punya keprihatinan serius tentang apa yang akan dilakukan terhadap wilayah tersebut,” kata Kerry kepada anggota parlemen. “Jadi kita memiliki setidaknya kepentingan bersama, jika bukan sebuah upaya kerja sama.”

irakkristen

Sementara itu, Uskup Agung Katolik Hasakeh-Nisibi di Suriah menuduh Turki telah membiarkan para milisi ISIS yang bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap orang-orang Kristen Suriah menyeberangi perbatasan tanpa diperiksa. Di sisi lain, Turki mencegah orang Kristen untuk melarikan diri. “Di utara, Turki membiarkan melalui truk-truk, para milisi Daesh (ISIS), minyak, gandum dan kapas dicuri dari Suriah: semua itu dapat menyeberangi perbatasan tetapi tidak seorang pun (dari komunitas Kristen) boleh lewat,” kata Jacques Behnan Hindo.

Sebelum perang saudara di Suriah meletus tahun 2011, ada 30.000 orang Asiria di negara itu. Saat itu, Suriah memiliki populasi orang Kristen sekitar 1,2 juta orang.

REFLEKSI IMAN:

Akhir-akhir ini kita sering disuguhi berita menyeramkan bagaimana saudara/i seiman kita dikejar-kejar, dianiaya, dan dibunuh dengan kejam. Banyak dari mereka berpindah-pindah tempat tinggal hanya agar tetap hidup. Kita dianggap kafir hanya karena perbedaan iman. Sejarah penganiyaan Kristiani seperti terulang kembali.

Kita ingat dahulu pada Jaman Tuhan, Jaman Para Murid dan Gereja Perdana, Gereja selalu dikejar-kejar, dianiaya dan dibunuh dengan sangat kejam (diadu dengan binatang buas, disalib, dibakar, dipenggal, dsb). Namun akhirnya Tuhan sendiri memenangkan Gereja-Nya.

Bukankah Yesus sendiri bersabda: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah,” (Yohanes 12:24). Darah para martir itu telah menjadi benih mati dan pupuk bagi iman untuk bertumbuh.

Bukankah juga, bahwa Tuhan sendiri juga sudah meramalkan bahwa: “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci” (Matius 24:9-10).

Marilah kita berdoa khusus bagi Gereja kita yang dianiaya, bahwa meskipun mengalami penganiayaan dan pembunuhan yang paling kejam pun, mereka ini tetap memelihara iman mereka tidak tercemar. Meskipun jauh dari segala kesenangan, tertutup dari sinar matahari, dan tinggal di dalam gelap di dalam tanah, dibakar, dianiaya dan dibunuh dengan disiksa secara kejam; mereka tidak mengeluh sedikit pun.

Kita yakin dan percaya akan sabda Kristus bahwa ketika kita menderita, wafat dan disalibkan bersama DIA: “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan AKU di dalam Firdaus,” (Luk 23:43).

Marilah Berdoa:

Ya Tuhan Yesus, pada masa prapaskah ini, kami berdoa khusyuk pada-Mu memohon ampun atas segala dosa-dosa kami. Terlebih kami sadar bahwa dosa-dosa kamilah yang sudah menyakiti-Mu. Secara khusus ya Tuhan, kami turut bersedih akan putera-puteri-MU yang dikejar-kejar, dianiaya dan dibunuh dengan sangat kejam. Semoga Engkau sendiri hadir dalam mujizat dan rahmat penguatan pada mereka, agar mereka betul-betul setia hingga Engkau sendiri memanggil mereka dan menganugerahi mahkota martir penuh kemenangan iman. Ya Tuhan kami percaya bahwa justru dalam kemalanganlah maka Kekuatan-Mu akan semakin nyata terlihat. Dan bagi mereka para penganiaya dan pembunuh itu ya Tuhan, kiranya ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Sebab Engkaulah Kristus Tuhan yang sudah wafat namun bangkit untuk menyelamatkan hidup kami, yang berkuasa kini dan selama-lamanya. Amin.

(Rk)

Kisah Romo Carolus, Pendamping Terpidana Mati Nusakambangan

TEMPO.CO, Cilacap – Kampung Laut tahun 1973 adalah neraka. Delta Sungai Citanduy di samping Nusakambangan itu bak sarang penyakit. Namun, bagi Charles Patrick Edward Burrows atau yang biasa disapa Romo Carolus OMI (Oblat Maria Immaculata), Kampung Laut adalah rumah keduanya.
Romo datang ke Kampung Laut pada 1973 dengan menumpang speedboat. Lahir di Dublin, Irlandia, pada 4 April 1943, Romo berketetapan hati untuk berbagi kasih dengan penduduk Kampung Laut yang terpinggirkan. “Dulu mereka dipinggirkan, dituduh simpatisan partai terlarang. Tak ada yang mau mengurus mereka,” ujar Romo, Selasa, 24 Februari 2015.
Awal ia datang di daratan yang dikelilingi hutan mangrove itu, banyak penduduknya yang sakit mata. Saking parahnya, nanah keluar dari mata mereka yang sakit. Dengan kasih sayang, warga yang sakit diberi salep mata oleh Romo.
Tak mudah menjadi seorang romo. Meski hanya punya motif kemanusiaan, ia kerap dituduh melakukan kristenisasi terhadap penduduk Kampung Laut. Tanpa gembar-gembor ayat-ayat suci, Romo terus kerja, kerja, dan kerja. Ia memperbaiki sanitasi lingkungan, membangun jembatan antarpulau, serta meningkatkan pendidikan penduduk. “Fokus saya mengentaskan kemiskinan warga Kampung Laut,” katanya.
Romo menjadi warga negara Indonesia tahun 1983. Meski demikian, ia kerap pulang ke Irlandia untuk menemui saudaranya. Ia merasa lebih dibutuhkan di Kampung Laut dibandingkan di negaranya.
Sejak lima tahun terakhir, Romo Carolus memberi perhatian pada penghijauan kembali lahan gundul dengan pohon-pohon spesies lokal di pulau seluas 22 ribu hektare itu sambil memberdayakan masyarakat setempat. Nama Romo Carolus sudah sangat melekat dengan warga Cilacap. Tak terkecuali bagi Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamudji. “Romo tidak berkarya dengan tinta, tapi tetesan keringat. Ia turun dan mendengar langsung keluhan masyarakat,” katanya.
Melalui Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), ia membangun lima TK, dua SD, delapan SMP, tiga SMA, dan satu akademi maritim. Ia percaya pendidikan adalah hak semua anak. “Pendidikan membebaskan orang dari kemiskinan dan kebodohan,” ujar Romo yang dikenal dengan Teologi Cinta-nya itu.
Seminggu sekali, Romo yang menolak hukuman mati itu mempersembahkan Ekaristi di salah satu lembaga pemasyarakatan di Nusakambangan, yang penghuninya menunggu eksekusi hukuman mati.
Romo Carolus meminta pemerintah menyediakan pendamping bagi terpidana mati yang beragama Katolik. Pada eksekusi gelombang pertama, 18 Januari 2015, terpidana mati Marco Archer Cardoso tidak didampingi pemuka agama Katolik. “Inilah yang memicu hubungan antara Indonesia dan Brasil memburuk,” kata Romo Carolus.
Ia mengatakan, saat dieksekusi di hadapan regu tembak, Marco tak didampingi pendeta Katolik. Padahal Romo Carolus sudah menghubungi pihak LP Nusakambangan untuk diizinkan mendampingi Marco. Namun tak ada respons dari LP Nusakambangan. Jauh hari sebelum dieksekusi, Romo Carolus juga sudah melakukan pendampingan. Ia menyayangkan Marco tak mendapatkan haknya seperti ritual rekonsiliasi dan perjamuan suci.
Kisah gembong narkoba asal Brasil, Marco Archer Cardoso Moreira, yang menangis di menit-menit terakhir sebelum dieksekusi mati pada Januari lalu terungkap. Pastor Charles Patrick Edward Burrows atau dikenal sebagai Romo Carolus membeberkan kembali kisah itu.
Menurut Pastor kelahiran Irlandia yang sudah jadi warga negara Indonesia sejak 1983 itu, Marco pada bulan lalu diseret keluar dari selnya di Nusakambangan. Marco menjerit dan menangis. Bahkan, ritual agama terakhir, ditolak oleh Marco.
Kisah itu dibeberkan Romo Carolus kepada Fairfax yang dilansir Independent hari Ahad. Marco dihukum mati oleh regu tembak Indonesia pada 18 Januari 2015 di Nusakambangan. ”Tidak ada yang menghibur Marco,” kata Romo Carolus. ”Dia harus diseret dari selnya, menangis, dan berkata ‘tolong saya’,” kata Romo Carolus.
 

IKUTILAH Ziarah PEMIKAT KAJ, 13-17 Mei 2015

Bila ziarah anda sebelumnya terasa mahal dan tidak bermakna, karena waktu untuk berdoa yang disediakan singkat dan lebih banyak waktu untuk rekreasi dan berbelanja, maka Kami mencoba membantu anda untuk menemukan ziara murah dan bermakna:

Biaya dapat diangsur, membantu niat ziarah anda dengan tidak menginap di penginapan mewah, tidak mengunjungi tempat rekreasi umum dan tempat belanja.
Mendampingi ziara anda dengan menyertakan PEREKAT (Pendamping retret dan rekoleksi Katolik)
(Tujuan: Gua Maria Weleri, Salatiga, Jawangmangu, Kediri, Solo dan Ambarawa)

Info Pendaftaran:
Kantor PEMIKAT KAJ, Pak Bardi (021-3519193, eks. 205)
Biaya:
Rp. 1.350.000/orang
(DP: Rp. 700.000,- + Angsuran ke-2= Rp. 350.000,- pelunasan=Rp. 300.000,-

ZIarah Pemikat 2015_Rev03_17022015

Terbaru

Populer

Open chat
Butuh Bantuan?
Adakah yang bisa kami bantu?