Bacaan Pertama, Neh 8:3-5a.6-7.9-11
Sesudah umat Israel kembali dari pembuangan, pada hari pertama bulan ketujuh imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
Adapun Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat khusus untuk peristiwa itu. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji Tuhan , Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: ”Amin, amin!”, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan dengan muka sampai ke tanah.
Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: ”Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.
Lalu berkatalah Imam Ezra kepada mereka: ”Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!” ‘
Bacaan Kedua, 1Kor 12:12-30
Saudara-saudara, seperti halnya tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: ”Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: ”Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: ”Aku tidak membutuhkan engkau.” Justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? ‘
Bacaan Injil, Luk 1:1-4,4:14-21
Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. ‘
Sesudah dicobai Iblis di padang gurun, dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
Lalu Yesus datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
Pembahasan Sabda
Kalau kita perhatikan, ada yang menarik dari Bacaan pertama dari kitab Nehemia dan Injil dari Lukas. Mari kita baca dengan seksama.
Kitab Nehemia dalam bacaan pertama mengisahkan tentang usaha membangun kembali Yerusalem setelah kembali dari pembuangan. Tembok kota kembali dibangun. Pada hari raya Pondok Daun, seluruh rakyat berkumpul di gerbang Air. Imam Ezra tampil ke depan untuk membacakan taurat Tuhan dengan jelas, diberi keterangan-keterangan sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang mendengarnya. Begitu hebat dan dahsyat Taurat Tuhan itu sehingga menyentuh hati. Teks mencatat bagaimana rakyat menangis saat mendengar Taurat Tuhan dibacakan.
Penting untuk melihat apa dilakukan oleh rakyat Israel setelah munculnya segala romantisme setelah mendengarkan Taurat Tuhan itu.
”Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa,”
Mereka diminta jangan bersusah hati dan bersedih. Tapi mereka diminta pergi dengan sukacita, makan dan pesta serta berbagi kepada mereka yang tidak memiliki apa-apa.
Jadi kelihatan polanya. Mendengar Taurat Tuhan membuahkan sukacita, sukacita itu berbuah pada sikap hidup untuk berbagi sukacita bersama.
—
Di dalam Injil Lukas hari ini, ada hal menarik lagi yang bisa kita lihat. Ditampilkan sepenggal informasi dari Lukas bab 1, lalu disematkan bersama dengan Lukas Bab 4. Dari Bab 1, Lukas menyampaikan bagaimana Injilnya disusun, dan apa yang mau ia sampaikan. Yang mau ia sampaikan terutama adalah kisah tentang Yesus. Lukas tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus. Dia mendapatkan kisah tentang Yesus dari para saksi mata dan pelayan Firman. Ia menyelidiki semuanya dengan seksama, dan akhirnya membukukannya secara teratur.
Jadi secara singkat, Lukas tidak lagi menjadikan Taurat sebagai sabda Tuhan seperti pada bacaan pertama. Kini Sabda Tuhan adalah sebuah kisah. Kisah tentang Yesus – hidup dan ajaran-Nya yang benar.
Sedangkan Lukas Bab 4, menampilkan kedudukan Yesus di hadapan teks-teks suci sebelumnya. Secara singkat mau dikatakan bahwa Yesuslah penggenapan teks-teks itu. ‘Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya’. Maka setiap orang yang hidup bersatu dengan Kristus tidak lagi hidup secara hukum lama, hukum taurat dan hukum perjanjian lama. Dalam Kristus, semua digenapi. Maka, hiduplah sebagaimana Kristus hidup, seturut Diri-Nya, Hati-Nya dan Pikiran-Nya.
—
Paulus lebih lanjut merefleksikan bahwa Kristus kegenapan hukum itu hadir dan mewujud dalam Tubuh Mistik-Nya, yakni Gereja. Gereja yang anggota tubuhnya banyak dan beragam fungsi. Yang paling lemah menjadi yang paling penting, dan harus dibantu. Tidak ada yang lebih utama daripada yang lain, karena masing-masing punya peran unik, khas dan baik untuk pertumbuhan jemaat. Masing-masing anggota tubuh saling memperhatikan.
—
RA