HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA, Minggu 18 Agustus 2024

270

Bacaan Pertama Why, 11:19a, 12:1-6a.10ab
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit. Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi.

Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya.

Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: ”Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah. Sebab para pendakwa yang yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah”.
‭‭
Bacaan Kedua 1Kor 15:20-26

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.”
‭‭

Bacaan Injil Luk 1:39-56

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: ”Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.

Lalu kata Maria: ”Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.

Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.”
‭‭
Renungan Singkat

PENYERAHAN DIRI KEPADA ALLAH


Para saudara terkasih. Minggu ini kita merayakan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Perayaan ini sebetulnya jatuh setiap tanggal 15 Agustus 2024. Lantas dirayakan meriah oleh Gereja pada hari minggu terdekat. Melalui perayaan ini, kita merayakan iman dan keyakinan Gereja untuk menghormati Bunda Maria setinggi-tingginya. Bahwa setelah melaksanakan tugas mulianya di dunia, Bunda Maria dengan seluruh jiwa dan raganya tidak mengalami kebinasaan maut, tapi diangkat ke dalam kemuliaan surgawi. Keyakinan ini ditetapkan sebagai dogma ajaran iman oleh Paus Pius XII pada tahun 1950.

Saya kira, tidak ada satu pun dari kita orang beriman katolik yang menolak ajaran iman ini kan? Siapa meragukan bahwa Bunda Maria, Tabut Allah yang hidup, rahim suci tempat Sabda Tuhan menjadi manusia layak diangkat ke surga? Apakah yang meragukan itu lantas lebih layak lebih Maria? Bahkan orang-orang kudus bisa merasa diri tidak layak jika dibandingkan dengan jasa Maria.

Apa jasa Maria sehingga kita yakin Ibu kita ini layak? Kita bisa menemukan banyak alasannya. Tapi bagi saya, alasan yang paling utama adalah Maria menyerahkan seluruh kehendaknya, dirinya, tubuhnya kepada kehendak Allah. Maria menyerahkan itu dengan penuh pertimbangan dan akhirnya menyatakan dengan merdeka dan bebas, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu”.

Sikap ini adalah cermin dari kata-kata suci Yesus sendiri bagi para murid-murid-Nya, “Inilah Tubuhku, yang diserahkan bagimu”. Ini sudah cukup. Kristus sendiri menjamin bahwa, “barangsiapa menyerahkan/kehilangan nyawanya demi Aku, Ia akan memperoleh kembali dalam kehidupan kekal”. Atas dasar syarat ini, sudah cukup.


Iblis tidak suka jika sikap Maria ini merajalela di muka bumi ini. Di mana setiap orang menyerahkan diri-Nya untuk Tuhan, dan memberikan Tubuh-Nya untuk dibagikan kepada sesama. Maka, si jahat, naga tua akan berusaha merampas itu dan menyebarkan kata-kata suci yang sama tapi dengan makna yang berlainan, “Ini Tubuhku, aku berhak menggunakannya seturut kehendakku”. Dengan demikian, semakin banyak orang terhasut untuk tidak menyerahkan diri-Nya untuk Tuhan. Semakin banyak orang ditarik dari perjalanan menuju surga.

Ajaran iman ini sekaligus menegaskan bahwa surga-kehidupan kekal adalah rumah akhir kita. Dan kita sedang dalam perjalanan menuju ke sana. Sebagaimana Maria dilayakkan Tuhan karena penyerahan diri-Nya dengan bebas dan merdeka, kita umat beriman berusaha untuk hal yang sama.


Jadi kamu gimana?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here