RENUNGAN MINGGU BIASA XIX, 11 AGUSTUS 2024

484

Bacaan Pertama, 1Raj 19:4-8

Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: ”Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: ”Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring lagi. Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: ”Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.”

Bacaan Kedua, Ef 4:30-5:2

Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”

Bacaan Injil, Yoh 6:41-51

Sekali peristiwa bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Yesus, karena Ia telah mengatakan: ”Akulah roti yang telah turun dari sorga.” Kata mereka: ”Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?”

Jawab Yesus kepada mereka: ”Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.

Renungan Singkat

Nabi besar seperti Elia pernah patah semangat juga seperti yang dikisahkan pada awal bacaan pertama hari ini. Itu terjadi justru ketika Elia baru saja menang pertarungan melawan Dewa Baal dan nabi-nabinya. Kemenangan Elia ini membuat ratu durjana, Izebel mengamuk. Istri Raja Ahab itu memerintahkan suruhannya untuk mengejar Elia dan membunuhnya. Elia lari sampai ke padang gurun. Baru sehari perjalanan Ia kelelahan. Capek lahir batin. Ia mau mati saja karena sudah kehabisan tenaga. Tapi malaikat Tuhan memberinya makanan dan minum. Roti bakar dan sekendi air itu rupanya cukup memberi tenaga bagi Elia untuk berjalan 40 hari 40 malam jauhnya sampai ke gunung Horeb. Betapa hebat makanan dan minuman dari Allah itu bagi kekuatan Elia, meskipun bentuknya sederhana. 

Allah menyediakan makanan surgawi bagi manusia. Roti itu adalah Yesus. Ia memberikan dagingnya untuk diberikan kepada kita di dunia. Barangsiapa yang makan daripadanya, ia tidak akan mati melainkan memperoleh hidup kekal. 

Roti santapan rohani itu hadir secara nyata dan Perayaan Ekaristi. Ia hadir seluruhnya dalam rupa sakramen. Kita mohon agar roti itu tidak berhenti hanya menjadi santapan saja. Tetapi menjadi rahmat yang berdayaguna agar kita hidup serupa seperti Kristus, Sang Roti dari Allah. 

RA

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here